METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau lazim dikenal dengan classroom action research

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode dan rancangan penelitian tindakan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan classroom

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pelaksanaannya masih terdapat masalah-masalah yang harus dihadapi guru. Untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan.

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas berkolaborasi dengan guru kelas.

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sukoyoso

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Va SD Negeri 06 Metro Barat semester II tahun pelajaran 2009/2010. Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk

BAB III METODE PENELITIAN

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini di SDN 1 Kotakarang, Kecamatan Telukbetung Barat

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas, atau dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research. pengamatan, dan refleksi (Aunurrahman, dkk., 2009: 3-7).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Bandar Sakti, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN. Orientasi teori dan kajian lapangan. Perencanaan 1. Tes siklus I. Perencanaan 2. Tes siklus II.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

METODELOGI PENELITIAN. pada situasi kelas, atau lazim dikenal dengan classroom action risech (Kemiss;

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pesawahan kecamatan Teluk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (Kunandar,

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas. Dalam penelitian ini penelitian difokuskan pada situasi kelas, di

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Transkripsi:

30 III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan yang difokuskan pada situasi kelas, atau lazim dikenal dengan classroom action research (Kemmis; 1990, McNiff). Metode ini dipilih didasarkan atas pertimbangan bahwa: (1) analisis masalah dan tujuan penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut berdasarkan prinsip daur ulang, (2) menuntut kajian dan tindakan secara reflektif, kolaboratif, dan partisipatif berdasarkan situasi alamiah yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran (Hopkins; 1993) Prosedur penelitian tindakan kelas ini merujuk pada model Kurt Lewin yang terdiri atas empat komponen pokok penelitian kelas yakni: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi. Pada tahap perencanaan penulis berkolaborasi dengan guru mata pelajaran untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), setelah merancang kegiatankegiatan apa yang akan dilakukan maka tahap kedua adalah tindakan dengan mengkolaborasikan model Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Kegiatan pengamatan dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan kepala sekolah. Tahap keempat yaitu refleksi, yang merupakan respons terhadap aktivitas atau pengetahuan dan keterampilan yang baru diterima dari proses pembelajaran. Keempat komponen tersebut dilakukan pada setiap siklus penelitian tindakan kelas.

31 Tahap-tahap penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart (dalam Hopkins, 1993:48) R E F L E C T PLAN OBSERVE A C T R E F L E C T RECEIVE PLAN OBSERVE A C T Gambar 3.1. Tahap-tahap penelitian tindakan kelas

32 3.1 Subjek Penelitian Lokasi Penelitian :SD Negeri 3 Tempuran Kec. Trimurjo Lampung Tengah Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Guru IPS : Y. S, Jumlah siswa : 14 orang, terdiri dari P: 7 orang dan L: 7 orang Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif oleh peneliti dan guru mata pelajaran dengan melibatkan kepala sekolah untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS. 3.2 Faktor Yang Diteliti Faktor yang diteliti dalam tindakan kelas ini adalah: 1. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang meliputi mendengarkan memperhatikan penjelasan guru, berdiskusi / bertanya antar siswa dan guru, menjawab pertanyaan / memberi komentar, mempersentasikan hasil diskusi, dan menulis / mengerjakan (yang relevan dengan kegiatan pembelajaran) 2. Aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Teaching dan Snowball Throwing, meliputi: (1) Persiapan, ada beberapa aspek yang diamati dalam tahap persiapan yaitu menyiapkan RPP, menyiapkan soal untuk tes hasil belajar, menyiapkan alat bantu, dan membagi siswa dalam bentuk kelompok belajar. (2) Pendahuluan, aspek yang perlu diamati dalam kegiatan pendahuluan yaitu mengaitkan pelajaran sekarang dengan yang terdahulu atau menjembatani materi pembelajaran dengan kegiatan siswa sehari-hari, mengkomunikasikan tujuan

33 pembelajaran/ kompetensi dasar, dan memotivasi siswa. (3) Kegiatan inti, beberapa aspek yang diamati pada kegiatan inti yaitu memberi instruksi pada pelaksanaan permainan dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Teaching dan Snowball Throwing, menjelaskan materi, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat. (4) Penutup, aspek yang diamati diantaranya adalah melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa, dan melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau sebagai bagian remidi / pengayaan. 3.3 Data Penelitian Jenis data dalam dalam penelitian ini adalah : (1) Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari data observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus I, II, III. Data kualitatif juga merupakan data yang diperoleh dari data observasi terhadap kinerja guru selama proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus I, II, dan III. (2) Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil belajar berupa nilai dari tes yang diberikan pada setiap akhir siklus I, II, III. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Hasil observasi dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

