BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. batas lagi, segala aspek kehidupan dapat saling terkait dan mempengaruhi.

BAB I PENDAHULUAN. adalah memanipulasi laba perusahaan. saham dan pengguna eksternal lainnya. Namun demikian, di sisi lain

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan sumber dalam mengevaluasi kinerja manjemen. Dalam laporan keuangan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dirasa cukup memberatkan, maka dapat mendorong manajemen. tampak sebagaimana yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. seolah telah menjadi budaya perusahaan (corporate culture) yang dipraktikan semua UKDW

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI dan UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahannya, negara membutuhkan. pendapatan atau penghasilan. Negara menetapkan dua kelompok utama

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder),

BAB I PENDAHULUAN. disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perubahan tarif ini akan memberikan insentif bagi manager untuk menurunkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga, Indonesia yang pendapatannya berasal dari pajak. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang. pihak, baik principal selaku pemegang saham maupun agent selaku

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Dalam kajian pustaka dan hipotesis akan dijelaskan mengenai Teori-teori yang

BAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 8 sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kinerja atau pertanggung jawaban manajemen perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang akan diberikan oleh perusahaan kepada pihak manajemen sebagai pengelola

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. laba dapat dilakukan melalui praktik perataan laba (income smoothing), taking a

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu perusahaan, oleh karena itu laporan keuangan menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang efisien dapat mendukung perkembangan ekonomi, karena adanya alokasi

BAB I PENDAHULUAN. Oktober 2015 menjelaskan bahwa saat ekonomi Indonesia melemah properti

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas wewenang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai kondisi kinerja

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak penyedia dana (investor) dan penerima dana (perusahaan). Sejalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investor dapat melihat kinerja perusahaan. Informasi akuntansi berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. keuangan oleh manajemen bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan tesis. Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 Paragraf 05 adalah memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang dari perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai

Bab 2 Telaah Pustaka dan Pengembangan Model

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Skripsi Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. utama yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketentuan Umum Perpajakan Pasal 1, pengertian Pajak adalah kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. modalnya. Namun adanya praktik manajemen laba pada laporan keuangan. emiten dapat menurunkan kembali kepercayaan investor.

BAB I PENDAHULUAN. laba dan komponennya. Laba dapat menggambarkan kinerja perusahaan selama

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

ASIMETRI INFORMASI DAN PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa Undang-undang perpajakan. Revisi tersebut meliputi Undangundang Ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. memuat segala informasi yang dibutuhkan oleh para penggunanya, yaitu stakeholders

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Menurut IAI (2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditor, serta stakeholders lainnya dan laporan keuangan fiskal

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat persaingan di dalam dunia bisnis memaksa. perusahaan untuk mempunyai keunggulan kompetitive untuk terus

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. penelitian ini sebagai berikut: Ulfah (2013) dan Sumomba (2012) melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan ini merupakan bagian dari suatu pelaporan keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diteliti oleh para peneliti di bidang akuntansi keuangan. Menurut Andika

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

sedangkan Sugiri (1998) membagi defenisi manajemen laba menjadi dua bagian

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan atas suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Globalisasi saat ini negara-negara berkembang dituntut untuk

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa. perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan digunakan sebagai alat pertanggungjawaban bagi pengurus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2015 tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan tempat perdagangan saham dari

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk. menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan dan ukuran kinerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Efek Jakarta. Pasar modal merupakan suatu pasar yang didalamnya terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dikatakan lebih berguna jika memenuhi kualifikasi relevance dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976)

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan keuangan seharusnya dapat memberikan gambaran kinerja ekonomi dan keuangan perusahaan yang sebenarnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan meliputi kreditor, investor, lembaga keuangan, pemerintah dan lainnya. Akan tetapi hal yang sering terjadi adalah pengelola perusahaan (manajer) lebih dominan menguasai informasi keuangan perusahaan dibandingkan pihak lainnya, termasuk para pemegang saham. Hal tersebut seharusnya tidak boleh terjadi karena informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan merupakan kebutuhan yang paling mendasar pada proses pengambilan keputusan yang dibutuhkan investor di pasar modal. Salah satu sumber informasi mengenai kinerja keuangan adalah laporan keuangan yang dapat memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan Akuntan Indonesia, 2012). Walaupun semua isi dari laporan keuangan bermanfaat bagi para pemakai, namun biasanya perhatian investor lebih banyak ditujukan pada informasi mengenai laba. Hal tersebut terjadi karena seringkali perhatian investor yang hanya terpusat pada laba ini membuatnya tidak memperhatikan prosedur yang dilakukan 1

