ANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI SEMARANG

STUDI HUBUNGAN ANTARA SEBARAN DAN BEBAN PENCEMARAN RADIOAKTIVITAS SAMPEL LINGKUNGAN TERHADAP BAKU MUTU DAN DAYA TAMPUNG SUNGAI CODE YOGYAKARTA

Unnes Physics Journal

ANALISIS SIFAT FISIKA, KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIVITAS SAMPEL AIR SUNGAI BRIBIN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

PENENTUAN SIFAT FISIS, KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIVITAS ALAM SAMPEL AIR DAN SEDIMEN SUNGAI BRIBIN TAHAP II

PENGARUH DEBIT AIR DAN TSS TERHADAP AKUMULASI AKTIVITAS RADIONUKLIDA ALAM

METODE STANDARDISASI SUMBER 60 Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH

STUDI PARAMETER AIR DAN RADIOAKTIVITAS ALAM PERAIRAN SUNGAI SEROPAN GUNUNGKIDUL

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

PENGARUH EFEK GEOMETRI PADA KALIBRASI EFISIENSI DETEKTOR SEMIKONDUKTOR HPGe MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN

PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR ALUMINIUM, MANGAN, DAN SILIKON DALAM AIR SUNGAI CODE TERHADAP WAKTU SAMPLING DENGAN METODE AANC

RINGKASAN. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; Program St~di Pengeloiaan Sumberdaya

EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM

PENENTUAN RADIOAKTIVITAS PEMANCAR GAMMA TOTAL DAN BETA TOTAL DALAM LIMBAH RUMAH SAKIT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ISSN PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS GAMMA, BETA DAN IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA DALAM SEDIMEN DAN AIR SUNGAI

Kata kunci : Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), AAN, Reaktor Kartini PENDAHULUAN. Niati, Pratiwi Dwijananti, Widarto

EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009

KAJIAN KADAR UNSUR KROM DALAM LIMBAH TEKSTIL DENGAN METODE AAN

PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP RADIOAKTIVITAS GROSS BETA PADA SAMPEL JATUHAN (FALL OUT)

Sistem Pencacah dan Spektroskopi

EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO

BAB 3 METODE PENELITIAN. -Beaker Marinelli

PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK

Penentuan Konsentrasi dan Nilai Faktor Transfer Radionuklida Alam ( 226 Ra, 232 Th, 40 K) dari Tanah Sawah ke Beras menggunakan Spektrometer Gamma

PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS PB-210, PB-212 DAN PB-214 DALAM CUPLIKAN DEBU VULKANIK PASCA GUNUNG MERAPI MELETUS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS DEBU DI UDARA DAERAH KERJA PPGN TAHUN 2011

FISIKA ATOM & RADIASI

PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008.

IDENTIFIKASI KADAR UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM HEWAN DI SUNGAI GAJAHWONG YOGYAKARTA DENGAN METODE AANC (ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT)

UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152. Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto

PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DI UDARA INSTALASI NUKLIR

ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY

KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN

DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI

Jurnal MIPA 35 (1) (2012) Jurnal MIPA.

Radioaktivitas Henry Becquerel Piere Curie Marie Curie

PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS

GANENDRA, Vol. VI, No. 2 ISSN IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA DI DAERAH PANTAI LEMAHABANG MURIA DENGAN SPEKTROMETRI GAMMA ABSTRAK

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

STUDI ANALISA DAN POLA PERSEBARAN RADIOAKTIVITAS PERAIRAN DAN SEDIMEN (STUDI KASUS: SUNGAI CODE YOGYAKARTA)

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005

PENGUKURAN DAN EVALUASI RADIOAKTIVITAS AIR TANGKI REAKTOR (ATR) DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA

PENGUKURAN FLUKS NEUTRON SALURAN BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM (SAMOP) REAKTOR KARTINI

PENENTUAN KONSENTRASI TORIUM-232 DAN ANAK LURUHNYA SECARA SPEKTROMETRI ALPA

PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210

SURVEI RADIOAKTIVITAS UDARA DI DAERAH KERJA LINGKUNGAN PTAPB - BATAN YOGYAKARTA

IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA Ra-226, Th-232, U-238 DAN K-40 PADA DEBU VULKANIK PASCA LETUSAN GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA

PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLffi. Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008

RENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA

PELURUHAN RADIOAKTIF

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL DAN TEKNIK MONTE CARLO

Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

Penentuan karakteristik cacahan pada counter dengan menggunakan sumber standar 152 Eu, 60 Co dan 137 Cs

EVALUASI PEMANTAUAN TENORM PADA PEMBUATAN NATRIUM ZIRKONAT. Sajima dan Sunardjo Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTARK ABSTRACT

AKTIVITAS GAMMA DAN ADSORPSI RADIONUKLIDA PERAIRAN KALI CODE, YOGYAKARTA

PENENTUAN PARAMETER AIR DAN RADIOAKTIVITAS ALAM SAMPEL AIR, SEDIMEN SUNGAI SEROPAN PERIODE I, SEMANU, GUNUNGKIDUL

KALIBRASI DETEKTOR NaI(Tl) UNTUK PEMANTAUAN KONTAMINASI BAHAN RADIOAKTIF DI TANAH SECARA IN-SITU

GAMMA RADIOACTIVITY ON DEEP GROUND IN REACTOR TRIGA 2000 BATAN BANDUNG

KUALITAS LINGKUNGAN SUNGAI CODE DAN GAJAHWONG DITINJAU DARI KADAR Cu DAN Cr DALAM CUPLIKAN SEDIMEN

KONSENTRASI URANIUM, THORIUM DAN KALIUM DALAM PRODUK PASIR YANG DIPASARKAN DI BANDUNG

Sulistyani, M.Si.

KAJIAN Pb-210 DALAM BIOTA, AIR DAN SEDIMEN LAUT SEKITAR CALON TAPAK PLTN UJUNG LEMAHABANG

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

PEMANTAUAN RADIOEKOLOGI KELAUTAN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2005

METODE KALIBRASI MONITOR GAS MULIA MENGGUNAKAN SISTEM SUMBER GAS KRIPTON-85 STATIS

VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA

KAJIAN KANDUNGAN U DAN Th DALAM SEDIMEN SUNGAI DI SEMENANJUNG MURIA DENGAN METODA AKTIF DAN PASIF

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

PENGEMBANGAN DATABASE PROGRAM KOMPUTASI UNTUK ANALISA AKTIVASI NEUTRON CEPAT

PENGUKURAN RADIASI DAN PENGOLAHAN DATA DI INSTALASI NUKLIR

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

PENENTUAN AKTIVITAS SUMBER RADIOAKTIF PEMANCAR GAMMA Eu-152 DI LABORATORIUM PTNBR

GAMBARAN DOSIS INTERNA DARI BIOASSAY SAMPEL URINE PENDUDUK DESA BOTTENG KABUPATEN MAMUJU

VALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP 137 Cs MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-16

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 30-34

PENENTUAN KONSENTRASI AKTIVITAS URANIUM DARI INDUSTRI FOSFAT MENGGUNAKAN DETEKTOR ZnS(Ag)

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi

PENENTUAN AKTIVITAS TRITIUM DAN KARBON-14 DENGAN METODA PENGUKURAN DUAL LABEL ABSTRACT

Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer)

SISTEM PENCACAHAN RADIASI DENGAN DETEKTOR SINTILASI

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DI SEKITAR KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2012

PENENTUAN AKTIVITAS 60 CO DAN 137 CS PADA SAMPEL UNKNOWN DENGAN MENGGUNAKAN DETEKTOR HPGe

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

PENENTUAN PARAMETER AIR DAN RADIOAKTIVITAS ALAM SAMPEL AIR, SEDIMEN SUNGAI SEROPAN PERIODE I, SEMANU, GUNUNGKIDUL

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

KAJIAN RADIOAKTIVITAS AIR LINGKUNGAN DI SEKITAR REAKTOR KARTINI PASCA GEMPA 27 MEI 2006

Transkripsi:

