BAB 3 METODE PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan interpretatif. Pendekatan interpretatif didasarkan pada keyakinan bahwa individu merupakan makhluk yang secara sosial dan simbolik membentuk dan mempertahankan realita mereka sendiri (Crotty dalam Imam, 2013:56). Tujuan dari perkembangan teori ini adalah untuk menghasilkan deskripsi, pandangan pandangan dan penjelasan mengenai fenomena tertentu. Interpretatif termasuk dalam kategori perspektif subjektif. Yaitu pendekatan yang mengasumsikan bahwa pengetahuan tidak mempunyai sifat objektif dan tetap dan realita sosial dianggap sebagai interaksi sosial yang bersifat komunikatif (Imam, 2013:56). Pendekatan interpretatif diadopsi dari orientasi praktis. Secara umum, pendekatan interpretatif merupakan sistem sosial yang memaknai perilaku secara detail langsung mengobservasi. Pada dasarnya, penelitian interpretatif terkait dengan arti dan mencari definisi situasi terhadap kelompok sosial tertentu agar dapat dipahami. Penelitian interpretatif bertujuan untuk menghasilkan pemahaman terhadap konteks informasi dan proses dimana sistem informasi tersebut memperngaruhi dan dipengaruhi oleh konteksnya. Perbedaan interpretatif dan terjadi dikarenakan adanya perbedaan latar belakang budaya. Jadi dalam suatu fenomena akan mungkin bila ada penginterpretasian yang berbeda-beda. Bahkan suatu perilaku yang sama bisa memiliki peninterpretasian yang berbeda bagi tiap orang. Interpretatif menurunkan kriteria bahwa : 1. Data harus dikumpulkan dan dianalisi secara kualitatif, bukan kuantitatif sebagaimana yang dilakukan positivisme. 2. Teori yang dikembangkan bersifat membumi. 3. Kegiatan ilmu harus bersifat natural apa adanya dan menghindarkan penelitian yang diatur sebelumnya, baik melalui desain penelitian yang kaku maupun situasi laoratoris, dan karenanya penelitian lebih bersifat partisipatif dari pada mengontrol sumber informasi (Vardiansyah, 2008:59). 39

2 Tipe/Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif. Data dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Menurut gay dalam Hikmat (2011 : 4) jenis penelitian deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang mengangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Sedangkan secara harafiah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga dilakukanlah akumulasi data dasar. Guna penelitian deskriptif adalah menurut sevilla dalam Mahi M. Hikmat (2011 : 45-46): 1. Lebih banyak digunakan dibandingkan dengan metode lain. 2. Memberi sumbangan besar kepada ilmu pengetahuan dengan cara memberikan informasi keadaan terbaru dan dapat membantu untuk mengidentifikasi faktor faktor untuk pelaksanaan percobaan. 3. Menggambarkan keadaan yang terdapat dalam suatu situasi. 4. Data yang dikumpulkan dianggap sangat bermanfaat untuk menyesuaikan diri atau dapat memecahkan masalah yang timbul dalam kehidupan sehari hari. 5. Dapat membantu untuk mengetahui bagaimana cara mencapai tujuan yang diiginkan. 6. Metode ini bisa di gabungkan dalam berbagai masalah yang ada. 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. menurut Suparlan dalam imam (2013 : 32) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif memusatkan perhatiannya pada prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia, atau pola-pola. Gejala-gejala sosial dan budaya dianalisis dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai pola-pola yang berlaku, dan pola-pola yang ditemukan tadi dianalisis lagi dengan mengunakan teori yang objektif. Penelitian kualitatif, sasaran kajiannya adalah pola pola yang berlaku dengan prinsip prinsip mendasar dan mencolok atas kehidupan manusia, sehingga analisis terhadap gejala

3 41 gejala tersebut tidak harus menggunakan kebudayaan yang bersangkutan sebagai kerangka acuan Model Penelitian Kualitatif 1. Mengkonstruksi Relaitas Sosial, Makna Budaya Penelitian kualitatif bermaksud untuk mendapatkan pemahan yang mendalam. Maka harus mencari makna di balik fenomena. Guna mendapatkan sebuah pemahaman yang mendalam. Penelitian kualitatif tidak hanya mencari tahu tentang apa yang terjadi dari suatu fenomena, tetapi mengapa dan bagimana fenomena itu terjadi. Menurut (Suparlan dalam imam 2013:39), pertanyaan yang diajukan dalam pendekatan kualitatif bukan hanya mencakup apa, siapa, dimana, kapan dan bagaimana tetapi yang terpenting dalam pertanyaan itu adalah mencakup mengapa. Pertanyaan mengapa menuntut jawaban mengenai hakikat yang ada dalam hubungan diantara gejala-gejala atau konsep konsep. 2. Berfokus Pada Proses Interaksi dan Peristiwa Penelitian kualitatif berfokus pada proses interaksi dan peristiwa, dan fokus penelitiannya dapat berubah setelah melihat kenyataan di lapangan. 3. Keaslian Merupakan Kunci Penelitian kualitatif berkunci pada keaslian maka penelitian kualitatif disebut juga dengan penelitian alamiah. Dalam penelitian kualitatif tidak ada usaha untuk memanipulasi situasi. 4. Nilai Hadir dan Nyata/Tidak Bebas Nilai Penelitian kualitatif sangat memperhitungkan dan memperhatikan nilai. Penelitian kualitatif menggunakan bahasa yang personal. Penelitian kualitatif sangat syarat dengan subjektivitas peneliti dan dia aktif melaporkan nilai dan biasnya, dan juga nilai dari informasi yang dikumpulkan. 5. Terikat Pada Situasi/Terikat Pada Konteks Penelitian kualitatif tidak menjaga jarak dan tidak bebas dari yang diteliti karena pada dasarnya penelitian kualitatif bertujuan untuk mengetahui persepsi subjektivitas yang diteliti.

