BAB 3 METODE PENELITIAN. -Beaker Marinelli
|
|
- Widyawati Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk pengukuran radionuklida alam dalam sampel adalah yang sesuai dengan standar acuan IAEA (International Atomic Energy Association) yaitu : -Ayakan SS -Beaker Marinelli -Neraca Analitik -Oven -Nampan 200 mesh 1L Shimadzu Memmert Stainless Steel -Gamma Spektrometer ORTEC dengan detektor HPGe (High Purity Germanium) -Kertas Label -Spidol -Plastik Klip - Lem araldit -Allu -Lumpang Bahan Penelitian -Abu dasar (bottom ash) batubara KIM asal Palembang 200 mesh 1500 g -Abu dasar (bottom ash) batubara KIM asal Padang 200 mesh 1500 g 3.2. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang digunakan sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan IAEA (International Atomic Energy Association) mulai dari pengambilan sampel, preparasi sampel, kemudian sampel dicacah dengan spektrometer gamma dengan detektor HPGe untuk analisa kuantitatifnya Pengambilan Sampel
2 Pada penelitian ini digunakan dua sampel yaitu abu dasar (bottom ash) batubara asal Palembang dan abu dasar (bottom ash) batubara asal Padang. Masing-masing sampel diambil secara sembarang dari dua tempat penimbunan limbah abu dasar batubara (ash disposal) di kawasan industri Medan (KIM). Limbah abu dasar batubara ditimbun dalam suatu areal, pada pengambilan sampel ini, abu dasar batubara diambil dari bagian atas timbunan, bagian tengah timbunan dan bagian bawah timbunan. Abu dasar batubara diambil menggunakan sekop semen kemudian abu dasar batubara dari masing-masing bagian timbunan dimasukkan kedalam suatu karung lalu dicampurkan (dihomogenkan). Sampel diambil secukupnya yang diperkirakan setelah dihaluskan akan memperoleh abu dasar (bottom ash) batubara sebanyak masing-masing 1500 g dengan ukuran 200 mesh Preparasi Sampel Sampel abu dasar batubara KIM asal palembang dan abu dasar batubara KIM asal padang dikeringkan di bawah sinar matahari dengan tujuan supaya lebih mudah saat proses penghalusan dan pengayakan. Sampel dihaluskan dengan menggunakan alu (penumbuk) dan lumpang lalu disaring dengan ayakan 200 mesh sebanyak masing-masing 1500 g lalu masing-masing sampel disimpan di dalam plastik klip dan diberi label. Selanjutnya masing-masing sampel dimasukkan ke dalam sebuah nampan dan dipanaskan di dalam oven dengan suhu 105 o C selama 5 jam dengan tujuan supaya kandungan air yang terdapat di dalam sampel menguap dan sampel bebas dari air. Setelah 5 jam sampel dikeluarkan dari oven dan didinginkan. Kemudian masing-masing sampel dimasukkan kedalam beaker marinelli berukuran 1 Liter, lalu kedua beaker marinelli yang berisi sampel abu dasar batubara palembang dan abu dasar padang direkatkan menggunakan lem araldit pada bagian penutupnya kemudian di lapisi dengan solasiban. Kemudian sampel didiamkan selama 39 hari untuk mencapai kesetimbangan konsentrasi sekular dengan anak luruhnya.
3 Kalibrasi Spektrometer Gamma Peluruhan Sumber Standar Sumber standar yang digunakan adalah radionuklida yang telah tersertifikat (telah diketahui aktivitasnya) Eckert dan Zigler Analytics.Peluruhan sumber standar dilakukan dengan mencacah sampel dalam beaker marinelli yang telah diketahui aktivitas awalnya yang akan digunakan sebagai standar. Peluruhan sumber standar dilakukan untuk mengetahui aktivitas standar yang digunakan pada saat pencacahan (13 Maret 2017). Pencacahan sumber standar dilakukan selama 3 jam. Adapun unsur sumber standar yang dicacah adalah Pb-210, Am- 241, Cd-109, Co-57, Ce-139, Hg-203, Sn-113, Cs-137, Y-88, Co-60, Co-60, Y Kalibrasi Energi Setelah dilakukan peluruhan sumber standar, maka nuklida yang dijadikan sebagai sumber standar adalah nuklida yang aktivitasnya masih diatas 10 Bq. Kalibrasi energi dilakukan dengan menghubungkan energi dari nuklida sumber standar dengan nomor salur yang didapat dari hasil pencacahan sumber standar. Hubungan dari energi dan nomor salur akan menghasilkan kurva berupa garis lurus Kalibrasi Efisiensi Kalibrasi Efisiensi dilakukan dengan memasukkan data hasil pencacahan dari setiap nuklida standar, yaitu berupa net area, waktu cacah, aktivitas nuklida sumber standar saat pencacahan dan kelimpahan eneri gamma kedalam suatu persamaan. Kemudian dari persamaan akan diperoleh nilai efisiensi untuk masingmasing nuklida standar pada energi tertentu. Nilai efisiensi yang dihasilkan digambarkan dalam bentuk kurva, sehingga akan menghasilkan dua kurva yaitu pada energi tinggi (diatas 200 KeV) dan energi rendah (dibawah di 200 KeV), dari kurva tersebut akan dihasilkan persamaan yang digunakan untuk menghitung efisiensi dari masing-masing radionuklida pada energi tertentu. Persamaan yang digunakan adalah persamaan dari kurva berenergi tinggi.
4 Pengukuran Latar (Background) Pengukuran Latar (background) dilakukan dengan cara mengukur secara terusmenerus beaker marinelli kosong selama 17 jam (61200 detik) menggunakan Spektrometer gamma detektor HPGe Pengukuran Sampel Menggunakan Spektrometer Gamma Sampel yang telah didiamkan selama 39 hari diukur menggunakan spektrometer gamma detektor HPGe yang telah dikalibrasi terlebih dahulu dengan suatu sumber standar. Sebelum dimasukkan, sampel terlebih dahulu dilapisi dengan plastik supaya tidak terjadi kontaminasi dengan detektor. Sampel dicacah selama 17 jam untuk masing-masing sampel dan kemudian dilakukan analisa spektrum yang dihasilkan untuk mengetahui radionuklida alam apa yang terdapat didalam sampel dan berapa radioaktivitasnya.
