BAB V KEPUTUSAN INVESTASI A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami Pentingnya Keputusan Investasi Mampu Menghitung Cash Flow Proyek Investasi Memahami Metodemetode Penilaian Investasi B. Tugas Latihan Mahasiswa menyelesaikan soalsoal yang terdapat di akhir bab. 28
BAB V KEPUTUSAN INVESTASI A. Memahami Pentingnya Keputusan Investasi Salah satu tugas pokok manajer keuangan adalah membuat keputusan investasi. Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu sangat panjang, sehingga keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan baik. Keputusan investasi ini sering juga disebut sebagai Capital budgeting yaitu proses Perencanaan/Peramalan serta pengambilan keputusan tentang pengeluaran Modal (untuk Investasi) jangka panjang, yang diharapkan akan menghasilkan pendapatan/manfaat yang lebih besar dimasa yang akan datang selama umur investasi tersebut. Sasaran: 1. Langkah awal untuk menilai kelayakan suatu rencana Investasi 2. Dasar pengambilan Keputusan pelaksanaan proyek Investasi & menyusun ranking investasi 3. Keterkaitan antar proyek: Independent Project, Dependent Proyect, Mutually Exclusive Project Klasifikasi Investasi: 1. Investasi penggantian (replacement); 2. Investasi penambahan kapasitas; 3. Investasi penambahan jenis produk baru; 4. Investasi lainlain. B. Menghitung Cash Flow Proyek Investasi 1. Cash Inflow/ Proceed (NCF): Sejumlah pendapatan bersih yang diharapkan akan diperoleh dari hasil suatu investasi. Penghitungan NCF, yang dibiayai dengan modal sendiri. NCF = EAT + Depresiasi Penghitungan NCF, yang dibiayai dengan modal asing. NCF = EAT + I (1T) + D angsuran pokok pinjaman (APP) 29
Uraian Sebagian modal asing* Tanpa modal asing Sales Operational expenses.000.000 (2.00.000).000.000 (2.00.000) Depreciation 2.00.000 (1.000.000) 2.00.000 (1.000.000) EBIT (earning before interest and tax) Interest EBT Tax (10%) 1.00.000 (30.000) 1.10.000 (11.000) 1.00.000 1.00.000 (10.000) EAT (earning after tax) 1.03.000 1.30.000 *APP=Rp7.000, NCF yang dibiayai sebagian dengan modal asing NCF=EAT+I(1T)+DAPP =Rp.1.03.000+Rp.30.000(10,1)+Rp.1.000.000Rp.7.000 = Rp.2.27.000 NCF yang dibiayai dengan modal sendiri NCF=EAT+D =Rp.1.30.000+Rp.1.000.000 = Rp.2.30.000 2. Nilai investasi awal / Initial Invesment. Investasi fixed asset baru. Suatu perusahaan memerlukan mesin baru dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi. Harga mesin tersebut Rp.10 Juta, ongkos angkut dan asuransi Rp.2, Juta, biaya pemasangan dan percobaan Rp.1 Juta, biaya pelatihan operator Rp.00 Ribu, tambahan modal kerja untuk mendukung peningkatan kapasitas produk tersebut Rp. 10 Juta. Nilai investasi atas mesin tersebut dihitung sebagai berikut: No. Komponen nilai investasi awal Jumlah (Rp.) 1 2 3 4 Harga beli mesin Ongkos angkut dan asuransi Biaya pemasangan dan percobaan Biaya pelatihan operator mesin Tambahan modal kerja 10.000.000 2.00.000 1.000.000 00.000 10.000.000 30
Total nilai investasi awal 164.000.000 Investasi penggantian fixed asset. Suatu perusahaan tanggal Januari 2000 membeli mesin merek A dengan harga Rp.6 Juta, umur mesin diperkirakan 10 tahun, nilai sisa Rp. Juta. Tanggal 10 Maret 200, mesin tersebut diganti dengan mesin merek B, harga perolehan Rp.90 Juta, umur diperkirakan 12 tahun, nilai sisa Rp.7 Juta. Metode penyusutan ke2 mesin menggunakan metode garis lurus. Berapakah besarnya incremental outlay? Bilamana mesin A, saat diganti laku dijual Rp.40 Juta Penghitungan laba rugi penjualan mesin A Harga perolehan mesin A Rp.6.000.000 Akumulasi penyusutan (62 bulan) (31.000.000) Nilai buku saat penggantian (10/03/200) 34.000.000 Harga jual (40.000.000) Laba penjualan mesin merek A 6.000.000 Perhitungan icremental outlay Harga perolehan mesin merek B Rp.90.000.000 Hasil penjualan mesin merek A (40.000.000) Pajak yang dibayar 1%xRp.6.000.000 900.000 Incremental Outlay * 0.900.000 *(tambahan dana yang dikeluarkan untuk melaksanakan investasi penggantian) 31
