PROGNOSIS PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTAL

dokumen-dokumen yang mirip
PERAWATAN INISIAL. Perawatan Fase I Perawatan fase higienik

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

RENCANA PERAWATAN PERIODONTAL

KURETASE GINGIVAL & KURETASE SUBGINGIVAL

PEMERIKSAAN PERIODONSIUM DAN JARINGAN SEKITARNYA OLEH: DRG. SYAIFUL AHYAR, MS

KEHILANGAN TULANG DAN POLA PERUSAKAN TULANG Kehilangan tulang dan cacat tulang yang diakibatkan penyakit periodontal membahayakan bagi gigi, bahkan

perlunya dilakukan : Usaha-Usaha Pencegahan Penyakit Gingiva dan Periodontal baik di klinik/tempat praktek maupun di masyarakat.

Prosedur ( salah satu atau lebih ) Pengasahan Pembuatan restorasi Pencabutan gigi

BAB 11 KURETASE GINGIVAL

RENCANA PERAWATAN PERIODONTAL

Zulkarnain, drg., M.Kes

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar)

GINGIVEKTOMI DAN GINGIVO V PL P A L STI T K

BAB 2 KANINUS IMPAKSI. individu gigi permanen dapat gagal erupsi dan menjadi impaksi di dalam alveolus.

Zulkarnain, drg., M.Kes

Diagnosis Penyakit Pulpa dan Kelainan Periapikal

KONTROL PLAK. Kontrol plak adalah prosedur yang dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk:

TUGAS PEMICU I GUSI BERDARAH DAN GIGI YANG HILANG

PENANGGULANGAN HILANGNYA PAPILA INTERDENTAL

Penyakit inflamasi yang telah melibatkan struktur periodontal pendukung sebagai / tidak mendapat perawatan secara tuntas. Harus dibedakan dari lesi

mendiagnosis penyakit meramalkan prognosis merencanakan perawatan Klasifikasi mengalami perubahan sejalan dgn bertambahnya pemahaman ttg etiologi dan

BAB I PENDAHULUAN. gigi, mulut, kesehatan umum, fungsi pengunyahan, dan estetik wajah.1 Tujuan

BEDAH TULANG RESECTIVE

II. KEADAAN ANATOMIS SEBAGAI FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT PERIODONTAL

BAB 2 IMPLAN. Dental implan telah mengubah struktur prostetik di abad ke-21 dan telah

BAB 2 EKSTRAKSI GIGI. Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dari tulang

CROSSBITE ANTERIOR. gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang

PERAWATAN PERIODONTAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena

CROSSBITE ANTERIOR DAN CROSSBITE POSTERIOR

BAB I PENDAHULUAN. dengan migrasi epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang

DASAR PEMIKIRAN PERAWATAN PERIODONTAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu ,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendalaman sulkus gingiva ini bisa terjadi oleh karena pergerakan margin gingiva

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 13 BEDAH FLEP. Dalam perawatan periodontal digunakan beberapa tipe dan disain flep periodontal sesuai dengan kebutuhannya.

BAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK. endodontik. Pengetahuan tentang anatomi gigi sangat diperlukan untuk mencapai

PENYELARASAN OKLUSAL DAN PENSPLINAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Maturitas adalah proses pematangan yang dihasilkan oleh pertumbuhan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dan penyakit pada suatu pupulasi, dan bagaimana keadaan tsb dipengaruhi oleh faktor-faktor herediter, lingkungan. fisikal, lingkungan sosial dan pola

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. RENCANA PERAWATAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cepat berkembang. Masyarakat makin menyadari kebutuhan pelayanan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Setiap individu terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen yang. 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Pedersen, 1966). Selama melakukan prosedur pencabutan gigi sering ditemukan

Perawatan ortodonti Optimal * Hasil terbaik * Waktu singkat * Biaya murah * Biologis, psikologis Penting waktu perawatan

TUGAS PERIODONSIA 1. Nama : Rahayu Sukma Dewi NIM :

Tepi tulang berada lebih apikal pada akar, yang membentuk sudut lancip terhadap tulang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI GIGI. Drg Gemini Sari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INSTRUMENTASI PERIODONTAL

PERAWATAN EMERJENSI PERIODONTAL

ABSES PERIODONTAL SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi. syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LATAR BELAKANG TERAPI AMOKSISILIN DAN METRONIDAZOLE SEBAGAI PENUNJANG TERAPI PERIODONTAL

IX. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Gigi Tiruan Cekat

Pergerakan Gigi Dalam Bidang Ortodonsia Dengan Alat Cekat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) yang terjadi karena

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Diabetes merupakan faktor resiko periodontitis yang berkembang dua kali lebih sering pada penderita diabetes daripada penderita tanpa diabetes.