5 3.3. Bagan Penelitian Persiapan Sampel Preparasi Sampel
6 Peluruhan Sumber Standar Pengukuran Latar (Background)
7 Pengukuran Sampel dengan Spektrometer Gamma
8 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Data Penelitian Peluruhan Sumber Standar Berikut persamaan yang digunakan dalam menentukan peluruhan sumber standar A t = A t o e λ = 0,693t / T A o e (1) Dimana : A t : aktivitas pada saat pencacahan (Bq) A o t T : aktivitas mula-mula (Bq) : waktu tunda (hari) : waktu paro (hari) Tabel Peluruhan sumber standar (Bq) Nuklida Energi (KeV) Waktu paro (d) A 0 (1 0kt 2912 ) Pb ,5 8,109 x 10 Am ,5 1,58 x 10 Cd ,0 4,626 x 10 Co ,1 2,718 x 10 Y ,0 1,066 x 10 Co ,2 1,925 x 10 Co ,5 1,925 x 10 Y ,1 1,066 x ,80 265, ,60 88,99 382,56 182,60 182,60 382,56
9 Setelah dilakukan peluruhan sumber standar, maka nuklida yang dapat digunakan sebagai standar adalah nuklida yang aktivitasnya masih diatas 10Bq. Maka nuklida yang dapat dijadikan sebagai sumber standarnya adalah sebagai berikut. Tabel Nuklida sumber standar Nuklida Energy (KeV) A t ( 13 Maret 2017) (Bq) Pb ,5 3152, Am ,5 263, Cs ,7 103, Co ,2 101, Co ,5 101, Kalibrasi Energi Setelah dilakukan peluruhan sumber standar, maka dihasilkan nuklida yang masih dapat digunakan sebagai standar. Nomor salur didapatkan dari hasil pencacahan nuklida sumber standar. Tabel Kalibrasi Energi Nuklida Nomor Salur Energy Pb ,5 Am ,32 Cs ,62 Co ,2 C ,5
10 Untuk menggambarkan kurva kalibrasi energi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut : Y = a + bx (2) dengan: Y : Energy gamma ( KeV) a dan b : bilangan konstanta linier X : Nomor salur ( channel) Dengan memesukkan nilai nomor salur dan energi pada tabel kedalam persamaan 2, maka akan dihasilkan kurva kalibrasi energi sebaga berikut. ambar 4.1. Kurva kalibrasi energi spektrometer gamma detektor HPGe G Pada gambar 4.1 dihasilkan persamaan untuk kalibrasi energi adalah Y=0,01961x+3,0139.
11 Kalibrasi Efisiensi Berikut adalah persamaan yang digunakan untuk menghitung efisiensi : ε γ = ( N S / t S N A p t BG γ / t BG ) (3) Dengan: ε N N t t s s BG BG A t : efisiensi pencacahan (%) : cacah standar (cacah) : cacah latar (cacah) : waktu cacah standar (detik) : waktu cacah latar (detik) : aktivitas sumber standar pada saat pencacahan (Bq) Pɣ : kelimpahan energi gamma (%) Dengan menggunakan persamaan diatas, maka kita mendapatkan nilai efisiensi dari nuklida standar sebagai berikut : Tabel Efisiensi Nuklida Standar Nuklida Standar Energi Efisiensi Pb ,5 7, Am ,33 4, Cs ,62 6,9. 10 Co ,2 4, Co ,5 3,7. 10 Nilai efisiensi yang terdapat pada tabel digambarkan ke dalam kurva, sehingga menghasilkan dua kurva yaitu pada energi tinggi dan energi rendah, seperti yang digambarkan pada gambar 4.2 berikut
12 Gambar 4.2. Kurva Kalibrasi Efisiensi Spektrometer Gamma Detektor HPGe Kurva kalibrasi efisiensi spektrometer gamma dengan detektor HPGe Gem merupakan hubungan antara energi gamma dengan efisiensi yang menghasilkan garis eksponensial dengan persamaan y = 2,624x -0,91, R 2 = 0,998 seperti yang terlihat pada gambar 4.2. Persamaan yang diperoleh dari hubungan antara energi gamma dan efisiensi pencacahan akan dipergunakan dalam penghitungan konsentrasi radionuklida dalam sampel. Persamaan tersebut adalah y = 2,624x -0,91 (4) dengan: y = ɛ γ = efisiensi pencacahan (%) x = energi puncak nuklida (kev) Pada penentuan Radioaktivitas radionuklida alam Pb-210, Th-232, Ra-226 serta U-238, kita tidak langsung menghitung aktivitas dari radionuklida alam itu melainkan dari anak luruhnya yang memancarkan radiasi gamma pada energi tertentu terkecuali untuk Pb-210, Pb-210 ditentukan secara langsung pada energy 46,5 KeV.
13 Tabel Penentuan radioaktivitas radionuklida alam berdasarkan anak luruhnya Radionuklida Anak luruh Energy Pɣ Pb ,5 0,0424 Th-232 Pb ,63 0,1226 Ac ,16 0,27 Ac ,97 0,1623 Ra-226 Bi ,31 0,446 Pb ,92 0,351 U-238 Pa ,03 0,0059 (Sumber :SOP BATAN) Dengan menggunakan persaman (4) maka kita dapat menentukan efisiensi dari masing-masing radionuklida yang akan ditentukan aktivitasnya Efisiensi Radionuklida Alam dalam Sampel Radionuklida Anak Luruh Energi (KeV) Efisiensi Pb ,5 0, Th-232 Pb ,63 0, Ac ,16 0, Ac ,97 0, Ra-226 Pb ,99 0, Bi ,31 0, U-238 Pa ,
14 Hasil Pengukuran Latar (Background) Tabel Hasil Pengukuran Latar ROI RANGE (kev) NET +/- CENTROID LIBRARY ( kev) Pb , Th , Th , Th , Pb , Pb , Pb , Pb , Tl , Bi , Cs , Ac , Ac , U Bi , K , Bi ,51
15 Tl ,53 Data yang ditunjukkan oleh tabel merupakan hasil pencacahan latar yaitu beaker marinelli kosong yang dicacah menggunakan spektrometer gamma detektor HPGe selama 17 jam. Hasil pencacahan menunjukan net area dari masing-masing radionuklida pada energi tertentu. Net area yang dihasilkan akan digunakan pada proses penentuan aktivitas radionuklida alam dalam sampel abu dasar batubara Palembang dan abu dasar batubara Padang Hasil Pengukuran Sampel Tabel Hasil Pencacahan Sampel Abu Dasar Batubara Palembang RO I RANGE (kev) NET +/- CENTROID LIBRARY ( kev) Pb , Th , Th , Th , Pb , Pb , Pb , Pb , Tl , Bi , Could Cs ,66
16 Ac , Ac , U Bi , K , Bi , Tl ,53 Tabel merupakan hasil pencacahan sampel abu dasar batubara yang dicacah selama 17 jam menggunakan spektrometer gamma detektor HPGe. Hasil pengukuran menunjukan net area dari masing-masing radionuklida pada energi tertentu. Net area yang dihasilkan akan digunakan pada proses penentuan aktivitas radionuklida alam dalam sampel abu dasar batubara Palembang. Tabel Hasil Pengukuran Abu Dasar Batubara Padang RO RANGE (kev) NET +/- CENTROI LIBRAR ( kev) I D Y Pb , Th , Th , Th ,81
17 Pb , Pb , Pb , Pb , Tl , Bi , Cs , Ac , Ac , U Bi , K , Bi , Tl ,53 Tabel merupakan hasil pencacahan sampel abu dasar batubara yang dicacah selama 17 jam menggunakan spektrometer gamma detektor HPGe. Hasil pengukuran menunjukan net area dari masing-masing radionuklida pada energi tertentu. Net area yang dihasilkan akan digunakan pada proses penentuan aktivitas radionuklida alam dalam sampel abu dasar batubara Padang.
