BAB IV PENUTUP. atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a) Perlindungan hukum yang diberikan oleh PT. Wahyu Septyan dan PT

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 9 (2014) Copyright 2014

BAB III PENUTUP. Swalayan 24 Jam tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang, pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. diatur tegas di dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun penghidupan yang layak bagi kemanusian.

BAB III PENUTUP. Upaya hukum yang dilakukan pekerja outsourcing dalam. negosiasi terhadap atasan atau pengusaha PT. Vidya Rejeki Tama.

BAB III PENUTUP. Yogyakarta terdapat beberapa penyimpangan yang telah dilakukan owner

BAB III PENUTUP. dapat diperoleh kesimpulan bahwa : bekerja selama 12 (dua belas). ini berhak untuk mendapatkan cuti tahunan.

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Kadir Muhammad, 1982, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung. Adrian Sutedi, 2003, Hukum Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Asikin, Zainal (ed), 1993, Dasar-Dasar Huku Perburuhan, Raja Grafindo. Tenaga Kerja, Jakarta

Bab III PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Hukum ketenagakerjaan merupakan keseluruhan peraturan baik tertulis

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil setelah dilakukannya penelitian maka dapat disimpulkan, antara lain :

UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUM SKRIPSI

ANALISIS YURIDIS PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA PERUSAHAAN LAIN MELALUI PERJANJIAN PENYEDIAAN JASA PEKERJA DI PT.

BAB III PENUTUP. kesehatan kerja bagi pekerja yang dipekerjakan di Basement Galeria Mall

BAB II KEABSAHAN PERJANJIAN KERJA ANTARA PERUSAHAAN PENYEDIA JASA PEKERJA DENGAN PEKERJA OUTSOURCING

BAB II PERLINDUNGAN HAK-HAK PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK DARI PERUSAHAAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA OUTSOURCING (Alih Daya) PADAA PT. SUCOFINDO CABANG PADANG SKRIPSI

PERLINDUNGAN HUKUM HAK PEKERJA OUTSOURCING PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi Tiap-tiap warga negara. pernyataan tersebut menjelaskan bahwa negara wajib memberikan

ANALISIS PERMASALAHAN OUTSOURCING (ALIH DAYA ) DARI PERSPEKTIF HUKUM DAN PENERAPANNYA

BAB III AKIBAT HUKUM APABILA PERJANJIAN KERJA TIDAK DILAPORKAN KE INSTANSI YANG MEMBIDANGI MASALAH KETENAGAKERJAAN

Lex Privatum Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. 2 Perjanjian kerja wajib

BAB I PENDAHULUAN. pekerja, perusahaan tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya dalam

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman dewasa ini, Indonesia mengalami berbagai

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

Penjelasan Mengenai Sistem Ketenagakerjaan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi

PENERAPAN SISTEM OUTSOURCING DI PERUSAHAAN SWASTA DALAM PERSPEKTIF PERLINDUNGAN HUKUM HAK-HAK PEKERJA KONTRAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat diambil kesimpulan bahwa Peran Dinas Tenaga Kerja Dan

BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA YURIDIS. tegas dan kuat. Walaupun di dalam undang-undang tersebut hanya diatur

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam

BAB III UPAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perseroan Terbatas (PT) Telkom Cabang Solo merupakan salah satu badan

Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

BAB II KAJIAN TEORI. manajemen, outsourcing diberikan pengertian sebagai pendelegasian operasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang dengan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. unjuk rasa. Penanganan pengupahan ini tidak hanya menyangkut aspek teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

BAB I PENDAHULUAN. jasa tenaga kerja atau sering disebut dengan perusahaan outsourcing.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan memperkerjakan tenaga kerja seminimal mungkin untuk dapat

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH : HUKUM PERBURUHAN & KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. terperinci dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dibuat sendiri maupun berkerja pada orang lain atau perusahaan. Pekerjaan

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.10/MEN/V/2005 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Konsiliator Serta Tata Kerja Konsili

perjanjian kerja waktu tertentu yakni terkait masalah masa waktu perjanjian yang

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang adalah pembangunan disegala bidang kehidupan.

Oleh: Arum Darmawati. Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian pada umumnya memuat beberapa unsur, yaitu: 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pembahasan, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

I. FENOMENA IMPLEMENTASI OUTSOURCING TERHADAP KETENAGAKERJAAN INDONESIA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK PEKERJA/BURUH YANG MENGUNDURKAN DIRI ATAS KEMAUAN SENDIRI Taufiq Yulianto, SH

Aspek Hubungan Kerja dan Perjanjian Kerja di Indonesia. Berdasarkan UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN. saing ketat sehingga membuat perusahaan-perusahaan berusaha untuk

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dienstverhoeding), yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Pasal 1 Angka 4 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

BAB III PENUTUP. formal maupun non formal diantaranya: a. Faktor dalam diri penyandang cacat. b. Keterbatasan lapangan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain. Pekerjaan

SURAT EDARAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: SE.04/MEN/VIII/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan sistim outsourcing.