Elin Nuraini, dkk. ISSN 0216-3128 383 ANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA Elin Nuraini, Sunardi, Bambang Irianto PTAPB-BATAN ABSTRAK ANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA. Telah dilakukan analisis radioaktivitas alam dari air dan sedimen sungai code. Pengukuran radioaktivitas dilakukan dengan menggunakan metode gross α, β dan spektrometri γ. Pengukuran gross α (tidak dibedakan energi maupun mode peluruhannya) menggunakan alat cacah α dengan detektor sintilasi, gross beta dengan alat cacah β dengan Geiger-Muller, terakhir radioaktivitas gamma dan identifikasi kandungan radionuklida menggunakan spektrometri gamma dengan detektor HPGe. Besarnya radioaktivitas gross alpha pada cuplikan sedimen berkisar antara 0,006 sampai 0,048 Bq/gram, cuplikan air berkisar antara 0,006 sampai dengan 0,024 Bq/liter. Radioaktivitas gross beta pada cuplikan sedimen berkisar antara 0,580 sampai dengan 0,807 Bq/ gram, cuplikan air berkisar antara 0,253 sampai 0,355 Bq/liter. Radioaktivitas gamma pada cuplikan sedimen berkisar antara 0,093 Bq/gram sampai dengan 0,379 Bq/gram, cuplikan air berkisar antara 0,0002 Bq/liter sampai dengan 0,0081 Bq/liter. yang teridentifikasi yaitu 214 Pb berasal dari deret uranium, berasal dari deret torium, berasal dari deret uranium, 228 Ac dari deret torium, berasal dari radionuklida primordial. Kata kunci : Radioaktivitas, air dan sedimen ABSTRACT ANALYSIS OF α,β GROSS RADIOACTIVITY AND IDENTIFICATION OF RADIOACTIVITY AS γ RADIATION FROM WATER AND SEDIMENT CODE RIVER IN YOGYAKARTA. An analysis has been carried out on the natural radioactivity of water and sediment Code river. Measurement of radioactivity by applying two methods the gross α and β activity analysis and the γ spectrometry analysis. In the gross α and β activity analysis, the (natural) radiation exposure measured by α counter using sintilation detector, GM (β) counter and analyzed by gross methods (no different in energy radiation and decaying modes), and also to find out gamma radioactivity and to identify the content of radionuclide by gamma spectrometry using HPGe detector. The gross alpha radioactivity on the sediment: sample was 0,006 to 0,048 Bq/gram, while on the water sample was 0.006 to 0.024 Bq/litre. in. The gross Beta radioactivity on the sediment: sample was 0,58 to 0,807 Bq/gram, while on the water sample was 0,253 to 0,355 Bq/litre. Gamma radioactivity of sediment samples was 0,093 to 0,379 Bq/gram; and the water sample was 0,0002 to 0,0081 Bq/litre. Identified radionuclides were Pb that is uranium series, TI is thorium series, Bi is uranium series, Ac is thorium series and K is primordial radionuclide. Key words : Radioactivity, water and sediment PENDAHULUAN S umber radioaktif yang terdapat di alam berasal dari berbagai macam sumber yaitu dari ruang angkasa atau yang lebih dikenal dengan sinar kosmis, dari batuan (radiasi primordial) dan sumbangan dari zat radioaktif buatan manusia. [1] yang dibebaskan tersebut terdapat dibeberapa macam contoh lingkungan yaitu udara, air, tanah, tanaman dan cuplikan lain. Zat radioaktif yang terdapat pada berbagai media lingkungan berpotensi bahaya radiologis baik secara eksterna maupun interna terhadap masyarakat yang memanfaatkan [2], jadi zat radioaktif yang di lepaskan ke lingkungan harus dipantau dan dikendalikan secara periodik dengan cara melakukan sampling secara rutin atau berkala. Untuk mengantisipasi bahaya radiologis tersebut dibuatlah suatu peraturan pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air (PP No. 20/1990) yang antara