18 Penentuan Radioaktivitas Rata-rata Zat Radioaktif dalam Sampel Penentuan radioaktivitas rata-rata zat radioaktif dalam sampel di lakukan dengan menggunakan persamaan berikut : C = a v g N ε γ S p p N γ B W G S p (5) dengan : N Sp N ƹ ɣ BG : laju cacah sampel (cps) : laju cacah latar (cps) : efisiensi pada energi gamma (%) pɣ : yield dari energi gamma (%) W Sp : volume atau berat sampel (lt atau kg) Dimana penelitian ini Wsp yang digunakan adalah 0,87668 kg untuk abu dasar batubara Palembang dan 1,256 kg untuk abu dasar batubara Padang. Dengan menggunakan persamaan diatas maka akan didapatkan radioaktivitas alam ratarata dalam sampel sebagai berikut : Tabel Radioaktivitas Alam Rata-Rata dalam Sampel Radionuklida Konsentrasi rata-rata (C avg) (Bq/kg) Bottom ash padang Bottom ash palembang Pb-210 9,87 3,26 Th ,96 66,6 Ra ,56 468,95
19 U , Penentuan Nilai Ketidakpastian (Uncertainty) Ketidakpastian merupakan besarnya kemungkinan kekeliruan yang terjadi dari hasil penghitungan dengan hasil yang sebenarnya. Untuk menentukan besarnya nilai ketidakpastian maka dilakukan dengan persamaan berikut : UT = C avg x (6) dengan : u N : ketidakpastian pencacahan sampel (%) u B : ketidakpastian pencacahan latar (%) u ε : ketidakpastian efisiensi pada energi gamma (%) up : u p ketidakpastian yield (%) u w : ketidakpastian volume sampel (%) Untuk memperoleh ketidakpastiaan efisiensi ( u ε ) pada energi gamma digunakan diferensial dari persamaan ɛ γ = 2,624x -0,91 yang ditunjukkan dengan persamaan berikut : ɛγ = 2,612x -0,91 u ɛγ = -2,3769x -1,91 (7)
20 Ketidakpastian yield dapat kita peroleh dengan cara membagi nilai yield dengan 1000 sehingga kita akan menemukan nilai ketidakpastian yield. Nilai ketidakpastian sampel diperoleh dengan cara membagi volume sampel dengan 100. Dengan menggunakan persamaan diatas, maka kita akan mendapatkan nilai ketidakpastian (Uncertainty) pengukuran radioaktivitas alam dari masing-masing unsur adalah sebagai berikut : Tabel Ketidakpastian Pengukuran Radioaktivitas Alam Radionuklida Uncertainty (Bq/kg) Bottom ash Padang Bottom ash Palembang Pb-210 1,62 0,67 Th-232 3,62 1,93 Ra ,33 5,1 U ,23 43, Penentuan Radioaktivitas dalam Sampel Untuk menghitung konsentrasi radionuklida yang terkandung dalam sampel (C sp) digunakan persamaan berikut : C(sp) = C avg ± U T (9) C C U (sp) (avg) T = konsentrasi zat radioaktif dalam sampel (Bq/kg) = konsentrasi rata-rata zat radioaktif dalam sampel (Bq/kg) = ketidakpastian pengukuran (Bq/kg) Dengan memasukkan nilai radioaktivitas alam rata-rata pada tabel dan nilai ketidakpastian pada tabel kedalam persamaan (9) maka diperoleh nilai radioaktivitas alam dalam sampel seperti pada tabel di bawah ini.
