BAB I PENDAHULUAN. Stadion adalah fasilitas olahraga yang dipergunakan untuk melangsungkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangannya. Salah satu

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepadatan penduduk yang cukup besar, berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

REDESAIN STADION DAN SPORT HALL JATIDIRI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Sepak Bola: Stadion: a. b.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REDESAIN STADION SEPAKBOLA KOTA BEKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

Pengembangan RS Harum

STADION RENANG DI KAWASAN GEDEBAGE LAPORAN PERANCANGAN AR-40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEMESTER II TAHUN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

BAB I PENDAHULUAN. Agria Tri Noviandisti, 2012 Perencanaan dan Perancangan Segreen Apartment Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

AKADEMI SEPAKBOLA INTERNASIONAL LIVERPOOL FC MEDAN 04/24/2014 BAB 1 PENDAHULUAN

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. : Ilustrasi Bumi Yang Semakin Tua Dan Sakit-Sakitan.

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan ialah merupakan metode dalam sebuah perancangan. Yang hal ini bisa

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Bandung Technological Park. : Jl. Rancanumpang, Gedebage. Luas Lahan Perancangan

L2

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB I PENDAHULUAN. mendasar yang harus diwujudkan untuk melangsungkan hidupnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Kebutuhan akan merancang memerlukan beberapa aspek data dan metode

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

REDESAIN STADION MANAHAN SURAKARTA SEBAGAI STADION SEPAKBOLA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

BAB 1 PENDAHULUAN RE-DESAIN STADION CANDRADIMUKA KEBUMEN

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pariwisata di Kota dan Kabupaten Madiun tidak lepas dari semakin

BAB III METODE PERANCANGAN. diskriptif yang mengenai pada langkah-langkah proses perancangan. Metode

Syarat Bangunan Gedung

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kendaraan tapi cukup dengan berjalan kaki saja.

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak geologis, Indonesia dapat terlihat dari beberapa sudut,

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Persoalan tempat tinggal masih menjadi masalah pelik bagi penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu program

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

APLIKASI GREEN ARCHITECTURE PADA RUMAH GEDONG Anisa Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin sulit dikendalikan, sehingga hiruk pikuk kehidupan menjadi hal yang

BAB III METODE PERANCANGAN. sebuah proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : diakses tanggal 2 Oktober 2015

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Bioklimatik.

GELANGGANG OLAHRAGA SEPAKBOLA KABUPATEN BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stadion adalah fasilitas olahraga yang dipergunakan untuk melangsungkan sebuah pertandingan sepak bola dan atau atletik serta fasilitas untuk penontonnya. Hampir di setiap Daerah Tingkat II (Kabupaten) mempunyai sebuah stadion. Akan tetapi sangat disayangkan dengan begitu banyak jumlah stadion, hanya beberapa stadion saja yang bertaraf Internasional. Indonesia sendiri baru mempunyai 3 buah stadion yang bertaraf Internasional, yaitu stadion Gelora Bung Karno di Jakarta, stadion Jakabaring di Palembang dan stadion Jalak Harupat di Bandung. (http://www.google.com/stadion internasional indonesia). Malang mempunyai potensi yang besar untuk dibangun sebuah stadion bertaraf internasional. Salah satunya kota Malang mempunyai banyak klub sepak bola professional misalnya: AREMA, PERSEMA dan METRO FC. Selain itu Malang berada di daerah beriklim Tropis yang kaya akan angin dan matahari, sehingga mendukung untuk dibangun sebuah bangunan hemat energi. Malang merupakan kota pariwisata, sehingga dengan dibangunnya stadion bertaraf internasional ini diharapkan mampu membuat Malang menjadi salah satu kawasan kota pariwisata dan olahraga yang dikenal dunia internasional. Pada umumnya, instansi keolahragaan pemerintah menetapkan ukuran (dimensi) untuk tiga standart keolahragaan: internasional dan nasional; tingkat wilayah dan perkumpulan, dan yang bersifat hiburan (rekreasi). Pada keadaan 1

2 tertentu, ukuran standart tersedia untuk kompetisi olimpiade dan kegiatan penyandang cacat. Beberapa jenis kegiatan olah raga memerlukan ketentuan khusus tentang pencahayaan, pengaturan suhu udara, permukaan lapangan permainan dan peralatannya. Berdasarkan rencana tata kota, sebuah stadion hendaknya terpadu dengan lingkungan sekitarnya, dengan prasarana yang mudah untuk lalu-lintas dan pengiriman perbekalan (seperti jaringan kereta api, pemberhentian bis kota dan sarana parkir). Sebaiknya, stadion juga terletak jauh dari lingkungan industri yang mencemarkan (asap, bau dan kebisingan) dan semua jenis sarana keolahragaan sebaiknya ditempatkan di jalur hijau kota. (Neufert, Ernst, 1996: 149) Bangunan sebagai suatu sistim terkait dengan masalah yang berhubungan dengan perencanaan arsitektur, struktur, utilitas, yang berhubungan dengan beberapa aspek teknis seperti aspek keamanan dan keselamatan, kenyamanan, kemudahan dan kesehatan. Dalam perwujudannya pemerintah telah menerbitkan UU.Bangunan Gedung No. 28 Tahun 2002. Kenyamanan bangunan erat hubungannya dengan kondisi alam atau lingkungan di sekitarnya dan upaya pengkondisian atau pengaturan ruang dalam bangunan. Permasalahan yang dihadapi dalam penerapan aspek kenyamanan pada bangunan tergantung pada obyek bangunan yang dihadapi. Untuk bangunan yang menghendaki kualitas hunian yang sempurna maka persyaratan tersebut mutlak harus diadopsi dan diterapkan. Penerapan ini akan lebih efisien bila dikaitkan dengan masalah hemat energi dalam bangunan yang bersangkutan. (Endangsih, 2007: 1)