34 3.5 Alat Pengumpul Data 3.5.1 Lembar Panduan Observasi Instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing. 3.5.2 Tes Hasil Belajar Instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang dibelajarkan dengan menggunakan model Quantum Teaching dan Snowball Throwing. 3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Data Kualitatif Selama kegiatan pembelajaran berlangsung aktivitas siswa yang sesuai dengan indikator dicatat dalam lembar observasi. Setelah dilakukan pengamatan kemudian dihitung jumlah aktivitas yang dilakukan setiap siswa, selanjutnya data yang diperoleh dipersentasikan dengan rumus: Na % A = ------ x 100 % N Keterangan : % A Na N = aktivitas siswa = jumlah siswa aktif = jumlah siswa keseluruhan Sumber : Sugiarsih U, Skripsi 2006 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

35 Arikunto (2007: 17) mengklasifikasikan aktivitas siswa: 81 % - 100 % adalah aktivitas siswa yang sangat baik. 61 % - 80 % adalah aktivitas siswa baik 41 % - 60 % adalah aktivitas siswa cukup 21 % - 40 % adalah aktivitas siswa kurang 0 % - 20 % adalah aktivitas siswa kurang sekali. Begitu juga dengan kinerja guru, setelah dilakukan pengamatan kemudian dihitung jumlah kegiatan yang dilakukan guru berdasarkan APKG, selanjutnya data yang diperoleh dipersentasikan dengan rumus: Jumlah skor total Nilai APKG = ---------------------------- x 100 % 120 Kriteria penilaian untuk APKG: Nilai A (baik sekali) : rentangan 80 100% Nilai B (baik) : rentangan 66 79% Nilai C (cukup baik) : rentangan 56 65% Nilai D (kurang baik) : rentangan 40 55% Nilai E (sangat kurang baik) : kurang dari 40% Sumber : (http://www.scribd.com/doc/36993138/alat-penilaian-guru) 3.8.2 Data Kuantitaf Hasil belajar siswa dikatakan baik jika siswa memperoleh nilai 6,50. untuk menghitung persentase siswa yang memperoleh nilai 6,50 digunakan rumus: Ni % Xi = ------ x 100 % n

36 Keterangan : % Xi = persentase siswa yang memperoleh nilai 6,50 Ni = banyaknya siswa yang memperoleh nilai 6,50 n = banyaknya siswa. Sumber : Sugiarsih U, Skripsi 2006 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 3.7 Urutan Penelitian Tindakan Kelas 3.7.1 Siklus I Pada tahap ini penulis berkolaborasi dengan guru mata pelajaran untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi pokok peran Indonesia diera global dengan indikator: (1) menyebutkan bentuk-bentuk kerjasama antar negara dibidang ekonomi, (2) mengidentifikasi tujuan dari masing-masing organisasi yang melakukan kerja sama Pada pelaksanaan siklus 1 sebanyak dua kali pertemuan. Sebelumnya penulis melakukan beberapa hal yang melibatkan siswa secara aktif, baik segi fisik, mental, dan emosionalnya dengan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) yang diramu dengan kegiatan melempar pertanyaan seperti melempar bola salju. a. Tumbuhkan, guru menumbuhkan minat belajar siswa dengan mendengarkan penjelasan guru tentang terjadinya globalisasi di negara Indonesia, dilanjutkan dengan pembentukan nama kelompok dengan nama-nama organisasi/ lembaga Internasional yang melakukan kerjasama.

37 b. Alami, siswa memasangkan kartu nama organisasi yang melakukan kerjasama Internasional dengan tanggal berdirinya dan tujuannya masing-masing, kegiatan ini dilakukan secara berkelompok. c. Namai, siswa menyimpulkan materi berdasarkan pengalaman yang diperoleh sebelumnya dengan bimbingan guru. d. Demonstrasikan, siswa melakukan Snowball Throwing dengan cara masingmasing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan materi, lalu kertas tersebut dikepal kemudian dimasukan kedalam sebuah bola yang kemudian ditutup dengan menggunakan isolatif. Setiap kelompok mendapat kesempatan untuk melempar bola tersebut kekelompok lain dengan waktu yang ditentukan oleh guru. Kelompok lain berusaha menangkap bola tersebut. Kelompok yang terakhir memegang bola mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari bola tersebut. e. Ulangi, guru merangkum materi dan dirangkum menjadi sebuh lagu. Lagu tersebut diadopsi dari lagu-lagu yang sudah familiar bagi siswa, kemudian dinyanyikan berulang-ulang. f. Rayakan, kelompok yang dapat menjawab pertanyaan paling banyak dalam pembelajaran tersebut berhak mendapatkan reward berupa lagu-lagu seperti lagu Kamu Anak Cerdas. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan evaluasi. Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS serta kinerja guru selama proses