2 manajemen untuk menghasilkan informasi laba tersebut (Beattie dkk., 1994; dalam Rahmawati dan Muid, 2012). Pentingnya informasi laba tersebut disadari oleh manajemen sehingga manajemen cenderung melakukan disfunctional behaviour (perilaku tidak semestinya) untuk menunjukkan peningkatan dalam kinerja perusahaannya. Tindakan dysfunctional behaviour yang dilakukan manajemen sangat berkaitan dengan teori keagenan yang menyatakan adanya perbedaan kepentingan antara manajemen (agen) dan pemegang saham (principal) (Jin dan Machfoedz, 1998; dalam Mudjiono, 2010). Pihak manajemen selaku pengelola perusahaan lebih memiliki banyak informasi dibandingkan pemilik perusahaaan seringkali memanfaatkan kondisi tersebut untuk melakukan manipulasi laba atau pengelolaan laba (earning management). Menurut Sugiri (1998, dalam Christanti, 2012), definisi manajemen laba dapat dibagi menjadi dua, yaitu (1) definisi secara sempit, manajemen laba dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi. Manajemen laba didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk bermain dengan komponen discretionary accrual dalam menentukan besarnya laba, (2) definisi secara luas, manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit di mana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut. Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen laba adalah upaya mengendalikan transaksi akrual dengan cara

3 meningkatkan atau menurunkan laba yang dilakukan oleh para manajer. Perilaku perusahaan dalam melakukan manajemen laba tersebut dapat dipengaruhi beberapa hal yang salah satunya adalah taxation motivations. Hal ini berkaitan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Apabila tarif pajak semakin besar maka perusahaan akan berusaha untuk memanipulasi laba agar terlihat rendah dan sebaliknya apabila tarif pajak semakin kecil maka laba yang dihasilkan tidak akan dimanipulasi. Dalam artian ini, perusahaan akan lebih memilih metode akuntansi yang dapat menghasilkan laba yang dilaporkan lebih rendah dari seharusnya, sehingga pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah menjadi lebih rendah (Scott, 2006:369). Di dalam ilmu akuntansi hal ini dapat diterima karena akuntansi menganut prinsip basis akrual dimana pada dasarnya basis akrual digunakan untuk pengakuan pendapatan (revenue) dan beban (expense) yang dilakukan pada periode dimana seharusnya pendapatan dan beban tersebut terjadi tanpa memperhatikan waktu penerimaan/pengeluaran kas dari pendapatan/beban yang bersangkutan. Aktivitas manajemen laba tidak hanya terjadi di negara berkembang seperti Indonesia bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat juga terjadi aktivitas tersebut, dimana beberapa perusahaan di Amerika Serikat melakukan penundaan pengakuan laba kotor pada tahun sebelum diberlakukannya pengurangan tarif pajak (Scholes dkk., 1992; dalam Subagyo dan Oktavia, 2010).

