Gambar 1. 1 Top Ten Populasi Penderita Diabetes di Dunia Sumber: International Diabetes Federation, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Latar Belakang. waktu tahun 2010 sampai 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015), disertai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Berawal dari kebutuhan manusia yang beraneka ragam, perusahaanperusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Membahas tentang reputasi tidak akan terlepas dari citra (image), karena citra

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. Speciality Reguler. Children

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. No Industri Market Size (dalam triliun)

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku keputusan pembelian dan loyalitas merek sudah lama menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2013). Adapun sektor-sektor yang termasuk ke dalam industri minuman

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk dapat melakukan yang terbaik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cepat saji hingga restoran yang menyediakan full course menu. Jumlah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing brand yang dimiliki. Brand atau merek merupakan nilai utama

BAB I PENDAHULUAN. konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam memasarkan sebuah produk, perusahaan memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis berusaha untuk bersaing secara kompetitif dengan menghadirkan produkproduk

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan mereknya menjadi merek yang selalu dipilih konsumen. Merek

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Puspitasari 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pemasaran yang semakin global, persaingan yang hypercompetitive

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

Universitas Kristen Maranatha

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, manusia telah memasuki jaman yang mendunia,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan murah yakni mengkonsumsi minuman penambah energi. Padahal dari segi

I. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan kegiatan komunikasi pemasaran terpadu. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. kurang 347 juta orang dewasa menyandang diabetes dan 80% berada di negara-negara

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produk barang atau jasa yaitu sebuah iklan. atau suara, dan simbol simbol agar masyarakat sadar dan mengetahuinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan dalam mempengaruhi publik untuk memilih produk. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini persaingan dunia bisnis semakin ketat dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. toiletries adalah industri yang memproduksi produk produk konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan banyaknya bank yang bermunculan di Indonesia. Menurut Pasal 1

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mengenai gaya hidup sebagai inti dari pesan komersialnya.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat akibat perubahan teknologi, ekonomi, dan kondisi situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat pengguna telepon genggam atau handphone. Fenomena yang muncul

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan pemasaran produk atau jasa di era globalisasi ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. akan menjadi semakin penting. Seorang produsen tidak hanya cukup

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin lama terasa semakin ketat dalam memperebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Hermawan. saat yang sama peran brand akan semakin penting.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Market Size No. Industri Telekomunikasi 27% 30%

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

I. PENDAHULUAN. Citra merek (Brand Image) mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. kelas menengah telah menjadikan produk-produk yang dulunya hanya dapat dibeli

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya industri yang berkembang, baik industri yang berskala

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat yang mengharuskan perusahaan untuk terus melakukan inovasiinovasi

Bab 1. Pendahuluan. Persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, salah satu kategori

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai. spesifik disebut konsumen). Semakin ketatnya persaingan toko ataupun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Minggu-14. Product Knowledge and Price Concepts

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Selama dekade terakhir, merek mempunyai peranan sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sehat adalah sebuah kondisi maksimal baik dari fisik, mental dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama

Pertemuan Pertemuan 7 3

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik,

BAB 1 PENDAHULUAN. minat konsumen di dalam perdagangan internasional. dibutuhkan adanya promosi yang efektif, harga yang kompetitif dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa jumlah iklan yang menyampaikan aspek kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produk Fast Moving Consumer Good (FMCG). Menurut Kotler dan Keller

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes merupakan penyebab kematian nomor enam di dunia. Menurut data International Diabetes Federation, pada tahun 2013 sekitar 382 juta orang di dunia merupakan penderita diabetes. Angka tersebut diperkirakan akan terus tumbuh hingga mencapai 592 juta penderita pada tahun 2035 atau mengalami peningkatan sebesar 55% dalam kurun waktu 22 tahun. Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak bisa memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Insulin adalah hormon yang diproduksi di pankreas yang memungkinkan glukosa dari makanan untuk masuk ke dalam sel-sel tubuh di mana ia diubah menjadi energi yang dibutuhkan oleh otot-otot dan jaringan berfungsi. Seseorang dengan diabetes tidak menyerap glukosa dengan benar, dan glukosa tetap beredar didarah (kondisi yang dikenal sebagai hiperglikemia) serta merusak jaringan-jaringan tubuh dari waktu ke waktu. Salah satu penyebab diabetes adalah konsumsi gula berlebih. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Indonesia merupakan negara ke-tujuh dengan populasi penderita diabetes terbesar di dunia. Hal tersebut digambarkan pada Gambar 1.1 Gambar 1. 1 Top Ten Populasi Penderita Diabetes di Dunia Sumber: International Diabetes Federation, 2013