38 pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Setelah mengkaji hasil belajar IPS siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru, serta menyesuaikan dengan ketercapaian indikator keberhasilan maka peneliti mengubah strategi pada siklus dua agar pelaksanaannya lebih efektif. 3.7.2 Siklus II Pada tahap ini penulis berkolaborasi dengan guru mata pelajaran untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih materi pokok peran Indonesia di era global dengan indikator: (1) mengidentifikasi bentuk kerjasama Internasional, (2) mengidentifikasi pengaruh globalisasi di Indonesia. Siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan pada siklus ini dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Tumbuhkan, guru menumbuhkan minat belajar siswa dengan mendengarkan penjelasan guru tentang bentuk kerjasama Ekonomi Internasional serta penjelasan tentang kerjasama Internasional. Dilanjutkan dengan pembagian kelompok yang disesuaikan dengan jumlah siswa, untuk mendiskusikan tentang bentuk kerjasama menurut bidang kerjasamanya, menurut ruang lingkupnya serta organisasi-organisasi dalam kerjasama Internasional. b. Alami, secara bergiliran siswa mengemukakan pendapatnya dari hasil diskusi tentang kerjasama Internasional didunia di depan kelas. c. Namai, siswa menyimpulkan materi berdasarkan pengalaman yang diperoleh sebelumnya dengan bimbingan guru.

39 d. Demonstrasikan, siswa melakukan Snowball Throwing, setiap kelompok menyiapkan satu pertanyaan yang ditulis dalam kertas kosong, lalu kertas tersebut digulung dimasukkan ke dalam bola yang di belah kemudian di tutup dengan isolatif. Setiap kelompok mendapat kesempatan untuk melempar bola tersebut ke kelompok lain dengan waktu yang sudah ditentukan oleh guru. Kelompok lain berusaha menangkap bola tersebut. Siswa yang terakhir memegang bola mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari bola tersebut. e. Ulangi, siswa merangkum materi dalam bentuk lagu dengan bimbingan guru kemudian dinyanyikan berulang-ulang. f. Rayakan, kelompok yang tergiat dalam pembelajaran tersebut berhak mendapatkan reward berupa tepuk, misalnya dengan tepuk The Best. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan evaluasi. Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Di samping itu, observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS. Setelah mengkaji hasil belajar IPS siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru serta menyesuaikan dengan ketercapaian indikator keberhasilan apakah indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya sudah tercapai. Bila belum tercapai maka peneliti tetap melanjutkan siklus berikut, dan seterusnya sampai mencapai indikator keberhasilan.

40 3.7.3 Siklus III Pada tahap ini penulis berkolaborasi dengan guru mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) masih materi pokok peran Indonesia di era global dengan indikator sebagai berikut : (1) menjelaskan pengertian ekspor dan impor, (2) mengidentifikasikan kegiatan ekspor dan impor yang dapat mendatangkan manfaat bagi perekonomian Indonesia, (3) mengidentifikasikan kegiatan ekspor dan impor di Indonesia. Siklus III dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan pada siklus ini dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Tumbuhkan, guru menumbuhkan minat belajar siswa dengan menyebutkan berbagai macam barang ekspor dan impor yang peserta didik ketahui, kemudian dilanjutkan dengan pembentukan kelompok dengan menggunakan nama ekspor, impor, faktor alam, biaya produksi dan teknologi. b. Alami, secara berkelompok siswa memberi komentar tentang kegiatan ekspor impor di Indonesia c. Namai, siswa menyimpulkan materi berdasarkan pengalaman yang diperoleh sebelumnya dengan bimbingan guru. d. Demonstrasikan, siswa melakukan Snowball Throwing, setiap kelompok menyiapkan satu pertanyaan yang ditulis dalam kertas kosong, lalu kertas tersebut digulung dimasukkan ke dalam bola yang di belah kemudian di tutup dengan isolatif. Setiap kelompok mendapat kesempatan untuk melempar bola tersebut ke kelompok lain dengan waktu yang sudah ditentukan oleh guru. Kelompok lain berusaha menangkap bola tersebut. Siswa yang terakhir

41 memegang bola mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari bola tersebut. e. Ulangi, siswa merangkum materi dalam bentuk lagu dengan bimbingan guru kemudian dinyanyikan berulang-ulang. f. Rayakan, kelompok yang tergiat dalam pembelajaran tersebut berhak mendapatkan reward berupa tepuk, misalnya dengan tepuk The Best. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan evaluasi. Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS yang menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Di samping itu, observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS. Setelah mengkaji hasil belajar IPS siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru maka peneliti mengecek apakah indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya sudah tercapai. Bila belum tercapai maka peneliti tetap melanjutkan siklus berikut, dan seterusnya sampai mencapai indikator keberhasilan.