21 Tabel Radioaktivitas Alam dalam Sampel Radionuklida Radioaktivitas dalam Sampel (Bq/kg) Bottom Ash Padang Bottom Ash Palembang Pb-210 9,87±1,62 3,26±0,67 Th ,67±3,62 66,6±1,93 Ra ,56±33, ,95±5,1 U ,90±137,23 696±18, Penentuan Konsentrasi Minimum Terdeteksi (MDC) Besarnya konsentrasi minimum yang dapat dideteksi untuk suatu sistem spektrometer gamma dipengaruhi oleh efisiensi pencacahan, cacah latar dan massa sampel. Untuk menghitung MDC ( Minimum Detectable Concentration) ditentukan dengan MDC = 4,66 ε γ persamaan berikut : N BG 2 tbg pγ Fk w (10) Dengan : MDC : konsentrasi minimum terdeteksi (Bq/lt atau Bq/kg) N B t ε B γ : laju cacah latar (cps) : waktu cacah latar (detik) : efisiensi pencacahan (%)
22 p γ F k sandar) w : kelimpahan energi gamma (%) : faktor koreksi serapan diri (jika ρ sampel berbeda dengan ρ : volume atau berat sampel (lt atau kg) Dengan menggunakan persamaan diatas, maka akan didapatkan Minimum Detectable Concentration untuk masing-masing radionuklida adalah sebagai berikut : Tabel Konsentrasi Minimum Terdeteksi Radionuklida Konsentrasi Minimum Terdeteksis (Bq/kg) Bottom ash Padang Bottom ash Palembang Pb-210 0,10 0,15 Th-232 0,19 0,4 Ra-226 0,355 0,5 U ,69 18,1
23 4.2. Pembahasan Radioaktivitas Radionuklida dalam Sampel Berdasarkan tabel dapat kita lihat bahwa untuk sampel abu dasar batubara Padang, radioaktivitas alam tertinggi terdapat pada unsur U-238 yaitu 5540,90±137,23Bq/kg sedangkan radioaktivitas alam terendah terdapat pada unsur Pb-210 yaitu 9,87Bq/kg. Sampel abu dasar batubara Palembang juga menunjukan hasil yang sesuai dengan sampel abu dasar batubara Padang. Pada sampel abu dasar batubara Palembang, radioaktivitas alam tertinggi juga terdapat pada unsur U-238 yaitu 696±43,44Bq/kg.,dan radioaktivitas alam terendah juga terdapat pada unsur Pb- 210 yaitu sebesar 3,26±0,67Bq/kg. Radioaktivitas alam tertinggi untuk kedua sampel abu dasar batubara Padang dan abu dasar batubara Palembang terdapat pada unsur U-238, sedangkan yang terendah terdapat pada unsur Pb-210. Radioaktivitas menyatakan besarnya peluruhan partikel yang terjadi dalam satuan detik. Untuk radionuklida Th-232 pada sampel abu dasar (bottom ash) batubara palembang, radioaktivitasnya sebesar 66,6±1,93Bq/kg, angka ini menyatakan bahwa terdapat peluruhan sebesar 74,06 partikel perdetiknya dalam 1 kg sampel. Nilai 1,67 menyatakan nilai kekeliruan perhitungan radioativitasnya, jadi peluruhan partikel yang terjadi perdetiknya dapat lebih 1,67 dari 74,06 atau dapat kurang 1,67 dari 74,06. Jika kita melihat pada tabel kita dapat menyimpulkan bahwa radioaktivitas alam untuk semua unsur yang diteliti lebih besar pada sampel abu dasar batubara
24 Padang. Pada sampel abu dasar batubara Padang, terdapat unsur Ra-226 dan U- 238 yang radioaktivitasnya sudah melebihi dari standar telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan PP.No 104 tahun 2014 yaitu aktivitas maksimal untuk radionuklida deret uranium dan thorium adalah 1000Bq/kg. Sesuai dengann peraturan pemerintah ini, maka seharusnya limbah abu dasar batubara padang ini sudah tidak dapat lagi dijadikan sebagai substitusi bahan baku, substitusi sumber energi atau pun sebagai bahan baku. Seharusnya sudah harus dipikirkan bagaimana untuk mengolah limbah abu dasar batubara padang ini supaya tidak terkontaminasi dengan lingkungan sekitar. Sementara untuk sampel abu dasar batubara Palembang, tidak terdapat unsur radionuklida alam yang aktivitasnya melebihi 1000Bq/kg. Tetapi terdapat unsur U-238 yang aktivitasnya cukup tinggi yaitu, 696±18,1Bq/kg, yang sudah hampir mencapai angka 1000Bq/kg. Sebaiknya limbah abu dasar batubara Palembang ini juga dikelola secara serius supaya aktivitasnya tidak meningkat. Nilai MDC yang terbesar terdapat pada unsur U-238 pada sampel abu dasar Palembang, dan yang terendah terdapat pada unsur Pb-210 pada sampel abu dasar batubara Padang. Pada tabel terlihat pada untuk semua unsur yang diteliti, nilai MDC terbesar terdapat pada sampel abu dasar batubara Palembang. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena massa sampel abu dasar batubara Palembang yang lebih sedikit dibandingkan massa sampel abu dasar batubara Padang. Massa sampel abu dasar batubara Palembang 0,88kg sedangkan massa sampel abu dasar batubara Padang 1,256kg. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
25 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Radioaktivitas radionuklida alam dalam abu dasar batubara adalah : a. Abu dasar batubara (bottom ash) Palembang : Pb-210, 3,26 ± 0,67Bq/kg Th-232, 66,6 ± 1,93Bq/kg Ra-226, 468,95 ±5,1Bq/kg U-238, 696± 43,44Bq/kg b. Abu dasar (bottom ash) batubara Padang : Pb-210, 9,87 ± 1,62bq/kg 3253,56±33,595bq/kg Th-232, 218,67 ± 3,62bq/kg Ra-266, U-238, 5540 ± 137,23bq/kg 2. Berdasarkan PP RI. No 104 tahun 2014 maka abu dasar (bottom ash) batubara palembang dan di tempat penimbunan limbah abu dasar batubara masih dapat digunakan sebagai substitusi bahan baku, substitusi bahan energi dan bahan baku karena radioaktivitasnya belum melebihi 1000bq/kg.Sedankan untuk limbah abu dasar (bottom ash) padang sudah tidak dapat lagi digunakan sebagai substitusi bahan baku, substitusi bahan energi dan sebagai bahan baku karena terdapat unsur U-238 dan Ra-226 yang radioaktivitasnya sudah melebihi 1000bq/kg. 3. Nilai konsentrasi minimum terdeteksi dari alat yang digunakan pada saat penelitian untuk masing-masing sampel adalah sebagai berikut :
26 Radionuklida Minimum Detectable Concentration (Bq/kg) Bottom ash Padang Bottom ash Palembang Pb-210 0,10 0,15 Th-232 0,19 0,4 Ra-226 0,355 0,5 U ,69 18, Saran Disarankan peneliti selanjutnya untuk menentukan radioaktivitas radionuklida alam pada batubara sebelum pembakaran dan sesudah pembakaran, dengan mengambil sampel abu dasar dan abu terbangnya. DAFTAR PUSTAKA Achmad, R Kimia Lingkungan. 99, Penerbit Andi Yogyakarta, Universitas Negeri Jakarta : Jakarta Edy, B Fly Ash Bottom Ash dan Pemanfaatannya.s Finkelman, R. B Trace And Minor Element in Coal, In Organic Geochemistry (Engel, M.H & Macko, S.A). New York : Plenum Press
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan batubara sebagai sumber energi pada unit tabung pembakaran (boiler) pada industri akhir-akhir ini menjadi pilihan yang paling diminati oleh para pengusaha