2 Pada tahun 2013, jumlah penderita diabetes usia 20-79 tahun di Indonesia mencapai 8,5 juta jiwa, dan pertumbuhannya diperkirakan akan mencapai 71% pada tahun 2035. Hal ini tidak mengherankan, mengingat jumlah konsumsi gula per kapita di Indonesia melebihi konsumsi ideal gula per hari. Pada tahun 2013, menurut Badan Pusat Statistik, rata-rata konsumsi gula per hari masyarakat Indonesia adalah 127,5 gr, apabila dibandingkan dengan konsumsi gula ideal per hari masyarakat Indonesia menurut Permenkes 2013 yaitu 50gr atau setara dengan 12 sendok teh, maka rata-rata konsumsi gula di Indonesia adalah berlebih. Kelebihan asupan gula tersebut menyebabkan 5% dari total populasi penduduk Indonesia terkena diabetes. Salah satu upaya untuk meminimalisasi resiko terkena diabetes adalah dengan mengkonsumsi pemanis bebas gula dan rendah kalori. Produk bebas gula awalnya memang lebih populer di kalangan penderita diabetes untuk mengontrol kadar gula darah tetap normal. Tapi sekarang, banyak orang yang mulai membatasi konsumsi gula. Tujuannya adalah untuk mencegah diabetes, mengontrol asupan kalori, serta menjaga agar badan tetap ideal. Di Indonesia, setidaknya ada 3 produsen besar yang meng-klaim produk sweetener miliknya bebas gula, dan rendah kalori. Diantaranya adalah Tropicana Slim, Diabetasol dan Equal. Dari ketiga merek tersebut, Tropicana Slim dinobatkan sebagai The Most Recommended Brand 2013 Low Calorie Sweetener Category oleh majalah SWA. Survey yang dilakukan majalah SWA ini melibatkan ribuan responden yang dilakukan di berbagai kota, di antaranya Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar. Adapun hasil survey ini diukur berdasarkan empat variabel utama, yaitu talking (tingkat merek tersebut dibicarakan oleh konsumen), promoting (tingkat merek tersebut dipromosikan oleh konsumen), selling (tingkat merek tersebut dijual/direkomendasikan oleh konsumen) dan social network (jaringan sosial yang dimiliki konsumen. Tropicana Slim merupakan serangkaian produk sehat dan bercitarasa tinggi yang menginspirasi konsumen untuk hidup sehat lebih lama, dengan kandungan yang memprioritaskan kesehatan dan memberikan manfaat-manfaat kesehatan seperti bebas gula dan rendah kalori. Dari awal kemunculannya,

3 Tropicana Slim dengan tagline For a Better Life telah memposisikan produknya sebagai consumer goods yang memfasilitasi konsumen untuk hidup lebih sehat yang dapat digunakan sehari-hari. Namun, dalam perjalannya, ternyata produk pemanis bebas gula Tropicana Slim lebih diasosiasikan sebagai produk pemanis untuk penderita diabetes. Bahkan, hingga tagline-nya kini berubah menjadi Sweet Moments, Last Longer, persepsi konsumen tentang produk pemanis bebas gula Tropicana Slim masih tetap sama, yaitu produk pemanis yang digunakan untuk penderita diabetes. Hal tersebut bukanlah hal yang salah, karena memang salah satu fungsi dari pemanis bebas gula Tropicana Slim adalah untuk mengontrol kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes. Bahkan, untuk kategori tersebut Tropicana Slim telah menduduki level Top Of Mind konsumen. Hal ini dibuktikan oleh riset yang dilakukan oleh Majalah Marketing dimana Tropicana Slim merupakan Top Brand untuk kategori pemanis bebas gula dengan index 82,8% pada tahun 2014. Selain itu, pada tahun 2013 Tropicana Slim mendapat penghargaan dari Men s Health & Women s Health sebagai Indonesia Best Food Choice 2013. Penghargaan tersebut merepresentasikan bahwa Tropicana Slim Sweetener menawarkan nilai lebih kepada konsumennya dibandingkan sekedar pemanis rendah kalori. Kotler dan Keller (2013) menyatakan bahwa Customer Perceived Value merupakan selisih antara penilaian pelanggan prospektif atas semua manfaat dan baiaya dari suatu penawaran terhadap alternatifnya. Total customer benefit adalah nilai moneter kumpulan manfaat ekonomi, fungsional dan psikologis yang diharapkan pelanggan dari suatu penawaran pasar yang disebabkan oleh produk, jasa personel dan citra yang terlibat. Total customer cost adalah kumpulan biaya yang dipersepsikan yang diharapkan pelanggan untuk dikeluarkan dalam mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, dan menyingkirkan suatu penawaran pasar, termasuk biaya moneter, waktu, energi, dan psikologis. Berdasarkan data pra-penelitian yang dilakukan melalui wawancara kepada 30 orang yang pernah mengkonsumsi Tropicana Slim sweetener,

