PEMBUATAN HOLOGRAM TRANSMISI

dokumen-dokumen yang mirip
Pengukuran Panjang Koherensi Menggunakan Interferometer Michelson

PENGARUH POLARITAS MEDAN LISTRIK EKSTERNAL DAN SUDUT POLARISASI LASER DIODA UNTUK PENGAMATAN EFEK KERR

ANALISA PEREKAMAN DAN REKONSTRUKSI HOLOGRAFI DIGITAL MIKROSKOPIK PADA KACA PREPARAT MENGGUNAKAN METODE IN-LINE. Mahasiswa Jurusan Fisika 2

Penentuan Nilai Panjang Koherensi Laser Menggunakan Interferometer Michelson

ANALISIS POLA INTERFERENSI CELAH BANYAK UNTUK MENENTUKAN PANJANG GELOMBANG LASER He-Ne DAN LASER DIODA

Interferometer Fabry Perot : Lapisan optis tipis, holografi.

DASAR-DASAR OPTIKA. Dr. Ida Hamidah, M.Si. Oleh: JPTM FPTK UPI Prodi Pend. IPA SPs UPI

PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG DENGAN TEKNIK DIFRAKSI FRAUNHOFER MENGGUNAKAN CELAH SEMPIT BERBENTUK LINGKARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Teknologi Hologram sebagai Media Pembelajaran di Masa Depan

DIFRAKSI FRAUNHOFER CELAH TUNGGAL DENGAN DAN TANPA MENGGUNAKAN LENSA POSITIF SEBAGAI PEMFOKUS

Interferometer Michelson

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN PEREKAMAN POLA DIFRAKSI

PENENTUAN KOEFISIEN LINIER ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

PENGUKURAN NILAI PANJANG KOHERENSI DUA SUMBER LASER MENGGUNAKAN INTERFEROMETER MICHELSON

Proses penyimpanan data dalam holographic memory

Pengukuran Panjang Gelombang Cahaya Laser Dioda Mengunakan Kisi Difraksi Refleksi dan Transmisi

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

MODUL 1 INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET

BAB II. Landasan Teori

TEKNIK PEMBUATAN HOLOGRAM REFLEKSI DENGAN MENGGUNAKAN FOTON PANJANG GELOMBANG 6328 ~A. Sigit Hariyanto Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta ABSTRAK

Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran

ANALISA POINTING STABILITY SINAR LASER MENGGUNAKAN QUADRANT PHOTODIODE (QPD)

Pengembangan Model Pembelajaran 3D Display System Berbasis Holografi

Pengukuran Panjang Gelombang Cahaya Laser Dioda Menggunakan Kisi Difraksi Refleksi dan Transmisi

BAB 3 RANCANG BANGUN EKSPERIMEN SISTEM INTERFEROMETER SAGNAC

spektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014.

Berkala Fisika ISSN : Vol. 7, No. 3, Juli 2004, hal 91-96

Untuk yang tercinta : Bapak, Mamah, dan Keluarga

INTERFEROMETER MICHELSON DAN CCD WEBCAM SEBAGAI PENENTU FREKUENSI GETAR OBJEK

ANALISA PENGGUNAAN LENSA SILINDER UNTUK MENGUBAH BENTUK BERKAS LASER DIODA MENJADI BENTUK GARIS

LAPORAN FISIKA LABORATORIUM OPTOELEKTRONIKA

INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET

PENENTUAN KEMURNIAN MINYAK KAYU PUTIH DENGAN TEKNIK ANALISIS PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI CAHAYA AKIBAT MEDAN LISTRIK LUAR

Suasana Perkantoran di Masa Depan

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Efek Magnetooptis Pada Lapisan AgBr Terekspos

SIFAT OPTIS TAK-LINIER PADA MATERIAL KDP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2

SISTEM OPTIK INTERFEROMETER MICHELSON MENGGUNAKAN DUA SUMBER LASER UNTUK MEMPEROLEH POLA FRINJI. Yayuk Widamarti*, Minarni, Maksi Ginting

