DESKRIPSI KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

BAB I PENDAHULUAN. masalah kehidupan sehari-hari. Matematika terdiri dari beberapa komponen yang. serta sifat penalaran matematika yang sistematis.

Analisis Kemampuan Penalaran Logis Siswa yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide-ide melalui lisan, tulisan,

2016 KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. hasil atau jawaban dari fokus penelitian yang yang telah disusun oleh peneliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Penalaran Matematis. a. Pengertian Penalaran Matematis

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun pelajaran 2013/2014, pemerintah sudah menerapkan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga. pendidik dan peningkatan sarana dan pra sarana.

tuntut menyelesaikan permasalahan secara mandiri dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, terjadi proses

sehingga siswa perlu mengembangkan kemampuan penalarannya.

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memajukan daya pikir manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2010), Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 2.

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dalam belajar matematika. Kesulitan siswa tersebut antara lain: kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS. Alamat Korespondensi:

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

PENGARUH QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD SW. BETANIA MEDAN

BAB V PEMBAHASAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Kata kunci : Gaya Belajar, Siswa Kinestetik, Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. matematika. Matematika dapat membekali siswa untuk memiliki kemampuan

JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA Volume 1 Nomor 2 (2015)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015

Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Tanjugsiang Subang Tahun Pelajaran 2014/2015)

ANALYSIS OF MATHEMATICS TEACHER PROBLEM IN LEARNING IMPLEMENTATION SENIOR HIGH SCHOOL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Elita Lismiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MEMBIASAKAN PESERTA DIDIK BELAJAR MATEMATIKA SECARA AKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DENGAN TUTOR TEMAN SEBAYA

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengerjakan dan memahami matematika dengan benar. keadaan di dalam kehidupan sehari-hari dan di dunia yang selalu berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

HELEN SAGITA SIMBOLON NIM RSA1C213002

BAB I PENDAHULUAN. maupun perubahan sikap atau nilai (afektif). Slameto mendefinisikan belajar

BAB II KAJIAN TEORITIK. Salah satu tujuan pelajaran matematika adalah agar siswa mampu

BAB I PENDAHULUAN. sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Rachma Kurniasi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. dan bermutu di sekolah adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi. Matematika terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. efisien. 1 Untuk mempermudah siswa dalam menerima materi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. matematika. Pendidikan matematika berperan penting bagi setiap individu karena

STUDI PERBANDINGAN PENDEKATAN SAVI DAN SCIENTIFIC

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI LEARNING CYCLE 5E DAN DISCOVERY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak dapat berjalan baik, tanpa adanya kerja sama dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

Pengembangan Berpikir Kreatif melalui CTS (Catatan: Tulis dan Susun) Oleh: Salam, S.Pd, M.Pd.

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu dasar yang penting untuk dipelajari, karena

BAB I PENDAHULUAN. dinamik dan generatif. Melalui kegiatan matematika (doing math), matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam

KOMPARASI PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENERAPKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TIPE TPS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PALOPO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia-manusia mencapai kesimpulan-kesimpulan tertentu baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, karena

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penalaran menurut ensiklopedi Wikipedia adalah proses berpikir yang bertolak

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : DWI NUR JANAH

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TINGGI DAN GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT (FI)

I. PENDAHULUAN. dan kritis (Suherman dkk, 2003). Hal serupa juga disampaikan oleh Shadiq (2003)

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia. Salah satu cara yang digunakan dalam meningkatkan kualitas

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BULUKUMBA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode deskriptif adalah suatu penggambaran atau penjelasan terhadap suatu

Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan. Wiji Astutik. SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN 2 SALATIGA DITINJAU DARI LANGKAH POLYA

Transkripsi:

