BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. disebut gregariousness sehingga manusia juga disebut sosial animal atau hewan sosial

BAB II TEORI SOLIDARITAS EMILE DURKHEIM. ataupun kelompok sosial karena pada dasarnya setiap masyarakat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Menciptakan Harmonisasi Hubungan Antaretnik di Kabupaten Ketapang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. bentukan manusia yang tidak lahir begitu saja yang bertujuan untuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

I. PENDAHULUAN. tidak hilang seiring dengan kemajuan zaman, karena budaya merupakan kekayaan

Gita Hermi Setyawati 1 Rinel Fitlayeni 2 Firdaus 3. Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUHAN. membutuhkan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa. hidupnya di tengah masyarakat yang majemuk.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan salah satu alat untuk mempersatukan antar masyarakat, dan

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu yang mempunyai akal, pikiran dan

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN. 1. Solidaritas Sosial sebagai Kekuatan dalam Hubungan Kekerabatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan

Oleh: DEPUTI VI/KESBANG KEMENKO POLHUKAM RAKORNAS FKUB PROVINSI DAN KAB/KOTA SE INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB II : KAJIAN TEORITIK. mengajar di tingkat universitas memberikan khusus sosiologi pertama kali di

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya yang isinya adalah tentang nilai-nilai budaya lokal.

I. PENDAHULUAN. bergaul, bekerja, tolong menolong, kerja bakti, keamanan, dan lain-lain.

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

C. Partisipasi Kewarganegaraan sebagai Pencerminan Komitmen terhadap Keutuhan Nasional

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap etnik (suku) di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Salah satu faktor yang memengaruhi memudarnya sikap nasionalisme adalah kurangnya pemahaman siswa tentang sejarah nasional Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Secara horizontal dalam struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan negara berkembang lainnya, yaitu terdiri dari banyak. suku, adat, kebiasaan, dan budaya yang sangat beragam.

BAB IV ANALISIS. Pustaka Pelajar, 2001, hlm Azyumardi Azra, Kerukunan dan Dialog Islam-Kristen Di Indonesia, dalam Dinamika

BAB I PENDAHULUAN. mahluk biologis merupakan individu yang mempunyai potensi-potensi diri yang

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS. persaudaraan antar keluarga/gandong sangat diprioritaskan. Bagaimana melalui meja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

I. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. pertanyaan-pertanyaan penelitian, yang menjadi fokus penelitian. Selanjutnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki suku, adat istiadat, bahasa, agama, ras, seni dan

ARTIKEL ILMIAH POPULER STUDY EXCURSIE

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV.

BAB I PENDAHULUAN. miskin bagi masyarakat yang kerjanya hanya menangkap ikan di laut yaitu

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

KEPALA DESA MARGOMULYO KABUPATEN BLITAR PERATURAN KEPALA DESA MARGOMULYO NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan.

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA. Jakarta, 1 Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari deskripsi dan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, dapat peneliti

BAB I PENDAHULUAN. individu dan sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan dan

PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut menghasilkan berbagai macam tradisi dan budaya yang beragam disetiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kemajemukan

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Identitas pertama kali diperkenalkan oleh Aristoteles dan dipakai oleh para

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEPALA DESA DALAM MELESTARIKAN TRADISI GOTONG ROYONG DI DESA TABA PASEMAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAB II KERANGKA TEORI. dan bangsa, dalam semua tempat dan waktu, yang dibuat oleh sang pencipta alam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satu dengan yang lain. Realitanya di zaman sekarang banyak terlihat konflikkonflik

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam suku bangsa,

Bayu Setiyo Pamungkas Universitas Sebelas Maret

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

DIFERENSIASI SOSIAL (Kemajemukan)

IMPLEMENTASI SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA. Adiyana Slamet, S.IP,. M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat. Indramayu disebut dengan kota mangga karena Indramayu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan budaya yang

TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sudah dilanda dengan modernitas. Hal ini menyebabkan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman

BAB I PENDAHULUAN. berlaku dalam masyarakat suku bangsanya sendiri-sendiri. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. pengangguran, diperkirakan dapat membahayakan keamanan, di samping itu

