BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk menjadi pemenangnya. Begitu juga di dunia bisnis, seluruh perusahaan akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. cepat saji hingga restoran yang menyediakan full course menu. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu makanan menempati urutan teratas dalam pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. bidang usaha menjadi semakin ketat. Hal ini dapat kita lihat khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Selain bertujuan bisnis atau mencari keuntungan, Restoran dan Kafe juga

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan usaha pada era globalisasi saat ini banyak diminati dan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, hanya perusahaan yang berorientasi pada konsumen yang berhasil menarik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih tinggi kepada pelanggan atau konsumen. Di dalam perekonomian yang kreatif ini,

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai kelebihan dan keunikan dari masing-masing produk

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan oleh para pelaku bisnis adalah bisnis di bidang kuliner.

BAB I PENDAHULUAN. para konsumen mempunyai banyak alternatif pilihan dalam menggunakan produk

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis di era modern seperti sekarang ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatnya intensitas persaingan dari pesaing menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( Philip Kotler (2010;153)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dari waktu ke waktu bisnis di bidang makanan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. konsep makanan siap saji (fast food) dan restoran atau rumah makan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Bandung sebagai Ibu Kota Jawa Barat dan sebagai kota ketiga terbesar di

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat pengguna telepon genggam atau handphone. Fenomena yang muncul

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang semakin dinamis, meningkatnya aktivitas yang. berkembang, sejalan dengan makin berkembangnya pasar.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak besar terhadap pemasaran perusahaan. berbagai produk dan jasa yang semakin hari semakin homogen.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tanda bahwa bisnis kuliner berkembang pesat. Bisnis kuliner melalui subindustri

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan seberapa pentingnya kualitas pelayanan, kepuasan dan. kepada keberhasilan memenangkan persaingan dunia usaha.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalamnya, tetapi dalam memberikan kreativitas, pengelola restoran harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. bawah. Mungkin inilah hasil manis dari diberlakukannya Undang-undang RI

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan pasar potensial. dengan kemasan, rasa, dan harga yang bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin berkembangnya masyarakat modern seringkali dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I. Dengan adanya kemajuan dan perubahan tersebut secara tidak langsung. menuntut kita untuk dapat mengimbanginya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja. kualitas jasa berfokus pada lima dimensi yaitu tangible (bukti

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam persaingan di segala bidang. Melihat kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melihat peluang, ancaman dan tantangan dari dalam perusahaan atau luar

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ( Kotler, 2009 : 6 ).

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk memenangkan persaingan tersebut. kepada retailing mix (bauran eceran), yang merupakan kombinasi dari enam

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. sementara itu bagi wanita yang bertempat tinggal di kota-kota yang lumayan besar

BAB I PENDAHULUAN. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Tidak terkecuali usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki

BAB I PENDAHULUAN. multi level marketing. Saat ini terdapat lebih dari seratus perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kegiatan-kegiatan usaha dewasa ini bergerak dengan pesat. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. oleh perubahan pola makan masyarakat kota yang gemar makan di luar, dan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia kuliner baik yang berorientasi pada makanan, roti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profile Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. kuliner. Semakin besarnya peluang didalam bisnis kuliner ini membuat terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung

BAB I PENDAHULUAN. usahanya (Peraturan Menteri Kesehatan No.304 Tahun 1989) rumah makan, yang salah satunya adalah rumah makan pondok zam-zam yang