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB II TINJAUAN UMUM PENGATURAN TUNJANGAN HARI RAYA MENURUT PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN

DAFTAR PUSTAKA. Agusmidah, 2010, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Bogor, Ghalia Indonesia.

Definisi Buruh. Biasa di sebut buruh kerah putih, menggunakan tenaga otak dalam bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan konstitusi. Di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimana perlindungan tersebut menurut hukum dan undang-undang yang berlaku. Karena pada

BAB III PENUTUP. 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Pelaksanaan. Hotel Poncowinatan, dapat disimpulkan bahwa pihak pemberi

Perjanjian Kerja PK 000/SDP DIR/III/2008

BAB III PENUTUP. sebelumnya, Penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK-HAK NORMATIF KARYAWAN AKIBAT PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PADA PERUSAHAAN PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena mencakup dimensi sosial dan ekonomi. Salah satu tujuan penting

PENULISAN HUKUM. Oleh : SHOFY NABILA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM 2013

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/XI/2011 TENTANG

BAB III PENUTUP. bahwa faktor penyebab pemilik Perusahaan Furniture Anak Yogyakarta tidak

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/XI/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang melekat dan dilindungi oleh konstitusi sebagaimana yang diatur di dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja. Dalam melakukan pekerjaan harus dibedakan yaitu

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 27/PUU-IX/2011 TENTANG HAK-HAK PEKERJA OUTSOURCING DI INDONESIA PENULISAN HUKUM

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

Hubungan Industrial, Outsourcing dan PKWT

Created by : Ratih dheviana puru hitaningtyas

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara, Pembangunan Nasional Negara Indonesia. yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. himpun menyebutkan bahwa jumlah pekerja perempuan di sebagian besar daerah

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI

BAB I PENDAHULUAN. organisasi pekerja melalui serikat pekerja/serikat buruh. Peran serikat

BAB III KEABSAHAN KONTRAK KERJA TERHADAP DOSEN YANG TIDAK MEMENUHI KUALIFIKASI AKADEMIK MINIMUM UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN

BAB II RUANG LINGKUP INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN. kondisi hukum, sosial, politik, ekonomi dan budaya yang lebih transparan

JURNAL HUKUM ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA LISAN ANTARA PENGUSAHA DAN PEKERJA DI UD NABA JAYA SAMARINDA ABSTRAKSI

Transkripsi:

124 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a) Perlindungan hukum yang diberikan oleh PT. Wahyu Septyan dan PT Narendra Dewa Yoga kepada pekerja outsourcing meliputi: a. perlindungan norma keselamatan dan kesehatan kerja, dan b. perlindungan terhadap norma kerja yang terdiri dari waktu kerja,istirhat, cuti kerja, sistem pengupahan dan perjanjian kerja. Bentuk perlindungan hukum yang diberikan oleh PT. Wahyu Septyan kepada pekerja outsourcing adalah: a. memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja melalui Jamsostek, b. memberikan upah sesuai dengan Upah Minimum Provinsi Bengkulu, c. memberikan THR sesuai dengan perturan perundang-undangan yang berlaku. d. menerapkan waktu kerja sesuai dengan perturan perundang-undangan yang berlaku, dan e. memberikan hak cuti. Hubungan kerja antara PT. Wahyu Septyan dan pekerja outsourcing dibuat dalam bentuk Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT). Seharusnya perjanjian kerja yang dibuat adalah dalam bentuk Perjanjian Kerja Waktu

