BAB I PENDAHULUAN. more assets that will be held over some future time period, sedangkan Jogiyanto

dokumen-dokumen yang mirip
A LA TAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan antara perusahaan semakin tajam. Adapun manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. 1

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dalam melakukan investasi adalah untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

PENGARUH RETURN SAHAM DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RISIKO SISTEMATIK. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. return yang setinggi-tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi,

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. sejak awal berdirinya perusahaan tersebut. Meningkatkan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu instrument sistem keuangan pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang besar bagi pihak-pihak yang bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dekade 1950-an yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori ini

SKRIPSI. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk mobilisasi dana baik dari dalam maupun dari luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan media pertemuan antara pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

earnings per share (EPS), dan volume perdagangan] terhadap risiko sistematis

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Akan tetapi usaha-usaha tersebut belum menunjukan hasil

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sahamadalah memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham. kerja, dengan sendirinya akan mengurangi jumlah pengangguran.

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana tersebut ke sektor-sektor yang produktif. memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan

2.1 Penelitian Terdahulu

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan hasil (Ali, 2012). Investasi memiliki dua alternatif yaitu investasi

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat pertumbuhan perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena pasar

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI BETA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA PADA PERIODE TAHUN

) DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan informasi bagi pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan

BAB I PENDAHULUAN. dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. (2007:2) menyatakan bahwa An Investment is the current commitment of money

BAB I PENDAHULUAN. go public yang terdaftar di bursa efek setiap tahun berkewajiban untuk

SKRIPSI. Disusun oleh : B FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. proporsi dana dan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari minat masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. berharga di era perekonomian sekarang ini, dapat juga diartikan sebagai pasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang dikutip dari situs

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan sebuah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang akan dikorbankan saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2010:2). Menurut Jones (2012:3) An investment can be defined as the commitment of funds to one or more assets that will be held over some future time period, sedangkan Jogiyanto (2013:5) mendefinisikan investasi sebagai penundaan konsumsi yang sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, investasi dapat dicirikan dari adanya sejumlah dana yang digunakan untuk membeli suatu produk atau barang. Barang tersebut tidak digunakan untuk konsumsi, melainkan digunakan untuk menghasilkan sejumlah keuntungan atau penghasilan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, investasi dapat berbentuk asset riil seperti tanah, pabrik, mesin maupun emas; dan pada asset non riil seperti saham, obligasi, dan reksadana. Investor selalu menghadapi dua masalah dalam berinvestasi yaitu return dan risiko. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi, sedangkan risiko adalah variablitas return terhadap return yang diharapkan. Menurut Jogiyanto (2013:227), return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Return ekpektasi dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko 1

2 suatu sekuritas, semakin besar return yang harus diharapkan (Jogiyanto, 2013:144). Terdapat berbagai instrumen investasi yang bisa dipilih oleh investor dalam menanamkan modalnya. Salah satu instrumen yang umumnya menjadi pilihan para investor adalah kepemilikan saham. Investasi keuangan dalam bentuk saham ini mampu memberikan tingkat return yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan investasi lain. Namun selain return yang menjanjikan, investasi saham juga mempunyai tingkat risiko yang tinggi karena ketidakpastian return yang akan diterima oleh investor di masa datang (Sharpe dalam Tandelilin 2010:2). Risiko tinggi juga disebabkan karena komoditi saham tersebut sangat sensitif terhadap banyak faktor yang tidak dapat dihitung dengan pasti seperti: perubahan di bidang politik, ekonomi, kondisi moneter, peraturan perundang-undangan, perubahan dalam pergerakan arah industri, dan perubahan dari internal perusahaan itu sendiri. Jika ingin berinvestasi maka selain melihat return yang akan diperoleh, investor juga harus mempertimbangkan risiko yang ada di saham tersebut. Saham syariah adalah salah satu bentuk dari saham biasa (common stock) yang memiliki karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan usahanya. Sekuritas di pasar modal syariah pada dasarnya sama dengan pasar modal konvensional. Sekuritas syariah juga memiliki tingkat return dan risiko seperti yang terjadi pada sekuritas-sekuritas di pasar modal konvensional. Semakin tinggi return yang disyaratkan maka semakin tinggi pula risiko yang terkandung dari suatu sekuritas. Return dan risiko selalu mengalami perubahan pada setiap saat. Berubah-ubahnya return dan risiko disebabkan oleh

