PEMBANGUNAN PEMBANGKIT PLTU SKALA KECIL TERSEBAR 3 x 7 MW SEBAGAI PROGRAM 10.000 MW TAHAP KEDUA PT. PLN DI KABUPATEN SINTANG, KALIMANTAN BARAT Agus Nur Setiawan 2206 100 001 Pembimbing : Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng Ir. Teguh Yuwono NIP. 1946 12 11 1974 12 1001 NIP. 1950 08 06 1976 12 1002
Latar Belakang Peranan energi pada suatu bangsa sangatlah penting. Oleh karena itu keberadaan sumber energi sudah seharusnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan harus digunakan secara bijaksana. Setiap tahun ketergantungan masyarakat pada ketersediaan energi khususnya listrik semakin tinggi. Tingginya pertumbuhan permintaan akan tenaga listrik setiap tahun tidak dapat diimbangi oleh pertumbuhan penyediaan tenaga listrik sehingga menyebabkan kondisi krisis penyediaan tenaga listrik di beberapa lokasi/wilayah.
Permasalahan Bagaimana kondisi eksisting dan kebutuhan listrik di Kalimantan Barat serta kapasitas daya yang dibapasang dari pembangkit untuk mensuplai kebutuhan energi lisrik ditahun-tahun mendatang? Bagaimana pemanfaatan potensi alam kabupaten Sintang dalam hal ini batubara b sebagai ibh bahan bk bakar PLTU? Aspek-aspek yang diperhatikan dalam pembangunan PLTU Sintang? Komponen yang digunakan dalam pembangunan pembangkit PLTU Sintang? Dampak pembangunan PLTU Sintang terhadap BPP Kalimantan Barat?
Batasan Masalah Pembangkit yang akan dibangun menggunakan teknologi yang sama dengan PLTU yang sudah umum beroperasi saat ini. Bahan bakar yang digunakan adalah batu bara kalori rendah 4200 kcal/kg. Peramalan kebutuhan energi listrik di Kalimantan Barat dibatasi i hanya sampai masa efektif PLTU yaitu selama 25 tahun antara tahun 2010 sampai dengan tahun 2034.
Tujuan Memperkirakan konsumsi energi listrik di Kalimantan Barat untuk masa mendatang Menggantikan PLTD sebagai beban dasar Mengurangi ibppk Kalimantan Barat
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Boiler Air bersuhu rendah dan bertekanan rendah yang masuk boiler dipanaskan hingga menjadi uap bertekanan yang sesuai dengan yang diperlukan. Turbin Turbin berfungsi untuk mengubah energi thermal menjadi energi mekanik. Generator Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Sistem Pendingin (Kondensor) Uap pyang melewati turbin akan didinginkan dan dikondensasikan menjadi air di dalam condensor sebelum dikembalikan ke boiler. Economizer Pemindah panas (head exchanger) yang menaikkan temperatur air dari tekanan rendah/normal ke temperatur jenuh yang sesuai dengan tekanan boiler. Superheater Di k t k hil k b ti b ti i ki ih t d t d Digunakan untuk menghilangkan butiran-butiran air yang mungkin masih terdapat pada uap yang disemprotkan oleh boiler untuk masuk ke turbin uap.
