Karakterisasi Ukuran dan Bentuk Umbi Plasma Nutfah Ubi Jalar

dokumen-dokumen yang mirip
Karakterisasi Plasma Nutfah Ubi Jalar Berdaging Umbi Predominan Ungu

Penyaringan Ketahanan Plasma Nutfah Ubi Jalar terhadap Hama Lanas

Karakterisasi dan Seleksi 139 Galur Kentang

Perbanyakan Bibit Stek Umbi dan Uji Adaptabilitas Plasma Nutfah Garut (Marantha arundinaceae L.)

BAB I PENDAHULUAN. melimpah dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan sumber daya alam. tersebut salah satunya adalah keanekaragaman tumbuhan yang tinggi

Karakteristik Umbi Plasma Nutfah Tanaman Talas (Colocasia esculenta)

Penyediaan Bibit untuk Budi Daya Tanaman Garut (Maranta arundinacea L.)

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Karakterisasi dan Deskripsi Plasma Nutfah Tomat

I. PENDAHULUAN. mempunyai keunggulan, yaitu kaya karbohidrat. Oleh karena itu, ubi jalar dapat

Karakterisasi Beberapa Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Plasma Nutfah Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.)

Pengelompokan Plasma Nutfah Gandum (Triticum aestivum) Berdasarkan Karakter Kuantitatif Tanaman

Karakterisasi Koleksi Plasma Nutfah Tomat Lokal dan Introduksi

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

IDENTIFIKASI PLASMA NUTFAH KACANG HIJAU ASAL INTRODUKSI BERDASARKAN KARAKTER AGRONOMIK

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007 BPS mencatat rata-rata konsumsi ubi jalar orang Indonesia

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. makanan. Dalam sejarah, kehidupan manusia dari tahun ke tahun mengalami

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

Evaluasi Ketahanan Plasma Nutfah Tanaman terhadap Hama (Wereng Coklat pada Padi dan Hama Lanas pada Ubi Jalar)

KELAYAKAN USAHATANI INTEGRASI UBIJALAR BABI DI DATARAN TINGGI JAYAWIJAYA, PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya ketersediaanya pangan lokal asli yang ketersediannya

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH :

Evaluasi Deteriorasi Karakter Plasma Nutfah Ubi Kayu

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Pemberian Pupuk Bokashi dan Frekuensi Pembumbunan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

Evaluasi Pertumbuhan dan Hasil Plasma Nutfah Sorgum (Sorghum vulgare (L.) Moench.) dari Tanaman Induk dan Ratoon

Evaluasi Pertumbuhan dan Hasil Plasma Nutfah Sorgum (Sorghum vulgare (L.) Moench.) dari Tanaman Induk dan Ratoon

Pengembangan Database Plasma Nutfah Tanaman Pangan

I. PENDAHULUAN. dikenal adalah ubi jalar (Ipomoea batatas). Ubi jalar merupakan jenis umbi

PENDAHULUAN. dengan laju pembangunan dan pertambahan penduduk. Usaha ini tidak. terbatas pada tanaman pangan utama (padi) melainkan penganekaraman

Karakterisasi Beberapa Sifat Kuantitatif Plasma Nutfah Gandum (Triticum aestivum. L)

Eny Hari Widowati Balitbang Provinsi Jawa Tengah ABSTRACT

DAFTAR PUBLIKASI INTERNASIONAL. Nama Publikasi/Jurnal/Prosiding. Prosiding CIP-RIV (Penulis Utama)

AKSESI PLASMA NUTFAH UBI JALAR BERKANDUNGAN BETA-KAROTEN TINGGI

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSIUBI JALAR (Ipomoea batatas L.) TERHADAP TINGGI BEDENGAN DAN DOSIS PUPUK KANDANG AYAM SKRIPSI OLEH :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya untuk menanggulangi permasalahan gizi dan kesehatan.