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang memiliki prospek yang cukup menjanjikan oleh para pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari banyaknya Coffee Shop saat ini yang bermunculan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dari produsen ataupun pengusaha dalam merebut pasar. Suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. Ndubisi dan Moi (2005) mengatakan bahwa pembelian ulang (repurchase)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor jasa di seluruh dunia dewasa ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Selama 1 tahun terakhir terjadi kenaikan dan penurunan jumlah konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan cara lebih memuaskan konsumen dari pada yang dilakukan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki peran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan memang ada dimana saja. Dalam setiap perlombaan atau kompetisi kita bersaing untuk menjadi pemenangnya. Begitu juga di dunia bisnis, seluruh perusahaan akan bersaing untuk menguasai pasar. Untuk memenangkan persaingan kita akan mengerahkan segenap kemampuan dan sumber daya yang dimiliki untuk berperang habis-habisan agar bisa memenangkan persaingan. Agar menjadi juara kelas kita akan belajar dengan keras agar bisa menjadi juara kelas, untuk memenangkan perlombaan kita harus latihan dengan rajin dan keras. Di dalam dunia bisnis pun kita harus menerapkan strategi yang jitu agar bisa menjadi pemenangnya.dengan begitu, seandainya perusahaan tidak bisa menyesuaikan terhadap berbagai kondisionalitas yang tercipta akibat globalisasi tersebut, maka yang akan terjadi secara perlahan adalah perusahaan akan bangkrut sebagai akibat dari ketidakmampuannya dalam memperbaiki kinerjanya dalam menghadapi persaingan yang ketat sebagai imbas dari globalisasi. Pada abad ke-21, yang ditandai dengan globalisasi ekonomi, merupakan proses kegiatan ekonomi dan perdagangan dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi sudah pasti menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Dalam era globalisasi yang menyangkut hubungan intraregional dan internasional mendorong persaingan semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk memperbaiki kinerjanya di segala aspek kegiatan perusahaan hingga ke barang dan jasa yang dihasilkan. 1

2 Ketatnya persaingan tersebut juga dapat tercermin dari makin banyaknya bisnis-bisnis baru yang bermunculan, salah satu bisnis yang sedang marak saat ini adalah bisnis di dunia makanan. Sejak dahulu makanan menempati urutan teratas dalam pemenuhan kebutuhan manusia, sehingga masalah pangan dikategorikan ke dalam kebutuhan primer atau kebutuhan pokok. Dengan alasan itu, manusia tidak dapat melepaskan kebutuhannya untuk makan karena dengan makan maka manusia dapat melangsungkan hidupnya dan melakukan aktivitasnya. Industri makanan saat ini sedang berkembang pesat, hal tersebut ditandai oleh munculnya berbagai macam jenis tempat makan seperti restoran, warung/kedai, katering, dan cafe. Dalam Wijayanti (2008), jumlah perkembangan restoran, rumah makan, dan cafe di daerah kota/kabupaten Bandung pada tahun 2006 dan 2007 yang didapat dari DISBUDPAR Kab/Kota di Jawa Barat tahun 2006-2007 (LAMPIRAN A) dapat diketahui bahwa adanya pertambahan jumlah restoran, rumah makan, dan cafe di kota/kabupaten Bandung.Tahun 2006 jumlah restoran sebanyak 144 buah, rumah makan sebanyak 560 buah, dan cafe sebanyak 27 buah. Tiap restoran, rumah makan, dan cafe memiliki pertumbuhan yang sangat tinggi dari tahun 2006 hingga tahun 2007, tahun 2007 jumlah restoran adalah sebanyak 215 buah, rumah makan sebanyak 724 buah, dan cafe sebanyak 25 buah. Dari data tabel Jumlah Cafe dan Restoran di Kota/Kab Bandung tahun 2009-2010 (LAMPIRAN B) menunjukkan bahwa adanya pertambahan jumlah restoran dan cafe di kota/kabupaten Bandung. Tiap restoran dan cafe memiliki pertumbuhan yang sangat tinggi di tahun 2009/2010 dibandingkan tahun 2006/2007 seperti yang dijelaskan di LAMPIRAN A. Melihat pertumbuhan yang tinggi dilihat dari survei pertambahan restoran dan cafe di Bandung (LAMPIRAN B), industri makanan dan minuman (food and beverage) atau restoran

