Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KOPERASI

29 Oktober Pertemuan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2012, No.755 LAMPIRAN

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Akuntansi Keuangan Koperasi

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usa

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian UMKM menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2008, yaitu :

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar.

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA,

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014

AKUNTANSI UMKM DAN KOPERASI

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 13/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

BAB 2 LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Koperasi Kredit (Kopdit) Sehati

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

BAB II LANDASAN TEORI

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah Koperasi Berasal dari bahasa asing co-operation ( co artinya

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian dan Pengukuran LK) untuk ETAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Contoh laporan keuangan koperasi

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Lembaga Perkreditan Desa (LPD) ke arah peningkatan taraf hidup krama desa, dan dalam kegiatannya banyak

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

ISSN ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

BAB II BAHAN RUJUKAN

PENERAPAN SAK ETAP DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA. Dwiyatmoko Pujiwidodo

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

2017, No pengendalian pelaksanaan anggaran negara; c. bahwa mengacu ketentuan Pasal 26 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.02/2015 tentang

BAGIAN XVII CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAGIAN IX ASET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS KEPATUHAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BERDASARKAN SAK ETAP

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved

Pedoman Tugas Akhir AKL2

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

30 Juni 31 Desember

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

Standar'Akuntansi'Keuangan' Kemahasiswaan'

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB II BAHAN RUJUKAN

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

Transkripsi:

Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan dipercaya, baik oleh anggota pada khususnya maupun oleh masyarakat pada umumnya. Penyusunan laporan keuangan secara jujur, tertib dan wajar merupakan perwujudan dari penerapan prinsip tersebut. Pada pertemuan sebelumnya disebutkan bahwa standar akuntansi koperasi mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 (PSAK 27), namun pada 8 April 2011 melalui Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan No. 8 (PPSAK 8) dinyatakan dicabut dan tidak berlaku oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia kemudian mengeluarkan beberapa Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia di tahun 2015 ini yang mengatur tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi, yaitu: No. Peraturan 12/Per/M.KUKM/IX/2015 Tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Sektor Riil 13 /Per/M.KUKM/IX/2015 14/Per/M.KUKM/IX/2015 Pedoman Umum Akuntansi Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi Pedoman Umum Akuntansi Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh Koperasi Pedoman tersebut menetapkan bentuk, isi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan koperasi sektor riil untuk kepentingan internal maupun pihak lain selaku pengguna laporan keuangan. Dalam materi ini akan memaparkan terkait Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai pembelajaran memahami standar akuntansi koperasi yang berlaku saat ini. STANDAR AKUNTANSI Koperasi sektor riil yang tidak memiliki akuntabilitas publik, maka dipersyaratkan laporan keuangan yang dibuat mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP). Sebaliknya, koperasi sektor riil yang memiliki akuntabilitas publik, laporan keuangannya wajib menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Umum (SAK-Umum) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) adalah entitas yang:

1. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan 2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purposes financial statement) bagi pengguna eksternal -misalnya pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur dan lembaga pemeringkat kredit. Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika: 1. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau 2. Entitas menguasau aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi. KARAKTERISTIK LAPORAN KEUANGAN Karakter spesifik dari laporan keuangan koperasi sektor riil diantaranya adalah: 1. Laporan keuangan merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus selama satu periode akuntansi, yang dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai hasil kerja pengelolaan koperasi. 2. Laporan keuangan koperasi sektor riil merupakan bagian dari sistem pelaporan koperasi yang ditujukan untuk pihak internal maupun eksternal koperasi sektor riil. 3. Laporan keuangan koperasi sektor riil harus berdayaguna bagi para anggotanya sehingga pihak anggota dapat menilai manfaat ekonomi yang diberikan koperasi dan berguna juga untuk mengetahui: a. Prestasi unit kegiatan koperasi sektor riil yang secara khusus bertugas memberikan pelayanan kepada para anggotanya selama satu periode akuntansi tertentu. b. Prestasi unit kegiatan koperasi sektor riil yang secara khusus ditujukan untuk tujuan bisnis dengan non anggota selama satu periode akuntansi tertentu. c. Informasi penting lainnya yang mempengaruhi keadaan keuangan koperasi jangka pendek dan jangka panjang. KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN Koperasi sektor riil harus menyajikan laporan pertanggungjawaban keuangan koperasi dalam bentuk laporan keuangan yang sekurang-kurangnya diterbitkan sebanyak 1 (satu) bulan sebelum kegiatan Rapat Anggota Tahunan (RAT) diselenggarakan, berupa: 1. Neraca 2. Perhitungan Hasil Usaha 3. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Arus Kas 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Ini harus harus disajikan secara lengkap dan disertai dengan lembar pernyataan tanggung jawab pengurus yang ditanda tangani diatas materai cukup oleh pengurus. Bentuk ilustrasi penyajian bentuk laporan keuangan dapat dilihat pada lampiran materi ini. KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN Penyajian informasi laporan keuangan koperasi harus memperhatikan ketentuan SAK-ETAP yang merupakan informasi kualitatif antara lain: 1. Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah kemudahan untuk dipahami oleh pengguna; 2. Relevan Informasi keuangan harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk proses pengambilan keputusan dan membantu dalam melakukan evaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan; 3. Materialitas Informasi yang disampaikan dalam jumlah yang cukup material. Pos-pos yang jumlahnya material disajikan tersendiri dalam laporan keuangan. Sedangkan yang jumlahnya tidak material dapat digabungkan sepanjang memiliki sifat atau fungsi yang sejenis. Informasi dianggap material jika kelalaian untuk mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement) mempengaruhi keputusan yang diambil;

4. Keandalan Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan bias (jika dimaksudkan untuk mempengaruhi pembuatan suatu keputusan atau kebijakan untuk tujuan mencapai suatu hasil tertentu; 5. Substansi mengungguli bentuk Transaksi dan peristiwa dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. 6. Pertimbangan Sehat Pertimbangan sehat mengandung unsur kehatihatian pada saat melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah. Penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan pembentukan asset atau penghasilan lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi; 7. Kelengkapan Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan, karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi jika ditinjau dari segi relevansi; 8. Dapat Dibandingkan Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan koperasi antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar koperasi atau koperasi dengan badan usaha lain, untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif; 9. Tepat Waktu Informasi dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan keputusan; 10. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat Evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas harus memahami bahwa manfaat informasi mungkin juga manfaat yang dinikmati oleh pengguna eksternal. PENGUKURAN UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam laporan keuangan. Proses ini termasuk pemilihan dasar pengukuran tertentu. Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar: 1. Biaya Historis Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima atau sebesar nilai wajar dari aset non kas yang diterima sebagai penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban. Pada saat pengakuan awal, aset tetap harus diukur sebesar biaya perolehan. 2. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihakpihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar. DASAR AKRUAL Entitas harus menyusun laporan keuangan, dengan menggunakan dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Dalam dasar akrual, pos-pos diakui sebagai aset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban (unsurunsur laporan keuangan) ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk pos-pos tersebut. SALING HAPUS Koperasi sektor riil harus menyusun laporan keuangan koperasi, misalnya atas asset dengan kewajiban atas pendapatan dengan beban kecuali diperkenankan oleh peraturan lain yang berlaku. 1. Misalnya pengukuran terhadap cadangan koperasi (dari bagian SHU) bukan saling hapus, seperti dengan piutang tak tertagih atau nilai kerusakan atau keusangan persediaan dan lainlain. 2. Jika aktivitas entitas yang biasa tidak termasuk membeli dan menjual aset tidak lancar (termasuk