4 Penelitian oleh Guenther (1994, dalam dalam Subagyo dan Oktavia, 2010) menemukan bukti empiris bahwa di Amerika Serikat terdapat discretionary current accruals negatif pada tahun sebelum diberlakukannya pengurangan tarif. Hal ini mengindikasikan adanya manajemen laba yang dilakukan perusahaan dengan menunda earnings pada periode sebelum diefektifkannya pengurangan tarif. Tarif Pajak Penghasilan Badan yang diterapkan di Indonesia sebelum tahun 2009 adalah tarif pajak dengan sistem progresif, yaitu tarif pajak yang persentasenya dapat menjadi lebih besar apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaannya semakin besar. Seiring dengan adanya pro dan kontra tentang tarif Pajak Penghasilan Badan tersebut maka Pemerintah Indonesia mengeluarkan dua Undangundang pajak baru yang berlaku 1 Januari 2009, salah satunya adalah Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008. Undang-Undang ini mengatur beberapa perubahan mendasar dalam perhitungan Pajak Penghasilan Badan bagi perusahaan di Indonesia. Mulai tahun pajak 2009, tarif PPh Badan menganut sistem tarif tunggal atau single tax yaitu 28% dan akan menjadi 25% pada tahun 2010. Jadi berapapun penghasilan kena pajaknya, tarif yang dikenakan adalah satu yaitu 28% atau 25%. Selain itu, bagi perusahaan yang termasuk perusahaan go public diberikan penurunan tarif sebesar 5% dari tarif normal dengan syarat lainnya. Dengan begitu, pada tahun pajak 2009 tarif perusahaan yang masuk bursa (go public) sebesar 23% dan pada tahun pajak 2010 sebesar 20%.

5 Berubahnya tarif PPh Badan dengan pemberlakuan Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008 dapat mempengaruhi perilaku perusahaan dalam mengelola laporan keuangannya serta dapat memberikan insentif kepada perusahaan untuk melakukan manajemen laba untuk memperkecil laba kena pajaknya (taxable income), sehingga beban pajak perusahaan di tahun sebelum diberlakukannya UU PPh yang baru juga semakin kecil. Menurut Mariawan dan Arifin (2005, dalam Sari, 2010) perubahan tarif pajak diduga membawa implikasi terhadap kinerja perusahaan, di mana implikasi tersebut bisa bersifat positif maupun bersifat negatif. Hal tersebut dikarenakan analisis kinerja perusahaan mencakup analisis rasio keuangan, dimana dengan rasio-rasio keuangan tersebut kondisi dan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat ini dan prospeknya di masa yang akan datang dapat diketahui secara jelas oleh investor sebelum membuat keputusan investasi. Oleh karena itu, sebagian besar perusahaan pada umumnya akan melakukan manajemen laba agar laporan keuangan yang dipublikasikan dapat dipergunakan oleh investor untuk memutuskan investasi. Aktivitas manajemen laba dipengaruhi beberapa faktor antara lain profitabilitas, hutang, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan kualitas auditor (Rahmawati dan Sholikhah, 2008; dalam Christanti, 2012). Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Berdasarkan bonus plan hypothesis dalam teori akuntansi positif (Watts dan Zimmerman, 1986; dalam Christanti, 2012), insentif manajer pada umumnya didasarkan pada

6 profitabilitas perusahaan. Adanya kebijakan pemberian bonus kepada manajer jika berprestasi, menyebabkan manajer akan memilih kebijakan pencatatan laporan keuangan agar dapat mencatat laba yang lebih tinggi dari periode sebelumnya. Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan berarti manajemen dinilai efektif dan efisien dalam mengelola aset-aset yang ada untuk menghasilkan laba. Subagyo dan Octavia (2010) menunjukkan bahwa sebagai respon atas adanya perubahan tarif pajak maka perusahaan yang memperoleh laba (profit firm) akan memanipulasi labanya (melakukan manajemen laba) guna meminimalkan pembayaran pajak. Hutang merupakan parameter untuk menangkap insentif dalam tindakan manajemen laba ketika terjadi pelanggaran perjanjian hutang (Klein, 2002; dalam Christanti, 2012). Menurut Wahyuni (2013) hutang berpengaruh terhadap manajemen laba, dimana semakin tinggi tingkat hutang perusahaan maka perusahaan akan semakin melakukan manajemen laba. Dalam kaitannya dengan perubahan tarif pajak, maka tarif pajak yang dikenakan akan turut berpengaruh terhadap manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Modigliani dan Miller (1996, dalam Brigham dan Houston, 2001), berpendapat bahwa hutang bermanfaat karena bunga dapat dikurangkan dalam menghitung pajak, tetapi hutang juga menimbulkan biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan yang aktual dan potensial. Dengan demikian, semakin besar penggunaan hutang akan semakin besar beban bunga, maka

