BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif bertujuan mengembangkan konsep sensitivitas pada masalah yang dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran teori dari bawah (grounded theory) dan mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena yang dihadapi. Penelitian kualitatif merupakan sebuah pendekatan penelitian yang digunakan dalam87mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olah raga, seni, budaya, sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi kesejahteraan bersama. (Gunawan, 2013, p. 81) Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana peneliti memilih jenis pendekatan ini karena esensinya sebagai metode pemahaman atas keunikan dan dinamika dari kehadiran manusia serta interaksinya dengan lingkungan. Menurut Danim, peneliti yang menggunakan pendekatan penelitian kualitatif percaya bahwa kebenaran truth adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang dalam interaksinya dengan situasi sosial kesejarahan. Adapun pengertian penelitian kualitatif menurut David Williams yang menyatakan bahwa Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara ilmiah (Moelong, 2006, p. 5) Penelitian kualitatif berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami maknanya. Sehingga penelitian ini biasanya sangat memperhatikan proses, peristiwa, dan otentisitas. Dalam penelitian ini kehadiran nilai peneliti bersifat eksplisit dalam situasi yang terbatas, melibatkan subjek dengan jumlah relative sedikit. Dengan demikian peneliti kualitatif biasanya terlibat dalam interaksi dengan realitas yang ditelitinya. Penelitian kualitatif lebih mengutamakan penggunaan logika induktif dimana kategorisasi dilahirkan dari perjumpaan peneliti dengan informan di lapangan atau data-data yang ditemukan. Sehingga penelitian kualitatif bercirikan informasi yang berupa ikatan konteks yang akan menggiring pada pola-pola atau teori yang akan menjelaskan fenomena sosial. Seperti yang dikatakan oleh Jary and Jary yang mendefinisikan istilah teknik penelitian kualitatif sebagai setiap penelitian dimana 31
32 ilmuwan sosial mencurahkan kemampuan sebagai pewawancara atau pengamat empatis dalam rangka mengumpulkan data yang unik mengenai permasalahan yang diinvestigasi. (Somantri, 2005, p. 58) 3.2 Jenis penelitian Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah ataupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006, p. 72) Ciri lainnya, jenis penelitian ini menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan, bertindak sebagai pengamat. Ia membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalambuku observasi. Ia tidak berusaha untuk memanipulasi variable. Metode ini tidak bermaksud menguji teori sehingga perspektifnya tidak tersaring, peneliti bebas mengamati objeknya, menjelajah, dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang penelitian. (Ananto, 2011, p. 60) Jenis penelitian deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau bidang tertentu. Menetapkan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang mendatang. Jadi kualitatif deskriptif merupakan penelitian jenis penelitian yang digunakan untuk membuat deskriptif, gambaran atau sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat situasi, kondisi atau fenomena dengan menggunakan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan objek yang diamati secara utuh. 3.3 Metode Penelitian Metode penelitian deskriptif-kualitatif sangat berguna untuk melahirkan teoriteori tentatif, hal ini yang menjadi perbedaan esensial antara metode penelitian deskriptif kualitatif dengan metode penelitian lainnya. Dalam penelitian ini berusaha untuk menggambarkan bagaimana adanya fakta-fakta yang ditemukan pada penelitian saat ini, selanjutnya menganalisa dan menafsirkan fakta-fakta tersebut serta mengambil kesimpulannya.