Lebih terperinciKALIBRASI DETEKTOR NaI(Tl) UNTUK PEMANTAUAN KONTAMINASI BAHAN RADIOAKTIF DI TANAH SECARA IN-SITU
KALIBRASI DETEKTOR NaI(Tl) UNTUK PEMANTAUAN KONTAMINASI BAHAN RADIOAKTIF DI TANAH SECARA IN-SITU Imam Sholihuddin, Drs. Johan A. E. Noor, M.Sc, PhD, Drs. H. Bunawas, APU. Jurusan Fisika, FMIPA Universitas
Lebih terperinciPENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
ISSN 1979-2409 Pengukuran Aktivitas Isotop 152 Eu Dalam Sampel Uji Profisiensi Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty) PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Iis Haryati, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan
Lebih terperinciANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciOPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN
ARTIKEL OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN R. Suminar Tedjasari, Ruminta G, Tri Bambang L, Yanni Andriani Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK OPTIMASI ALAT CACAH
Lebih terperinciKADAR 226 Ra, 232 Th, DAN 40 K DALAM TANAH DAN AIR DI TAMBANG EMAS BAWAH TANAH
Sutarman, dkk. ISSN 0216 3128 157 KADAR 226 Ra, Th, DAN 40 K DALAM TANAH DAN AIR DI TAMBANG EMAS BAWAH TANAH Sutarman, Wahyudi, R. Buchari dan Asep Warsona P3KRBiN BATAN ABSTRAK KADAR 226 Ra, Th, DAN 40
Lebih terperinciSTANDARDISASI SUMBER PEMANCAR GAMMA DALAM MATRIKS TANAH YANG DITEMPATKAN DALAM WADAH VIAL
STANDARDISASI SUMBER PEMANCAR GAMMA DALAM MATRIKS TANAH YANG DITEMPATKAN DALAM WADAH VIAL Wahyudi, Dadong Iskandar, dan Kusdiana Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN ABSTRAK STANDARDISASI
Lebih terperinciPENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK
ISSN 0852-4777 Penggunaan Sinar-X Karakteristik U-Ka2 dan Th-Ka1 Pada Analisis Komposisi Isotopik Uranium Secara Tidak Merusak (Yusuf Nampira) PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
ISSN 1979-2409 Penentuan Kadar Uranium Dalam Sampel Yellow Cake Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty, Iis Haryati) PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty
Lebih terperinciPROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210
ARTIKEL PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210 ABSTRAK Arief Goeritno Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA
Lebih terperinciEVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 13 No. 1, April 2016 EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89 Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali ABSTRAK
Lebih terperinciANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY
ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY YULIUS SUMARNO, UNGGUL HARTOYO, FAHMI ALFA MUSLIMU Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang
Lebih terperinciSIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
SIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Rasito, P. Ilham Y., Rini Heroe Oetami, dan Ade Suherman Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN Jl. Tamansari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang dilewai oleh jalur rangkaian api Indonesia atau disebut juga dengan jalur Cincin Api Pasifik (The Pasific Ring of Fire) dimana
Lebih terperinciKONSENTRASI URANIUM, THORIUM DAN KALIUM DALAM PRODUK PASIR YANG DIPASARKAN DI BANDUNG
KONSENTRASI URANIUM, THORIUM DAN KALIUM DALAM PRODUK PASIR YANG DIPASARKAN DI BANDUNG Rasito, Zulfakhri, Rini H. Oetami, Cayadi *), Zaenal Arifin, dan Soleh Sofyan Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri,
Lebih terperinciPENGUKURAN KONSENTRASI LURUHAN THORON DENGAN SPEKTROMETER GAMMA HP-Ge
Berkala Fisika Indoneia Volume 3 Nomor 1 & 2 Januari & Juli 2011 PENGUKURAN KONSENTRASI LURUHAN THORON DENGAN SPEKTROMETER GAMMA HP-Ge Eko Mulyadi SMKN 3 Yogyakarta Jl. R.W. Monginsidi 2A, Yogyakarta E-mail:
Lebih terperinciPENGARUH MATRIKS TERHADAP PENCACAHAN SAMPEL MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
PENGARUH MATRIKS TERHADAP PENCACAHAN SAMPEL MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA WAHYUDI *), DADONG ISKANDAR *), DJOKO MARJANTO **) *) Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jl. Lebak Bulus
Lebih terperinciRadioaktivitas Henry Becquerel Piere Curie Marie Curie
Radioaktivitas Inti atom yang memiliki nomor massa besar memilikienergi ikat inti yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan nomor massa menengah. Kecenderungan inti atom yang memiliki nomor massa besar
Lebih terperinciPENGUKURAN RADIOAKTIVITAS PB-210, PB-212 DAN PB-214 DALAM CUPLIKAN DEBU VULKANIK PASCA GUNUNG MERAPI MELETUS
PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS PB-210, PB-212 DAN PB-214 DALAM CUPLIKAN DEBU VULKANIK PASCA GUNUNG MERAPI MELETUS Iswantoro, Muljono, Sihono, Sutanto W.W. Suhardi -BATAN Yogyakarta Jl Babarsari Nomor 21, Kotak
Lebih terperinciPENGARUH EFEK GEOMETRI PADA KALIBRASI EFISIENSI DETEKTOR SEMIKONDUKTOR HPGe MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
258 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal 258-264 PENGARUH EFEK GEOMETRI PADA KALIBRASI EFISIENSI DETEKTOR SEMIKONDUKTOR HPGe MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Hermawan
Lebih terperinciKIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif Oleh : Arif Novan Fitria Dewi N. Wijo Kongko K. Y. S. Ruwanti Dewi C. N. 12030234001/KA12 12030234226/KA12 12030234018/KB12 12030234216/KB12
Lebih terperinciKONSENTRASI URANIUM, THORIUM DAN KALIUM DALAM BERBAGAI PRODUK SEMEN YANG DIPASARKAN DI INDONESIA
Konsentrasi Uranium, Thorium Dan Kalium dalam Berbagai Produk Semen Yang Dipasarkan di Indonesia (Rasito) ISSN 1411-3481 KONSENTRASI URANIUM, THORIUM DAN KALIUM DALAM BERBAGAI PRODUK SEMEN YANG DIPASARKAN
Lebih terperinciOPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA NOVIARTY, DIAN ANGGRAINI, ROSIKA, DARMA ADIANTORO Pranata Nuklir Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Abstrak OPTIMASI
Lebih terperinciDEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ANALISIS RADIONUKLIDA ALAM PADA DEBU VULKANIK DAN LAHAR DINGIN GUNUNG SINABUNG KABUPATEN KARO DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN) SKRIPSI HARPINA ROSA PUTRI G 120802066 DEPARTEMEN
Lebih terperinciGANENDRA, Vol. VI, No. 2 ISSN IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA DI DAERAH PANTAI LEMAHABANG MURIA DENGAN SPEKTROMETRI GAMMA ABSTRAK
IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA DI DAERAH PANTAI LEMAHABANG MURIA DENGAN SPEKTROMETRI GAMMA Sukirno, Muzakky, Agus Taftazani Puslitbang Teknologi Maju BATAN. Yogyakarta ABSTRAK ldentifikasl RADIONUKLlDA
Lebih terperinciKONSENTRASI URANIUM, THORIUM DAN KALIUM DALAM BERBAGAI PRODUK SEMEN YANG DIPASARKAN DI INDONESIA
KONSENTRASI URANIUM, THORIUM DAN KALIUM DALAM BERBAGAI PRODUK SEMEN YANG DIPASARKAN DI INDONESIA Rasito 1, Zulfakhri 1, Putu Agus Arianta 2, dan Ade Suherman 1 1 Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri
Lebih terperinciKONSENTRASI RADON DI UDARA PTNBR-BATAN BANDUNG
KONSENTRASI RADON DI UDARA PTNBR-BATAN BANDUNG Rasito 1, Soleh Sofyan 1 dan Tri Desita 2 1 Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN, Jl. Tamansari No.71, Bandung 40132 2 Jurusan Fisika, FMIPA,
Lebih terperinciEVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009 ABSTRAK Endang Sukesi, Sudaryati, Budi Prayitno Pusat
Lebih terperinciKAJIAN KADAR UNSUR KROM DALAM LIMBAH TEKSTIL DENGAN METODE AAN
KAJIAN KADAR UNSUR KROM DALAM LIMBAH TEKSTIL DENGAN METODE AAN Oleh : Duwi Fitriyati / J2D 004 167 2009 INTISARI Telah dilakukan penelitian Kajian Kadar Unsur Krom Dalam Limbah Tekstil Dengan Metode AAN
Lebih terperinciPENENTUAN DOSIS RADIASI GAMMA TERESTRIAL DENGAN TEKNIK SPEKTROSKOPI GAMMA DAN MONTE CARLO
Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010 ISBN : 978 979 98010 6 7 PENENTUAN DOSIS RADIASI GAMMA TERESTRIAL DENGAN TEKNIK SPEKTROSKOPI GAMMA DAN MONTE CARLO Rasito 1, R.H. Oetami, Zulfakhri, Tri Cahyo L.,
Lebih terperinciGAMBARAN DOSIS INTERNA DARI BIOASSAY SAMPEL URINE PENDUDUK DESA BOTTENG KABUPATEN MAMUJU
GAMBARAN DOSIS INTERNA DARI BIOASSAY SAMPEL URINE PENDUDUK DESA BOTTENG KABUPATEN MAMUJU Feydri Ferdita Dera 1*, Sri Suryani 1, Bualkar Abdullah 1, Eko Pudjadi 2 Departemen Fisika,FMIPA Universitas Hasanuddin
Lebih terperinciKARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL DAN TEKNIK MONTE CARLO
KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL DAN TEKNIK MONTE CARLO Rasito, Zulfahri, S. Sofyan, F. Fitriah, Widanda*) ABSTRAK KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER
Lebih terperinciKALIBRASI PEMANTAU RADON PASIF MENGUNAKAN ARANG AKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR Veronica YANG 1 MEMPENGARUHINYA
KALIBRASI PEMANTAU RADON PASIF MENGUNAKAN ARANG AKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR YANG Zaenal Hendro N 1, Mohammad Munir 2 ISSN : 1979-6870 ABSTRACT Calibration of passive-radon monitoring tool has been performed
Lebih terperinciSulistyani, M.Si.
Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Laju peluruhan radionuklida per satuan waktu berbanding lurus dengan jumlah radioaktif yang ada pada waktu itu. -dn/dt λn -dn/dt = λn dn/n = - λdt (jika diintegralkan)
Lebih terperinciIDENTIFIKASI RADIONUKLIDA Ra-226, Th-232, U-238 DAN K-40 PADA DEBU VULKANIK PASCA LETUSAN GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA
204 ISSN 0216-3128 Rosidi, dkk. IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA Ra-226, Th-232, U-238 DAN K-40 PADA DEBU VULKANIK PASCA LETUSAN GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA Rosidi, Sukirno, Sri Murniasih Pusat Teknologi Akselerator
Lebih terperinciVALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA
ISSN 1979-2409 Validasi Metoda Analisis Isotop U-233 Dalam Standar CRM Menggunakan Spektrometer Alfa ( Noviarty, Yanlinastuti ) VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER
Lebih terperinciPENGUKURAN TEBAL KONTAMINASI ZAT RADIOAKTIF PADA PERMUKAAN TANAH SECARA IN SITU MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL
Berkala Fisika ISSN : 1410-966 Vol. 9, No.4, Oktober 006, hal 197-01 PENGUKURAN TEBAL KONTAMINASI ZAT RADIOAKTIF PADA PERMUKAAN TANAH SECARA IN SITU MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL Wijianto 1,
Lebih terperinciPengukuran Konsentrasi Uranium dari Industri Fosfat Menggunakan Spektrometer Gamma
Margi Puji Rahayu - Pengukuran Konsentrasi Uranium dari Industri Fosfat Menggunakan Spektrometer Pengukuran Konsentrasi Uranium dari Industri Fosfat Menggunakan Spektrometer Margi Puji Rahayu Pusdiklat
Lebih terperinciPEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI RADIOAKTIF DI RUANG PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF PTKMR-BATAN
PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI RADIOAKTIF DI RUANG PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF PTKMR-BATAN Muji Wiyono dan Wahyudi Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory), Karakterisasi FTIR dan Karakterisasi UV-Vis dilakukan di laboratorium Kimia Instrumen,
Lebih terperinciPusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional 1 Pokok Bahasan STRUKTUR ATOM DAN INTI ATOM A. Struktur Atom B. Inti Atom PELURUHAN RADIOAKTIF A. Jenis Peluruhan B. Aktivitas Radiasi C. Waktu
Lebih terperinciANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA
Elin Nuraini, dkk. ISSN 0216-3128 383 ANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA Elin Nuraini, Sunardi, Bambang Irianto PTAPB-BATAN
Lebih terperinciPENENTUAN AKTIVITAS 60 CO DAN 137 CS PADA SAMPEL UNKNOWN DENGAN MENGGUNAKAN DETEKTOR HPGe
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 2, April 2015, Hal 189-196 PENENTUAN AKTIVITAS 60 CO DAN 137 CS PADA SAMPEL UNKNOWN DENGAN MENGGUNAKAN DETEKTOR HPGe Miftahul Aziz 1),Eko Hidayanto
Lebih terperinciVALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP 137 Cs MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
VALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Rosika Kriswarini(*), Dian Anggraini(*), Noviarty(**) (*) Fungsional Peneliti, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN), BATAN, Gedung
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI
PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI Herlan Martono, Wati, Nurokhim Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENENTUAN
Lebih terperinciPENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI SEMARANG
8 ISSN 01 318 PENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI SEMARANG Sukirno, Agus Taftazani dan Rosidi P3TM BATAN ABSTRAK PENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN, AIR
Lebih terperinciESTIMASI KETIDAKPASTIAN ANALISIS RADIONUKLIDA Ra-226, Ra-228, Th-228 DAN K-40 DALAM CUPLIKAN SEDIMEN DENGAN TEKNIK SPEKTROMETRI GAMMA