3 3 Seperti diketahui pada masa sekarang ini, pemanasan global terjadi di bumi yang diakibatkan karena kurang adanya keserasian antara bangunan dengan alam lingkungan sekitarnya. Seharusnya manusia hidup seimbang dengan alam, dengan menjaga bumi dari segala sesuatu yang dapat merusaknya. Dalam al- Qur an surah al-huud ayat 116, dijelaskan: ÉΟŠÏm 9$# Ç uη q 9$# «!$# ÉΟó Î0 WξŠÎ=s% āωî) ÇÚö F{$# Îû ÏŠ$ x ø9$# Ç tã šχöθpκ ]tƒ 7π ŠÉ)t/ (#θä9'ρé& ôμä3î=ö6s% ÏΒ Èβρãà)ø9$# z ÏΒ tβ%x. Ÿωöθn=sù š ÏΒÌøgèΧ (#θçρ%x.uρ ϵ Ïù(#θèùÌø?é&!$tΒ (#θßϑn=sß š Ï%!$# yìt7?$#uρ óοßγ ΨÏΒ $uζøšpgυr& ô ϑïiβ Artinya: Maka Mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang dari pada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebagian kecil di antara orang-orang yang telah KAMI selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa (Q.S. al-huud (11):116). Dari ayat di atas manusia dianjurkan untuk menjaga bumi dengan berhemat dan tidak bermegah-megahan. Pada saat ini telah terdapat beberapa tanda-tanda perubahan siklus alam yang diakibatkan karena buah tangan dari manusia, yaitu global warming. Perubahan permukaan bumi secara radikal, akibatnya akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan manusia. Kenaikan suhu permukaan bumi sebesar satu derajat Celcius akan menaikkan permukaan laut setinggi lima belas centimeter, yang akan menenggelamkan jutaan rumah dan pesisir. Penguapan akan meningkat sehingga akan menimbulkan kekeringan. Kekeringan menimbulkan kegagalan panen yang mengakibatkan kelaparan di mana-mana. Tema Bioklimatik kiranya cocok digunakan dalam seminar tugas akhir ini, sejalan dengan anjuran ayat di atas.

4 Arsitektur Bioklimatik (Bioclimatic Architecture/Low Energy Architecture) adalah arsitektur yang berlandaskan pada pendekatan desain pasif dan minimum energi dengan memanfaatkan energi alam iklim setempat untuk menciptakan kondisi kenyamanan bagi penghuninya. Dicapai dengan organisasi morfologi bangunan dengan metode pasif antara lain konfigurasi bentuk massa bangunan dan perencanaan tapak, orientasi bangunan, desain fasade, peralatan pembayangan, instrumen penerangan alam, warna selubung bangunan, lansekap horisontal dan vertikal, ventilasi alamiah. Tercatat para arsitek pelopor desain bioklimatik antara lain Ken Yeang, Norman Foster, Renzo Piano, Thomas Herzog, Donald Watson, Jeffry Cook. Arsitektur yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi lingkungan global alami dengan penekanan pada efisiensi energi (energy-efficient), pola berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik (holistic approach). Bertitik tolak dari pemikiran desain ekologi yang menekankan pada saling ketergantungan (interdependencies) dan keterkaitan (interconnectedness) antara semua sistem (artifisial maupun natural) dengan lingkungan lokalnya dan biosfeer. Dengan penerapan tema bioklimatik pada bangunan, diharapkan dapat menciptakan bangunan yang ramah lingkungan dan dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar. Sehingga STADION HEMAT ENERGI BERTARAF INTERNASIONAL di MALANG bisa menjadi bangunan pintar, dan mampu mendongkrak prestasi persepakbolaan Indonesia di level internasional.

5 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas meliputi: 1. Bagaimana merancang sebuah stadion bertaraf internasional? 2. Bagaimana merancang sebuah stadion yang menerapkan konsep bioklimatik dan hemat energi? C. Tujuan Adapun tujuan dari pembangunan stadion ini yaitu: 1. Merancang sebuah stadion bertaraf internasional di Indonesia. 2. Menghasilkan sebuah stadion yang ramah lingkungan dan dapat menghasilkan energi tambahan sehingga mengurangi beban energi pada stadion. D. Manfaat Perancangan stadion hemat energi bertaraf internasional ini mempunyai manafaat bagi: 1. Bagi masyarakat umum Dengan adanya kajian ini diharapkan akan dapat memberikan sepak bola. kontribusi yang positif dengan meningkatkan apresiasi masyarakat pada olahraga 2. Akademisi Diharapkan dengan kajian ini dapat memberikan masukan dasar pengetahuan tentang olahraga kepada pelajar.

6 3. Bagi penggemar dan pelaku olahraga Diharapkan dengan kajian perancangan ini dapat memberikan suatu masukan yang positif kepada semua pihak yang terkait, baik yang bergerak di bidang profesional atau amatir, tentang usaha untuk meningkatkan persepakbolaan di Indonesia. E. Batasan Batasan-batasan yang digunakan dalam perancangan stadion ini adalah sebagai berikut: 1. Lokasi perancangan berada di Kota Malang. 2. Tema perancangan bangunan adalah bioklimatik (hemat energi). 3. Bangunan ini diperuntukkan bagi olahraga sepakbola. 4. Kapasitas stadion bertaraf internasional mempunyai 40.000 tempat duduk. (FIFA, 2007:26).