investasi dan aset operasional), maka entitas melaporkan keuntungan dan kerugian atas pelepasan asset dengan mengurangi hasil penjualan dengan jumlah tercatat aset dan beban penjualan yang terkait. KONSISTENSI PENYAJIAN Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan harus tetap sama (konsisten) dari periode ke periode berikutnya. Perubahan di dalam penyajian hanya diperbolehkan bilamana: 1. Standar mengharuskan perubahan dalam penyajian. 2. Terjadi perubahan yang signifikan dalam sifat operasi dari entitas, atau suatu kajian terhadap laporan keuangannya yang mengharuskan penggunaan penyajian, atau klasifikasi lainnya yang dianggap lebih memadai. SUMBER BACAAN Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Standar Akuntansi Ekuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Mei 2009. Ikatan Akuntan Indonesia Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 12/Per/M.UMKM/IX/2015 tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Sektor Riil

- 53 - a. Contoh ilustrasi Neraca Koperasi Konsumen KOPERASI..(jenis) XYZ NERACA POSISI : 31 Desember 20X1 dan 20X0 I. ASET 20X1 20X0 (Rp.) (Rp.) II. KEWAJIBAN DAN EKUITAS I.1 ASET LANCAR II.1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK I.1.1 Kas II.1.1 Simpanan I.1.2 Bank anggota I.1.3 Surat berharga - Simpanan I.1.4 Piutang usaha sukarela I.1.5 Penyisihan piutang () () - Simpanan tak tertagih berjangka I.1.6 Persediaan II.1.2 Dana-dana SHU perlengkapan II.1.3 Utang usaha kantor II.1.4 Utang I.1.7 Persediaan barang Bank/Lemb dagangan Keu Lain I.1.8 Biaya dibayar II.1.5 Utang jk. dimuka pendek lainnya I.1.9 Pendapatan yang II.1.6 Beban yang masih hrs diterima masih harus I.1.10 Aset lancer lainnya dibayar II.1.7 Pendapatan diterima dimuka I.1.11 Jumlah Aset Jumlah Kewajiban Lancar Jangka Pendek 20X1 (Rp.) 20X0 (Rp.) I.2 ASET TIDAK LANCAR I.2.1 Investasi jangka I.2.2 I.2.3 I.2.4 panjang Properti investasi Akum penyusutan properti investasi Aset tetap I.2.4.1 Tanah I.2.4.2 Bangunan I.2.4.3 Mesin dan Kendaraan I.2.4.4 Inventaris & peralatan kantor I.2.4.5 Akum penyusutan I.2.5. aset tetap Aset tidak berwujud I.2.5.1 Akum amort. aset I.2.6 tdk berwujud Aset tidak lancar lainnya Jumlah Aset Tidak Lancar () () () () () () JUMLAH ASET XXX XXX II.2 III KEWAJIBAN JANGKA PANJANG II.2.1 Utang Bank/Lemb Keu Lain II.2.2 Kewajiban imbalan pasca kerja II.2.3 Kewajiban Jk. Panjang lainnya - Modal Penyertaan Jumlah Kewajiban EKUITAS Jangka Panjang III.1.1 Simpanan Pokok III.1.2 Simpanan Wajib III.1.3 Hibah III.1.4 Cadangan III.1.5 SHU Tahun Berjalan Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS XXX XXX

- 54 - Perhitungan Hasil Usaha PERHITUNGAN HASIL USAHA Posisi : 31 Desember 20X1 dan 20X0 Uraian 31 Desember 20X1 31 Desember 20X0 Pendapatan : Pelayanan bruto anggota Beban pokok pelayanan anggota x (x) x (x) Pelayanan Neto Anggota (a) x x Pendapatan dari Non Anggota Penjualan pada non anggota Beban Pokok Penjualan x (x) x (x) Laba/rugi Non Anggota (b) x x SHU Kotor (a + b) x x Beban Operasional - Beban Usaha - Beban Administrasi dan Umum - Beban Perkoperasian x x x x x x Total Beban Operasional (c) x x SHU Operasional ((a+b)-c) x x Pendapatan dan Beban Lain - Pendapatan Lain - Beban Lain x (x) x (x) SHU Sebelum Bunga dan Pajak x x - Beban Bunga (x) (x) SHU Sebelum Pajak x x - Pajak Penghasilan x x SHU Setelah Pajak x x