125 Tidak Tertentu (PKWTT) karena pekerjaan seperti tenaga security dan celaning service adalah jenis pekerjaannya bersifat tetap. Disamping itu PT. Wahyu Septyan tidak mencatatkan perjanjian kerja tersebut kepada Dinas Tenaga Kerja Pemuda dan Olahraga Kota Bengkulu sehingga perlindungan hukum secara preventif terhadap pekerja outsourcing tidak dapat terwujud. Sedangkan pada PT. Narendra Dewa Yoga, perlindungan hukum yang diberikan kepada pekerja outsourcing masih belum dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena: C. Masih ada pekerja outsourcing yang tidak terdaftar dalam Jamsostek, sehingga perlindungan hukum terhadap kesehatan dan keselamatan bagi pekerja outsourcing tersebut tidak terlaksana. D. Waktu kerja yang diterapkan oleh PT. Narendra Dewa Yoga kepada pekerja outsourcing yang bekerja sebagai security di Universitas Bengkulu adalah 7 jam dalam 1 hari, selama 6 (enam) hari yaitu hari Senin s.d hari Sabtu, dengan total jam kerja adalah 42 (empat puluh dua) jam. E. Upah yang diberikan oleh PT. Narendra Dewa Yoga kepada pekerja outsourcing adalah sebesar Rp.930.000 (sembilan ratus tiga p uluh ribu rupiah). Upah tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Gubernur Bengkulu Nomor: D.308.XIV tahun 2012 tentang Upah Minimum Provinsi Bengkulu Tahun 2013, yaitu sebesar Rp. 1.200.000 (satu juta dua ratus ribu rupiah). Tunjangan Hari Raya (THR) yang di berikan juga tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Seharusnya

126 pekerja outsourcing PT. Narendra Dewa Yoga berhak mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) sebesar 1 (satu) bulan dari gaji pokoknya, namun dalam praktiknya pekerja outsourcing PT. Narendra Dewa Yoga hanya mendapatkan THR sebesar Rp.300.000 (tiga ratus ribu rupiah). F. Dalam melaksanakan hubungan kerja, PT. Narendra Dewa Yoga dengan pekerjanya tidak ada membuat perjanjian kerja secara tertulis. Hubungan kerja yang terapkan hanya berdasarkan asas kekeluargaan. b) Perlindungan hukum oleh SPSI Kota Bengkulu belum dapat dirasakan oleh para pekerja di PT. Wahyu Septyan dan PT. Narendra Dewa Yoga. SPSI Kota Bengkulu beralasan hal tersebut dikarenakan para pekerja pada PT. Wahyu Septyan dan PT. Narendra Dewa yoga belum terdaftar sebagai anggota SPSI Kota Bengkulu. Selain itu SPSI Kota Bengkulu belum mendapat informasi tentang pelanggaran yang dilakukan oleh PT. Wahyu Septyan dan PT. Narendra Dewa yoga terhadap pekerjanya. Oleh karena itu para pekerja pada PT. Wahyu Septyan dan PT. Narendra Dewa yoga belum mendapatkan perlindungan hukum dari SPSI Kota Bengkulu. Adapun alasan Pekerja tidak mau bergabung menjadi anggota SPSI karena khawatir kehilangan pekerjaan, takut kontraknya tidak diperpanjang dan takut di PHK. Perlindungan hukum oleh Dinas Tenaga Kerja Pemuda dan Olahraga Kota Bengkulu juga belum dirasakan oleh para pekerja PT.Wahyu Septyan dan PT.Narendra Dewa Yoga karena masih ada hak-hak para pekerja tersebut yang belum diberikan oleh PT. Wahyu Septyan dan PT. Narendra Dewa

127 Yoga. Selaku pengawas pelaksanaan Undang-Undang ketenagakerjaan, Dinas Tenaga Kerja Pemuda dan Olahraga Kota Bengkulu masih lemah dalam menindak pelanggaran yang dilakukan oleh PT. Wahyu Septyan dan PT. Narendra Dewa Yoga yang tidak mematuhi peraturan perundang-undangan yang beralaku. B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. PT. Wahyu Septyan dan PT. Narendra Dewa yoga segera memenuhi ketentuan yang berlaku dalam rangka memperbaiki sistem kerja sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang ketenagakerjaan, diantaranya: 2. Harus dibuat perjanjian kerja yang jelas antara perusahaan outsourcing dengan pekerja outsourcing apakah dalam bentuk PKWT ataupun PKWTT, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dan harus mencatatkan perjanjian kerja tersebut ke Dinas Tenaga Kerja Pemuda dan Olahraga Kota Bengkulu. 3. Upah dan tunjangan-tunjangan yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan Upah Minimum Minimum Provinsi Bengkulu. 4. Waktu kerja lembur dan penghitungan waktu kerja lembur harus diterapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