Pedagogy Volume 1 Nomor 2 ISSN 2502-3802 DESKRIPSI KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP SISWA Ary Herlina Kurniati HM. 1, Murniati 2 Program Studi Pendidikan Matematika 1,2, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 1,2, Universitas Cokroaminoto Palopo 1,2 arymipauh@gmail.com 1, murniaticokro@gmail.com 2. Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang difokuskan untuk mendeskripsikan indikator penalaran matematika berdasarkan 1) subjek yang memiliki pemahaman konsep pada kelompok atas (SKA), 2) subjek yang memiliki pemahaman konsep pada kelompok bawah (SKB). Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP yang terdiri dari 2 subjek. Peneliti bertindak sebagai instrumen utama yang dipadu oleh tes pemahaman konsep matematika dan penalaran yang dikonfirmasi kembali oleh pedoman wawancara, serta melakukan triangulasi waktu untuk mendapatkan data yang valid. Hasil penelitian menunjukkan: 1) SKA mampu memenuhi semua indikator penalaran matematika dengan tepat, 2) SKB hanya mampu memenuhi indikator memeriksa kesahian suatu argumen dengan benar, sedangkan menyajikan penyataan matematika dengan gambar, mengajukan dugaan, menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap kebenaran solusi, serta menarik kesimpulan hanya mampu dilakukan namun secara umum masih keliru, sedangkan pada indikator melakukan manipulasi matematika belum mampu dilakukan dengan baik. Kata Kunci: Pemahaman konsep, Penalaran A. Pendahuluan Berdasarkan kurikulum 2013 yang telah mengalami proses pengembangan dari kurikulum 2006 atau yang biasa dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) proses pembelajaran matematika diarahkan pada pembelajaran menemukan konsep matematika, belajar dari permasalahan real sesuai dengan prinsip pembelajaran konstruktivisme dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dimana siswa mendapatkan pengalaman belajar melalui proses mengamati, menanya, mengeksplorasi atau mencoba, menalar, mengkomunikasikan atau membuat jejaring, mencipta atau membuat karya kreatif, dan menyimpulkan. Halaman 38 dari 150

Pemahaman konsep, Penalaran Belajar matematika, tidak terlepas dari perannya dalam berbagai kehidupan, misalnya berbagai informasi dan gagasan banyak dikomunikasikan atau disampaikan dengan bahasa matematika, serta banyak masalah yang dapat disajikan ke dalam model matematika. Selain itu, dengan mempelajari matematika, seseorang terbiasa berpikir secara sistematis, ilmiah, menggunakan logika, kritis, serta dapat meningkatkan daya kreativitasnya. Pengajaran yang menghargai gaya belajar individual mempuanyai potensi yang besar sekali untuk meningkatkan mutu dan efektivitas pengajaran sehingga memunculkan pemahaman konsep yang diharapkan kepada peserta didik. Pemahaman dikatakan sebagai aspek fundamental karena seorang siswa tidak akan mampu memecahkan masalah seperti bernalar dan mengkomunikasikan gagasan jika pemahaman yang benar tentang konsep yang mendasari masalah tersebut tidak dikuasai. Pentingnya pemahaman konsep matematika siswa, memerlukan perencanaan pembelajaran matematika yang baik sehingga pada akhir siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. Tanpa memahami permasalahan dan konsep/materi maka tahapan selanjutnya untuk menyelesaikan masalah seperti bernalar dan mengkomunikasikan gagasan akan mengalami kesulitan. Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran matematika, berdasarkan tujuan matematika mengenai pemahaman konsep, penalaran, pemecahan masalah, komunikasi dan menghargai manfaat matematika dalam kehidupan. Guru menjadi salah satu faktor penting yang memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan peserta didik dalam belajar, karena menjadi fasilitator sekaligus mitra belajar bagi peserta didik. Berdasarkan uraian di atas, serta kajian-kajian dan fakta-fakta yang terjadi maka pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana deskripsi kemampuan penalaran matematika siswa yang yang memiliki pemahaman konsep matematika kelompok atas dan kelompok bawah? B. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan studi penelitian deskripsi yang bersifat kualitatif yang dilaksanakan di kelas VIII SMP. Dalam pelaksanaannya, peneliti bertindak sebagai Halaman 39 dari 150