- 55 - b. Contoh ilustrasi Laporan Arus Kas KOPERASI XYZ Laporan Arus Kas (metode langsung) Posisi : 31 Desember 20X1 dan 20X0 Uraian 20X1 20X0 I. Arus Kas dari Aktivitas Operasi II. III. Penerimaan Kas - Penerimaan Kas dari pelayanan pada anggota - Penerimaan Kas dari penjualan non anggota Pengeluaran Kas - Pembayaran barang/jasa kepada anggota - Pembayaran barang/jasa kepada non anggota - Biaya operasional dan administrasi - Biaya bunga - Biaya pajak - Pembayaran pos luar biasa Jumlah Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi Penerimaan - Penjualan Surat Berharga - Penjualan investasi jangka panjang - Penjualan Properti Investasi - Penjualan Aset Tetap Pengeluaran - Pembelian Surat Berharga - Pembelian investasi jangka panjang - Pembelian Properti Investasi - Pembelian Aset Tetap Jumlah Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Penerimaan - Simpanan Pokok - Simpanan Wajib - Hibah/donasi (dalam bentuk uang) - Surat utang - Pinjaman Bank/Lembaga Keuangan Lain Pengeluaran - Surat utang - Pembayaran pinjaman bank/lembaga keuangan lain Jumlah Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Total Arus Kas Saldo Kas awal periode Saldo Kas akhir periode

c. Contoh ilustrasi Perubahan Ekuitas KOPERASI XYZ Laporan Perubahan Ekuitas Posisi : 31 Desember 20X1 dan 20X0 Simpanan Pokok Simpanan Wajib Hibah Cadangan SHU Belum Dibagikan Total Saldo Awal Penambahan (pengurangan) Saldo Akhir

LATIHAN SOAL - MANAJEMEN KOPERASI AKUNTANSI KOPERASI KOPERASI MAHASISWA WP-Mandiri NERACA Posisi : 31 Desember 2013 & 2012 ASET 2014 2013 KEWAJIBAN & EKUITAS 2014 2013 ASET LANCAR KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Kas 35,906 22,262 Utang Usaha 13,592 8,834.80 Giro BRI Cabang Tanah Grogot 196,305 173,024 Utang Bank/Lembaga Keuangan Lain 17,325 11,261.25 Tabungan Bank Mega 10,761 10,023 Utang Jangka Pendek Lainnya 9,652 6,273.80 Deposito Bankaltim 65,897 60,302 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 40,569 26,370 Piutang Pinjaman Uang Anggota 19,457 15,789 Piutang Anggota Potong SHU 6,431 5,934 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Piutang Bunga 15,963 10,541 Utang Bank/Lembaga Keuangan Lain 68,207 44,334.55 Piutang Lain-lain 4,892 2,156 Modal Penyertaan 23,893 15,530.45 JUMLAH ASET LANCAR 355,612 300,031 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 92,100 59,865 ASET TIDAK LANCAR EKUITAS Bangunan 143,793 140,267 Simpanan Pokok 25,076 16,299.40 Mesin & Kendaraan 32,954 20,431 Simpanan Wajib 86,093 55,960.45 Invetaris & Peralatan Kantor 18,625 16,208 Hibah 43,206 28,083.90 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (68,320) (53,456) Cadangan 78,453 50,994.45 SHU Tahun Berjalan 117,167 185,908 JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 127,052 123,450 JUMLAH EKUITAS 349,995 337,246 JUMLAH ASET 482,664 423,481 JUMLAH KEWAJIBAN & EKUITAS 482,664 423,481 Hitunglah! 1. Rasio Likuiditas a. Rasio Lancar b. Rasio Cepat 2. Rasio Solvabilitas a. Rasio Utang atas Harta b. Rasio Utang atas Modal Sendiri