3 beberapa faktor diantaranya adalah faktor fundamental yang berasal dari internal perusahaan misalnya karena adanya pemogokan, tuntutan pihak lain, penelitian yang tidak berhasil, kinerja perusahaan seperti: tingkat profitabilitas, tingkat likuiditas, leverage, dividend, asset growth, asset size, dan lain-lain. Faktor lain yang mempengaruhi return dan risiko adalah faktor ekonomi yang umumnya berasal dari luar perusahaan, misalnya tingkat suku bunga yang berlaku, tingkat inflasi, perubahan nilai kurs, perubahan GDP (Gross Domestic Product), dan lainlain (Aruzzi dalam Julduha, 2013:145). Investasi di pasar modal merupakan investasi yang penuh dengan ketidak pastian, sehingga para pelaku bursa akan dihadapkan pada suatu risiko yang tinggi. Ketidakpastian terhadap tingkat penghasilan merupakan inti dari investasi, yaitu bahwa investor harus selalu mempertimbangkan unsur ketidakpastian yang merupakan risiko investasi. Dalam kondisi ketidakpastian tersebut, informasi akuntansi keuangan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dalam pengambilan keputusan. Informasi akuntansi diprediksi memiliki nilai relevansi, karena informasi akuntansi secara statistik berhubungan dengan nilai pasar dan bermakna penting apabila investor tersebut melakukan transaksi di pasar modal. Risiko sistematis berpotensi untuk mempengaruhi kinerja pasar modal, kinerja perusahaan, dan nilai perusahaan. Suatu perusahaan dengan nilai beta lebih besar dari satu tergolong sebagai perusahaan yang berisiko tinggi, karena jika terjadi sedikit saja perubahan return pasar, maka return sahamnya akan berubah lebih besar. Mengingat bahwa pada dasarnya investor adalah takut

4 dengan risiko, maka investor akan mempertimbangkan untuk melakukan investasi pada perusahaan yang sahamnya memiliki nilai beta yang rendah kurang dari satu, sehingga harga pasar saham perusahaan tersebut akan mengalami penurunan. Penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap beta atau risiko sistematik menarik untuk dilakukan karena sifat risiko ini akan selalu melekat pada setiap investasi terutama investasi saham, baik berupa saham biasa maupun saham syariah. Penelitian untuk menguji hubungan faktor-faktor keuangan dengan beta saham telah dilakukan sejak beberapa dekade yang lalu, dari dalam maupun luar negeri diantaranya adalah; Beaver et al. (1970), Hamada (1972), Bowman (1979), Elger (1980), Chung (1989), Tandelilin (1991), Husnan (1999), Gudono dan Nunik (2001). Berdasarkan bukti empiris yang menghubungkan variabel-variabel keuangan dengan beta saham, hasil-hasil penelitian tersebut masih menunjukkan kesimpulan hasil yang bervariasi dan tidak konsisten sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk membuktikan bagaimana pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap beta saham, terutama beta saham syariah. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud untuk meneliti kembali variabel-variabel keuangan yang mempengaruhi beta saham. Penulis mengangkat permasalahan tersebut dengan judul: Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beta Saham Syariah (Studi pada Emiten Kelompok Jakarta Islamic Index Tahun 2010-2014). Penetapan kelompok saham syariah sebagai obyek penelitian dimaksudkan untuk menganalisis apakah beta yang dihasilkan pada kelompok saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII) secara empiris

5 mempunyai hubungan dengan variabel-variabel keuangan seperti yang umum terjadi pada saham-saham konvensional. 1.2. Identifikasi, Perumusan dan Batasan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, terdapat research gap yaitu perbedaan hasil penelitian yang tidak konsisten pada semua variabel yang terkait dengan: 1) variabel-variabel independen yang mempengaruhi beta saham, dan 2) variasi kesimpulan yang dihasilkan antara satu peneliti dengan peneliti yang lain. Perbedaan tersebut antara lain seperti yang terjadi pada penelitian Tandelilin (1997) yang menyimpulkan bahwa net profit margin berpengaruh positif terhadap beta saham, diketahui bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa net profit margin berpengaruh negatif terhadap beta saham. Hasil penelitian Tandelilin ini juga tidak konsisten dengan hasil penelitian Julduha (2013) yang menyatakan bahwa net profit margin berpengaruh negatif terhadap beta saham. Riswandi (2011) melakukan penelitian yang menghubungkan variabel asset size dengan beta saham manufaktur. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa asset size mengalami kenaikan searah dengan kenaikan nilai beta (pengaruh positif). Kesimpulan ini bertentangan dengan penelitian Suseno (2009) yang menyatakan bahwa asset size berpengaruh negatif terhadap beta saham. Demikian juga terjadi pada perusahaan-perusahaan syariah di Jakarta Islamic Index ketika variabel earning variability mengalami kenaikan bersamaan dengan kenaikan beta (Kustini dan Pratiwi, 2011), sedangkan pada penelitian sebelumnya disebutkan bahwa

