I. PENDAHULUAN. mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati

I. PENDAHULUAN. Kupu-kupu raja helena (Troides helena L.) merupakan kupu-kupu yang berukuran

2015 PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI DAN PAKAN SINTETIS TERHADAP LAMANYA SIKLUS HIDUP

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meidita Aulia Danus, 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kupu-kupu Langka T. helena dan Penyebarannya. T. helena sering disebut Common Birdwing dan di Indonesia dikenal dengan kupu

PENDAHULUAN Latar belakang

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga

2016 PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PAKAN ALAMI TERHAD APPERTUMBUHAN D AN PERKEMBANGAN FASE LARVA

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

ABSTRACT. Keywords: Graphium agamemnon, Graphium doson, Mechelia champaca, Annona muricata, life cycle, food consumption.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakangMasalah

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

I. PENDAHALUAN. dan kehutanan. Dalam bidang kehutanan, luas kawasan hutannya mencapai. (Badan Pusat Statistik Lampung, 2008).

DESKRIPSI HABITAT KUPU-KUPU DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA KELURAHAN KEDAUNG KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

SMP NEGERI 3 MENGGALA

I. PENDAHULUAN. di beberapa tipe habitat. Bermacam-macam jenis satwa liar ini merupakan. salah satu diantaranya adalah kepentingan ekologis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

4 KARAKTERISTIK SUMBER DAYA KUPU-KUPU (Lepidoptera) YANG DIMANFAATKAN SECARA KOMERSIAL

I. PENDAHULUAN. Rusa termasuk ke dalam genus Cervus spp yang keberadaannya sudah tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa mengingat Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Satwa liar merupakan salah satu sumber daya alam hayati yang mendukung

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PEMANFAATAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA LIAR

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.3

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

BAB I PENDAHULUAN. rapat dan menutup areal yang cukup luas. Sesuai dengan UU No. 41 Tahun

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlin Nur Fitri, 2015

Selama menjelajah Nusantara, ia telah menempuh jarak lebih dari km dan berhasil mengumpulkan spesimen fauna meliputi 8.

TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat lima famili kupu-kupu subordo Rhopalocera di Indonesia, yaitu

PERILAKU KAWIN KUPU-KUPU Papilio peranthus (Lepidoptera : Papilionidae) DI KANDANG PENANGKARAN. (Skripsi) Oleh Luna Lukvitasari

II. TINJAUAN PUSTAKA. penetapan kawasan hutan yang salah satu fungsi pemanfaatannya sebagai objek

I. PENDAHULUAN. liar di alam, termasuk jenis primata. Antara tahun 1995 sampai dengan tahun

keadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

I. PENDAHULUAN. Primata merupakan salah satu satwa yang memiliki peranan penting di alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kukang di Indonesia terdiri dari tiga spesies yaitu Nycticebus coucang

Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan: 1. Bencana Alam


I. PENDAHULUAN. Rusa merupakan salah satu sumber daya genetik yang ada di Negara Indonesia.

1. PENDAHULUAN. Indonesia (Sujatnika, Jepson, Soeharto, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). terluas di Asia (Howe, Claridge, Hughes, dan Zuwendra, 1991).

I. PENDAHULUAN. Dari sebelas Taman Hutan Raya yang ada di Indonesia, salah satu terdapat di

I. PENDAHULUAN. dunia. Frekuensi erupsi Gunungaapi Merapi yang terjadi dalam rentang waktu 2-

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai daya tarik wisata, seperti contoh wisata di Taman Nasional Way

Pendekatan Konservasi Melalui Aspek Medis Teknik medis konservasi mulai diperlukan dengan mempertimbangkan adanya berbagai ancaman yang dapat

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Persiapan tanaman uji, tanaman G. pictum (kiri) dan tanaman A. gangetica (kanan)

I. PENDAHULUAN. Salah satu primata arboreal pemakan daun yang di temukan di Sumatera adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

YOGYAKARTA BUTTERLY PARK AND CONSERVATION BAB 1 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam,

HASIL A. Teknik Penangkaran T. h. helena dan T. h. hephaestus

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung

bio.unsoed.ac.id Di dalam konsep Agrowisata, usaha pertanian unggulan dikembangkan a. Latar belakang 1. PENDAHULUA}{