7 perlindungan pajak yang diperoleh perusahaan semakin besar pula dan akan memperkecil peluang untuk melakukan manajemen laba. Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan. Perusahaan besar biasanya memiliki biaya politik tinggi. Biaya politik muncul bertujuan untuk meminimumkan risiko. Berdasarkan political cost hypothesis dalam teori akuntansi positif (Watts dan Zimmerman, 1986; dalam Christanti, 2012), perusahaan besar cenderung menggunakan metode akuntansi yang dapat mengurangi laba periode dibandingkan perusahaan kecil. Semakin tinggi ukuran perusahaan maka semakin tinggi perusahaan melakukan manajemen laba. Hal tersebut dikarenakan semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin besar pula risiko yang dikeluarkan sehingga manajemen laba semakin besar. Pertumbuhan perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan dengan menunjukkan perkembangan yang baik (Wijaya dan Martani, 2011; dalam Christanti, 2012). Pertumbuhan perusahaan mempengaruhi kecenderungan perusahaan untuk mengelola laba, untuk menarik investor agar dapat menanamkan modalnya. Oleh karena itu, manajer berusaha melakukan manajemen laba untuk memperlihatkan adanya pertumbuhan perusahaan. Hal ini dapat dikarenakan pertumbuhan perusahaan yang tinggi juga berarti dapat meningkatkan pajak yang harus dibayar sehingga akan semakin sering melakukan tindakan manajemen laba.

8 Kualitas auditor dalam suatu perusahaan bertujuan untuk menciptakan suatu tata kelola perusahaan yang baik, efektif dan efisien sehingga tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, seperti tetap patuh dalam hal pembayaran pajak (Wulandari, 2006). Salah satu komponen dalam corporate governance di perusahaan adalah kualitas auditor. Auditor merupakan pihak independen yang dapat mengurangi fleksibilitas manajemen melakukan manajemen laba. Corporate governance telah dijadikan alat oleh pemerintah untuk memerangi usaha penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan, sehingga dengan kualitas auditor yang semakin baik maka aktivitas manajemen laba semakin kecil. Penelitian ini menggunakan objek perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan masuk dalam peringkat LQ-45. Pemilihan perusahaan manufaktur karena di sektor manufaktur lebih banyak pos-pos dalam laporan keuangan yang memungkinkan untuk dilakukan manajemen laba. Sementara pemilihan kategori perusahaan manufaktur LQ-45 karena untuk mengetahui bagaimana respon manajemen laba dengan adanya perubahan tarif pajak pada perusahaan menufaktur yang tergolong memiliki likuiditas tinggi tersebut. Penelitian ini menggunakan periode tahun 2007-2009, karena pemerintah Indonesia telah melakukan perubahan perundang-undangan di bidang perpajakan pada tahun 2008, sehingga dapat diketahui pengaruh di periode sekitar perubahan tarif pajak yang diberlakukan tersebut.

9 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah penelitian adalah: Apakah profitabilitas, hutang, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan kualitas auditor berpengaruh terhadap manajemen laba sebagai respon atas perubahan Tarif Pajak Tahun 2008 pada perusahaan manufaktur kategori LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas, hutang, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan kualitas auditor terhadap manajemen laba sebagai respon atas perubahan Tarif Pajak Tahun 2008 pada perusahaan manufaktur kategori LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Praktik Dapat menjadi masukan bagi investor dan kreditor dalam menganalisis kondisi keuangan perusahaan khususnya laba perusahaan yang dilaporkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba dalam menghadapi perubahan tarif pajak

10 2. Manfaat Akademik Menjadi wacana dan acuan untuk peneliti berikutnya dan diharapkan dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian sejenis mengenai manajemen laba dan respon atas perubahan tarif pajak penghasilan badan. 1.5. Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan penelitian terdahulu, landasan teori, pengembangan hipotesis, dan model analisis penelitian. BAB 3 : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan desain penelitian, indentifikasi variabel, definisi variabel dalam penelitian secara operasional, pengukuran variabel, jenis dan sumber data, alat dan metode pengumpulan data, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, serta teknik analisis data.

11 BAB 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan karakteristik objek penelitian, deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. BAB 5 : SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Bab ini menjelaskan simpulan dari hasil analisis dan pembahasan, keterbatasan penelitian, dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.