Ary Herlina Kurniati HM instrumen utama yang dipandu oleh tes penalaran matematika (TP) dan pedoman wawancara. Pengumpulan data dilakukan melalui pemberian TP dan diverifikasi dengan teknik wawancara. Subjek penelitian terdiri dari dua orang yang dikategorikan kedalam subjek yang memiliki pemahaman konsep matematika di kelompok atas dan bawah. Proses penelitian dilakukan berdasarkan tahap-tahap: (a) merumuskan indikatorindikator pemahaman konsep serta penalaran, (b) merumuskan instrumen pendukung (tes pemahaman konsep, tes penalaran matematika dan pedoman wawancara) yang valid dan reliabel, (c) melakukan pengambilan subjek penelitian berdasarkan berdasarkan pemahaman konsep yang dimiliki, (d) melakukan pengambilan data berdasarkan tes penalaran matematika, (e) melakukan triangulasi waktu untuk mendapatkan data yang valid, (f) melakukan analisis data (g) melakukan pembahasan hasil analisis data, (h) melakukan penarikan kesimpulan. C. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa jawaban yang dikemukakan SKA, dan SKB menunjukkan bahwa jawaban yang diperoleh dari TP memenuhi mengacu kepada enam indikator yaitu; (1) kemampuan menyajikan pernyataan matematika dengan lisan dan tertulis dalam bentuk tabel dan grafik, (2) mengajukan dugaan, (3) melakukan manipulasi matematika, (4) menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap kebenaran solusi, (5) menarik kesimpulan dari pernyataan, dan (6) memeriksa kesahian suatu argumen. Penalaran matematika subjek yang memiliki pemahaman konsep antara kelompok atas dan kelompok bawah sangat berda, hampir secara umum SKA, mampu memenuhi tiap indikator pada penalaran matematika. Sedangkan SKB, hampir semua indikator penalaran matematika belum mampu dilakukan dan kalaupun dapat dilakukan masih sangat terbatas kemampuannya. Berdasarkan data valid yang diperoleh, disimpulkan bahwa (1) SKA mampu memenuhi keenam indikator penalaran matematika dengan tepat, (2) SKB hanya memenuhi indikator memeriksa kesahian suatu argumen dengan benar, sedangkan Page 40 of 150

Pemahaman konsep, Penalaran menyajikan penyataan matematika dengan gambar, mengajukan dugaan, menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap kebenaran solusi, serta menarik kesimpulan dilakukan namun secara umum masih keliru, sedangkan pada indikator melakukan manipulasi matematika belum mampu dilakukan dengan baik. 2. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian secara menyeluruh terkait dengan indikator penalaran matematika terhadap pemahaman konsep yang dimiliki, untuk indikator menyajikan pernyataan matematika dengan lisan, tulisan, tabel dan gambar SKA memberikan penjelasan dengan masuk akal serta tersusun secara logis. Penjelasan yang dikemukakan dalam menyajikan pernyataan tersebut hampir sama, mulai dari perencanaan yang dipaparkan secara lisan seputar menentukan operasi tertentu yang akan digunakan hingga tahapan yang harus dilakukan untuk menjawab permasalahan yang diberikan seputar SPLDV. Terkait mengenai penyajian secara tertulis baik berupa kalimat matematika, kemudian dinyatakan ke dalam bentuk tabel hingga pada tahapan menggambarkan grafiknya mampu diselesaikan dengan benar dan jelas. Masih terkait mengenai menyajikan penyataan matematika dengan lisan, tulisan, tabel dan gambar, untuk subjek pada pemahaman konsep matematika kelompok bawah hampir secara menyeluruh belum mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Sulitnya dalam memahami maksud pernyataan sehingga berakibat pada penyajian secara tertulis baik itu berupa tabel hingga pada grafik yang ditampilkan masih keliru. Indikator mengajukan dugaan, berdasarkan grafik yang dibuat mengenai himpunan penyelesaiannya SKA mampu melakukan dugaan dengan tepat. Dugaan tersebut dilakukan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dan mengaitkannya sesuai dengan permasalahan yang diberikan, hal ini juga didukung dengan informasi yang subjek peroleh dalam bentuk gambar sehingga memudahkan subjek untuk melakukan pengamatan secara efektif dengan melibatkan indera penglihatannya sehingga mampu melakukan dugaan dengan cermat dan tepat. Selanjutnya SKA juga mampu melakukan dugaan dengan tepat dengan mengaitkan informasi-informasi yang diketahui berdasarkan fakta-fakta sebelumnya sehingga semakin menguatkan dugaan yang dilakukan. Halaman 41 dari 150