Oleh: Asih Zulnawati. (Di bawah bimbingan Prof. Dr. Dahelmi dan Dr. Resti Rahayu) RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara tropis memiliki keanekaragaman jenis satwa,

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

BAB 1 PENDAHULUAN. alam, dewasa ini lebih banyak dituangkan dalam program kerja kegiatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya luas hutan (sekitar 2 (dua) juta hektar per tahun) berkaitan

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

Keanekaragaman kupu-kupu (Insekta: Lepidoptera) di Wana Wisata Alas Bromo, BKPH Lawu Utara, Karanganyar, Jawa Tengah

KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah tepatnya di kabupaten Karanganyar. Secara geografis terletak

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

I. PENDAHULUAN. menguntungkan antara tumbuhan dan hewan herbivora umumnya terjadi di hutan

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.5. Metagenesis. Metamorfosis. Regenerasi

I. PENDAHULUAN. Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan satwa dilindungi

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3

ANCAMAN KELESTARIAN DAN STRATEGI KONSERVASI OWA-JAWA (Hylobates moloch)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. fungsi pokok sebagai hutan konservasi yaitu kawasan pelestarian alam untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang

BAB IV METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebaran jenis serangga yang unik. Selain jenis-jenis yang sebarannya

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi untuk mendapatkan cahaya

I. PENDAHULUAN. dijadikan sebagai salah satu habitat alami bagi satwa liar. Habitat alami di

I. PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KUPU-KUPU

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Seminar Tugas Akhir 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kupu-kupu merupakan serangga yang memiliki keindahan warna dan bentuk sayap sehingga mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami metamorfosis (Borror et al., 1996). Indonesia memiliki keragaman kupu-kupu yang berlimpah. Diperkirakan 17.500 spesies kupu-kupu di dunia, tidak kurang dari 1.600 spesies diantaranya terdapat di Indonesia (Peggie, 2008). Kupu-kupu dikenal sebagai hewan penyerbuk atau polinator, yang membantu bunga-bunga berkembang menjadi buah (Wikipedia, 2010 a). Jika jenis kupu-kupu itu berperan sebagai penyerbuk tanaman buah atau tanaman potensial lainnya, dengan hilangnya kupu-kupu, akan berdampak negatif terhadap produksi tanaman. Keterkaitan kupu-kupu yang sangat erat dengan tanaman inangnya membuat usaha pelestarian habitat semakin diperlukan (Soekardi, 2000 ; Peggie, 2008). Kupu-kupu Troides helena (kupu-kupu raja Helena) termasuk dalam famili Papilionidae. Kupu-kupu ini sangat populer di Asia karena memiliki ukuran tubuh yang besar dan warna

sayap yang indah. Selain itu, kupu-kupu ini juga merupakan kupu-kupu terbesar yang ditemukan di Gunung Betung Lampung (Soekardi, 2005). Salah satu bentuk upaya konservasi kupu-kupu khas Sumatera adalah didirikannya Taman kupu-kupu Gita Persada yang merupakan taman kupu-kupu terbuka hasil rekayasa habitat. Taman ini berada di kawasan register 19, di desa Tanjung Manis, Gunung Betung, Bandar Lampung. Keberadaan berbagai spesies bunga telah mengundang kehadiran serangga herbivora seperti kupu-kupu dan lebah yang akan meningkatkan kekayaan spesies fauna di areal Taman Kupu-kupu Gita Persada. Hal tersebut akan membantu upaya konservasi fauna khususnya kupu-kupu di Taman Kupu-kupu Gita Persada (Soekardi et al., 2001). T. helena merupakan spesies yang dilindungi, berdasarkan keputusan menteri pertanian No. 576/Kpts/Um/1980 dan No. 761/Kpts/Um/8/1980. Dasar dari perlindungan tersebut karena keberadaannya yang terancam punah (Simbolon dan Iswari, 1990), sehingga diperlukan upaya-upaya untuk melindungi spesies ini dari kepunahan. Berbagai macam upaya dilakukan untuk melindungi T. helena dari kepunahan. Mulai dari proses penangkaran, rekayasa habitat, dan segala hal yang dapat diamati demi kelangsungan hidup spesies langka ini. Agar spesies ini tetap bertahan, maka ketersediaan pakan alami yang ada di alam pun harus dipertahankan. Informasi ilmiah mengenai preferensi makan kupu-kupu T. helena sudah didapatkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Wulandari (2009). Dari hasil penelitian tersebut ternyata diperoleh pakan yang paling disukai