6 earning variability berpengaruh negatif terhadap beta saham syariah di Jakarta Islamic Index (Fidiana, 2006). Selanjutnya penelitian ini mengambil data perusahaan syariah yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Indeks JII terdiri dari 30 jenis saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan Syariah Islam dan umumnya memiliki volume perdagangan tertinggi. Kriteria saham syariah ini mempertimbangkan aspek likuiditas dan kondisi keuangan emiten. Pengkajian ulang dilakukan enam bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Periode perubahan enam bulan sekali menunjukkan perubahan minat investor dalam memilih saham untuk diperjualbelikan. Bebeberapa data faktor fundamental yang berupa variabel kinerja keuangan, dan juga beta saham JII selama periode penelitian secara umum dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1 Kinerja Variabel Keuangan dan Beta Saham JII Periode 2010-2013 Variabel Tahun 2010 2011 2012 2013 Beta 0.913 1.011 1.245 1.190 Operating Leverage -0.310 1.040 2.030 1.820 Net Profit Margin 0.190 0.160 0.130 0.130 Asset Size 12.140 12.150 12.190 12.570 Dividend Payout Ratio 43.150 41.460 35.940 34.280 Earning Variability 6.470 10.430 15.810 18.210 Sumber: Data sekunder (diolah)

7 Berdasarkan data pada tabel 1.1 di atas, terdapat beberapa fluktuasi dan gap variabel penelitian terhadap hasil penelitian. Diketahui nilai beta saham yang mengalami fluktuasi terjadi pada periode observasi 2010-2013, dimana pada tahun 2012 beta saham mengalami kenaikan, namun kemudian mengalami penurunan pada tahun berikutnya. Fenomena fluktuasi beta pada dasarnya merupakan hal yang umum terjadi, namun hubungan beberapa variabel keuangan dengan beta saham juga menunjukkan fenomena gap, misalnya pada periode 2010-2012 yaitu ketika net profit margin dan beta sama-sama mengalami penurunan (berpengaruh positif), sedangkan secara teori net profit margin memiliki pengaruh negatif terhadap beta saham. Pada periode 2012-2013 earning variability mengalami kenaikan, pada saat yang bersamaan terjadi penurunan beta (berpengaruh negatif). Menurut teori earning variability memiliki pengaruh positif terhadap beta. Pada periode 2010-2012 secara konsisten nilai beta mengalami kenaikan searah dengan kenaikan asset size walaupun secara teori asset size diprediksi bergerak berlawanan arah dengan beta (berpengaruh negatif). Fenomena lain terjadi pada 2012-2013 yaitu ketika dividend payout ratio dan beta mengalami penurunan pada periode yang sama (berpengaruh positif). Fenomena ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa dividend payout ratio berpengaruh secara negatif terhadap beta saham. Dari uraian latar belakang, pemilahan research gap, dan pemaparan fenomena gap maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1) Hasil penelitian terdahulu terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi beta saham memberikan hasil dan signifikasi yang tidak konsisten.

8 2) Terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai variabel-variabel keuangan yang mempengaruhi beta saham dengan kajian teoritis. 3) Terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai variabel-variabel keuangan yang mempengaruhi beta saham dengan fakta empiris yang di pasar modal. 1.2.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di latar belakang masalah, maka peneliti dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1) Apakah operating leverage berpengaruh terhadap beta saham syariah? 2) Apakah net profit margin berpengaruh terhadap beta saham syariah? 3) Apakah asset size terhadap berpengaruh terhadap beta saham syariah? 4) Apakah dividend payout ratio berpengaruh terhadap beta saham syariah? 5) Apakah earning variability berpengaruh terhadap beta saham syariah? 1.2.3. Batasan Masalah Penelitian yang dilakukan hanya mencakup pengujian pengaruh faktor-faktor keuangan seperti operating leverage, net profit margin, asset size, dividend payout ratio, dan earning variability pada beta saham syariah yang terdaftar di Jakarta Islamic Index pada periode 2010-2014. 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel-variabel keuangan seperti operating leverage, net profit margin, asset size, dividend payout ratio, dan earning variability berpengaruh terhadap beta saham syariah.

9 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Bagi akademisi dan penelitian selanjutnya, penelitian ini bisa digunakan sebagai media untuk pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai faktorfaktor finansial yang berpengaruh terhadap beta saham syariah. 2) Bagi para investor dan calon investor, penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan investasi mereka sehingga memperoleh return yang maksimal dengan risiko minimal. 3) Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi perusahaan khususnya manajer sebagai pengelola untuk mengambil keputusan dalam membentuk struktur biaya perusahaan dan variabel keuangan yang bisa dijadikan prediktor beta saham perusahaan.