Status Ubi Jalar sebagai Bahan Diversifikasi Pangan Sumber Karbohidrat

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45

Karakterisasi Morfologi dan Kandungan Gula Beberapa Plasma Nutfah Ubi Jalar Lokal Lampung

PERKEMBANGAN UBI JALAR DAN PELUANG PENGEMBANGANNYA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang tertuang di dalam Millenium Development Goals (MDGs).

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan krisis energi sampai saat ini masih menjadi salah satu

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

Medan, November 2010 Ketua peneliti, Luthfi Aziz Mahmud Siregar, SP, MSc, PhD

Ubi jalar yang bernilai jual adalah yang ukuran umbinya besar dengan

Evaluasi Plasma Nutfah Kacang Tunggak (Vigna unguiculata L.) di Lahan Masam

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik. : / 0,25 m. : tanaman. : g / tan.

Jl. Raya Kendalpayak Km.8 Malang Jl. Merdeka 147, Bogor

Evaluasi Ketahanan Plasma Nutfah Tanaman terhadap Hama (Wereng Coklat pada Padi dan Hama Lanas pada Ubi Jalar)

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoae batatas L) atau ketela rambat atau sweet potato atau dalam bahasa

KAJIAN PERAN BAHAN PEMUTIH NATRIUM PIROPOSPHATE (Na 2 H 2 P 2 O 7 ) TERHADAP PROSES PEMBUATAN TEPUNG UBI JALAR. Tjatoer Welasih 1) dan Nur Hapsari1 )

KERAGAMAN KARAKTER MORFOLOGIS DAN AGRONOMIS UBI KAYU VARIETAS LOKAL MALUKU

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UBI JALAR (Ipomoea batatas L. Lam) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS JERAMI PADI SKRIPSI OLEH:

Varietas Unggul Baru (VUB) Kentang Menjawab Kebutuhan Bahan Baku Olahan

IDENTIFIKASI PLASMA NUTFAH KEDELAI BERUMUR GENJAH DAN BERBIJI SEDANG

PENGARUH PENAMBAHAN UBI JALAR JINGGA (IPOMOEA BATATAS) KUKUS TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KERUPUK SKRIPSI OLEH:

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

Identifikasi Plasma Nutfah Kedelai Berumur Genjah dan Berdaya Hasil Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

TANAMAN PENGHASIL PATI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. didasarkan pada nilai-nilai karakteristik lahan sangat diperlukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah masingmasing

KETERPAKAIAN DAN RELEVANSI JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN SEBAGAI RUJUKAN KARYA TULIS PENELITI PADA JURNAL ILMIAH TERAKREDITASI

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa

Penerapan Algoritme C4.5 Pada Klasifikasi Produksi Ubi Jalar di Pulau Jawa

Di Bank Plasma Nutfah Balai Besar Penelitian dan

PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI. Oleh MARGI KUSUMANINGRUM

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHAS SISWA

Karakterisasi 88 Aksesi Pepaya Koleksi Balai Penelitian Tanaman Buah

LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

Kentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori

KARAKTERISASI PISANG LOKAL MAS JARUM DAN GOROHO DI KEBUN KOLEKSI SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN SULAWESI UTARA

POTENSI UBIJALAR SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK

TUGAS SARJANA KARAKTERISASI PAHAT HSS ( HIGH SPEED STEEL) PRODUK JERMAN DAN PRODUK TAIWAN

ANALISIS TIME SERIES PRODUKSI DAN KONSUMSI PANGAN UBI KAYU DAN UBI JALAR DI SUMATERA UTARA

PEMURNIAN GENETIK DAN PRODUKSI BENIH JAGUNG MANADO KUNING. Oleh: Semuel D. Runtunuwu, Yefta Pamandungan, dan Selvie Tumbelaka

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 2 No 2 : , 2015

Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Ubi(Ipomoea batatas L.) jalar Terhadap Pemberian Paclobutrazol

Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

UBI JALAR. Seleksi Gulud Tunggal Klon-klon Ubi jalar. Berkadar Betakarotin Tinggi