Skema Umum PLTU
Analisis Kondisi Kelistrikan Kalimantan Barat
Kurva Beban Harian 25 20 MW 15 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Jam
Data Pelanggan Dan Konsumsi Energi Listrik Jumlah Pelanggan (%) 0,07 2,64 6,38 90,91 Rumah Tangga Bisnis Industri Publik Konsumsi Energi Listrik (%) 9,27 10,45 Rumah Tangga 22,47 57,80 Bisnis Industri Publik Laju Pertumbuhan Jumlah Pelanggan: Laju Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga : 1,00 % Energi Listrik: Bisnis : 2,36 % Rumah Tangga : 8,06 % Industri : -0,49 % Bisnis : 23,15 % Publik : 2,34 % Industri : -6,63 663% Publik : 9,01 %
Pembangkit Yang Ada Di Kalimantan Barat Dari tabel di atas terliat bawa 88 % daya total yang dibangkitkan berasal dari PLTD
Analisis Kebutuhan Batubara PLTU Sintang
Konsumsi/tahu Konsumsi/jam Konsumsi/hari Kapasitas n (ton/jam) (ton/hari) (ton/tahun) 3 7 MW 12,25 294 103.194 No. Perhitungan PLTU Batubara 1 Energi listrik per tahun (KWh/tahun) 141.523.200 2 Kbth Kebutuhan bh bahan bk bakar per th tahun (k) (kg) 103.194.000194 000 3 Kebutuhan energi kalor (Kcal/tahun) 433.414.800.000 4 Kebutuhan bahan bakar 25 tahun (kg) 2.579.850.000
Rencana Lokasi PLTU
Kapasitas Neraca Daya dan Peramalan Kebutuhan Energi
Peramalan Kebutuhan Energi Analisa peramalan dapat dilakuan dengan 2 cara, yaitu : 1. Regresi Linier Berganda 2. DKL 3.01
Data Input Konsumsi Energi per Sektor Pelanggan Kalimantan Barat (GWh) Tahun Rumah Tangga 2000 330,02 56,61 114,95 Industri Bisnis Publik Jumlah 2001 363,57 85,59 108,74 2002 407,97 132,82 108,8080 2003 436,60 145,69 101,86 2004 464,02 176,70 79,32 2005 489,50 191,47 78,45 2006 521,51 199,69 73,20 47,56 549,14 54,14 612,04 53,77 703,36 61,23 745,38 85,03 805,0707 82,51 841,93 88,77 883,17 2007 544,80 233,50 75,80 102,46 956,56 2008 590,49 311,90 68,56 98,86 1.069,81 2009 661,44 336,3838 60,30 97,54 1.155,66
Proyeksi Konsumsi Energi Listrik Dengan Metode Regresi Linier Berganda (GWh) Tahun Rumah Tangga Bisnis Industri Publik Total 2010 665,51 346,44 52,83 2011 699,06 375,43 46,62 2012 732,61 404,41 40,41 2013 766,16 433,39 34,20 2014 799,71 462,38 27,99 2015 833,26 491,36 21,77 2016 866,81 520,34......... 113,40 1.178,18 119,9898 1.241,09 126,57 1.304,00 133,15 1.366,90 139,74 1.429,82 146,32 1.492,71 27,99 152,91 1.568,05........................... 2031 1.370,04 955,10 121,29 251,67 2.698,10 2032 1.403,59 984,08 127,51 258,26 2.773,44 2033 1.437,14 1013,06 133,73 264,84 2.848,77 2034 1.470,69 1042,05 139,95 271,42 2.924,11 Dengan metode regresi linier berganda diperoleh bahwa laju pertumbuhan rata-rata konsumsi energi sebesar 3,57 % per tahun
Proyeksi Konsumsi Energi Listrik Dengan Metode DKL 3.01 (GWh) Tahun Rumah Tangga Bisnis Industri Publik Total 2010 785,283 336,451 63,09 97,91 1.282,73 2011 817,992 346,513 66,02 98,29 1.328,82 2012 851,134 375,509 69,08 98,67 1.394,39 2013 885,011 404,495 72,28 99,05 1.460,84 2014 919,318 433,481 75,63 99,43 1.527,86 2015 954,206 462,478 79,14 99,81 1.595,63 2016 989,836 491,464 82,80 100,19 1.664,29.................................... 2031 1.593,022 926,305 163,38 106,12 2.788,83 2032 1.638,003 955,301 170,96 106,53 2.870,79 79 2033 1.683,376 984,288 178,88 106,94 2.953,48 2034 1.729,526 1.013,274 187,17 107,35 3.037,32 Dengan metode DKL 3.01 diperoleh bahwa laju pertumbuhan rata-rata konsumsi energi sebesar 3,39 % per tahun