Ary Herlina Kurniati HM Subjek pada kelompok bawah terkait mengenai indikator mengajukan dugaan, pada umumnya semua dugaan yang diutarakan masih keliru dan hanya sebatas komentar yang tidak dipahami, hal ini diakibatkan karena konsep dasar mengenai SPLDV terkhusus pada materi himpunan penyelesaian dari SPLDV masih sangat minim dimiliki subjek sehingga berakibat pada dugaan yang dikemukakan. Selanjutnya untuk indikator melakukan manipulasi matematika, pada SKA mampu melakukan manipulasi, yaitu berupa mengaitkan antara beberapa konsep yang dipahami sebelumnya untuk memperoleh solusi dari permasalahan yang diberikan. Pada SKB belum mampu melakukan manipulasi yang dikarenakan pemahaman konsep yang dimiliki masih sangat terbatas, walaupun pada dasarnya subjek memahami manipulasi yang dapat duganakan namun kurang pahamnya menggunakan manipulasi tersebut yang menyebabkan subjek tidak mampu menyelesaiakan permasalahan yang diberikan. Pada indikator menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap kebenaran solusi, subjek yang memiliki pemahaman konsep matematika pada kelompok atas mampu melakukan pembuktian sesuai dengan yang diinstruksikan pada soal secara induksi. Tahapan-tahapan dalam melakukan pembuktian seperti mengidentifikasi informasi yang diberikan pada soal, mulai dari apa saja yang diketahui hingga yang akan dibuktikan disertai prosedur pembuktian yang tepat dan dapat memberikan alasan tiap tahapan yang dilakukan. Bahkan subjek mampu melakukan pembuktian dengan menggunakan beberapa metode selain dari yang diinstruksikan pada soal. Subjek yang memiliki pemahaman konsep matematika pada kelompok bawah belum mampu melakukan pembuktian, hal ini diakibatkan pada dasarnya untuk dapat melakukan pembuktian dibutuhkan pemahaman yang baik, mulai dari mampu memilih prosedur tertentu hingga mengaitkan berbagai konsep yang diketahui sebelumnya. Pada indikator menarik kesimpulan dari pernyataan, subjek yang memiliki pemahaman konsep matematika pada kelompok atas mampu menarik kesimpulan berdasarkan permasalahan yang diberikan, walaupun secara rinci kesimpulan yang dikemukakan berbeda namun masing-masing kesimpulan yang diutarakan dapat Page 42 of 150