KEANEKARAGAMAN SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN PADA LAHAN DATARAN RENDAH DI PROVINSI BENGKULU

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *)

Ir. Ramli, MP* dan Fajar Gumilang, SP**

II. PLASMA NUTFAH. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 3

SKRIPSI BUHARI MUSLIM

Transkripsi:

Karakterisasi Ukuran dan Bentuk Umbi Plasma Nutfah Ubi Jalar Sutoro dan Minantyorini Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor ABSTRACT Sweet potato is one of the secondary crops which is mainly used as a source of carbohydrates and contains of some minerals and vitamin. Tuber weight and tuber shape are important characters of sweet potato related to market orientation, and tuber formation is related to difficulty in harvesting by manual tools. Evaluation of sweet potato germplasm was conducted in Pacet, Cianjur, West Java during the year of. Fifty accessions of sweet potato were measured their tuber characteristics five and half month after planting, and found that they have large variability on them. Several accessions had small, medium, and large tuber. There were no correlation between tuber shape, tuber formation, and the variability of tuber weight, tuber number, yields of sweet potato. Key words: Sweet potato, tuber shape, tuber formation. ABSTRAK Ubi jalar sebagai salah satu palawija berperan penting sebagai sumber karbohidrat, vitamin, dan mineral. Bobot dan bentuk umbi merupakan karakter penting ubi jalar karena berkaitan dengan pemasaran, sedangkan formasi umbi berkaitan dengan kemudahan pemanenan. Evaluasi terhadap plasma nutfah ubi jalar telah dilakukan di Pacet, Cianjur, Jawa Barat, pada MT. Hasil pengamatan menunjukkan adanya keragaman yang cukup besar dari plasma nutfah yang diteliti. Beberapa aksesi memiliki umbi berukuran kecil, sedang, dan besar. Tidak ada hubungan antara bentuk, formasi umbi dengan keragaman bobot, jumlah, dan hasil ubi jalar. Kata kunci: Ubi jalar, bentuk umbi, formasi umbi. PENDAHULUAN Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan sumber pangan yang paling efisien dalam memproduksi karbohidrat per satuan waktu. Ditinjau dari komposisi kimianya, ubi jalar potensial sebagai sumber karbohidrat, mineral, dan vitamin (Setyono et al. 99). Oleh karena itu, ubi jalar sering disebut sebagai sumber pangan masa depan. Di beberapa daerah, komoditas ini bahkan digunakan sebagai makanan pokok, seperti di Irian Jaya (Atmojo 999). Indonesia sebagai salah satu center of origin ubi jalar mempunyai plasma nutfah yang tersebar di hampir semua daerah di Indonesia. Plasma nutfah tersebut perlu dievaluasi karakteristiknya sebagai sumber genetik dalam pemuliaan tanaman maupun untuk kegunaan lainnya. Karakteristik ubi jalar seperti bentuk, ukuran, dan formasi umbi perlu diketahui, karena berkaitan erat dengan pemanfaatannya. Umbi berukuran besar umumnya digoreng atau direbus sebagai kudapan dengan cara dipotong-potong, sedangkan umbi berukuran sedang dan berwarna menarik umumnya dibuat dalam bentuk keripik karena lebih mudah penanganannya. Umbi dengan kualitas tertentu dapat digunakan sebagai campuran bahan baku roti, saos, dan minuman. Di negara maju, ubi jalar dipasarkan dalam ukuran tertentu. Untuk konsumsi rumah tangga, misalnya umbi yang dipasarkan disesuaikan dengan table consumption. Di Indonesia, ukuran umbi yang baku untuk dipasarkan tampaknya belum ada, kecuali berdasarkan bobot < g atau > g. Informasi dari hasil evaluasi karakteristik umbi plasma nutfah ubi jalar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih bahan pemuliaan yang diperkirakan memiliki kontribusi dalam perakitan varietas unggul baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik beberapa aksesi plasma nutfah ubi jalar koleksi Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian. BAHAN DAN METODE Evaluasi plasma nutfah ubi jalar dilakukan di Pacet, Jawa Barat, pada MT. Sebanyak aksesi plasma nutfah ubi jalar (Tabel ) hasil koleksi dari beberapa daerah ditanam dengan jarak x cm, dan diberi pupuk secara optimal. Buletin Plasma Nutfah Vol.9 No. Th.