384 ISSN 0216-3128 Elin Nuraini, dkk. lain menetapkan persyaratan radioaktivitas dalam air. Radioaktivitas alpha dan beta di air tidak boleh melebihi harga batas 0,1 Bq/l dan 1 Bq/l. [3] Dengan demikian berdasarkan ketentuan perundangan tersebut maka sudah semestinya dibutuhkan perhatian yang serius untuk menjaga kualitas air sungai Code. Sungai Code yang terletak ditengah kota Yogyakarta mempunyai peran yang sangat penting bagi masyarakat Yogyakarta yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup antara lain dimanfaatkan sebagai air minum, sanitasi dan pertanian. Sehingga air harus dijaga kualitasnya. Kenyataannya, semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mempengaruhi peningkatan aktivitas masyarakat di Yogyakarta, yang ditunjukkan dengan bertambahnya pemukiman masyarakat, industri, rumah sakit, pusat perdagangan, dan perhotelan. Selain berdampak positif dapat juga berdampak negatif. Dampak negatif yang timbul adalah terjadinya penurunan kemampuan lingkungan untuk mendukung kelangsungan hidup atau yang disebut terjadinya pencemaran. Jika kondisi ini dibiarkan dan tidak dilakukan monitoring di sungai Code maka akan berdampak terhadap penurunan kadar oksigen didalam air, sehingga bakteri-bakteri yang berfungsi sebagai penjernih secara alamiah akan mati, sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan fungsi air menjadi media atau sarang penyakit, sehingga air dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan masyarakat. [2] Tidak kalah pentingnya pencemaran pada sungai juga berdampak terhadap estetika lingkungan karena semakin banyaknya sampah organik di sungai Code. Air merupakan kebutuhan pokok manusia, air harus memenuhi persyaratan fisika, kimia, mikrobiologi dan radioaktif. Karena air merupakan bagian dari komponen lingkungan hidup, maka pencemaran di sungai merupakan permasalahan pencemaran lingkungan hidup. Untuk mengantisipasi dan memonitoring permasalahan pencemaran di sungai Code dilakukan penelitian untuk mengetahui besarnya radioaktivitas lingkungan dari sedimen dan air yang diambil dari sungai Code. Besarnya radioaktivitas lingkungan tersebut selanjutnya dibandingkan dengan standarisasi air yang diijinkan dengan tujuan mengetahui adanya kemungkinan terjadi kesenjangan antara standar dengan hasil analisis. Meskipun pengukuran radioaktivitas lingkungan cukup dapat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya kenaikan radioaktivitas di lingkungan, tetapi perlu dianalisis lebih lanjut jenis radionuklida dalam cuplikan lingkungan dengan metode spektrometri gamma untuk mengetahui jenis radionuklida. Radioaktivitas Menurut Susetyo [4,5] radioaktivitas adalah gejala perubahan keadaan inti atom secara spontan yang disertai radiasi berupa zarah atau gelombang elektromagnetik. Kandungan radionuklida dalam cuplikan lingkungan berasal dari dua sumber radiasi antara lain sumber radiasi alam dan sumber radiasi buatan. Analisis data Radioaktivitas zat radioaktif dapat ditentukan dengan cara pencacahan aktivitas dari radiasi α, β, γ yang dipancarkan oleh zat radioaktif tersebut. Dalam deteksi radiasi dikenal istilah laju cacah biasanya dinyatakan dalam satuan cacah per detik (cps) dan aktivitas dinyatakan dalam satuan bekquerel atau sering kali dinyatakan dalam disintegrasi per detik (dps). [6] Harga laju cacah sama sekali tidak mencerminkan aktivitas yang sesungguhnya dari suatu sumber. Namun aktivitas dapat dipengaruhi oleh laju cacah, efisiensi deteksi dan harga intensitas mutlak untuk tenaga sinar gamma yang diukur. Rumus yang dipakai untuk menghitung radioaktivitas gross α, β dan γ A Rα gross = (1) M Pengukuran radioaktivitas gross alpha pada cuplikan air A R αgross = (2) V R αgross = Aktivitas gross (Bq/gram) A = Aktivitas (Bq) M = Massa cuplikan (gram) V = Volume cuplikan (liter) Dengan cps A = n (3) η η = efisiensi alat cps n = cacah netto cuplikan = N N = N 1 N 2 N 1 = Cacah cuplikan + latar = Cacah latar N 2