3 adalah sebuah industri yang hampir tidak pernah mati. Terkait dengan usaha untuk tetap bertahan dalam ketatnya persaingan dalam dunia ini, suatu restoran harus mempunyai kelebihan serta perbedaan rasa, ragam, menu, serta penyajian dalam produk atau jenis makanan yang ditawarkan. Tempat yang strategis dan harga yang murah turut membantu laris manisnya suatu restoran. Selain produk yang mempunyai perbedaan dan kelebihan yang lain dari restoran lain, kualitas dari pelayanan juga menjadi salah satu hal yang penting dalam kelangsungan bisnis tersebut(wijayanti, 2008). Faktor yang menjadi pertimbangan utama pelanggan dalam memilih restoran adalah produk, pelayanan, dan promosi (Herawati, 2008:8). Suatu restoran wajib memiliki jasa yang baik berupa pelayanan yang diberikan kepada pelanggan agar tercipta kepuasan dari pelanggan tersebut dan mempertahankan pelanggan agar tetap berkunjung ke tempat makan itu. Hal ini dilakukan agar tempat makan tersebut tetap berada di dalam ingatan pelanggan, sehingga pada saat ingin memilih tempat makan, makan tempat makan tersebut dapat menjadi pilihan utama (top of mind). Semakin berkualitas produk dan layanan yang diberikan oleh perusahaan maka kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan akan semakin tinggi. Menurut Tjiptono (2002:24) adanya kepuasan pelanggan akan dapat menjalin hubungan harmonis antara produsen dan pelanggan. Menurut Kotler dan Amstrong (2002:13) kepuasan adalah sejauh mana suatu tingkatan produk dipersepsikan sesuai dengan harapan pembeli.hal ini juga yang menjadi pedoman bagi pengusaha dari industri ini agar pelanggan tetap puas akan restoran mereka, dapat mempercayai produk dan melakukan pembelian ulang pada restoran tersebut, banyak perusahaan yang mengandalkan kepuasan pelanggan sebagai jaminan keberhasilan di kemudian hari tetapi kemudian kecewa mendapati bahwa para pelanggannya yang merasa puas dapat membeli produk pesaing tanpa ragu-ragu, artinya tingkat kepuasan yang tinggi belum tentu berlanjut menjadi pembelian berulang dan peningkatan penjualan (Griffin,

4 2002:4). Maka, saat ini pengusaha restoran berusaha membuat para pelanggan tersebut loyal kepada produk mereka. Menciptakan dasar yang baik bagi pembelian ulang serta terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut yang akan dapat menguntungkan sebuah perusahaan. Oleh sebab itu, kepuasan pelanggan harus disertai dengan loyalitas pelanggan (Tjiptono dalam Yudha, 2007:1) mengungkapkan bahwa imbalan dari loyalitas bersifat jangka panjang dan kumulatif jadi semakin lama loyalitas seorang pelanggan, semakin besar laba yang dapat diperoleh perusahaan dari seorang pelanggan (Griffin dalam Yudha, 2007:1). Pentingnya loyalitas pelanggan dalam pemasaran tidak diragukan lagi. Pemasar sangat mengharapkan dapat mempertahankan pelanggannya dalam jangka panjang, bahkan jika mungkin untuk selamanya. Usaha ini akan mendatangkan sukses besar dalam jangka panjang. Pelanggan yang loyal mempunyai kecenderungan lebih rendah untuk melakukan switching (berpindah produk), menjadi strong word of mouth (Bowen & Chen;Rowley & Dawes,2000;Hollowell, 1996 dalam Darsono, 2004). Loyalitas pelanggan dalam tahap afektif menyatakan bahwa antecedent dari loyalitas adalah kepuasan (Wijayanti, 2008). Namun masih ada pertentangan mengenai hal ini. Rowley & Dawes (1997) seperti yang dijelaskan Darsono (2004) menyatakan bahwa hubungan antara kepuasan dengan loyalitas tidak jelas. Buktinya Strauss & Neugaus (1997) seperti yang dijelaskan Darsono (2004) menemukan bahwa sejumlah pelanggan yang mengeksprsesikan kepuasan masih berpindah produk. Hal ini mendorong peneliti untuk meneliti lagi variabel ini dalam hubungannya dengan loyalitas pelanggan. Kota Bandung sebagai salah satu kota tujuan wisata dan pendidikan tidak luput dari perhatian produsen restoran untuk memasarkan produknya. Di Bandung terdapat beberapa

