ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

Koping individu tidak efektif

BAB II TINJAUAN TEORI

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

BAB II TINJAUAN TEORI

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI-SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DI BANGSAL ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa seseorang. yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan meningkatnya penderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),

BAB I PENDAHULUAN. dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun. komunitas, dalam berhubungan dengan lingkungan manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),

Disusun Oleh : DIAN ISMIA WARDANI J KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. F DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI DI BANGSAL SRIKANDI RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.T DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI BANGSAL SEMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN JIWA : PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL SEMBADRA RSJD SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan waktu,

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 18 pasal 1 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Pendahuluan. Isolasi Sosial

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau. mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005).

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. A DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI DI BANGSAL AYODYA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut undang undang Kesehatan Jiwa Tahun 2014

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB II TINJAUAN KONSEP

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani,

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial yang terlihat dari

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Halusinasi merupakan salah satu gejala yag sering ditemukan pada klien

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sudut panang medis. Rentang adaptasi-maladaptasi berasal dari sudut sudut

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

STUDI KASUS ASUHANKEPERAWATAN PADA Nn. M DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RSJD SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI

BAB I PENDAHULUAN. muncul dalam masyarakat, diantaranya disebabkan oleh faktor politik, sosial

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti sekarang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. P DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB IV PEMBAHASAN. Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

Transkripsi:

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun oleh : VIKY NUR AZIZAH J.200.090.003 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

ABSTRAK ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN JIWA DENGAN MASALAH UTAMA MENARIK DIRI DIBANGSAL ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH ( RSJD ) SURAKARTA Viky Nur Azizah, NIM : J200090003 Fakultas Ilmu kesehatan, Universitas Muhammdiyah Surakarta Latar belakang : Di era globalisasi ini sering kita jumpai masalah masalah yang harus kita hadapi, masalah tersebut biasa berasal dari faktor-faktor internal dan ekternal. Tidak semua individu memiliki koping yang efektif, sehingga munculah masalah-masalah gangguan jiwa salah satunya adalah menarik diri Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien menarik diri meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. Masalah utama isolasi social : Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3 x 24 jam klien menunujukan tanda-tanda kepada perawat ada kontak mata dan mau mengungkapkan masalahnya, klien mampu menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri, klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian berhubungan social dengan orang lain, klien mampu melaksanakan hubungan bertahap dengan orang lain, klien menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain. Kesimpulan : Kerjasama antara tim kesehatan dan klien atau keluarga klien sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan pada klien, komunikasi terapeutik dapat mendorong klien lebih kooperatif, peran keluarga sangat penting dalam merawat klien dengan gangguan menarik diri. Tapi pada TUK terakhir penulis tidak dapat berinteraksi dengan keluarga karena keluarga tidak menjenguk pasien hampir 2 minggu. Kata kunci : Asuhan keperawatan, gangguan Jiwa, Menarik diri.

Error! Unknown switch argument.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini sering kita jumpai masalah-masalah yang harus kita hadapi, masalah tersebut biasa berasal dari faktor-faktor internal dan ekternal. Tidak semua individu memiliki koping yang efektif, sehingga munculah masalah-masalah gangguan jiwa salah satunya adalah menarik diri (Widodo, 2005). 1. Tujuan Umum Untuk mendapatkan gambaran tentang proses keperawatan pada klien Tn. S dengan kerusakan interaksi sosial : Menarik diri di bangsal Abimanyu RSJD Surakarta 2. Tujuan Khusus a. Dapat melakukan pengkajian, analisa data, merumuskan masalah keperawatan, membuat pohon masalah, menetapkan diagnose keperawatan pada Tn. S dengan kerusakan interaksi social : menarik diri di bangsal Abimanyu RSJD Surakarta b. Dapat menyusun perencanaan tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien dan mengatasi masalah klien. METODE: Anamnesa, Analisa Data, Perumusan Diagnosa, Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi

A. Tinjauan Teori TINJAUAN PUSTAKA Menurut Balitbang (2007), menarik diri adalah suatu sikap di mana individu menghindari diri dari interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi, atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup membagi pengamatan dengan orang lain. 1. Etiologi Menurut Kusumawati (2010), terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi diantaranya perkembangan dan sosial budaya. Kegagalan dapat mengakibatkan individu tidak percaya pada diri, tidak percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap orang lain, tidak mampu merumuskan keinginkan, dan merasa tertekan. 2. Rentang Respon Gambar 1 Rentang responsosial Respon adaptif Respon mal adaptif Menyendiri Otonomi Bekerja sama Interdependen Merasa sendiri Dependensi Curiga Menarik diri Ketergantungan Manipulasi Curiga