Pemahaman konsep, Penalaran mereka jelaskan alasannya secara logis, hal ini disebabkan kemampuan subjek dalam mengaitkan informasi yang diperoleh sebelumnya mampu dikelola dengan baik. Terkait mengenai penarikan kesimpulan dari pernyataan, untuk subjek yang memiliki pemahaman konsep matematika pada kelompok bawah belum mampu menarik suatu kesimpulan dari pernyataan. Kendala yang dialami subjek tentunya tidak terlepas dari pemahaman yang masih sangat kurang terutama pada penyajian konsep, pemilihan prosedur atau operasi tertentu hingga kemampuan dalam mengaitkan berbagai konsep yang masih sangat kurang. Selanjutnya pada indikator memeriksa kesahian suatu argumen, hampir semua subjek mampu memeriksa kesahian suatu argumen, khusunya pada subjek yang memiliki pemahaman konsep pada kelompok atas mampu menunjukkan kesahian dari suatu argumen. Sedangkan pada SKB juga mampu menyelesaiaknnya, walaupun subjek yang memiliki pemahaman konsep matematika kelompok bawah masih mengalami kendala. Namun secara keseluruhan untuk soal yang diberikan seputar memeriksa kesahian suatu argumen lebih mudah diselesaikan oleh kedua subjek dibandingkan soal yang lain, hal ini disebabkan pada soal tersebut telah diikutsertakan jawaban yang akan diuji kebenarannya. Sehingga subjek mampu menggunakan kemampuannya dalam hal mencoba-coba, walaupun kadang coba-coba yang dilakukan masih sulit mereka dijelaskan. D. Kesimpulan 1. Deskripsi penalaran matematika siswa yang memiliki pemahaman konsep matematika pada kelompok atas (SKA) Memiliki penalaran matematika sangat tinggi, hal ini ditunjukka dengan kemampuan subjek yang memenuhi 6 (enam) indikator penalaran matematika dengan sangat baik dimulai dari menyajikan pernyataan matematikan baik secara tertulis maupun secara lisan tiap tahapan yang dilakukan dengan singkat dan jelas, mampu mengajukan dugaan dengan mengaitkan pengetahuan yang dimiliki dengan jelas dan benar, dan melakukan manipulasi dengan benar dan lengkap, pembuktian secara induktif, mampu menarik kesimpulan dengan membuat pernyataan baru berdasarkan Halaman 43 dari 150

Ary Herlina Kurniati HM informasi atau pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, lengkap dan masuk akal serta memeriksa kesahian suatu argumen dengan tepat, teliti dan benar. 2. Deskripsi penalaran matematika siswa dan memiliki pemahaman konsep matematika pada kelompok bawah (SKB) Memiliki penalaran matematika rendah, hal ini ditunjukka dengan kemampuan subjek menyajikan pernyataan matematika dengan gambar hanya menjelaskan gagasannya berupa pernyataan matematika dengan lisan, tertulis, tabel hingga pada gambar grafiknya dan belum mampu menuliskannya dengan baik dan masih terdapat kekeliruan, kemampuan menduga dengan mengaitkan informasi yang diketahui sebelumnya dilakukan tetapi semua dugaannya masih keliru, manipulasi matematika, menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap kebenaran solusi dan menarik kesimpulan belum mampu dilakukan, namun mampu memeriksa kesahian suatu argumen dengan benar. Daftar Pustaka De-Porter, Bobby., dkk. 2012. Quantum Teaching. Terjemahan oleh Ary Nilandari. Bandung: Kaifa. De-Porter, Bobby., dkk. 2012. Quantum Learning. Terjemahan oleh Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Kaifa. DePorter, Bobbi., Hernacki, Mike. 2009. Quantum Learning. Bandung: Kaifa. Ghufron, M. Nur dkk. 2013. Gaya Belajar Kajian Teoritik. Yogyakarta: Pusaka Pelajar. Rofiah, Asiatul. 2010. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Depok Yogyakarta dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Inkuiri. Download: Diakses pada tanggal 22 Januari 2014. Ruseffendi, E.T. 2006. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkantak CBSA. Download: Diakses pada tanggal 2 Pebruari 2014. Suyono & Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Page 44 of 150

Pemahaman konsep, Penalaran Wardhani, Sri. 2010. Teknik Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika di SMP/MTs. Makalah Diklat Guru Pemandu/Guru Inti/Pengembangan Matematika SMP Jenjang Dasar Tahun 2010. Halaman 45 dari 150