Penghitungan laba rugi penjualan mesin A Harga perolehan mesin A Rp.6.000.000 Akumulasi penyusutan (62 bulan) (31.000.000) Nilai buku saat penggantian (10/03/200) 34.000.000 Harga jual (34.000.000) Laba penjualan mesin merek A nihil Perhitungan icremental outlay Harga perolehan mesin merek B Rp.90.000.000 Hasil penjualan mesin merek A (34.000.000) Incremental Outlay 6.000.000 Penghitungan laba rugi penjualan mesin A Harga perolehan mesin A Rp.6.000.000 Akumulasi penyusutan (62 bulan) (31.000.000) Nilai buku saat penggantian (10/03/200) 34.000.000 Harga jual (30.000.000) Rugi penjualan mesin merek A (4.000.000) Perhitungan icremental outlay Harga perolehan mesin merek B Rp.90.000.000 Hasil penjualan mesin merek A (30.000.000) Pajak dihemat 1%xRp.4.000.000 (600.000) Incremental Outlay 9.400.000 C. Metodemetode Penilaian Investasi 1. Metode Payback Period Metode ini menekankan pada lamanya waktu/masa pengembalian dana yang digunakan untuk investasi. Misalnya, terdapat sebuah usulan investasi proyek yang membutuhkan dana Rp.120.Juta, mempunyai proceeds selama usia proyek sebagai berikut: 32
Tahun Proceeds 1 2 3 4 6 Nilai Proceeds (Rp. 60 Juta 0 Juta 40 Juta 30 Juta 20 Juta 10 Juta Payback Period dari investasi yang diusulkan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Jumlah Investasi (initiasial invesment) = Rp.120 Juta Proceeds tahun 1 = Rp. 60 Juta = Rp. 60 Juta Proceeds tahun 2 = Rp. 0 Juta = Rp. 10 Juta Proceeds tahun 3 Rp.40 Juta, padahal dana yang dibutuhkan untuk menutup kekurangan investasi hanya Rp.10 Juta. Dengan demikian Rp.10 Juta diperoleh hanya dengan waktu 10 Juta/40 Juta x 12 bulan=3 bulan Payback period investasi yang diusulkan 2 tahun, 3 bulan. 2. Metode Net Present Value (NPV) Berdasarkan metode NPV, seluruh aliran kas bersih di presentvalue kan atas dasar faktor diskonto (discount faktor=df). DF yang umum dipergunakan adalah cost of captal(coc) Atau rate of return(ror), hasilnya dibandingkan dengan Initial Invesment atau Icremental Outlay. Rumus 1: Apabila besarnya Cash inflow selama umur investasi tidak sama: Rumus 2: Apabila besarnya Cash inflow selama umur investasi sama setiap tahunnya: Kriteria pengambilan keputusan: 1. Jika NPV sama dengan nol, menunjukkan bahwa kumulatif proceeds dapat menutup I. Investasi. Dengan demikian usul proyek dapat diterima. 33
2. Jika NPV < dari nol, menunjukkan bahwa kumulatif proceeds<dari Initial Invesment. Atas kondisi yang demikian usul proyek harus ditolak. 3. Jika usulan tersebut lebih dari satu proyek investasi, dan bersifat mutually exclusive, usulan yang diterima adalah yang menghasilkan NPV terbesar. 4. Misalnya, suatu perusahaan sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi dengan. nilai Rp.00 Juta. Usia proyek diperkirakan tahun dengan nilai sisa Rp.0 Juta. NCF 6. per tahun terdapat pada tabel dibawah. Manajemen minta return 1%. NPV dihitung 7. sebagai berikut: Tahun (1) NCF (2) DF (3) (4)=(2)x(3) 1 2 3 4.000 10.000.000 200.000.000 200.000.000 10.000.000 0,8696 0,761 0,67 0,718 0,4972 86.960.000 113.41.000 131.00.000 114.360.000 74.80.000 Total PVTCF (0 Jutax0,4972) Initial Invesment NPV 20.81.000 24.860.000 00.000.000 4.67.000 Misalnya, suatu perusahaan sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi dengan nilai Rp.00 Juta. Usia proyek diperkirakan tahun dengan nilai sisa Rp.8 Juta. Poyek ini dapat menghasilkan NCF per tahun Rp.120 Juta. Manajemen minta return 20%. NPV dihitung sebagai berikut: Tahun (1) NCF (2) DF (3) (4)=(2)x(3) 1 120.000.000 8.000.000 2,990612 0,401878 38.872.000 34.161.00 Total Initial Invesment NPV 393.033.00 00.000.000 106.966.00 34