BAB IV SOSIAL NEGERI HARIA DAN SIRI SORI ISLAM PASCA KONFLIK DI MALUKU. Louleha adalah sebuah hubungan kekerabatan. Louleha merupakan sebuah

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dalam membangun atau menyelenggarakan kehidupan nasional selalu

I. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB IV BENTUK KERUKUNAN UMAT BERGAMA ISLAM DAN KRISTEN DI DESAMIAGAN. A. Bentuk Kerukunan Beragama Islam Dan Kristen Pada Hari Besar

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam kehidupan sehari hari, hal itu terbukti manusia sebagai individu ternyata

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Seperti yang diposting salah satu situs berita di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda, akan tetapi kesemuanya itu memiliki kesamaan fungsi yaitu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Solidaritas sosial menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Ikatan ini lebih mendasar dari pada hubungan kontraktual yang dibuat atas persetujuan rasional, karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu tingkat/derajat konsensus terhadap prinsip-prinsip moral yang mendasar pada kontrak moral. 1 Solidaritas merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh sebuah kelompok sosial karena pada dasarnya setiap masyarakat membutuhkan solidaritas. Kelompok-kelompok sosial sebagai tempat berlangsungnya kehidupan bersama masyarakat akan tetap ada dan bertahan ketika dalam kelompok sosial tersebut terdapat rasa solidaritas diantara anggota anggotanya. Di desa Pasokan sebelum adanya migrasi penduduk yang bermukim di desa ini adalah hanya terdiri dari dua suku saja yaitu suku Saluan dan suku Bare e tetapi setelah adanya migrasi mengakibatkan beragamnya suku yang mendiami desa Pasokan ini. Dengan adanya migrasi sehingga banyak etnik yang yang berdatangan di desa Pasokan. 1 Doyle Paul Johnson. 1988. Teori sosiologi klasik dan modern. Jakarta: Gramedia. Hlm 181

Beragamnya etnis yang ada di desa Pasokan sudah pasti adat istiadatnya juga berbeda satu dengan yang lainnya yang bisa menimbulkan akar konflik yang akan merembet konflik antar suku. Akan tetapi hal ini masih bisa dibendung dengan adanya tenggang rasa antar masyarakat yang berbeda etnik jikalau konflik itu ada akan diselesaikan dengan cara musyawarah mufakat di antara satu sama lainnya. Dalam masyarakat ini bukan berarti konflik tidak pernah ada akan tetapi di mana salah satu makna dari kata momposaangu tang a artinya mempersatukan pendapat. Artinya konflik yang ada di desa Pasokan masih bisa dibendung dengan adanya pondasi untuk intropeksi diri yakni momposaangu tang a. Misalnya dalam mengurangi konflik dengan usaha-usaha mengurangi perbedaan antara individu atau kelompok masyarakat satu dengan yang lainya. Mereka tidak lagi merasa kelompok yang berbeda sebab mereka mengutamakan kepentingan dan tujuan yang dicapai bersama yakni hidup dengan aman dalam suatu masyarakat. Pada saat ini penduduk masyarakat asli Desa Pasokan ini jika dilihat secara sepintas tidak diketahui lagi dikarenakan jumlah pendudk etnis yang satu dengan yang lainnya tidak ada yang mendominasi antara satu etnik dengan yang laiinya. Ini terlihat dengan banyaknya etnik yang ada di desa Pasokan pendatang dan masyarakat asli tidak diketahui lagi. Etnik-etnik yang ada di desa Pasokan yakni Bugis, Kaili, Saluan, Bare e. Keadaan masyarakat di desa Pasokan memiliki latar belakang etnis dan agama yang berbeda, pasti akan mengalami gejolak dalam masyarakat, karena inilah resiko hidup dalam masyarakat yang berbeda latar belakangnya.