IMPAKSI MAKANAN. Definisi: Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium.

BAB 2 SISTEM DAMON. inovatif yang digunakan ortodontis dalam mengoreksi maloklusi. Banyak sistem

SINDROM KOMBINASI MAKALAH

PENYAKIT PERIODONTAL PENGERTIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan ikat termineralisasi yang membalut akar gigi dan merupakan tempat tertanamnya serabut gingiva dan ligamen periodontal.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kesehatan gigi, estetik dan fungsional individu.1,2 Perawatan dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu jenis maloklusi yang sering dikeluhkan oleh pasien-pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PRINSIP BEDAH PERIODONTAL. Drg. Ika Andriani.,MDSc.,Sp.Perio

BAB 2 IMPLAN GIGI. perlindungan gigi tetangga serta pengembangan rasa percaya diri (9).

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Oklusi secara sederhana didefinisikan sebagai hubungan gigi-geligi maksila

BAB 1 PENDAHULUAN. Fixed orthodontic atau disebut juga dengan pesawat cekat ortodonti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau berkurangnya respon terhadap reseptor insulin pada organ target. Penyakit ini dapat

KURETASE GINGIVAL. TAHAPAN PROSEDUR : 1. Anestesi : daerah yg dikerjakan diberi anastesi 2. Penskeleran dan penyerutan akar

DIAGNOSIS DAN RENCANA PERAWATAN Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Poket infraboni dan poket suprabonimerupakan dua tipe poket periodontal yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehilangan gigi geligi disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 PENGARUH PLAK TERHADAP GIGI DAN MULUT. Karies dinyatakan sebagai penyakit multifactorial yaitu adanya beberapa faktor yang

Grafik 1. Distribusi TDI berdasarkan gigi permanen yang terlibat 8

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan mulut dan senyum dapat berperan penting dalam. penilaian daya tarik wajah dan memberikan kepercayaan diri terhadap

KLASIFIKASI ALAT PERIODONTAL

[JDS] JOURNAL OF SYIAH KUALA DENTISTRY SOCIETY

Transkripsi:

PROGNOSIS PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTAL

Prognosis PROGNOSIS PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTAL Ramalan perkembangan,perjalanan dan akhir suatu penyakit Prognosis Penyakit Gingiva dan Periodontal Ramalan mengenai respon periodonsium terhadap perawatan periodontal dan jangka panjang bagi terpeliharanya gigi-geligi yang berfungsi dengan baik.

PROGNOSIS GINGIVITIS Peranan Inflamasi Dalam Patogenesis I. Inflamasi Merupakan Perubahan Patologis Satusatunya (Gingivitis Simpel) II. Perubahan Inflamatori Dikomplikasi Oleh Perubahan Jaringan Yang Disebabkan Faktor Sistemik (Gingivitis Terkomplikasi)

I. Inflamasi merupakan perubahan patologis satusatunya (gingivitis simpel) Prognosis berdasarkan : 1. Penyingkiran iritan lokal 2. Kontur gingiva yang kondusif bagi kesehatan 3. Kooperatif pasien

1. Penyingkiran iritan lokal Penilaian : Apakah iritan lokal dpt diungkapkan dan disingkirkan.

2 Kontur gingiva yang kondusif bagi kesehatan periodonsium. A.Perubahan kontur berkaitan dengan perubahan besar gingiva. Penilaian : Dapat atau tidak pembesaran disingkirkan Berdasarkan konsistensi Gingiva: Oedematous Pembesaran menyusut dengan penskeleran dan penyerutan akar. Fibrous disingkirkan dgn gingevektomi /bedah flep Penilaian : Apakah gingivektomi/flep dapat dilakukan