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN ANALISIS RADIONUKLIDA Ra-226, Ra-228, Th-228 DAN K-40 DALAM CUPLIKAN SEDIMEN DENGAN TEKNIK SPEKTROMETRI GAMMA Sukirno, Samin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN Yogyakarta
Lebih terperinciPenentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)
Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN) Prihatin Oktivasari dan Ade Agung Harnawan Abstrak: Telah dilakukan penentuan kandungan
Lebih terperinciPRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013
> PRO SIDING SEMINAR Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013 PENENTUAN RADIOAKTIVITAS TOTAL BETA DAN GAMMA DALAM SAMPEL BATUBARA Suhardi, Mulyono, Sutanto WW, Rosidi
Lebih terperinciUnnes Physics Journal
Unnes Physics 1 (1) (2012) Unnes Physics Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DI SEKITAR INSTALASI RADIODIAGNOSTIK RUMAH SAKITDI SEMARANG Lely. N*,
Lebih terperinciPELURUHAN RADIOAKTIF. NANIK DWI NURHAYATI,S.Si,M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id
PELURUHAN RADIOAKTIF NANIK DWI NURHAYATI,S.Si,M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id 081556431053 Istilah dalam radioaktivitas Perubahan dari inti atom tak stabil menjadi inti atom yg stabil: disintegrasi/peluruhan
Lebih terperinciDOSIS RADIASI GAMMA DARI PRODUK SEMEN DI INDONESIA
DOSIS RADIASI GAMMA DARI PRODUK SEMEN DI INDONESIA Rasito 1, R.H. Oetami 1, Tri Cahyo L 1, Z. Arifin 1, S. Sofyan 1, dan P. A. Arianta 2 1 Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, BATAN - Bandung 2
Lebih terperinciSIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5
ABSTRAK SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Annisatun Fathonah dan Suharyana Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Jl. Ir Sutami No.36
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciUJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152. Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto
Uji Banding Sistem Spektrometer (Nugroho L, dkk) Abstrak UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152 Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto UJI BANDING SPEKTROMETER GAMMA
Lebih terperinciWaste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016)
Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016) No Jenis Karakteristik Pewadahan Keterangan 1. cair aktivitas total radionuklida pemancar gamma: 10-6 Ci/m 3 2.10-2 Ci/m 3 (3,7.10 4 Bq/m 3 7,14.10 8 Bq/m 3
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 02/Ka-BAPETEN/V-99 TENTANG BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
Lebih terperinciPENGUKURAN AKTIVITAS URANIUM DAN TURUNAN THORIUM DALAM F/J..NTOM ORG.4N PARU-PARU
PENGUKURAN AKTIVITAS URANIUM DAN TURUNAN THORIUM DALAM F/J..NTOM ORG.4N PARU-PARU R. Suminar Tedjasari Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGUKURAN AKTIVITAS URANIUM DAN TURUNAN
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Alat dan Bahan 4.1.1 Alat-Alat yang digunakan : 1. Seperangkat alat kaca 2. Neraca analitik, 3. Kolom kaca, 4. Furnace, 5. Kertas saring, 6. Piknometer 5 ml, 7. Refraktometer,
Lebih terperinciPENENTUAN KONSENTRASI AKTIVITAS URANIUM DARI INDUSTRI FOSFAT MENGGUNAKAN DETEKTOR ZnS(Ag)
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol.9, No.2, April 2006, hal 63-70 PENENTUAN KONSENTRASI AKTIVITAS URANIUM DARI INDUSTRI FOSFAT MENGGUNAKAN DETEKTOR ZnS(Ag) Indri Setiani 1), Mohammad Munir 1), K.Sofjan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti yang telah kita ketahui pada dasarnya setiap benda yang ada di alam semesta ini memiliki paparan radiasi, akan tetapi setiap benda tersebut memiliki nilai
Lebih terperinciKata kunci : analisis, Pb-210, pengendapan, pencacahan integral.
DAMATR RINGKASAN Damatriyani. Analisis Pb-210 Dalam Sumber Air Panas Daerah Ciseeng Dengan Metode Pencacahan Integral Sinar Gamma. (Di bawah bimbingan Sofyan Yatim dan Yustina Tri Handayani). Analisis
Lebih terperinciMETODE KALIBRASI MONITOR GAS MULIA MENGGUNAKAN SISTEM SUMBER GAS KRIPTON-85 STATIS
METODE KALIBRASI MONITOR GAS MULIA MENGGUNAKAN SISTEM SUMBER GAS KRIPTON-85 STATIS Gatot Wurdiyanto, Holnisar, dan Hermawan Candra Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN ABSTRAK Telah
Lebih terperinciKESELAMATAN STRATEGI PENYIMPANAN LIMBAH TINGKAT TINGGI
KESELAMATAN STRATEGI PENYIMPANAN LIMBAH TINGKAT TINGGI RINGKASAN Limbah radioaktif aktivitas tinggi yang dihasilkan dari proses olah ulang bahan bakar bekas dipadatkan (solidifikasi) dalam bentuk blok
Lebih terperinciPENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF. Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN
Lebih terperinciRINGKASAN. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; Program St~di Pengeloiaan Sumberdaya
RINGKASAN Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; Program St~di Pengeloiaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Penulis : Pande Made Udiyani; Judul : Identifikasi Radionuklida Air di Luar Kawasan PUSPIPTEK
Lebih terperinciSistem Pencacah dan Spektroskopi
Sistem Pencacah dan Spektroskopi Latar Belakang Sebagian besar aplikasi teknik nuklir sangat bergantung pada hasil pengukuran radiasi, khususnya pengukuran intensitas ataupun dosis radiasi. Alat pengukur
Lebih terperinciMETODE STANDARDISASI SUMBER 60 Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH
Pujadi, dkk. ISSN 0216-3128 5 METODE STANDARDISASI SUMBER Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH Pujadi, Hermawan Chandra P3KRBiN BATAN ABSTRAK METODE STANDARDISASI SUMBER
Lebih terperinciEVALUASI PEMANTAUAN TENORM PADA PEMBUATAN NATRIUM ZIRKONAT. Sajima dan Sunardjo Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTARK ABSTRACT
EVALUASI PEMANTAUAN TENORM PADA PEMBUATAN NATRIUM ZIRKONAT Sajima dan Sunardjo Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTARK EVALUASI PEMANTAUAN TENORM PADA PEMBUATAN NATRIUM ZIRKONAT. Telah
Lebih terperinciCHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS
CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS -Inti atom atau nukllida terdiri atas neutron (netral) dan proton (muatan positif) -Massa neutron sedikit lebih besar
Lebih terperinciPENGUKURAN TINGKAT RADIOAKTIVITAS 210 Pb DAN 40 K PADA TEMBAKAU ROKOK SERTA ESTIMASI DOSIS EFEKTIF YANG DITERIMA DARI MEROKOK