4 42 6. Terdiri dari beberapa kasus atau subjek Penelitian kualitatif tidak mengeneralisasikan hasil penelitian, sehingga penelitian kualitatif tidak perlu meneliti banyak subjek. Subjek yang diteliti bisa satu ataupun banyak. 7. Bersifat analisis tematik Penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk mengenaralisasikan hasil penelitian jadi subjek yang diteliti merupakan hal hal yang bersifat khusus atau spesifik. 8. Peneliti terlibat Peneliti melakukan hal seperti observasi terlibat sehingga pemahaman terhadap subjek dapat mendalam. Menurut (Sugiyono dalam Imam 2013 : 39) masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara, tentatif dan berkembang atau berganti setelah peneliti berada dilapangan. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang masalah manusia dan sosial dan dideskripsikan. Penelitian kualitatif mengutamakan makna, makna apa yang dipersepsikan orang mengenai suatu peristiwa. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli. Sehingga periset merupakan tangan pertama yang memperoleh data tersebut. Berdasarkan (Istijanto dalam danang suyoto 2012), teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara. Wawancara adalah sebuah interaksi yang didalamnya terdapat pertukaran atau berbagai aturan, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi. Wawancara dalam penelitian kualitatif adalah wawancara yang mempunyai tujuan tertentu dan diawali dengan pertanyaan informal. Dalam penelitian kualitatif wawancara menjadi metode pengumpulan yang utama. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara. Hal pertama dikarenakan peneliti sendiri menggunakan penelitian kualitatif yang dimana untuk mengetahui bagaimana proses gatekeeping pada program Indonesia Siang peneliti harus datang kepada narasumber untuk mendapat penjelasan yang tepat dalam penelitian ini.

5 43 Data sekunder berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah ada sebelumnya (dokumen). Data sekunder adalah data kedua yang mendukung periset atas penelitiannya. Dalam penelitian ini data sekunder berupa data sekunder internal. Data sekunder internal adalah data yang diperoleh dari dalam objek yang diteliti, datanya merupakan data yang tersedia di internal perusahaan sendiri. 3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode perbandingan tetap atau Constant Comparative Method. Metode perbandingan tetap melakukan perbandingan antar data dan kategori. Proses analisis data pada metode ini secara umum terbagi dalam reduksi data, kategorisasi data, sintetisasi, dan menyusun hipotesis kerja (Sugiyono dalam imam, 2013:211). 1. Reduksi data terbagi ke dalam 2 tahap, yaitu identifikasi satuan (unit) dan membuat koding. Identifikasi data dilakukan dengan mengidentifikasi satuan, yaitu bagian terkecil dalam data yang memiliki makna jika dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian. Pembuatan koding dilakukan dengan memberikan kode pada setiap 'satuan' agar dapat ditelusuri sumber data/satuannya. Koding sendiri dalam penelitian kualitatif berupa penjelasan tambahan yang dibuat dalam tabel sebagai bukti yang lebih akurat kalau peneliti pernah melakukan sebuah penelitian. 2. Kategorisasi adalah upaya memilah-milah setiap satuan ke dalam bagian yang memiliki kesamaan. Setiap kategori kemudian diberi nama yang disebut 'label'. 3. Sintetisasi adalah proses pengaitan antar kategori. kaitan antar kategori tersebut kemudian diberi nama/label. 3.6 Keabsahan Data Penelitian ini menetapkan keabsahan data yang didasarkan pada 4 (empat) kriteria, yaitu, derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability) (Moleong, 2011: ). Derajat kepercayaan (credibility): 1. Kredibilitas (credibility) Memiliki 2 fungsi. Pertama, melaksanakan inkuiri sehingga tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Kedua, memperlihatkan derajat

6 44 kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti di dalam penbelitian ini. 2. Keteralihan (transferability) Konsep keteralihan menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar yang diperoleh pada sampel yang secara representatif mewakili populasi itu. 3. Ketergantungan (dependability) Kriteria ketergantungan ditunjukkan dengan jalan mengadakan replikasi studi. Jika diadakan pengulangan studi dalam kondisi yang sama dan hasilnya secara esensial sama, maka dapat dikatakan sudah mencapai kriteria ketergantungan. 4. Kepastian (confirmability) Kriteria kepastian berasal dari konsep 'objektifitas' menurut non-kualitatif. Non-kualitatif menetapkan objektivitas dari segi kesepakatan antar subjek. Pemastian objektifitas suatu objek tergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat dan penemuan dari penemuan seseorang.