RANCANG BANGUN LASER UNTUK PEMBELAJARAN OPTIKA DALAM MENENTUKAN INDEKS BIAS DAN DIFRAKSI KISI. Puji Hariati Winingsih

BAB 4 Difraksi. Difraksi celah tunggal

STRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA. 2 Foton adalah paket-paket cahaya atau energy yang dibangkitkan oleh gerakan muatan-muatan listrik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH KOSENTRASI GULA DAN VARIASI MEDAN LISTRIK DALAM MADU LOKAL TERHADAP PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI

PENGAMATAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA AKIBAT PEMBERIAN MEDAN LISTRIK STATIS PADA GLISERIN

Key words : external electrics field, non-linear optics, polarization, polarization angle

Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Dengan Menggunakan Interferometer Michelson

Pengukuran Panjang Gelombang Sumber Cahaya Berdasarkan Pola Interferensi Celah Banyak

Identifikasi Sifat Optis Media Air dan Larutan Garam Dalam Medan Magnet Luar

TEKNOLOGI HOLOGRAFI UNTUK PEMBELAJARAN VIRTUAL PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN

Antiremed Kelas 12 Fisika

STUDI EFEK KERR UNTUK PENGUJIAN TINGKAT KEMURNIAN AQUADES, AIR PAM DAN AIR SUMUR

Polarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang

Gelombang Transversal Dan Longitudinal

Dunia Nyata atau Maya

JUSUSAN AKUNTAN INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Youngster Physics Journal ISSN : Vol.5, No. 4, Oktober 2016, Hal

Comercial lamp, Michelson interferometer, prism spectroscope, color spectrum, coherence

Keywords : Optical flat, Fringe pattern, beam splitter, contack methode, interferometer Michelson methode.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. PENGERTIAN difraksi Difraksi

Fotografi 1. Anatomi. KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

MENENTUKAN KOEFISIEN EKSPANSI LINIER BATANG KUNINGAN DENGAN TEKNIK ESPI (ELECTRONIC SPECKLE PATTERN INTERFEROMETRY) ABSTRACT

PENGARUH KENAIKAN FREKUENSI GETARAN AKUSTIK TERHADAP JUMLAH PERGESERAN FRINJI PADA INTERFEROMETER MICHELSON

Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson

KELAS XII FISIKA SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG SMA KOLESE LOYOLA M1-1

ANALISIS INTERFERENSI CAHAYA LASER TERHAMBUR MENGGUNAKAN CERMIN DATAR BERDEBU UNTUK MENENTUKAN INDEKS BIAS KACA

BAB IV PEMBAHASAN PERANGKAT DAN PENGUJIAN TAPIS

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.

KISI DIFRAKSI (2016) Kisi Difraksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

g. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

Studi Difraksi Fresnel Untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya Monokromatis Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran

BAB II LANDASAN TEORI. pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : ELEKTRONIKA OPTIK / 8 KODE MK / SKS / SIFAT: AK / 2 SKS / MK LOKAL

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015

RANCANG BANGUN SISTEM DETEKSI FLUORESENSI KLOROFIL DAUN BAYAM BERBASIS FOTODIODA. Muhammad Zaini Afdlan*, Minarni, Zulkarnain

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

SCANNER OBJEK TIGA DIMENSI DENGAN LASER

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA

DAB I PENDAHULUAN. komponen utama dan komponen pendukung yang memadai. Komponen. utama meliputi pesawat pengirim sinyal-sinyal informasi dan pesawat

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

Polarisasi. Dede Djuhana Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat

PENGUKURAN DI LABORATORIUM (POLARIMETRI)

Kontribusi Fisika Indonesia Vol. 12 No.2, April 2001

DAFTAR ISI PENDAHULUAN BAB I

BAB 23. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK

Transkripsi:

PEMBUATAN HOLOGRAM TRANSMISI Amri Rudyansyah, K Sofjan Firdausi, W. Setia Budi Laboratorium Laser dan Optoelektronik Jurusan Fisika FMIPA Undip Abtrak Telah dibuat hologram transmisi pada media perekam Agfa Geveart 8E-75 beresolusi 5000 garis/mm. Dalam pembuatan hologram digunakan objek keramik putih berbentuk kucing dengan waktu eksposur 8 sampai10 detik, menggunakan laser He-Ne ( λ = 632,8nm) Rekonstruksi, digunakan dua sumber cahaya, laser He-Ne dan laser Dioda ( 650nm).Untuk λ, sehingga diperoleh bayangan maya yang mempunyai kesan tiga dimensi dan keutuhan informasi. Kata kunci : Hologram transmisi, waktu eksposur, rekonstruksi dan kesan tiga dimensi Abstract A transmission hologram of white ceramic as cat statue has been made on 5000 lines/mm Agfa Geveart. By recording of hologram, the average and optimal exposure time lies between 8 and 10 seconds, it is used He-Ne laser ( λ = 632.8 nm). By reconstruction, it is used two different coherent light i.e. He-Ne laser and Diode laser ( λ 650 nm), which result the virtual image with 3-D perpective information. Key words : Transmission hologram, exposure time, reconstruction and 3-D perpective PENDAHULUAN Salah satu aplikasi yang populer dari laser adalah kegunaannya dalam memancarkan sinar koheren yang dimanfaatkan dalam bidang holografi. Sejak laser ditemukan pada tahun 1960 perkembangan holografi berkembang pesat, tidak hanya sekedar kenikmatan dalam keindahannya saja tapi juga mempunyai nilai jual yang lebih dalam ilmu pengetahuan dan teknologi [1]. Holografi adalah suatu teknik perekaman citra (secara optik) yang menghasilkan bayangan tiga dimensi didasarkan pada peristiwa interferensi yang di rekam pada medium dua dimensi, pada medium inilah yang disebut hologram. Istilah hologram sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno holos yang berarti seluruh atau utuh dan gram yang berarti informasi atau rekaman. Hologram sering di deskripsikan sebagai gambar tiga dimensi yang berisi informasi tentang ukuran, bentuk, kecerahan dan kekonstrasan dari objek yang direkam. Informasi ini di simpan dalam ukuran sangat mikroskopik dan pola kompleks dari interferensi. Dalam informasi inipun tersimpan informasi tentang amplitudo dan fase gelombang cahaya yang berasal dari objek yang direkam, hal inilah yang menyebabkan dapat terbentuk bayangan tiga dimensi. Hologram menyediakan dengan apa yang disebut sebagai parallax yang memungkinkan pengamat dapat melihat bayangan objek dengan perspektif yang berbeda seakan-akan objek yang asli ada di sana [1-3]. Pada fotografi bayangan yang didapat tidak berbentuk tiga dimensi dan tidak didapatkan penampakan parallax hanya gambar dua dimensi, hal ini dikarenakan fotografi tidak merekam fase dari tiap titik objek tapi kuadrat amplitudonya saja. Kerusakan pada fotografi akan mengakibatkan hilangnya informasi mengenai objek sedangkan holografi tetap memiliki informasi 6