Pengamatan dilakukan terhadap enam contoh tanaman kompetitif. Pada saat panen diamati karakter jumlah, bobot, bentuk, dan formasi umbi. Nilai skor untuk formasi umbi adalah (closed cluster/ tandan tertutup), (open cluster/tandan terbuka), (dispersed/menyebar), dan (very dispersed/sangat menyebar). Formasi umbi secara visual disajikan pada Gambar. Nilai skor untuk bentuk umbi adalah (round/bulat), (round elliptic/bulat lonjong), (elliptic/lonjong), (ovate), (obovate), (oblong/lurus), (long oblong/lurus panjang), (long elliptic/lonjong panjang), dan 9 (long irregular atau curve /panjang tidak beraturan atau melengkung). Bentuk ubi jalar secara visual disajikan pada Gambar (CIP, AVRDC, IBPGR 99). Untuk mengetahui keragaman plasma nutfah ubi jalar, data pengamatan dianalisis dengan menghitung statistik rata-rata, koefisien keragaman, pola sebaran dan melalui diagram titik dari karakter umbi ubi jalar. Closed cluster Open cluster Dispersed Very dispersed Sumber: CIP, AVRDC, IBPGR (99). Gambar. Formasi umbi ubi jalar. HASIL DAN PEMBAHASAN Ukuran dan Bentuk Umbi Hasil pengamatan menunjukkan, karakter aksesi plasma nutfah ubi jalar cukup beragam. Jumlah umbi berkisar antara 9- buah per enam tanaman. Bentuk umbi beragam dari bulat-ellip hingga panjang tidak beraturan, sedangkan formasi umbi tiap tanaman dalam susunan tandan-tertutup hingga menyebar-terbuka. Keragaman bobot umbi dapat dilakukan dari nilai koefisien keragaman (KK) yang berkisar antara 9-% (Tabel ). Jumlah umbi tiap tanaman merupakan potensi sink. Plasma nutfah ubi jalar yang memiliki jumlah umbi rata-rata lebih dari empat buah per tanaman adalah aksesi Manado, A, Jangga, Wenawe, Toweko, Goisiali, G, dan G, dengan potensi hasil,-, t/ha. Terdapat hubungan antara jumlah umbi tiap tanaman dengan bobot total umbi, makin banyak jumlah umbi per tanaman makin rendah bobot umbi (Gambar ). Hal ini menunjukkan bahwa potensi hasil asimilat (source) yang ditranslokasikan ke pembentukan umbi (sink) terbatas atau sebagian ditranslokasikan untuk pertumbuhan batang. Translokasi hasil asimilat sebagian besar diki- Round Round eliplic Eliplic Ovate Obovate Oblong Long oblong Long eliplic 9 Long irregular or cuved Sumber: CIP, AVRDC, IBPGR (99). Gambar. Bentuk umbi ubi jalar. Buletin Plasma Nutfah Vol.9 No. Th.