Desa Pasokan merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Tojo Una-una yang mempunyai keberagaman etnik. Di Kecamatan Walea Besar ini terdapat semboyan yang sangat di junjung tinggi oleh masyarakat atau penduduk asli desa Pasokan, semboyan tersebut yakni momposaangu tang a yang sering digunakan oleh masyarakat desa Pasokan, semboyan ini sering disebutsebut sebagai semboyan yang memiliki makna pemersatu untuk lebih meningkatkan tali persaudaraan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok dalam masyarakat Pasokan itu sendiri. Pemaknaan semboyan ini tidak sampai di situ saja tetapi bisa juga diartikan sebagai salah satu bentuk ekspresi dari masyarakat desa Pasokan yang menginginkan hidup bermasyarakat yang harmonis. Harmonis artinya di mana masyarakat satu sama lain saling bekerja sama, saling hormat menghormati tanpa membedakan antara etnik yang satu dengan etnik yang lainnya dan hidup rukun. Sebuah persatuan adalah wujud dari solidaritas sosial yang mana di dalam sebuah persatuan terdapat sebuah kerja sama antar satu dengan yang lainnya. Situasi solidaritas sosial akan menjadi lemah bila ikatan-ikatan yang mengikat mereka menjadi rapuh dan semakin tidak berfungsi. Hal itu disebabkan kurang intensifnya pemeliharaan ikatan emosional mereka atau adanya provokasi dari pihak luar yang mempengaruhi ikatan mereka. Solidaritas sosial akan menjadi semakin kuat bila keterikatan sebagai satu komunitas terpelihara dengan baik, pengaruh dari luar yang merusak keterikatan itu dapat dicegah. Situasi tertentu pula solidaritas akan mengut dan semakin kuat sehingga benar-benar terbentuk kerukunan dan kedamaian dalam masyarakat.

Jika dilihat dari semboyan momposaangu tang a dapat memberikan kekuatan untuk tetap saling menghargai dan membantu dalam hal apapun. Hal inilah yang mendorong banyak masyarakat dari daerah atau etnik lain untuk tinggal dan menetap di desa Pasokan. Contohnya saling membantu di antara anggota masyarakat, dalam acara pesta perkawinan, masyarakat Pasokan masih mempertahankan tradisi saling membantu atau bergotong royong untuk menyelenggarakan pesta tersebut mulai dari kegiatan yang kecil sampai yang besar sehingga pesta tersebut dapat berlangsung dengan baik. Selain itu juga apabila salah satu anggota keluarga dalam keadaan berduka maka warga lainnya membantu dan memberikan semangat kepada keluarga yang sedang berduka. Begitu pula dalam hal pertanian maupun kelautan di mana ada namanya kelompok tani dan kelompok kelautan yang tidak lain tujuannya adalah meringankan masyarakat dalam hal berkebun maupun nelayan, yang di dalamnya ada saling membantu satu sama lain, saling bekerja sama untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan judul sebagai berikut Solidaritas Sosial Antar Etnik di Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Kabupaten Tojo Una-una '

1.2. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas masalah yang dapat diidentifikasi yaitu: 1. Masyarakat di desa Pasokan dengan latar belakang etnik yang berbedabeda. 2. Potensi konflik karena karakter budaya yang berbeda-beda sehingga dapat menghambat terbentuknya solidaritas sosial di desa Pasokan. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk solidaritas sosial antar etnik di Desa Pasokan, Kecamatan Walea Besar, Kabupaten Tojo Una-una? 1.4. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui bagaimana bentuk solidaritas sosial antar etnik di Desa Pasokan, Kecamatan Walea Besar, Kabupaten Tojo Una-una. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki dua manfaat yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis: 1.5.1. Manfaat akademis Untuk memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai Solidaritas Sosial Antar Etnik di Desa Pasokan, Kecamatan Walea Besar, Kabupaten Tojo Una-una.

1.5.2. Manfaat praktis a. Sebagai masukan bagi pemerintah desa Pasokan secara khusus dan pemerintah Sulawesi Tengah secara umum untuk mengantisipasi yang berdampak negatif bagi keamanan masyarakat. b. Sebagai tambahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang terkait dengan Solidaritas Sosial.