3. Metode Profitability Index/ PI(benefit cost ratio) Kriteria pengambilan keputusan: 1. Jika PI > 1 atau, usul proyek dapat diterima. 2. Jika PI < 1, menunjukkan bahwa kumulatif proceeds<dari Initial Invesment. Atas kondisi yang demikian usul proyek harus ditolak. Jika usulan tersebut lebih dari satu proyek investasi, dan bersifat mutually exclusive, usulan yang diterima adalah yang menghasilkan PI tertinggi. Misalnya, suatu perusahaan sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi dengan nilai Rp.00 Juta. Usia proyek diperkirakan tahun dengan nilai sisa Rp.0 Juta. NCF per tahun terdapat pada tabel dibawah. Manajemen minta return 1%. NPV dihitung sebagai berikut: Tahun (1) NCF (2) DF (3) (4)=(2)x(3) 1 2 3 4.000 10.000.000 200.000.000 200.000.000 10.000.000 0,8696 0,761 0,67 0,718 0,4972 86.960.000 113.41.000 131.00.000 114.360.000 74.80.000 Total PVTCF (0 Jutax0,4972) Initial Invesment NPV 20.81.000 24.860.000 00.000.000 4.67.000 4. Metode Internal Rate of Return (IRR) Metode ini mencari tingkat discount rate ( r ) yang menjadikan kumulatif nilai sekarang (present value) dari net cash inflow (proceeds), sama dengan nilai initial investasi. 3
Langkahlangkah untuk menghitung IRR adalah sebagai berikut: a) Hitung dan PVTCF usulan investasi tersebut dengan menggunakan DF yang dipilih secara sembarang; b) Bandingkan hasil perhitungan No.1 dengan initial invesment: Jika hasilnya negatif, dicoba dengan DF yang lebih kecil; Jika hasilnya positif, dicoba dengan DF yang lebih besar. c) Hitung IRR dengan teknik interpolasi. Kriteria pengambilan keputusan: 1. Jika IRR > COC atau ROR yang ditetapkan manajemen, usul proyek dapat diterima. 2. Jika IRR < COC atau ROR, usul proyek harus ditolak. Jika usulan tersebut lebih dari satu proyek investasi, dan bersifat mutually exclusive, usulan yang diterima adalah yang menghasilkan IRR terbesar. Misalnya, suatu perusahaan sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi dengan nilai Rp.86 Juta. Usia proyek diperkirakan tahun dengan nilai sisa Rp.7, Juta. NCF ratarata per tahun Rp.2.000 Manajemen minta return 12%. IRR dihitung sbb: Tahun (1) NCF (000) (2) DF (1%) (3) (4)=(2)x3) DF (16%) () (6)=(2)x() 1 2.000 7.00 3,322 0,4972 83.80 3.729 3,2743 0,4761 81.87 3.70 Tot. Initial Inv. 87.34 86.000 8.428 86.000 NPV 1.34 71 Interpolasi berbasis 1% Selisih DF Selisih PV Selisih PV dengan II 1% 16% 87.34 8.428 87.34 86.000 36
1% 2.10 1.34. Metode Average Rate of Return (ARR) Metode ini menekankan pada besarnya perolehan laba menurut Perhitungan Akuntansi (EAT/Laba bersih setelah Pajak). Kelebihan: Perhitungan relatif sederhana / mudah Data tersedia dari laporan Akuntansi, Kelemahan: Menitik beratkan pada prosedur Akuntansi, mengabaikan Cashflow Mengabaikan Time Value of Money Tidak memperhatikan jangka waktu investasi Rumus: Laba bersih setelah pajak ARR = x 100% Nilai Investasi Kriteria Keputusan: nilai ARR harus lebih besar dari return minimumnya. SOALSOAL LATIHAN: PT. Amanah merencanakan sebuah proyek investasi yang diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar Rp70.000.000,.Cash Flow proyek tersebut terlihat pada tabel berikut ini: KETERANGAN TAHUN1 TAHUN2 TAHUN3 TAHUN4 TAHUN PENJUALAN 400.000 40.000 00.000 0.000 600.000 Biaya variabel Biaya tetap non penyusutan 160.000 20.000 180.000 20.000 200.000 20.000 220.000 20.000 240.000 20.000 Biaya penyusutan TOTAL BIAYA 280.000 300.000 320.000 340.000 360.000 Laba Sebelum Pajak 120.000 10.000 180.000 210.000 240.000 Pajak 30% Laba Setelah Pajak (EAT) Penyusutan Nilai Residu Modal kerja 36.000 84.000 4.000 10.000 37 4.000 126.000 63.000 147.000 72.000 168.000 10.000 CASHFLOW 184.000 20.000 226.000 247.000 18.000
Kemudian lakukanlah penilaian menggunakan: Accounting rate of return Payback period Net Present Value Internal rate of return 38