rim ke bagian umbi bila terjadi kekurangan hara. Dalam keadaan kekurangan hara, pertumbuhan batang yang bersifat sink menjadi terhambat (Djazuli 99). Tabel. Karakteristik umbi dari plasma nutfah ubi jalar, Pacet, Jawa Barat,. Karakteristik umbi Bobot umbi (%) Aksesi JUB RUB KK BUB FUB K S M L Hasil (t/ha) Etunsekti,9 9 9,, 9, Toweko A,,, Rakas,9,,, Manado,,,,9 BIS-,,,,9 A,,, 9, Gowi Banio,,, 9, Kawi-,,,, Pirin,,, 9, Ase,,,, B9, 9,9,, Borobudur, 9,,, Lamme Lamba- 9,,,, Welelom Asli 9,9, 9,, Ubi Merah 9,, 9,, Patola A,9,, 9,,, Bakau Arfokngoi,9, 9, 9,,9 Kuning,,, 9,, Wortel, 9,,,,, CIP-,9 9,,,, R-,9,,,, SRIS-,,,,, A,,,,9,, Dapot 9,,,9,, Batom Tanaya,99 9,,,, Retok,,9 9,,, Jangga,,, Ubi Ambon, 9,,, Unknown,,,, NN,, 9,, Andor Atega,,,, Wenawe,,, Gelong-gelongken,,,,, Joang, 9,,9, Toweko 9,,,9, Kuning,,9, 9, Keleneng 9,9,,, Tahang,9 9,,, Goisiali,,,9,9, Si Jurjug 9, 9,9,, Taiwan 9,,9,, No.9 9,,, Sinden 9,,, Bandung,,, Kapri 9,,,, Jarak Merah 9,,9,, G,9,,, No. 9, 9,9,, Jonggol 9,9 9,,, G,,,, JUB = jumlah umbi tiap tanaman, RUB = rata-rata bobot tiap umbi, KK = koefisien keragaman, BUB = bentuk umbi, FUB = formasi umbi, K = < g, S = - g, M = -9 g, L = > 9 g. Buletin Plasma Nutfah Vol.9 No. Th.

Umbi dengan bobot lebih dari g, ditunjukkan oleh aksesi Lamme Lamba-, Ubi Merah, Patola, Bakau Arfakngol, Kuning, Wortel, CIP-, SRIS-, dan Gelong-gelongken. Meskipun memiliki bobot umbi tinggi, tetapi hasil aksesi Lamme Lamba- relatif rendah (, t/ha). Hasil ini berkaitan dengan jumlah umbi yang relatif sedikit, - buah per tanaman. Aksesi Kawi-, Pirin, Lamme Lamba-, Ubi Merah, CIP-, Ubi Ambon, IB, Andor Atega, Si Jurjug, dan G memiliki bobot umbi yang relatif homogen (KK -%). Tidak terdapat hubungan antara peubah KK dengan bobot umbi. Selain bobot umbinya relatif homogen, aksesi Ubi Merah dan G juga berdaya hasil relatif tinggi, masingmasing, t/ha dan, t/ha. Keragaman bobot umbi tidak dipengaruhi oleh bentuk dan formasi umbi. Bentuk dan formasi umbi juga tidak ada hubungannya dengan hasil dan jumlah umbi (Gambar ). Klasifikasi Ukuran Umbi Berdasarkan keragaman bobot umbi, hasil ubi jalar dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelas. Di Inggris, Belanda, dan Kanada (Medlicott ), umbi yang dipasarkan untuk konsumsi rumah tangga dikelompokkan ke dalam kelas ukuran kecil (bobot - g), sedang (-9 g), dan besar (>9 g). Bobot umbi menurut kelas ukuran umbi dari plasma nutfah ubi jalar yang diteliti disajikan pada Tabel. Aksesi yang tidak memenuhi kualifikasi bobot umbi adalah Toweko, Wenawe, No. 9, Sinden, Bandung, Ubi Ambon, Joang, dan Si Jurjug, karena sebagian besar (lebih dari 9%) umbinya memiliki bobot kurang dari g. Secara genetis, setiap aksesi mempunyai kemampuan berbeda dalam merespon kondisi mikro dan makro suatu lokasi. Di Garut, aksesi Toweko mempunyai bobot umbi lebih dari g, terpilihnya secara partisipatif oleh petani setempat (Minantyorini dan Widyastuti ). Namun demikian, umbi berukuran kurang dari g bukan tidak bermanfaat, tetapi dapat digunakan untuk keperluan yang lain. Ukuran bukan merupakan syarat utama apabila umbi dijadikan sebagai bahan baku industri, seperti campuran saos, tepung, dan minuman atau pakan ternak. Umbi yang akan dijadikan tepung biasanya diiris terlebih dahulu (Peters et al. ), sehingga umbi berukuran kecil pun masih memenuhi syarat. Dengan demikian, aksesi yang memiliki bobot umbi yang beragam masih luas pemanfaatannya, seperti Patola, Wortel, dan A. Ketiga aksesi ini memiliki bobot umbi kelas besar masingmasing sebanyak,%;,%; dan,% (Gambar ). Aksesi A memiliki umbi berukuran kecil yang jauh lebih banyak daripada Patola dan Wortel. Aksesi yang memiliki pola sebaran jumlah umbi Bobot umbi (g) Jumlah umbi/ tanaman Gambar. Hubungan antara jumlah umbi dan rata-rata bobot tiap umbi. Buletin Plasma Nutfah Vol.9 No. Th.