Amri R., K Firdausi, W. Setia Budi Pembuatan Hologram... keseluruhan dari objek tersebut betapapun kecilnya hologram tersebut [1-7]. Dalam kehidupan sehari hari banyak kita jumpai hologram di televisi maupun pada barang barang yang di tempeli hologram seperti credit card, logo merk, materai dan lain lain, tetapi meskipun hologram suatu produk yang populer di masyarakat proses pembuatan hologram sendiri masih asing bagi mahasiswa maupun masyarakat, sehingga holografi mempunyai kajian yang menarik untuk di teliti dan penuh tantangan agar dapat menambah wawasan masyarakat khususnya mahasiswa. Hologram secara umum dibagi dua dan terus mengalami pengembangan yaitu hologram transmisi dan refleksi. Disebut hologram transmisi dikarenakan saat rekonstruksinya mentransmisikan cahaya rekonstruksi untuk mendapatkan bayangan sedangkan hologram refleksi dengan cara merefleksikan cahaya rekonstruksi untuk mendapatkan bayangannya [1-7]. Proses perekaman hologram transmisi dan rekonstruksinya di ilustrasikan pada gambar berikut, Objek Gelombang objek Bayangan maya Bayangan riil Gelombang referensi Media perekam Hologram Gelombang rekonstruksi Pengam at Gambar (1) Proses perekaman hologram transmisi dan gambar proses rekonstruksinya. Gambar (1.a) menggambarkan hologram transmisi merekam gelombang objek dan gelombang referensi dari arah yang sama terhadap media perekam. Rekonstruksi hologram transmisi menghasilkan bayangan bayangan maya dan objek seperti gambar (1.b), [2]. Pada referensi [2-3] dijelaskan secara lengkap, menyeluruh, analitik, kuantitatif bagaimana penampakkan bayangan 3-D baik yang maya maupun riil ditinjau dari fase gelombang objek dan gelombang referensi. Jarangnya penelitian tentang hologram khususnya hologram transmisi yang merupakan induk hologram dan begitu banyak pengembangannya sebagai aplikasi menjadikan penelitian ini sangat menarik. Sebagai studi awal, pada eksperimen ini hendak di coba untuk membuat hologram transmisi dengan objek non-transparan dari bahan keramik. PROSEDUR PERCOBAAN Pembuatan hologram dibagi dalam tiga tahap, pertama proses perekaman, pencucian dan terakhir rekonstruksi hologram. Dalam proses perekaman digunakan sumber laser He- Ne, dengan daya 15 mw dan media perekam Agfa Geveart yang beresolusi 5000 garis/mm. Skema perekaman hologram transmisi dapat dilihat pada gambar (2) di bawah ini. 7

L C 2 LO S 2 S 1 FI O MP LC C C 3 1 BS Gambar (2) Skema perekaman hologram transmisi Keterangan gambar : L = Laser S 1 = S 2 = Shutter C 1 = C 2 = C 3 = Cermin LO = Lensa Objektif LC = Lensa Objektif O = Objek BS = Beam splitter (pembagi berkas) MP = Media Perekam BS dengan C 3 berjarak 45 cm BS dengan C 2 berjarak 35 cm C 2 dengan MP berjarak 40 cm O dengan MP berjarak 10 cm C 3 dengan O berjarak 20 cm Detail proses perekaman merujuk pada [2]. Tahap kedua adalah proses pencucian, yang identik dengan pencucian fotografi konvensional. Secara garis besar digunakan larutan developer Kodak D-19, untuk membangkitkan bayangan laten pada perak bromida dan larutan fixing, untuk menetapkan bayangan yang telah dibangkitkan developer digunakan larutan Acifix. Detail rujukan dan semua pembuatan larutan untuk pencucian digunakan rujukan pada referensi [2]. Tahap ketiga adalah rekonstruksi hologram, secara skematis dapat dilihat pada gambar (3) berikut; : L C 2 LO S 2 Pengamat S 1 FI Bayangan Maya Hologram C 1 BS Gambar (3) Skema rekonstruksi hologram transmisi. 8