Berikut ini akan dijelaskan tentang respons yang terjadi pada isolasi sosial. 1.Respons adaptif. Berikut ini adalah sikap yang termasuk respons adaptif. a. Menyendiri respons yang dibutuhkan seorang untuk merenungkan apa yang telah terjadi dilingkungan sosialnya. b. Otonomi, kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, dan perasaan dalam hubungan social. c. Bekerja sama, kemampuan individu yang saling membutuhkan satu sama lain. d. Interdependen, saling ketergantungan antara individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal. 2. Respon maladaptif Menurut Fitria (2009),Respons maladaptif adalah respons yang menyimpang dari norma social dan kehidupan disuatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respons maladaptif. a. Menarik diri, seorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain. b. Ketergantungan, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga tergantung dengan orang lain.

c. Manipulasi, seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek individu sehingga dapat tidak dapat membina hubungan social secara mendalam. B. Tinjauan Keperawatan 1. Pengkajian data dasar Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual. 1) Pengumpulan data Pengumpulan data yang dilakukan pada klien dengan kerusakan interaksi social : menarik diri antara lain : a. Identitas klien dan penanggung jawab Pada identitas mencakup nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, pendidikan, status perkawinan, dan hubungan klien dengan penanggung. b. Alasan dirawat Alasan dirawat meliputi : keluhan utama dan riwayat penyakit. Keluhan utama berisi tentang sebab klien atau keluarga datang ke rumah sakit dan keluhan klien saat pengkajian. Pada riwayat penyakit terdapat faktor predisposisi dan presipitasi. Pada faktor predisposisi dikaji tentang faktor-faktor pendukung klien untuk mengalami kerusakan interaksi sosial : menarik diri. Faktor presipitasi dikaji tentang faktor pencetus yang membuat klien mengalami kerusakan interaksi sosial : menarik diri.

c. Pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan yang menyangkut tanda vital, ukuran-ukuran seperti : berat badan, tinggi badan, dan pemeriksaan fisik sesuai keluhan klien. d. Psikososial Da1am psikososial dicantumkan genogram yang menggambarkan tentang pola interaksi, faktor genetik dalam keluarga berhubungan dengan gangguan jiwa. Selain itu juga dikaji tentang konsep diri, hubungan sosial serta spiritual. Dalam konsep diri data yang umumnya didapat pada klien dengan kerusakan interaksi sosial: menanik diri yaitu gangguan pada harga diri. e. Status mental Pada status mental didapat data yang sering muncul yaitu : motorik menurun, pembicaraan pasif, alam perasaan sedih, adanya perubahan sensori/ persepsi : halusinasi. f. Kebutuhan persiapan pulang Mencakup hal-hal tentang kesiapan klien untuk pulang atau untuk menjalani perawatan di rumah yaitu makan, bab / bak, mandi, berpakaian, istirahat dan tidur, penggunaan obat, pemeliharaan kesehatan, aktivitas di dalam rumah, dan aktivitas di luar rumah. g. Mekanisme koping Merupakan mekanisme yang diarahkan pada penatalaksanaan stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme yang digunakan

untuk melindungi diri mekanisme yang sering digunakan oleh individu untuk mengatasi kecemasan yang berkaitan dengan menarik diri h. Pengetahuan Pengetahuan meliputi kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa, faktor presipitasi, sistem pendukung, koping dan lain-lain. i. Aspek medik Data yang dikumpulkan meliputi diagnosa medik dan terapi medik yang dijalani klien. 2) Daftar masalah Beberapa masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan gangguan hubungan sosial menurut nanda dikutip stuart & sundeen adalah: a. Resiko tinggi prilaku kekerasan. b. Perubahan persepsi sensori : halusinasi c. Kerusakan interaksi sosial - menarik diri 3. Pohon Masalah Perubahan persepsi sensori : Halusinasi........ akibat Gangguan interaksi sosial menarik diri Gangguan konsep diri : harga diri rendah........ core problem......... penyebab Koping individu tidak efektif Gambar 1: pohon masalah pada gangguan hubungan sosial : menarik diri.

4. Diagnosa keperawatan dan intervensi Perumusan diagnosa keperawatan merupakan langkah kelima dari pengkajian keperawatan setelah potion masalah. Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon aktual atau potensial individu, keluarga atau masyarakat terhadap masalah kesehatan klien / proses kehidupan. Rumusan diagnosa dapat pe yaitu permasalahan (P) yang berhubungan dengan etiologi (E) dan keduanya ada hubungan sebab akibat secara ilmiah. Rumusan (PES) sama dengan pe hanya ditambah symptom (S) atau gejala sebagai data penunjang. Dalam keperawatan jiwa ditemukan diagnosa anak beranak, yaitu jika etiologi sudah diberikan tindakan dan permasalahan belum selesai maka p dijadikan etiologi pada diagnosa yang baru, demikian seterusnya. Hal ini dapat dilakukan karena permasalahan tidak selalu disebabkan oleh satu etiologi yang sama sehingga walaupun etiologi sudah diberi tindakan maka permasalahan belum selesai.( Kusumawati, 2010 ) Dan pohon masalah di atas maka diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan gangguan hubungan sosial yaitu : a. Risiko tinggi perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi b. Perubahan persensi sensori : halusinasi berhubungan dengan menarik diri. c. Gangguan hubungan sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