33 Metode merupakan cara untuk mengungkapkan kebenaran objektif. Kebenaran tersebut merupakan tujuan, sementara metode itu adalah cara. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar berdasarkan bukti ilmiah yang kuat. Oleh karena itu, metode dapat diartikan pula sebagai prosedur atau rangkaian cara yang secara sistematis dalam menggali kebenaran ilmiah. Sedangkan penelitian dapat diartikan sebagai pekerjaan ilmiah yang harus dilakukan secara sistematis, teratur, dan tertib, baik mengenai prosedurnya maupun dalam proses berpikir tentang materinya (Prastowo, 2011) Sedangkan metode penelitian deskriptif adalah salah satu metode penelitian yang banyak digunakan pada penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu kejadian. Sugiyono mengatakan bahwa penelitia deskriptif adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab secara actual. (Sugiyono, 2013) 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan berasal dari dua sumber data atau informasi, yaitu sumber data primer dan sekunder. 3.4.1 Data Primer Data primer adalah data atau informasi dari sumber pertama yang biasa disebut dengan responden. Data atau informasi diperoleh melalui pertanyaan tertulis dengan menggunakan kuesioner atau lisan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi (Sarwono, 2006:16). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: 1. Wawancara secara mendalam Wawancara merupakan salah satu perangkat metodologi yang digemari bagi peneliti kualitatif. Wawancara adalah bentuk perbincangan, seni bertanya dan mendengar. (Denzin & S., 2009, p. 495) Wawancara mendalam adalah salah satu teknik dalam penelitian kualitatif, dimana seorang responden atau kelompok responden mengkomunikasikan bahanbahan dan mendorong untuk didiskusikan secara bebas. Wawancara mendalam juga dapat dilakukan melalui telepon. Seringkali pewawancara dilatih secara psikologis
34 agar ia dapat menggali perasaan dan sikap yang tersembunyi dari responden. (Ardianto, 2011, p. 61) Sedangkan informan merupakan orang yang dapat memberikan keterangan atau informasi mengenai masalah yang sedang diteliti dan dapat berperan sebagai narasumber selama proses penelitian. Menurut Meolong dan Miles dalam Mantra 2004, informan penelitian terdiri dari tiga kelompok: a. Informan kunci, merupakan orang yang memiliki pengetahuan tentang masalah yang diteliti. b. Informan ahli, yaitu para ahli yang sangat memahami dan dapat memberikan penjelasan berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian akademisi, budayawan, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. c. Informan incidental (man on the street), yaitu siapa saja yang ditemukan di wilayah penelitian yang diduga dapat memberikan informasi tentang masalah yang diteliti. 2. Observasi Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan sistematis. Dalam penelitian ini, pengamat berperan serta secara lengkap (the complete participant) karena pengamat menjadi anggota penuh suatu kelompok yang diamati, atau menjadi anggota secara penuh dalam kelompok yang diamati. Berikut adalah beberapa manfaat yang membuat observasi sering kali digunakan. (Gunawan, 2013, p. 145). Manfaat observasi, antara lain: 1. Pengamatan merupakan pengamatan langsung, dan pengalaman langsung dinilai merupakan alat yang ampuh untuk memperoleh kebenaran. 2. Dengan pengamatan, dimungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana sebenarnya. 3. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa yang berkaitan dengan pengetahuan yang relevan maupun pengetauan yang diperoleh dari data. 4. Sering terjadi keragu-raguan pada peneliti terhadap informasi yang diperoleh yang dikarenakan kekhawatiran adanya bias atau penyimpangan, maka dari itu dilakukan pengamatan. 5. Pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit.
35 6. Kasus-kasus tertentu ketika teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan menjadi alay yang bermanfaat. 3.4.2 Data Sekunder Data sekunder menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang diteliti. Data yang digunakan berasal dari studi kepustakaan dan dokumentasi (Jonathan, 2006, p. 17). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Kepustakaan Dalam penelitian ini dibutuhkan sumber-sumber pustaka yang dapat membantu dan mendukung penelitian, selain itu untuk memperoleh teori-teori. 2. Dokumentasi Dokumentasi hanyalah nama lain dari analisis tulisan atau analisis terhadap isi visual dari suatu dokumen. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Studi ini merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. (Sugiyono, 2007, p. 82) 3.5 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan bagian sangat penting dalam penelitian ini karena dari analisis ini akan diperoleh temuan, baik temuan subtantif maupun formal. Pada hakikatnya, analisis data adalah sebuah kegiatan untuki mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode / tanda, dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab. Analisis data adalah pencarian atau pelacakan pola-pola (Gunawan, 2013, p. 209). Analisis data kualitatif adalah pengujian sistematik dari sesuatu untuk menetapkan bagian-bagiannya, hubungan antar kajian, dan hubungannya terhadap keseluruhannya. Artinya, semua analisis data kualitatif akan mencangkup penelusuran data, melalui catatan-catatan (pengamatan lapangan) untuk menemukan pola-pola budaya yang dikaji oleh peneliti. Bogdan dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Sugiyono, 2013, p. 244) menyatakan bahwa: Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others.