Amri R., K Firdausi, W. Setia Budi Pembuatan Hologram... Pada rekonstruksi bayangan di dapatkan dengan jalan menghentikan jalan berkas objek pada gambar (2). Pengamat akan mengamati bayangan sesuai dengan sudut pada waktu perekaman dan mendapatkan bayangan maya di tempat objek saat perekaman. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perekaman Pada gambar (4) ditunjukkan foto hasil perekaman setelah dicuci sesuai waktu eksposurnya. Perekaman yang dilakukan antara waktu eksposur 5 sampai 7 detik berwarna hijau transparan (bening) seperti ditunjukkan gambar (4.a), ini menunjukkan kurangnya waktu eksposur. Untuk perekaman dengan waktu eksposur 8 sampai 10 detik media perekam berwarna hijau seperti ditunjukkan gambar (4.b), sedangkan perekaman dengan waktu yang lebih lama 11 sampai 13 detik berwarna hitam seperti terbakar ditunjukkan gambar (4.c). (c) Gambar (4) Foto hasil perekaman pada media perekam foto dengan waktu eksposur 5-7 detik, foto dengan waktu eksposur 8-10 detik dan (c) foto dengan waktu eksposur 11-13 detik. Hasil Rekonstruksi Pada gambar (5a) ditunjukkan foto asli dari objek, yang tidak akan di temukan sudut-sudut pembentukan baru yang menyebabkan gambar tiga dimensi Untuk hasil rekonstruksi hologram transmisi yang difoto seperti gambar (5.b). Bayangan objek mempunyai sisi tiga dimensi karena didapat pendekatan perspektif baru. Bila pandangan diarahkan ke samping kanan bayangan bergerak ke kanan begitu pula bila pandangan ke arah kiri, atas dan bawah mengikuti gerakan arah pandangan. Bayangan pada hologram terlihat mengapung pada suatu ruangan berlatar merah layaknya warna laser Helium-Neon. Pada bayangan hanya bagian yang menghamburkan cahaya laser yang terekam pada media perekam. Gambar (5) Foto objek asli tampak depan di foto dengan ASA 400 Fuji Film dan foto hasil rekonstruksi hologram transmisi di foto dengan New SHD 100. Hologram yang diputar secara horizontal lalu direkonstruksi maka bayangan yang ada akan terbalik juga bila diputar searah vertikal akan menyebabkan bayangan terbalik. Arah perekaman berkas referensi sangat menentukan saat rekonstrukai karena 9

apabila rekonstruksi dalam sudut yang berlawanan dengan arah berkas referensi maka bayangan terbalik. Pemotongan Hologram Hologram transmisi yang dipotong menjadi dua bagian sehingga menjadi kecil dan salah satunya dipotong lagi menjadi dua bagian. Hasil potongan ini kemudian direkonstruksi hasil yang di dapat adalah potongan hologram tetap menghasilkan bayangan objek yang utuh. Karakteristik ini disebabkan tiap bagian dari hologram transmisi mempunyai keseluruhan informasi mengenai bentuk dan volume dari objek yang direkam. Berbeda sekali dengan fotografi, bila hasil foto seperti pada gambar (5) dipotong atau dirobek maka akan hilang informasi mengenai gambar tersebut yang berarti tiap bagian tidak mempunyai keutuhan informasi objek. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan penulis berhasil membuat hologram transmisi dengan cukup baik walaupun dirasa hasilnya kurang memuaskan atau sempurna. Hal yang sangat mendasar dalam pembuatan hologram yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut : Waktu eksposur saat perekaman sangat penting bila eksposur kurang ataupun berlebih akan menghasilkan bayangan yang kurang jelas. Pada penelitian ini waktu eksposur 8 sampai 10 detik adalah yang terbaik. Pemotongan hologram menjadi beberapa bagian tidak mempengaruhi hasil tampilan citra tiga dimensi dan keutuhan informasi. DAFTAR PUSTAKA [1] Laud, B.B., Laser dan Optik NonLinier, Jakarta, UI Press, 1988 [2] Rudyansyah, A., Pembuatan Hologram Transmisi (skripsi). Jurusan Fisika FMIPA UNDIP, 2004. [3] Einar, K. O., Holographic multistereogram constructed from computer image Applied 3-D printer (tesis), 1996. http://www.fou.uib.no/fd/1996/h /404001/index.htm [4] Firdaus, K. S. Interferometri Holografi Dengan Double Eksposure (skripsi). Yogyakarta, FMIPA, Universitas Gajah Mada, 1990. [5] Muhardjito, Pembuatan Hologram Refleksi dengan Laser He-Ne (tesis).yogyakarta,fmipa, Pasca sarjana Universitas Gajah Mada, 1992. [6] Yulianto, G. Studi Tentang Pembuatan Hologram Refleksi Dengan Menggunakan Laser Helium-Neon (skripsi). Semarang, FMIPA, Universitas Diponegoro,1995. [7] Mc Nair, Don. How to Make Hologram. New York, Tab Book Inc, 1983. 10 8