5. Perencanaan Perencanaan merupakan langkah kedua dari proses keperawatan setelah pengkajian. Dari diagnosa keperawatan di atas diprioritaskan berdasarkan keluhan yang paling dirasakan saat ini (core problem) dan bila tidak diatasi akan mempengaruhi status fungsional klien 3) Daftar masalah Beberapa masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan gangguan hubungan sosial menurut nanda dikutip stuart & sundeen adalah: b. Resiko tinggi prilaku kekerasan. b. Perubahan persepsi sensori : halusinasi c. Kerusakan interaksi sosial - menarik diri 6. Pohon Masalah Perubahan persepsi sensori : Halusinasi........ akibat Gangguan interaksi sosial menarik diri Gangguan konsep diri : harga diri rendah........ core problem......... penyebab Koping individu tidak efektif Gambar 1: pohon masalah pada gangguan hubungan sosial : menarik diri.

7. Diagnosa keperawatan dan intervensi Dan pohon masalah di atas maka diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan gangguan hubungan sosial yaitu : d. Risiko tinggi perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi e. Perubahan persensi sensori : halusinasi berhubungan dengan menarik diri. f. Gangguan hubungan sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah. g. Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif. 8. Perencanaan Perencanaan merupakan langkah kedua dari proses keperawatan setelah pengkajian. Dari diagnosa keperawatan di atas diprioritaskan berdasarkan keluhan yang paling dirasakan saat ini (core problem) dan bila tidak diatasi akan mempengaruhi status fungsional klien HASIL Pada bagian ini, penulis akan memaparkan hasil dari Asuhan keperawatan pada Tn.S dengan gangguan menarik diri diruang abimanyu rumah sakit jiwa daerah Surakarta dengan menjelaskan Klien mengatakan suka melamun. Klien mengatakan suka binggung. Dan keluarga pasien mengatakan ± 1 tahun yang lalu pernah mengalami gangguan jiwa dan sekarang kambuh lagi dengan keluhan yang sama : gaduh gelisah, ngeluh sulit tidur, marah, sering menyendiri dan melamun. dan setelah dilakukan tindakan keperawatan klien mampu BHSP, menyebutkan penyebab menarik diri,klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian menarik diri, klien dapat berintraksi dengan orang lain, klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berintraksi dengan orang lain, klien dapat memperdayakan sietem pendukung keluarga dan keluarga mampu mengembangkan kemampuan klien.

A. Kesimpulan SIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan asuhan keperawatan dilaksanakan selama tiga hari di ruang Abimanyu RSJD Surakarta. Dengan menggunakan proses keperawatan yang dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan maka ditarik kesimpulan 1. Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien di dapat beberapa masalah yaitu kerusakan interaksi sosial : menarikdiri. Berhubungan dengan harga diri rendah. 2. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien, penulis melibatkan perawat dan tim kesehatan lain 1. Bagi keluarga Keluarga hendaknya memberikan keperawatan kepada klien dengan isolasi social : menarik diri dengan sabar dan dibutuhkan dukungan keluarga untuk membantu klien dalam berinteraksi dengan lingungan sekitarnya. 2. Bagi klien Klien diharapkan untuk melakukan intervensi yang sudah diajarkan dan saran oleh perawat. Belajar untuk dapat berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. 3. Bagi perawat Perawat rumah sakit jiwa diharapkan untuk lebih memberikan perawatan kepada klien dengan intensif, demi kesembuhan klien.

DAFTAR PUSTAKA Ali, Z. 2002, Aplikasi proses keperawatan khususnya pada diagnosa resiko kekerasan pada orang lain dan gangguan sensori persepsi, Jogyakarta, pacup. Balitbang, 2007. Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan ( LP dan SP ). Jakarta, salemba. Balitbang, 2007. Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan ( LP dan SP ). Jakarta, salemba. Dalami, E. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Jiwa. Jakarta: trans Info Medika. Erlinafsiah, 2012. Modal perawat dalam praktek keperawatan jiwa. Jakarta, Trans info. Fitria,2009. Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan ( LP dan SP ). Jakarta, salemba. Fitria,2009. Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan ( LP dan SP ). Jakarta, salemba. Keliat, B.A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC. Kusumawati, 2010. Buku ajar keperawatan jiwa, Jakarta, Salemba medika. Kurniawati, 2004. Aplikasi proses keperawatan khususnya pada diagnosa resiko kekerasan pada orang lain dan gangguan sensori persepsi, Jogyakarta, pacup. Mahnum 2005, Pedoman asuhan keperawatan jiwa, RSJD Dr. Amino Gundoutomo, Semarang. Lestari W.2009, Asuhan keperawatan klien dengan gangguan jiwa, Jakarta, Tim trans info media. Stuart dan Sunden S.S. 2001. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3. Jakarta: ECG. Widodo, 2005. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakata, ECG.