Perbandingan Proyeksi Konsumsi Energi Listrik Antara Regresi Linier Berganda Dengan DKL 3.01 Tahun Regresi DKL Selisih 2010 1.178,18 1.282,73 76,55 2011 2012 2013 2014 2015 2016... 1.241,09 1.328,82 73,61 1.304,00 1.394,39 71,53 GWh 3.500,00 3.000,00 1.366,90 1.460,84 69,97 2.500,00 1.429,82 1.527,86 69,14 1.492,71 1.595,63 69,13 1.568,05 1.664,29 69,656..................... 2031 2.698,10 2.788,83 74,14 2032 2.773,44 2.870,79 78,86 0,00 2033 2.848,77 2.953,48 84,40 2034 2.924,11 3.037,32 76,55 2.000,00 1.500,00 regresi 1.000,00 dkl 500,00 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 Tahun
Pengaruh PLTU Sintang Terhadap Neraca Daya Kalimantan Barat Tahun Daya Mampu (MW) Beban Puncak (MW) Selisih (MW) 2010 293,75 243,98 49,77 2011 293,75 253,13 40,62 2012 293,75 262,2828 31,47 2013 293,75 271,42 22,33 2014 293,75 280,57 13,18 2015 293,75 289,72 4,03 2016 314,75 298,86 15,89 PLTU Sintang selesai dibangun 2017 2017 314,75 308,01 6,74 2018 314,75 317,16-2,41 2019 314,75 326,30-11,55 2020 314,75 335,45-20,70 2021 314,75 344,60-29,85 2022 314,75 353,74-38,99 2023 314,75 362,89-48,14 2024 314,75 372,04-57,29 2025 314,75 381,18-66,43 2026 314,75 390,33-75,58 2027 314,75 399,48-84,73 2028 314,75 408,62-93,87 2029 314,75 417,77-103,02 2030 314,75 426,92-112,17 2031 314,75 436,06-121,31 2032 314,75 445,21-130,46 2033 314,75 454,36-139,61 2034 314,75 463,50-148,75
Aspek-Aspek Pembangunan PLTU Aspek Ekonomi Aspek Sosial Aspek Lingkungan g
Analisis Aspek Ekonomi Biaya Pembangkitan PLTU Sintang Perhitungan Suku Bunga 6 % 9 % 12 % Biaya Pembangkitan (US$ / kw) 1.250 1.250 1.250 Umur Operasi (Tahun) 25 25 25 Kapasitas (MW) 21 21 21 Biaya Bahan Bakar (US$ / kwh) 0,0204 0,0204 0,0204 B. O & M (US$ / kwh) 0,0067800678 0,0067800678 0,0067800678 Biaya Modal (US$ / kwh) 0,014468 0,018548 0,023556 Total Cost (US$ / kwh) 0,041648 0,045728 0,050736 Investasi (jutaus$) 26,25 26,25 26,25 Diasumsikan nilai 1 US$ = Rp 8.675,-
Analisa Investasi (1) NPV (Net Present Value) Analisa NPV digunakan untuk menentukan nilai sekarang dari uang yang diterima atau dibayar pada masa depan. Suku bunga Harga jual energi 10 cent US$/kWh 11 cent US$/kWh Suku bunga 6% 53.931.696,46 71.116.582,67 Suku bunga 9% 26.382.599,68 39.588.660,18 Suku bunga 12% 6.899.844,83 17.443.316,15 Jika nilai NPV positif maka investasi layak dilaksanakan
Analisa Investasi (2) PP (Payback Periode) Payback periode adalah lama waktu yang dibutuhkan agar nilai investasi yang diinvestasikan ik dapat kembali dengan utuh Harga Listrik (cent$/kw) Payback Periode (Tahun) 6 % 9 % 12 % 10 5 6 6 11 4 5 5