Elin Nuraini, dkk. ISSN 0216-3128 385 TATA KERJA Bahan Sumber standar Am-241, KCL, Co-60, Cs- 137 dan Eu-152. Cuplikan sedimen dan air dari sungai code dan aquades. Alat Gayung, jerigen, sendok, ember, tali, baki, sendok, alat penggerus, ayakan, lampu pemanas, planshet, neraca digital, gelas beker volume 1 liter, gelas plastik,plastik klip, pipet vol, kompor listrik, tempat untuk memasak air dari porselain, detektor sintilasi ZnS, detektor Geiger Muller, detektor HPGe dan spektrometri gamma. Alur Penelitian

386 ISSN 0216-3128 Elin Nuraini, dkk. HASIL DAN PEMBAHASAN Radioaktivitas rerata gross alpha, beta, dan gamma pada cuplikan sedimen dan air sungai Code dapat dilihat pada Gambar 1, 2, 3, dan 4. Pada Gambar 1 terlihat bahwa radioaktivitas rerata gross alpha pada cuplikan sedimen sungai Code adalah antara 0,006 sampai 0,048 Bq/gram. Radioaktivitas paling rendah dijumpai di Dam Boyong dan di Jembatan Boyong dan yang paling tinggi dijumpai di Jembatan Sarjito. Sedangkan radioaktivitas rerata gross alpha pada cuplikan air sungai Code adalah antara 0,006 sampai 0,024 Bq/liter. Radioaktivitas paling kecil dijumpai dilokasi Dam Boyong dan Jembatan Boyong sedangkan yang paling besar dijumpai di Jembatan Sarjito. Hal ini karena besarnya radioaktivitas yang terhitung merupakan kontribusi dari pemancar alpha yang bersumber dari radionuklida alam. Hal itu wajar karena Dam Boyong sebagai titik 0 hanya terdapat mata air dan Jembatan Boyong sebagai daerah kontrol 1 hanya terdapat sungai-sungai kecil yang mulai bergabung. Besarnya radioaktivitas gross alpha mulai meningkat di Jembatan Ringroad Utara hingga paling besar di Jembatan Sarjito, hal ini karena di sekitar Jembatan Sarjito merupakan daerah tengah kota sehingga besarnya aktivitas yang terdeteksi berasal dari radionuklida yang terbawa oleh aliran air bawah tanah yang sedikit banyak tercampur limbah dari pemukiman penduduk. Besarnya radioaktivitas gross alpha mulai menurun di Jembatan Ring-Road Selatan dan di Jembatan Pacar Wonokromo, karena daerah ini sudah keluar dari daerah perkotaan sehingga pengaruh dari limbah pemukiman penduduk berkurang, dan aktivitas yang terdeteksi berasal dari air buangan dari sawah yang menggunakan pupuk organik. Dari hasil perhitungan radioaktivitas gross alpha untuk cuplikan air masih berada dibawah ambang batas baku mutu air yang sudah ditetapkan (PP No. 20/1990 yaitu sebesar 0,1 Bq/liter). Hal ini menunjukkan air dari sungai Code masih dalam kondisi yang baik. Sedangkan radioaktivitas gross alpha untuk cuplikan sedimen yang teramati tidak dapat menunjukkan bahwa sungai Code dalam kondisi yang baik atau tidak karena didalam Peraturan Pemerintah belum ada ketetapan untuk sedimen. Dari hasil perhitungan radioaktivitas rerata gross beta pada cuplikan sedimen adalah sekitar 0,580 ± 0,038 Bq/gram sampai dengan 0,807 ± 0,04 Bq/gram. Sedangkan pada cuplikan air berkisar antara 0,253 ± 0,026 Bq/liter sampai dengan 0,355 ± 0,026 Bq/liter. Radioaktivitas gross beta untuk cuplikan air paling besar dilokasi Dam Boyong, dan untuk cuplikan sedimen di Jembatan Boyong sedangkan radioaktivitas gross beta paling kecil untuk cuplikan sedimen dijumpai di Jembatan Sarjito, dan untuk cuplikan air di lokasi Jembatan Ringroad Utara. Pada Gambar 2 terlihat bahwa di lokasi yang paling atas mempunyai radioaktivitas gross beta yang besar dan semakin ke bawah radioaktivitas gross beta semakin menurun. Kondisi ini diduga karena besarnya aktivitas rerata pemancar beta yang terukur merupakan sumbangan dari zat radioaktif alamiah yang berasal dari mineral batuan dan dari tanah. Hal ini bisa dipengaruhi oleh peristiwa vulkanik dari gunung Merapi. Sehingga ada mineral yang semula berada dibagian dalam perut bumi kemudian pindah kepermukaan dan selanjutnya mengalir ke sungai Boyong yang merupakan jalur aliran lahar dari gunung Merapi. Besarnya radioaktivitas gross beta untuk cuplikan air masih dibawah ambang batas yang ditentukan oleh pemerintah (1 Bq/liter). Radioaktivitas gamma pada cuplikan sedimen berkisar antara 0,093 Bq/gram sampai dengan 0,379 Bq/gram, cuplikan air berkisar antara 0,0002 Bq/liter sampai dengan 0,0081 Bq/liter. Gambar 1. Histogram radioaktivitas gross alpha pada sedimen dan air.