PENGUKURAN TINGKAT RADIOAKTIVITAS 210 Pb DAN 40 K PADA TEMBAKAU ROKOK SERTA ESTIMASI DOSIS EFEKTIF YANG DITERIMA DARI MEROKOK Achmad Chalid Afif 1), Eko Hidayanto 1), Zaenal Arifin 1), Poppy Intan Tjahaja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari pengujian briket dengan
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset, karakterisasi FTIR, dan pengujian SSA dilakukan di laboratorium Kimia Instrumen, Jurusan Pendidikan Kimia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
88 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia analitik memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagian besar negara memiliki laboratorium kimia analitik yang mapan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu
III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau selama kurang lebih 5
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI, KALIBRASI ALAT UKUR RADIASI DAN KELUARAN SUMBER RADIASI TERAPI, DAN STANDARDISASI RADIONUKLIDA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XIII No. 2, Oktober 2016 : 13-18 PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS ABSTRAK Yulius Sumarno, Rohidi, Fahmi
Lebih terperinciRADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin
RADIOKALORIMETRI Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314, Telp/fax (021) 7563141 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciPusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional PDL.PR.TY.PPR.00.D03.BP 1 BAB I : Pendahuluan BAB II : Prinsip dasar deteksi dan pengukuran radiasi A. Besaran Ukur Radiasi B. Penggunaan C.
Lebih terperinciPROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF
PROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF RINGKASAN Jenis dan tingkat radioaktivitas limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian fasilitas nuklir bervariasi, oleh karena itu diperlukan proses penyimpanan
Lebih terperinciCHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS
CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS -Inti atom atau nukllida terdiri atas neutron (netral) dan proton (muatan positif) -Massa neutron sedikit lebih besar daripada massa proton -ukuran inti atom berkisar
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, pengambilan sampel dilakukan di Sungai Way Kuala Bandar Lampung,
Lebih terperinciPenentuan Konsentrasi dan Nilai Faktor Transfer Radionuklida Alam ( 226 Ra, 232 Th, 40 K) dari Tanah Sawah ke Beras menggunakan Spektrometer Gamma
Penentuan Konsentrasi dan Nilai Faktor Transfer Radionuklida Alam ( 226 Ra, 232 Th, 40 K) dari Tanah Sawah ke Beras menggunakan Spektrometer Gamma (The Determination of the Concentration and Transfer Factor
Lebih terperinciVALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA
VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN ABSTRAK VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137,
Lebih terperinciPenentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer)
Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer) 1 Mei Budi Utami, 2 Hanu Lutvia, 3 Imroatul Maghfiroh, 4 Dewi Karmila Sari, 5 Muhammad Patria Mahardika Abstrak
Lebih terperinciPENENTUAN KONSENTRASI 228Th, 226Ra, 228Ra DAN 4 K DALAM SAMPEL NORM P ADA INDUSTRI MINY AK DAN GAS ALAM DI INDONESIA
Prosldino PortomuaD dad ProsoDtasilimiah Fungslonal ToknIs Non PonoUtL 19 Oosombor 2006 ISSH :1410-5381 PENENTUAN KONSENTRASI 228Th, 226Ra, 228Ra DAN 4 K DALAM SAMPEL NORM P ADA INDUSTRI MINY AK DAN GAS
Lebih terperinciPERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
Urania Vol. 15 No. 2, April 2009 : 61-115 ISSN 0852-4777 PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Rosika Kriswarini (1) dan Dian Anggraini (1)
Lebih terperinciPENENTUAN AKTIVITAS SUMBER RADIOAKTIF PEMANCAR GAMMA Eu-152 DI LABORATORIUM PTNBR
PENENTUAN AKTIVITAS SUMBER RADIOAKTIF PEMANCAR GAMMA Eu- DI LABORATORIUM PTNBR Indah Kusmartini, Djoko Prakoso Dwi Atmodjo, Syukria Kurniawati, Diah Dwiana Lestiani Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit
Lebih terperinciSPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)
SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M0209054, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian tentang konversi biomassa kulit durian menjadi HMF dalam larutan ZnCl 2 berlangsung selama 7 bulan, Januari-Agustus 2014, yang berlokasi
Lebih terperinciBab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan
Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Januari hingga April 2008 di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Institut Teknologi Bandung. Sedangkan pengukuran
Lebih terperinciPENENTUAN UNSUR Hf PADA TENAGA KARAKTERISTIK DENGAN METODA ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN)
PENENTUAN UNSUR Hf PADA TENAGA KARAKTERISTIK DENGAN METODA ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN) Iswantoro, Suhardi, Rosidi, Sutanto WW, Sukadi BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK
Lebih terperinciUJI INTEGRITAS KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR TRIGA 2000 DENGAN METODE UJI CICIP PANAS
UJI INTEGRITAS KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR TRIGA 2000 DENGAN METODE UJI CICIP PANAS Rasito, Sudjatmi K.A., dan P. Ilham Yazid Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN Jl. Tamansari No.71 Bandung
Lebih terperinciKOMPARASI PRAKIRAAN DOSIS INTERNA SECARA IN-VIVO DAN IN-VITRO. R. Suminar Tedjasari, Ruminta Ginting, Tri Bambang L Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
KOMPARASI PRAKIRAAN DOSIS INTERNA SECARA IN-VIVO DAN IN-VITRO R. Suminar Tedjasari, Ruminta Ginting, Tri Bambang L Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PRAKIRAAN DOSIS RADIASI INTERNA SECARA IN-VIVO
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia
44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan
Lebih terperinciSPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)
SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M2954, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK Aras-aras inti dipelajari
Lebih terperinciEVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM
No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM Endang Sukesi I dan Suliyanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -BATAN
Lebih terperinci