Biaya Pokok Penyediaan (BPP) BPP sebelum PLTU Sintang masuk Pembangkit Di PLTD PLTA PLTG Total Kalimantan Barat Kapasitas (GW) 1.818,93 1,40 229,13 2.049,46 BPP (Rp/kW) 2.218,79 0,2 212,42 2.431,41 BPP setelah PLTU Sintang masuk Pembangkit PLTD PLTA PLTG PLTU Total Di Kalimantan Barat Kapasitas 1.818,93 1,40 229,13 147,17 2.196,63 (GW) BPP (Rp/kW) 2.218,79 0,2 212,42 24,21 2.292,76
Analisis Aspek Sosial Kalimantan Barat Indeks Pembangunan Manusia menunjukkan seberapa besar kemajuan suatu daerah dalam membangun penduduknya Kalimantan Barat mempunyai nilai IPM rendah, tetapi mempunyai reduksi shortfall yang tinggi
Analisa Aspek Lingkungan Penjualan karbon melalui mekanisme CDM (Clean Development Mechanism) bertujuan untuk mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global di seluruh dunia Penjualan karbon dapat merangsang pengembangan enegi terbarukan CDM = = = = 728 0 0 Rp 728, 16, 0016 15 960 cent, 14 $ US 0, 5 cent CDM PLTU Sintang adalah: CDM = Rp 15,14 x 21.000 = Rp 317.940/tahun Artinya, PLTU Sintang ini harus membayar Rp 317.940/tahun ke Bank Dunia
Kesimpulan (1) Pembangkit yang ada di Kalimantan Barat tidak mampu lagi dapat memenuhi kebutuhan akan energi listrik. ik Pada proyeksi neraca daya tahun 2018 provinsi Kalimantan Barat mengalami defisit energi sebesar 2,41 MW. Penggunaa PLTD sebagai pembangkit listrik kurang ektif karena di Kalimantan Barat tidak memiliki potensi minyak bumi. Penggunaan bahan bakar pada PLTU Sintang selama beroperasi yaitu selama 25 tahun adalah menggunakan batubara berkalori rendah 4200 kcal dan batubara ini hanya membutuhkan 5,78 % dari total cadangan batubara di Kalimantan Barat
Kesimpulan (2) Propinsi Kalimantan Barat masuk dalam kategori daerah yang mempunyai PDRB perkapita rendah yaitu Rp 6,715 juta bila dibandingkan dengan PDRB perkpita p rata-rata Indoesia yaitu Rp 23,9 juta dan mempunyai rasio elektrifikasi yang cukup rendah yaitu 50,32%. Hal ini menandakan bahwa tingkat penggunaan listrik oleh penduduk Kalimantan Barat masih rendah. Pembangunan PLTU menggunakan teknologi batubara bersih yg dapat mereduksi emisi CO 2, sehingga pencemaran terhadap lingkungan masih dapat ditolerir. Investasi yag dibutuhkan untuk pembangunan PLTU Sintang 3 x 7 MW adalah US$ 25,26 juta. Dari hasil perhitungan yang dilakukan biaya pokok penyediaan sebelum pengoperasian PLTU adalah Rp2.431,41 41 dan setelah pengoperasian PLTU Sintang 3x7 MW turun menjadi Rp2.196,63.
Saran Perlu adanya koordinasi antara pemerintahan dengan penyedia listrik nasional tentang harga energi primer, sehingga kebijakan k yang diambil tidak memberatkan salah satu pihak. Dalam pemanfaatan sumber daya alam batubara, perlu adanya dukungan kebijakan pemerintah untuk menjaga stabilnya pasokan batubara yang berkualitas untuk menjaga efisiensi PLTU tetap baik. Perlunya penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan energi terbarukan untuk pembangkit listrik sehingga didapatkan alternatif untuk diversifikasi dan mendapatkan harga energi yang lebih kompetitif untuk jangka panjang.
Terima Kasih