128 5. Harus mengikutsertakan seluruh para pekerja dalam program Jamsostek atau ke dalam asuransi yang lain agar menjamin kesejahteraan dan perlindungan bagi para pekerja 2. Diperlukan adanya suatu peraturan perundang-undangan khusus yang mengatur secara lengkap mengenai tata cara pelaksanaan dan pengawasan outsourcing. 3. Sesuai dengan tujuan dan fungsinya, SPSI harus berperan aktif dan peka dalam memperjuangkan hak-hak pekerja termasuk hak-hak pekerja outsourcing. Solidaritas dan perjuangan SPSI harus mencerminkan kepentingan bersama dalam rangka melindungi pekerja dari kesewenangan pengusaha. 4. Dinas Tenaga Kerja Kota Bengkulu harus lebih tegas dalam menindak perusahaan outsourcing yang melanggar ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. 5. Guna meminimalisir perselisihan hubungan industrial dan melindungi pekerja maka hukum ketenegakerjaan harus ditegakkan, oleh kerena itu perlu ada usaha meningkatkan kuantitas dan kualitas pegawai pengawas ketenagakerjaan sebagai penegak hukum ketenagakerjaan, dengan cara menambah personil pegawai pengawas ketenagakerjaan, memberikan sarana maupun fasilitas serta anggaran yang memadai untuk pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan, serta peningkatan kompetensi pegawai pengawas ketenagakerjaan melalui pendidikan dan pelatihan.

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU Abdul Kadir Muhammad,2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Abdul Khakim, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, Bandung: PT. Citra AdityaBakti. Adrian Sutedi, 2009, Hukum Perburuhan, Jakarta: Sinar Grafika. Andry Harijanto Hartiman, dkk., 2008, Buku Pedoman Penulisan Tugas Akhir, Bengkulu: Fakultas Hukum Universitas Bengkulu. Asriwijayanti, 2011, Menggugat Konsep Hubungan Kerja, Bandung: Penerbit Lubuk Agung. -----------------, 2009, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika. Djoko Triyanto, 2004, Hubungan Kerja di Perusahaan Jasa Konstruksi, Bandung: Mandar Maju. Iftida Yasar, 2008, Sukses Implementasi Outsourcing, Jakarta: PPM Manajemen. -----------------, 2012, Outsourcing Tidak Akan Pernah Bisa Dihapus, Jakarta: Pelita Fikir Indonesia. J.Supranto, 2003, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, Jakarta: PT. RinekaCipta. Komang Priambada, 2008, Outsourcing Versus Serikat Pekeja, Jakarta: Alih Daya Publishing. Libertus Jehani, 2008, Hak-Hak Karyawan Kontrak, Jakarta: Forum Sahabat. ------------------, 2007, Hak-Hak Pekerja Bila di-phk, Jakarta: Visi Media. Moh. Syaufii Syamsuddin, 2004, Norma Perlindungan Dalam Hubungan Industrial, Jakarta: Sarana Bhakti Persada.

M. Yamani, 2009, Bahan Ajar Hukum Perburuhan, Bengkulu: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Bengkulu Fakultas Hukum Bagian Hukum Administrasi Negara. Rianto Adi, 2004, Metode Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit. Ronny Hanitijo Soemitro, 1990, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia. Sehat Damanik, 2006, Outsourcing & Perjanjian Kerja Menurut UU. No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Jakrata: DSS Publishing. Zainal Asikin et all, 2002, Dasar-dasar Hukum Perburuhan, Jakarta: Rajawali Pers. B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Amandemen IV; UU No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4356). Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4279); Undang-Undang Nomor 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3989); Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 34680) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 tentang Syarat-Syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain (Berita Negara Repulik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1138). Kepmenakertrans Nomor Kep-102/Men/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur.

Kepmenakertrans Nomor Kep-100/Men/VI/2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. Putusan Mahkamah Konsitusi Nomor: 27/PUU-IX/2011 Perihal Pengujian Undang- Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Terhadap Undang- Undang Dasar Negara Rebuplik Indonesia 1945. Surat Edaran Direktur Jendral Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: B.31/PHIJSK/I/2012 tentang Pelaksanaan Putusan Mahkamah Konstitusi No.27/PUU-IX/2011. Keputusan Gubernur Bengkulu Nomor: D.308.XIV tahun 2012 tentang Upah Minimum Propinsi Bengkulu Tahun 2013. C. INTERNET http://www.hukumonline.com, diakses pada tanggal 4 Februari 2013. http://id.answers.yahoo.com./diakses tanggal 8 Februari 2013 Indah Budiarti, 2008, Serikat Pekerja, http://unionism,wordpress.com/serikatpekerja/revised Edition/April-2008. Muhaimin Iskandar, Pekerja Outsourcing dan Pekerja Kontra Berhak Mendapat THR, www.depnakertrans.go.id-news.html,49,naker, diakses pada tanggal 27 Agustus 2013. www.metrotvnews.com, May Day, Buruh Terus Suarakan Tuntutan Hidup Layak, Diakses pada tanggal 2 Mei 2013.