Bentuk umbi 9,,,,, Koefisien keragaman Formasi umbi,,,,,,,,, Hasil ubi (t/ha) Formasi umbi Jumlah umbi,,,,, Koefisien keragaman Bentuk umbi Gambar. Hubungan antara bentuk dan formasi umbi dengan keragaman, jumlah, dan hasil ubi jalar. Bentuk umbi Jumlah umbi 9,,,,,,,,, Hasil ubi (t/ha) Formasi umbi Jumlah umbi/ tanaman Ubi Merah Patola Wortel A K S M L K S M L K S M L K S M L Bobot umbi: K = < g, S = - g, M = -9 g, L = >9g Gambar. Pola sebaran jumlah umbi pada berbagai kelas ukuran umbi dari aksesi Ubi Merah, Patola, Wortel, dan A. seperti A perlu diteliti lebih lanjut, terutama yang berkaitan dengan usaha peningkatan potensi hasilnya. Dalam upaya penganekaragaman pemanfaatan ubi jalar perlu dipertimbangkan kemungkinan adanya hubungan antara ukuran umbi dengan kadar nutrisi umbi. Secara visual, umbi yang berukuran kecil mengandung serat relatif lebih banyak dibandingkan dengan umbi yang lebih besar. KESIMPULAN Keragaman ukuran dan bentuk plasma nutfah ubi jalar yang dievaluasi cukup luas dan dapat dijadikan sebagai bahan dasar pemuliaan tanaman. Bentuk dan formasi umbi tidak menentukan ukuran, jumlah, keragaman bobot, dan hasil ubi jalar. Buletin Plasma Nutfah Vol.9 No. Th.

DAFTAR PUSTAKA Atmojo, E. 999. Conservation and documentation of sweet potato genetic resources in Irian Jaya. In Rao, V.R. and M. Hermann (Eds.). Proceeding of nd Asian Network for Sweet Potato Genetic Resources. p. -. CIP, AVRDC, IBPGR. 99. Descriptors for sweet potato. In Huamann, Z. (Ed.). International Board for Plant Genetic Resources, Rome, Italy. Djazuli, M. 99. Comparison of nutrio-physiological characteristics between sweet potato and potato under low nitrogen supply. Penelitian Pertanian ():-. Medlicott, A.. Post harvest handling of sweet potato. http://aggie-hoticulture.tamu.edu/plantsanswers/ vegetables/sweet potato.html. Minantyorini and Widyastuti.. Participatory variety evaluation of Papua s sweet potato germplasm. Penelitian Pertanian ():-. Peters, D., C. Wheatley, Heriyanto, and S.S. Antarlina. Participatory process improvement for small scale sweet potato flour production in East Java, Indonesia. http://www.eseap.cipotato.org/mf- ESEAP/Fl-Library/KNGTRIAL.pdf. Setyono, A., Y. Setiawati, dan Sudaryono. 99. Penanganan pascapanen ubi jalar. Dalam Syam, M., Hermanto dan A. Musaddad (Eds.). Prosiding Simposium Penelitian Tanaman Pangan III. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. Buku :-. Buletin Plasma Nutfah Vol.9 No. Th.