B. Hubungan Mukosa-Gingiva Diperiksa dengan tes regangan (tension-test) Tes regangan negatif gingiva cekat adekuat Tidak ada masalah Tes regangan positif gingiva cekat inadekuat Penilaian : dapat/tidak prosedur bedah mukogingiva dilakukan

3. Kooperatif Pasien Penilaian Berdasarkan: 1. Kemauan dan Kemampuan pasien untuk melakukan program kontrol plak 2. Kemauan pasien menjalani fase pemeliharaan secara teratur Saat Penilaian : - Pemantauan dlm beberapa sesi - Pengamatan terhadap respon pasien saat operator memberi edukasi kontrol plak

II. PERUBAHAN INFLAMATORI DIKOMPLIKASI OLEH PERUBAHAN JARINGAN YANG DISEBABKAN FAKTOR SISTEMIK (Gingivitis terkomplikasi atau hiperplasia gingiva berkaitan dgn obat-obatan yang terkomplikasi inflamasi) Prognosis jangka pendek Prognosis jangka panjang

Prognosis jangka pendek Penilaian seperti gingivitis simpel Iritan lokal Kontur gingiva Kooperatif pasien

Prognosis jangka panjang Penilaian berdasarkan : Dapat atau tidak penyakit/kondisi Dapat atau tidak penyakit/kondisi sistemik disembuhkan atau dikontrol atau dihilangkan.

Prognosis Periodontitis Prognosis Umum Prognosis Gigi

Prognosis Umum Ramalan akan menjawab pertanyaan : 1. Apakah perawatan periodontal masih harus dilakukan pada kasus yang diperiksa. 2. Adakah kemungkinan berhasilnya perawatan periodontal yang akan dilakukan. 3. Bila diindikasikan pemasangan gigi tiruan : Apakah kondisi gigi geligi yang tinggal dapat mendukung gigi tiruan yang akan dibuat?

PENILAIAN PROGNOSIS UMUM : 1. Tipe Periodontitis 2. Usia 3. Latar Belakang Sistemik 4. Maloklusi 5. Penilaian Terhadap Status Periodontal dan Kemungkinan Prostetik 6. Kebiasaan Merokok 7. Kooperatif Pasien

1. TIPE PERIODONTITIS A. Periodontitis Berkembang Lambat Usia 30-40-an tahun, perkembangan penyakit lambat. Respon baik terhadap terapi periodontal konvensional, bila: - Kerusakan periodontal belum terlalu parah. - Iritan lokal dpt di kontrol

Penilaian Prognosis berdasarkan : a.keparahan Inflamasi Misal : 2 Pasien dgn kehilangan tulang yang sama Prognosis lebih baik pd pasien dgn inflamasi yg lebih parah Kehilangan tulang karena iritan lokal Iritan lokal hilang efektif menghentikan kerusakan tulang

b. Tinggi tulang alveolar yang tinggal Penilaian : Bila bentuk perusakan tulang dapat dihentikan, apakah tulang yang ada cukup untuk mendukung gigi-geligi. jawaban jelas bila : Kehilangan tulang sedikit sekali sehingga dukungan terhadap gigi tidak terganggu. Tulang alveolar yang tinggal tidak memadai untuk mendukung gigi. Bila kehilangan tulang diantara 2 kategori di atas level tulang tidak cukup sebagai pedoman.

B. Periodontitis Berkembang Cepat Jarang terjadi Usia 20-an Kehilangan tulang cepat Inflamasi ringan kerusakan tulang cepat (tdk sepadan). Inflamasi parah # kerusakan tulang cepat # prognosis tidak ada harapan

Respon PBC Terhadap Perawatan : Respon baik dengan terapi periodontal konvensional + antibiotik Retraktori atau resisten terhadap terapi periodontal. Belum ada cara meramalkan respon PBC terhadap perawatan sebelum dilakukan perawatan.

C. Periodontitis Juvenil Mulai usia puber Melibatkan molar pertama dan insisvus Prognosis : - dahulu buruk - perawatan bedah saku + antibiotik prognosis baik.