Elin Nuraini, dkk. ISSN 0216-3128 387 Gambar 2. Histogram radioaktivitas gross beta pada sedimen dan air Gambar 3. Histogram radioaktivitas gamma pada sedimen. Gambar 4. Histogram radioaktivitas gamma pada air.

388 ISSN 0216-3128 Elin Nuraini, dkk. Dari hasil analisis secara kualitatif Tabel-1 dan 2, radionuklida yang teridentifikasi untuk cuplikan air dan sedimen adalah : Pb-214 (351 kev) berasal dari deret Uranium, Tl-208 ( kev) berasal dari deret Thorium, Bi-214 () berasal dari deret Uranium, K-40 ( kev) merupakan radionuklida. Setelah dilakukan analisis secara kualitatif dengan menggunakan spektrometri gamma kandungan radionuklida yang teridentifikasi merupakan zat radioaktif alam. Zat radioaktif alamiah ini berasal dari mineral batuan dan dari tanah. Perhitungan radioaktivitas dengan menggunakan spektrometri gamma tersebut spektrum yang terlihat jelas hanya K-40, sedangkan radionuklida pemancar gamma dari deret Uranium dan Thorium terlihat kurang jelas. Hal ini karena aktivitas K-40 besar sedangkan aktivitas dari radionuklida pemancar gamma yang berasal dari deret Uranium dan Thorium sangat rendah. Tabel-1. Hasil pencacahan dengan spektrometri γ pada cuplikan sedimen. No Lokasi Energi (kev) Isotop Sumber Radioaktivitas (Bq/gram) 1. Dam Boyong 351 214 Pb 0,185 0,152 0,163 0,276 2. Jembatan Boyong 0,093 0,109 0,207 3. Jembatan Ring- Road Utara 0,217 0,139 0,344 4. Jembatan Sardjito 0,174 0,163 0,310 5. Jembatan Ring- Road Selatan 0,195 0,379 6. Jembatan Pacar Wono kromo 351 214 Pb 214 Pb 0,166 0,152 0,209 0,345