5 rumah makan, salah satunya adalah restoran D Cost Seafood Restaurant. D Cost Seafood Restaurant adalah restoran spesialisasi seafood dengan motto Mutu Bintang Lima & Harga Kaki Lima yang berlokasi di Jl. Sukajadi No. 197 Bandung-Jawa Barat. Pada LAMPIRAN C yaitu tentang Daftar Restoran Spesialis Seafood di Kab/Kota Bandung yang merupakan hasil survei tanggal 7-9 Januari 2010 menunjukkan bahwa D Cost Seafood Restaurant termasuk dalam daftar restoran spesialis seafood di kota Bandung. Ketatnya iklim persaingan pada industri makanan dan minuman khususnya restoranrestoran spesialis seafood mengharuskan para pelaku bisnis memperhatikan keinginan pelanggan yang cepat berubah, begitu pula dengan D Cost Seafood Restaurant. D Cost Seafood Restaurant berdiri sejak tahun 2005. D Cost adalah sebuah restaurant spealisasi seafood dengan motto Mutu & Harga. Anda dapat membandingkan persamaan antara belanja dan masak sendiri di rumah dengan segala kerepotannya dan pengeluaran makan di D Cost Seafood Restaurant akan lebih murah. Meski harga kaki lima, namun pelanggan akan menikmati makanan pelanggan di dalam ruangan restoran dengan suasana modern. Berbagai makanan laut dengan olahan yang lezat dan pelayanan yang profesional. D Cost Seafood Restaurant memiliki gerai yang cukup besar, sehingga cukup menampung banyak orang. Namun, jika pelanggan mengunjungi D Cost Seafood Restaurant pada akhir pekan atau hari libur, bersiap-siaplah untuk menunggu tempat kosong. Pelanggan yang menunggu akan disediakan ruang tunggu dan pelayan dengan ramah akan segera melayani pelanggan. Yang cukup unik adalah pelayan-pelayan dilengkapi dengan PDA sebagai perangkat wajib dalam melayani tamu yang memesan makanan. Setiap pesanan langsung tercatat menggunakan PDA yang terhubung secara nirkabel (wireless) dengan dapur dan kasir. Lalu secara online pesanan pelanggan akan dikirim saat itu juga ke bagian dapur

untuk segera menyiapkan makanan yang pelanggan pesan. Tentu metode ini akan 6 mempercepat waktu tunggu pemesanan pelanggan. Harga makanan di D Cost Seafood Restaurant tergolong murah untuk restoran berkelas seperti ini. Bahkan untuk nasi putih, dengan cukup membayar Rp.1000,- per orang pelanggan dapat memesan nasi sepuasnya. Untuk minuman seperti teh, pelanggan juga dapat mengisi ulang minuman pelanggan sepuasnya dengan cukup sekali bayar yaitu Rp.100,- untuk teh tawar dan Rp. 250,- untuk es teh tawar per orang minum sepuasnya. Namun, dari data di akhir triwulan tahun 2009 jumlah pengunjung restoran D Cost Bandung yang didapat dari Data D Cost Seafood Restaurant periode 2009 (LAMPIRAN D) mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Pada triwulan Oktober hingga Desember 2008 adalah 43.680 orang. Triwulan Januari hingga Maret 2009 jumlah pengunjung restoran D Cost sebanyak 47.250 orang sedangkan pada triwulan April hingga juni hanya mencapai 44.370 orang dan data triwulan terakhir Juli hingga September menunjukkan penurunan pengunjung hingga mencapai 38.070 orang. Diduga penurunan jumlah pengunjung di atas disebabkan karena adanya pelanggan yang kepuasaannya menurun (Survei D Cost Bandung 2009). Dari survei tahun 2009 yang menunjukan penurunan pada jumlah pelanggan yang mengunjungi D Cost membuat alasan untuk peneliti melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan D Cost Seafood Restaurant

7 1.2 Identifikasi Masalah Melihat permasalahan dari kasus yang terjadi membuat peneliti ingin mengidentifikasi masalah tentang pengaruh kepuasaan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan yang berupa: 1. Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan terhadap D Cost Seafood Restaurant di Bandung? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian adalah: Maksud dan Tujuan peneliti dilihat dari identifikasi masalah yang ingin diteliti 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan di terhadap D Cost Seafood Restaurant di Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini: 1. Untuk praktisi bisnis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen perusahaan D Cost Seafood Restaurant dalam menetapkan kebijakan perusahaan untuk masa yang akan datang. 2. Untuk kalangan akademis Penelitian ini dapat dijadikan referensi dan bahan pemikiran yang dapat terus dikembangkan pada materi dan jenjang pendidikan yang berbeda beda. 3. Untuk peneliti lain

8 Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi mereka yang ingin mempelajari dan mengkaji lebih dalam lagi permasalahan-permasalahan yang erat kaitannya dengan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan. 4. Untuk pembaca Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan dalam hal kepuasan pelanggan dan pengaruhnya terhadap loyalitas pelanggan.