D. Periodontitis Prapubertas Disertai penyakit sistemik Prognosis : buruk (kebanyakan kasus)

2. USIA Contoh kasus : usia muda, level tulang yang tinggal sama dengan usia tua. Prognosis pada usia muda tdk baik, karena : Kerusakan tulang dlm waktu yang singkat (kemungkinan periodontitis berkembang cepat ) Seyogianya pasien muda memiliki kemampuan reparatif tulang yang lebih besar. Kerusakan tulang yang cepat kurang baiknya kemampuan reparatif tulang Prognosis Usia Tua : Prognosis lebih baik daripada usia muda

3. LATAR BELAKANG SISTEMIK Mempengaruhi prognosis umum : Pasien dgn gangguan sistemik (DM,Def.nutrisi, Hipertiroidisme) masalah sistemik diperbaiki prognosis bertambah baik. Diindikasikan bedah periodontal tapi tidak dilakukan karena kondisi sistemik. Prognosis masih tanda tanya. Pasien tidak mampu melaksanakan prosedur higiena oral (parkinson) Prognosis : - Buruk - Baik (menggunakan sikat gigi elektrik)

4. MALOKLUSI 1.Terhalang atau tidak program kontrol plak Penilaian ramalan : dapat atau tidaknya maloklusi di koreksi secara ortodonsi. 2. Ada atau tidaknya hambatan oklusal Penilaian ramalan : Dapat/tidaknya hambatan oklusal tersingkirkan dengan pengasahan. Dapat atau tidaknya dilakukan perawatan ortodonti.

5. PENILAIAN TERHADAP STATUS PERIODONTAL DAN KEMUNGKINAN PROSTETIK Penilaian Berdasarkan : Level tulang (radiografis) Kedalaman Saku (klinis) utk memperkirakan apakah cukup banyak gigi yang dapat dipertahankan untuk :- Mendapatkan gigi-geligi yg fungsional & estetis. - Bertindak sebagai penjangkar gigi tiruan utk mengganti gigi yang hilang.

Prognosis umum & prognosis gigi bisa saling tumpah tindih. Prognosis gigi bisa mempengaruhi prognosis umum untuk pertimbangan prostetik. Mempertahankan atau membiarkan gigi dicabut bisa menentukan apakah gigi lainnya harus dipertahankan atau dicabut. Apakah protesa yang dibuatkan protesa cekat atau lepasan. Gigi yang tinggal sedikit, keperluan prostetik lebih penting, gigi secara periodontik dapat dipertahankan, harus dicabut bila tidak sesuai dgn desain protesa.

6. KEBIASAAN MEROKOK Adanya hubungan antara merokok dgn gingivitis dan periodontal Adanya hubungan antara merokok dgn terganggunya penyembuhan setelah perawatan. Berhentinya kebiasaan merokok : Kesempatan terperbaikinya masalah periodontal pada pasien. Tingkat keberhasilan perawatan.

7. KOOPERATIF PASIEN Penilaian berdasarkan: 1. Sikap dan keinginan untuk mempertahankan gigi asli. 2. Kemauan dan kemampuan untuk mempertahankan higiena oral yang baik. Bila tidak berkeinginan/tdk mau, dokter gigi: Menolak melakukan perawatan kasus periodontal Mencabut gigi dgn prognosis meragukan/buruk Hanya dilakukan perawatan penskeleran dan penyerutan akar pada gigi yang tinggal. Dijelaskan pada pasien dan dicatat pada rekam medisnya: masih dibutuhkan perawatan lanjutan tetapi tidak dilakukan oleh karena tidak kooperatif.

PROGNOSIS GIGI 1. Mobiliti 2. Saku Periodontal 3. Masalah Mukogingival 4. Lesi Furkasi 5. Morfologi Gigi 6. Gigi Yang Berbatasan Dengan Daerah Edentolous 7. Lokasi Tulang Yang Tinggal Dikaitkan Dengan Permukaan Gigi 8. Karies, Gigi non vital dan Resorpsi Gigi 9. Hubungan Dengan Gigi Tetangga

1. Mobiliti Penilaian berdasarkan penyebab mobiliti, bukan keparahan. Penyebab mobiliti: 1. Kehilangan tulang alveolar Mobiliti tidak mungkin dikoreksi Diperbaikinya mobiliti gigi berbanding terbalik dengan seberapa jauh kehilangan tulang alveolar menjadi penyebab mobiliti gigi 2. Perubahan Inflamatori pada lig. Periodontal 3. Trauma karena oklusi 2,3 bisa diperbaiki