Elin Nuraini, dkk. ISSN 0216-3128 389 Tabel-2. Hasil pencacahan dengan spektrometri γ pada cuplikan air. No Lokasi Energi (kev) Isotop Sumber Radioaktivitas (Bq/liter) 1. Dam 0,0028 Boyong 0,0052 2. Jembatan Boyong 0,0006 0,0006 0,0013 3. Jembatan Ring- Road Utara 0,0002 0,0004 0,0012 4. Jembatan Sardjito 0,0022 0,0023 0,0040 5. Jembatan 0,0022 Ring-Road 0,0019 Selatan 0,0052 6. Jembatan Pacar Wono kromo 0,0029 0,0039 0,0081 KESIMPULAN 1. Radioaktivitas gross alpha untuk sedimen sungai Code berkisar antara 0,006 sampai 0,048 Bq/gram sedangkan radioaktivitas gross alpha untuk air sungai Code berkisar antara 0,006-0,024 Bq/liter. 2. Radioaktivitas gross beta untuk sedimen sungai Code berkisar antara 0,580 ± 0,038 sampai dengan 0,807 ± 0,04 Bq/ gram, sedangkan radioaktivitas gross beta untuk air sungai Code berkisar antara 0,253 ± 0,026 sampai 0,355 ± 0,026 Bq/liter. 3. Beberapa jenis radionuklida yang terdeteksi dari cuplikan sedimen antara lain : 214 Pb,, dan, sedangkan untuk cuplikan air tidak terdeteksi 214 Pb, dan radioaktivitas gamma pada cuplikan sedimen berkisar antara 0,093 Bq/gram sampai dengan 0,379 Bq/gram, cuplikan air berkisar antara 0,0002 Bq/liter sampai dengan 0,0081 Bq/liter. 4. Besarnya radioaktivitas gross alpha, beta dari sedimen dan air sungai Code masih berada dibawah baku mutu air yang ditetapkan (besarnya radioaktivitas alpha yang diperbolehkan adalah 0,1 Bq/gram atau 0,1 Bq/liter dan radioaktivitas beta yang diperbolehkan adalah 1 Bq/gram atau 1 Bq/liter), dan bila ditinjau dari besarnya radioaktivitas gross alpha maupun radioaktivitas gross beta sungai Code belum tercemar dan masih bisa dimanfaatkan.

390 ISSN 0216-3128 Elin Nuraini, dkk. DAFTAR PUSTAKA 1. BRODA, ENGELBERT AND THOMAS, SCHONFELD, Application of Radioactivity The Technical, Volume I. London: Pergamon Press, 1966. 2. ANONIM, http://www.yahoo.com/radioaktivitas Lingkungan/PLTN: Faktor Pencemaran Lingkungan dan Gangguan Kesehatan, Elektro Indonesia. Edisi Ke-14, Agustus 1998. 3. NCRP, Enviromental Radioactivity Measurement, Recomendation of the National Council on Radiation Protection and Measurements, NCRP Report No. 50. 4. SURATMAN, Pengukuran Radioaktivitas Beta, Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta- BATAN, 1997. 5. SUSETYO, W., Spektrometer Gamma dan Penerapanya dalam Analisis Pengaktifan Neutron, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1988. 6. KNOLL, GLENN,F. Radiation detection and Measurement, John Wiley & Sons Inc: Canada, 1997. TANYA JAWAB Wisnu Arya Wardana Pada penelitian ini radioaktivitas gross β terbesar terdapat pada lokasi mana (dikatakan mulai menurun). Elin N. Pada penelitian ini radioaktivitas gross β untuk cuplikan sedimen terbesar di jembatan Boyong yaitu sekitar 0,807 ± 0,04 Bq/gr. Sedang untuk cuplikan air terbesar didaerah dam Boyong yaitu sekitar 0,355 ± 0,026 Bq/lt. Kondisi ini diduga karena besarnya aktivitas gross β yang terukur merupakan sumbangan radioaktivitas alam yang berasal dari batuan dan tanah atau peristiwa vulkanik dari gunung Merapi, sehingga mineral yang semula berada di bagian dalam perut bumi pindah kepermukaan dan mengalir ke sungai Boyong yang merupakan jalur aliran lahar dari gunung Merapi.