36 Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 jenis menurut Strauss dan Corbin dalam buku Metode Penelitan Untuk Public Relation Kuantitatif dan Kualitatif, yaitu (a) pengodean terbuka (open coding), (b) pengodean berporos (axial coding), (c) pengodean selektif (selective coding) (Ardianto, 2011, p. 223) 1. Pengodean terbuka (open coding) Pengkodean terbuka adalah bagian analisis yang berhubungan khususnya dengan penamaan dan pengategorian fenomena melalui pengujian data secara teliti. Peneliti disini memecahkan data dalam bagian-bagian terpisah, kemudian diuji dengan cermat dan mulai membandingkan persamaan dan perbedaannya. 2. Pengodean berporos (axial coding) Meletakan data tersebut kembali ke belakang bersama-sama dalam cara-cara baru dengan membuat hubungan antara sebuah kategori utama membentuk suatu rumusan salah satu dari beberapa kategori utama. Pengodean ini adalah pengkhususan sebuag kategori (fenomena) dalam istilah dari kondisi-kondisi yang memberikan tambahan padanya: konteks (mewakili set spesifik yang berhubungan dengan suatu fenomena), strategi-strategi tindakan/ interaksional, konsekuensikonsekuensi dari strategi ini. 3. Pengodean selektif (selective coding) Setelah pengumpuan dan analisis data, selanjutnya tugas peneliti mengintergrasikan kategori-kategori tersebut untuk membentuk sebuah teori dasar. Beberapa langkah untuk melakukan pengintegrasian: (a) melibatkan penjelasan alur cerita (story line); menghubunga kategori-kategori tambahan di sekitar kategori inti; (b) menghubungkan kategori-kategori pada level dimensional; (c) menyertakan validasi hubungan-hubungan ini dengan data; (d) memasukan ke dalam kategori-kategori yang mungkin memerlukan pembersihan dan/atau pengembangan lebih lanjut.
37 3.6 Teknik Keabsahan Data Sebagai proses memantapkan derajat kepercayaan (validitas/kredibilitas) dan konsistensi (reliabilitas) data maka digunakanlah triangulasi data. Triangulasi data bukan bertujuan mencari kebenaran, tetapi meningkatkan pemahaman peneliti terhadap data dan fakta yang dimilikinya. Ada empat macam triangulasi data, antara lain (Gunawan, 2013, p. 216) 1. Triangulasi sumber, menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai sumber memperoleh data. Dalam triangulasi dengan sumber yang terpenting adalah mengetahui adanya alsan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut. 2. Triangulasi metode, usaha mengecek keabsahan data dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data yang sama. 3. Triangulasi peneliti, menggunakan lebih dari satu peneliti dalam mengadakan observasi atau wawancara. 4. Triangulasi teoritik, memanfaatkan dua teori atau lebih untuk diadu dan analisis data yang lengkap, dengan demikian akan dapat memberikan hasil yang lebih kompherensif. Pada penelitian ini, teknik keabsahan data yang akan digunakan adalah triangulasi sumber. Melihat begitu besarnya posisi data maka keabsahan data yang terkumpul menjadi sangat vital. Ada empat kriteria yang dapat digunakan, yaitu, kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), kepastian (confirmabilty). 1. Derajat Kepercayaan (Credibility) Pada dasarnya penerapan kriteria derajat kepercayaan (kredibilitas) berfungsi untuk menggantkan konsep validitas internal dari nonkualitatif. Kriteria ini memiliki dua fungsi: pertama, melaksanakan inkuiri sehingga tingkat kepercayaan akan tercapai; kedua, memperlihatkan derajat kepercayaan hasilhasil penemuan dengan jalan pembuktian peneliti yang pada kenyataannya terdapat ganda sedang peneliti. 2. Keterahlian (Transferability) Konsep validitas menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar yang diperoleh pada sampel secara representatif. 3. Ketergantungan (Dependability)
38 Mengulang studi dalam waktu yang sama dan mendapatkan hasil yang sama menunjukan bahwa penelitian itu memiliki ketergantungan. 4. Kepastian (Confirmability) Konsep kepastian tergantung pada bagaimana pandangan orang terhadap penelitian tersebut. Dalam hal ini kepastian bahwa sesuatu objektif atau tidak tergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan penemuannya.