Hasil penelitian Respon perawatan saku periodontal pada gigi mobiliti gigi yang tidak mobiliti Penyembuhan pasca perawatan periodontal gigi mobiliti = gigi tidak mobiliti bila kontrol plak dapat dilaksanakan

2. Saku periodontal Kedalaman saku Level perlekatan Derajat kehilangan tulang alveolar Tipe saku

Level perlekatan Klinis Radiografi : mengungkapkan seberapa luas permukaan akar gigi yang tidak dibalut lig. Periodontal : jumlah permukaan akar gigi yang masih dibalut tulang alveolar

Kedalaman saku Lebih kecil artinya dibanding level perlekatan oleh karena kedalaman saku tidak meramalkan banyaknya kehilangan tulang alveolar Saku periodontal dalam sedikit kehilangan tulang prognosis lebih baik Saku periodontal dangkal banyak kehilangan tulang prognosis lebih buruk Dasar saku periodontal (level perlekatan) terlalu dekat ke apeks prognosis buruk Perbaikan tulang pada sisi lateral dan apikal kadang-kadang bisa terjadi bila dikombinasikan terapi endodontik + periodontal

Tipe saku Saku supraboni (kehilangan tulang horizontal) prognosis: tergantung tinggi tulang alveolar yang tinggal karena setelah perawatan periodontal tidak terjadi regenerasi tulang Saku infraboni (kehilangan tulang vertikal) Prognosis: tergantung kontur dan jumlah dinding tulang karena dapat terjadi regenerasi tulang alveolar sampai ke krista tulang alveolar

3. Masalah mukogingival tidak adanya gingiva cekat karena : Perlekatan frenulum terlalu ke marginal Lokasi dasar saku periodontal apikal dari BMG sukar terapi saku periodontal dan pemeliharaan Ramalan prognosa: - buruk ( bila tidak dikoreksi) - baik (bila dapat dikoreksi dengan bedah MG

4. Lesi furkasi mengakibatkan : - sukarnya akses ke daerah furkasi untuk penskeleran, penyerutan akar dan bedah flep - inaksesibilitas untuk kontrol plak Bila masalah tersebut dapat diatasi (dengan bedah periodontal) prognosis sama dengan akar tunggal Gigi premolar pertama maksila perbaikan aksesibilitas sukar Prognosis: buruk Gigi M maksila Pronosis: - buruk - baik (bila aksesibilitas diperbaiki dengan reseksi akar) mesiobukal atau disto bukal Gigi M pertama mandibula, M maksila (bukal) Prognosis: baik

5. Morfologi gigi Gigi dgn akar pendek dan runcing, mahkota besar atau rasio akar-mahkota tidak seimbang berkurangnya luas permukaan akar gigi yg memberi dukungan periodontal tekanan oklusal periodonsium rentan thdp cedera prognosis buruk

Morfologi akar yg kurang menguntungkan thdp tindakan penskeleran dan penyerutan akar prognosis buruk Morfologi akar yg menghalangi higiena oral Prognosis: buruk Prognosis: baik, bila morfologi tsb apikal dari epitel penyatu (belum tersingkap ke lumen saku periodontal) Konkavitas akar menambah perlekatan dan menyebabkan bentuk akar lebih resisten thdp tekanan pengungkit

Adanya furkasi Akses sukar dicapai 58% molar pertama maksila dan mandibula, muara furkasinya lebih sempit dibanding lebar kuret periodontal Adanya alur perkembangan (developmental grooves) kadang-kadang ditemui pd insisivus lateralis maksila (alur palatogingival) atau insisivus bawah menimbulkan masalah aksesibilitas memperburuk prognosis frekuensi alur palatogingival pd insisivus lateralis maksila (5,6%), insisivus sentralis maksila (3,4%)

Adanya proyeksi enamel 28,6% M mandibula, 17% M maksila Mempermudah pembentukan saku periodontal Mempengaruhi prognosis 6. Gigi yg berbatasan dgn daerah edentulous Penilaian dilakukan bila: Gigi sbg sandaran,beban fungsional meningkat Penilaian prognosis berdasarkan: Dukungan tlg alveolar Apakah oral higiene yg khusus bisa dilakukan oleh pasien