4 mayoritas dari responden menyatakan bahwa nilai manfaat yang didapat dari produk tidak sebanding dengan pengorbanan yang dikeluarkan yang digambarkan pada Gambar 1.2 sebagai berikut: Nilai Produk Berdasarkan Persepsi Konsumen 53% 7% 40% Lebih besar manfaat dibandingkan pengorbanan Sebanding antara manfaat dan pengorbanan Lebih besar pengorbanan dibandingkan manfaat Sumber: Data Pra-Penelitian, Januari 2015 Gambar 1. 2 Nilai Produk Berdasarkan Persepsi Konsumen Sebanyak 53% responden atau sebanyak 16 orang menyatakan bahwa dibandingkan dengan manfaat yang dirasakan, pengorbanan untuk mendapatkan Tropicana Slim sweetener lebih besar. Dan sisanya sebanyak 47% atau sebanyak 14 orang responden menyatakan bahwa dibandingkan pengorbanan yang dikeluarkan, manfaat yang didapat dari mengkonsumsi Tropicana Slim sweetener sebanding atau bahkan lebih besar. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa mayoritas dari responden menyatakan bahwa Customer Perceived Value dari produk Tropicana Slim sweetener rendah. Ada beberapa alasan mengapa responden menyatakan bahwa pengorbanan yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan manfaat yang dirasakan. Hal tersebut tergambar dalam Gambar 1.3 sebagai berikut:

5 Alasan Mengapa Nilai Tropicana Slim sweetener Rendah Harga Terlalu Mahal 40% 40% Kualitas Yang Tidak Terjamin Prestige 13% 7% Masih Bisa Mengkonsumsi Gula Pasir Sumber: Data Pra-Penelitian, Januari 2015 Gambar 1. 3 Alasan Mengapa Nilai Tropicana SLim Sweetener Rendah Sebanyak 12 orang atau sekitar 40% responden menyatakan masingmasing bahwa Tropicana Slim sweetener memiliki harga yang cukup mahal, sehingga manfaat yang dirasakan lebih rendah dibandingkan dengan pengorbanan dari sisi cost, 40% lainnya menyatakan bahwa mereka masih bisa mengkonsumsi gula pasir, dengan kata lain tipe konsumen ini merupakan tipe konsumen yang tidak konsisten dalam menjaga kesehatannya dan merupakan tipe konsumen yang tidak loyal. Bisa dikatakan bahwa mayoritas responden belum paham mengenai manfaat yang akan didapat apabila mengkonsumsi pemanis rendah kalori, dan bahaya mengkonsumsi gula berlebih. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan Customer Perceived Value Tropicana Slim sweetener, perusahaan telah melalukan berbagai strategi promosi mulai dari penayangan TV Commerial dengan beberapa tema menarik mengenai pencegahan diabetes selagi muda, sampai menggunakan media sosial seperti Twitter dan Instagram untuk menginformasikan kepada masyarakat mengenai beberapa tips kesehatan mulai dari pola hidup sehat, menu makanan

6 sehat sampai dengan aplikasi berbagai produk Tropicana Slim yang turut serta dalam menjaga kesehatan. Dari sekian banyak strategi promosi dengan berbagai media yang digunakan oleh Tropicana Slim, ada satu hal yang selalu tersirat dalam setiap strategi promosi yang dijalankan, yaitu mengedukasi masyarakat agar lebih sadar akan kesehatan yang berakibat pada kesadaran akan produk, atau dalam istilah pemasaran disebut dengan Customer Education. Customer Education merupakan suatu proses hubungan atau interaksi antara pelanggan dengan pihak penyedia produk selama sebelum, selama, dan setelah penjualan. (Bonfanti dan Brunetti, 2014) Customer Education telah dilakukan oleh Tropicana Slim melalui berbagai media. Tropicana Slim sweetener mengedukasi masyarakat melalui kalimat 2 dari 3 penderita diabetes tidak sadar dirinya terkena diabetes atau kalimat keturunan diabetes 6x beresiko terkena diabetes pada beberapa TV Commercial yang pernah ditayangkan. Melalui media sosial Twitter, Tropicana Slim berbagai informasi seputar nutrisi dan pola hidup sehat. Melalui media sosial Youtube, Tropicana Slim berbagi informasi melalui video yang ditayangkan mengenai health info dan berbagai resep masakan sehat. Keseluruhan dari rangkaian promosi yang dilakukan oleh Tropicana Slim dilakukan bertujuan untuk Customer Education. Selain Customer Education yang dilakukan secara tidak langsung melalui berbagai media promosi, Tropicana Slim juga melakukan program Customer Education secara langsung, melalui Program Tropicana Slim Office to Office Roadshow. Tujuan dari program ini adalah untuk mengedukasi secara langsung masyarakat yang kurang melakukan aktivitas fisik di dalam kantor untuk lebih sadar akan kesehatan. Diharapkan dengan adanya program yang secara langsung memberi materi edukasi, Customer Perceived Value yang tercipta pada masyarakat akan berubah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan.