kupu-kupu T. helena adalah bunga soka dan pagoda. Keberhasilan kawin pada kupu-kupu menentukan juga kelangsungan hidupnya. Penelitian perilaku kawin kupu-kupu T. helena belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang perilaku kawin T. helena. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perilaku kawin kupu-kupu T. helena di kandang penangkaran Taman Kupu-kupu Gita Persada, Lampung. C. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai perilaku kawin kupu-kupu T. helena. D. Kerangka Pikir Kupu-kupu merupakan serangga yang memiliki keindahan pada sayapnya. Peranan kupukupu sangat penting di dalam suatu ekosistem, yaitu sebagai herbivora dan konsumen tingkat satu dalam jaring-jaring makanan dan sebagai polinator dalam penyerbukan bunga. Untuk menjaga kelestariannya, diperlukan upaya pelestarian bagi kelangsungan hidup kupu-kupu. Berbagai upaya pelestarian dilakukan untuk menghindari spesies langka agar tidak punah. Begitu juga dengan kupu-kupu T. helena yang termasuk dalam daftar spesies langka yang

harus dilindungi. Upaya-upaya tersebut diantaranya dengan melakukan penangkaran dan rekayasa habitat seperti di Taman Kupu-kupu Gita Persada Lampung. Selain bertujuan untuk melestarikan, kegiatan tersebut berfungsi untuk memonitor aktifitas harian kupu-kupu, sehingga informasi yang didapatkan tentang aktifitas hariannya lebih lengkap khususnya bagi kupu-kupu T. helena. Perilaku kupu-kupu T. helena di alam bebas berbeda dengan yang di dalam kandang penangkaran, sebab kupu-kupu yang ditangkarkan di dalam kandang penangkaran memiliki ruang gerak yang terbatas. Oleh sebab itu, dilakukan pengamatan perilaku kupu-kupu T. helena khususnya perilaku kawinnya di dalam kandang penangkaran agar proses pengamatan lebih mudah dilakukan. Perilaku kawin yang ditunjukkan pada kupu-kupu menandakan bahwa kupu-kupu siap untuk melakukan reproduksi. Pada umumnya, ada empat tahapan kawin pada serangga yaitu, menemukan dan mengenali pasangan, percumbuan, kawin dan pasca kawin. Namun, pengamatan perilaku kawin kupu-kupu T. helena belum pernah diteliti, seperti durasi, posisi dan gerakan pada masing-masing tahapan kawin. Oleh karena itu dilakukan pengamatan perilaku kawin kupu-kupu T. helena dikandang penangkaran. Penelitian ini dimulai dengan menyiapkan kandang penangkaran. Bahan dinding kandang penangkaran dari jaring dengan ukuran kandang 8 x 4 x 3 m. Di dalamnya sudah disiapkan tanaman pakan larva, yaitu Aristolochia tagala dan tanaman pakan imago, yaitu bunga soka dan bunga pagoda untuk menunjang kelangsungan hidupnya.

Untuk mencari larva T. helena dilakukan survei terlebih dahulu di dalam Taman Kupu-kupu Gita Persada dengan metode jelajah. Setelah diperoleh larvanya, kemudian dipelihara di dalam laboratorium penangkaran sampai tahap imago. Kupu-kupu T. helena jantan dan betina ditempatkan secara terpisah supaya pada saat menetas tidak tercampur. Setelah menetas, sepasang kupu-kupu T. helena dipindahkan ke dalam kandang penangkaran untuk diamati perilaku kawinnya. Pengamatan perilaku kawin dimulai pada saat sepasang kupu-kupu T. helena dimasukkan secara bersamaan ke dalam kandang penangkaran. Proses pengamatan dilakukan dengan menggunakan handycam dan stopwatch. Parameter yang diamati antara lain durasi, posisi dan gerakan pada masing-masing tahapan kawin. Pengamatan ini diulang sebanyak tujuh kali. Setelah pengamatan selesai, dilakukan pencatatan pada lembar pengamatan. Dari hasil pengamatan tersebut, dapat diperoleh informasi mengenai perilaku kawin kupu-kupu T. helena.