7. Lokasi tulang yg tinggal dikaitkan dgn permukaan gigi Lokasi tlg yg tinggal pd sisi mesial dan distal Mempengaruhi letak pusat rotasi Mempengaruhi prognosis Prognosis lebih baik bila lokasi tlg yg tinggal sedemikian sehingga pusat rotasi lebih ke koronal Daya ungkit yg diterima periodonsium dpt diatasi

Penentuan lokasi pusat rotasi: Apabila tinggi septum interdental mesial dan distal sama tinggi, pusat rotasi berada sedikit di bawah garis yg menghubungkan puncak kedua septum Septum interdental yg berbeda tingginya, pusat rotasi berada sedikit diatas garis yg menghubungkan puncak kedua septum artinya : lebih dekat ke mahkota gigi

8. Karies, gigi non vital dan resorpsi gigi Karies yg besar Penilaian prognosis: dpt/tdk dilakukan restorasi dan endodonti Gigi resorpsi Penilaian prognosis: resorpsi mengganggu dukungan periodonsium thdp gigi/tdk? Gigi non vital telah dirawat endodonti Penilaian prognosis: ada/tdk sementum setelah instrumentasi pada sementum dpt terjadi perlekatan baru pada dentin tdk terjadi perlekatan baru

9. Hub. dgn gigi tetangga Dinilai bila 8 faktor sebelumnya meragukan Lebih besar manfaat bila gigi dipertahankan / dicabut Bisa saja bila gigi dicabut, ada perbaikan tlg pd gigi tetangga

APLIKASI KLINIS Prognosis amat baik Tidak ada kehilangan tulang, kondisi gingiva amat baik Kooperatif pasien adekuat Prognosis baik, dijumpai satu atau beberapa keadaan berikut: Dukungan tulang yg tinggal masih adekuat Etiologi dpt dikontrol Terciptanya pemeliharaan gigi geligi Koopertaif pasien adekuat

Prognosis sedang Dukungan tulang yang tinggal kurang adekuat Gigi sedikit mobiliti Lesi furkasi derajat I Pemeliharaan yang adekuat memungkinkan Kooperatif pasien memadai Prognosis buruk Kehilangan tulang sedang sampai parah Mobiliti gigi Lesi furkasi derajat I dan II Sisi-sisi yg pemeliharaannya sukar dan atau ketaatan pasien melaksanakan kontrol plak disangsikan

Prognosis meragukan/tanda tanya Kehilangan tulang parah Lesi furkasi derajat II dan III Gigi mobiliti Ada sisi-sisi yg inaksesibel Prognosis tidak ada harapan Kehilangan tulang parah Sisi-sisi yg pemeliharaannya tdk mungkin dilakukan Diindikasikannya ekstraksi gigi krn kurang dukungan periodontal

Prognosis amat baik, baik dan tidak ada harapan dpt diramalkan secara tepat dgn alasan yg rasional Prognosis sedang, buruk dan meragukan/ tanda tanya tergantung faktor yg bisa berinteraksi satu sama lain Untuk prognosis sedang, buruk dan Untuk prognosis sedang, buruk dan meragukan tetapkan dahulu prognosis provisional sampai selesai perawatan fase I

Prognosis Provisional perlu dinilai, karena: Dgn prognosis provisional klinisi dimungkinkan merawat gigi yg awalnya diramalkan tdk ada harapan, namun bila respon baik, gigi dpt dipertahankan Adanya kesempatan mengevaluasi hasil perawatan, dpt dilihat respon periodonsium thdp penskeleran dan penyerutan akar serta respon thdp antibiotik, dan evaluasi ketaatan pasien terhadap kontrol plak

Perawatan fase I Pengurangan kedalaman saku dan inflamasi Respon menguntungkan thdp perawatan Prognosis lebih baik dari yg diramalkan sebelumnya

Perawatan fase I Inflamasi tidak terkontrol/tdk berkurang Prognosis kurang baik

Penyakit periodontal: - periode aktif - periode pasif Kasus stadium lanjut dlm periode aktif, bisa secara cepat menjadi tidak ada harapan Kasus setara pada periode tenang dpt dipertahankan utk waktu yg lama Perawatan fase I mengubah lesi aktif inaktif alasan perlunya diramalkan prognosis provisional yg direevaluasi setelah perawatan fase I