7 Maka berdasarkan pemaparan latar belakang dan fenomena yang terjadi, yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran melalui Iklan Televisi yang dilakukan oleh produk sweetener Tropicana Slim, maka peneliti ingin melakukan sebuah penelitian dengan judul Analisis Customer Perceived Value Produk Sweetener Tropicana Slim Melalui Program Customer Education (Survey Terhadap Peserta Program Tropicana Slim Office To Office Roadshow) 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Indonesia merupakan negara ke-tujuh dengan populasi penderita diabetes terbesar di dunia. Pada tahun 2013, jumlah penderita diabetes usia 20-79 tahun di Indonesia mencapai 8,5 juta jiwa, dan pertumbuhannya diperkirakan akan mencapai 71% pada tahun 2035. Salah satu upaya untuk meminimalisasi resiko terkena diabetes adalah dengan mengkonsumsi pemanis bebas gula dan rendah kalori. Tropicana Slim merupakan Top Brand untuk kategori pemanis bebas gula dengan index 82,8% pada tahun 2014. Sebanyak 53% responden atau sebanyak 16 orang menyatakan bahwa dibandingkan dengan manfaat yang dirasakan, pengorbanan untuk mendapatkan Tropicana Slim sweetener lebih besar. Sebanyak 12 orang atau sekitar 40% responden menyatakan masingmasing bahwa Tropicana Slim sweetener memiliki harga yang cukup mahal, sehingga manfaat yang dirasakan lebih rendah dibandingkan dengan pengorbanan dari sisi cost. Sehingga mayoritas responden memiliki Customer Perceived Value yang redah. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan Customer Perceived Value Tropicana Slim sweetener, perusahaan melakukan Customer Education yang dilakukan secara tidak langsung melalui berbagai media promosi, Tropicana Slim juga melakukan program Customer Education secara langsung, melalui Program Tropicana Slim Office to Office Roadshow. Tujuan dari program ini adalah untuk mengedukasi secara langsung masyarakat yang kurang melakukan aktivitas fisik di dalam kantor untuk lebih sadar akan kesehatan.

8 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan di atas yang menjelaskan bahwa strategi pemasaran melalui iklan televisi ini merupakan salah satu upaya perusahaan untuk menarik perhatian konsumen yang pada akhirnya diharapkan dapat mengubah brand image dari produk itu sendiri, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran Customer Education melalui program Tropicana Slim Office to Office Roadshow? 2. Bagaimana gambaran Customer Perceived Value Tropicana Slim Sweetener? 3. Bagaimana perbedaan Customer Perceived Value Tropicana Slim Sweetener sebelum dan setelah dilaksanakannya Customer Education melalui program Tropicana Slim Office to Office Roadshow? 4. Bagaimana pengaruh Customer Education melalui program Tropicana Slim Office to Office Roadshow terhadap Customer Perceived Value Tropicana Slim Sweetener? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengatahui gambaran Customer Education melalui program Tropicana Slim Office to Office Roadshow 2. Untuk mengetahui gambaran Customer Perceived Value Tropicana Slim Sweetener 3. Untuk mengetahui perbedaan Customer Perceived Value Tropicana Slim Sweetener sebelum dan setelah dilaksanakannya Customer Education melalui program Tropicana Slim Office to Office Roadshow. 4. Untuk mengetahui pengaruh Customer Education melalui program Tropicana Slim Office to Office Roadshow terhadap Customer Perceived Value Tropicana Slim Sweetener

9 1.4 Manfaat Penelitian 1. Kegunaan Teoritis: Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan mengenai manajemen pemasaran khususnya mengenai Customer Perceived Value dan Customer Education pada sektor industri Fast Moving Consumer Goods 2. Kegunaan Praktis: Dapat memberikan pengetahuan serta gambaran Customer Education kepada industri pelaku (consumer goods), khususnya bagi PT. Nutrifood Indonesia itu sendiri.