Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009(2) menyebutkan. (promotif), pencegahan penyakit(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada periode adalah program Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tugas mendukung upaya penyembuhan penderita dalam waktu sesingkat mungkin dan

BAB I PENDAHULUAN. Hygiene dan sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikanfaktor

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI DAN DAYA TERIMA MAKAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB 1 : PENDAHULUAN. disebut penyakit bawaan makanan (foodborned diseases). WHO (2006)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan. penunjang yang mempunyai tugas mendukung upaya penyembuhan

BAB 1 : PENDAHULUAN. bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat

10/13/2015 HIGIENE KARYAWAN DALAM PENGOLAHAN MAKANAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. kesadaran (Rampengan, 2007). Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. intelejensi bagi setiap orang guna menjalani kegiatan serta aktifitas sehari-hari secara

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan seseorang hidup secara produktif dan harmonis.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Rancangan sistem..., Putih Sujatmiko, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda ( ) pada jawaban yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat dengan inti yaitu pelayanan medis melalui pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. empat kegiatan pokok yaitu asuhan gizi pasien rawat jalan, asuhan gizi. pasien rawat inap, penyelenggaraan makanan, penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN. Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia tapi juga. menyangkut kepedulian individu. Jaminan akan keamanan pangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. klien kekurangan cairan / dehidrasi. Keadaan kekurangan cairan apabila tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 48 telah. kesehatan keluarga, perbaikan gizi, pengawasan makanan dan minuman,

BAB I PENDAHULUAN. bersih. 4 Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB 1 : PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Efusi pleura Di Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengetahuan dan Perilaku Higiene Tenaga Pengolah Makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi,

BAB I PENDAHULUAN. makanan (foodborne illnesses) pada orang yang mengonsumsinya. Lebih dari 250

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan misi Indonesia sehat 2010 maka ditetapkan empat misi

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

tahun 2004 diperkirakan jumlah tindakan pembedahan sekitar 234 juta per tahun (Weiser, et al,

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh nilai-nilai individu dan kebiasaan yang dapat. mempengaruhi kesehatan dan psikologis seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian

BAB 1 PENDAHULUAN. antara lain melalui kegiatan pengamanan makanan dan minuman, kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. nosokomial merupakan salah satu faktor penyabab kegagalan terapi di rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer.

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MANAJEMEN PELAYANAN HOSPITAL HOMECARE DI RSUD AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker. Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2012) memprediksi, akan terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan bayi terjadi transisi epidemiologis penyakit. Populasi lansia semakin

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi dan Salmonella para thypi. Demam

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Berlakunya Undang-Undang Nomor 14

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan. Jika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada usia 6 bulan saluran pencernaan bayi sudah mulai bisa diperkenalkan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia. Selama 1 dekade angka kejadian atau incidence rate (IR)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

BAB 1 PENDAHULUAN. kuratif, rehabilitatif, dan preventif kepada semua orang. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

Transkripsi:

i

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Blum yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang sedang berkembang, faktor lingkungan dan faktor perilaku mempunyai peranan yang sangat besar disamping faktor-faktor lainnya terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. (1) Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009(2) menyebutkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat maka diselenggarakan pembangunan nasional dibidang kesehatan. Rumah sakit merupakan salah satu bagian integral dari pelayanan kesehatan peripurna dalam menunjang pelaksanaan proses penyembuhan. Untuk itu rumah sakit berupaya meningkatkan kesehatan melalui beberapa pendekatan antara lain dengan meningkatkan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Keamanan makanan merupakan kebutuhan masyarakat, karena makanan yang aman akan melindungi dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.(3)menurut Thaheer, banyak sekali hal yang dapat menyebabkan suatu makanan menjadi tidak aman, Salah satu di antaranya dikarenakan terkontaminasi. (4) Faktor kebersihan penjamah atau petugas makanan dalam istilah populernya disebut hygiene perorangan merupakan prosedur menjaga kebersihan dalam pengelolaan makanan yang aman dan sehat. Prosedur menjaga kebersihan merupakan perilaku bersih untuk mencegah kontaminasi pada makanan yang ditangani. Prosedur yang

2 penting bagi pekerja pengolah makanan adalah pencucian tangan, kebersihan dan kesehatan diri. Kebersihan dan kesehatan diri merupakan syarat utama pengolah makanan. Test kesehatan terutama tes darah dan pemotretan rontgen pada dada untuk melihat paru-paru dan saluran pernapasan sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali, terutama penggolah makanan di dapur rumah sakit. Ada beberapa kebiasaan yang perlu dikembangkan oleh para pengolah makanan atau menjamin keamanan makanan yang diolah yaitu berpakaian harus selalu bersih dan memakai pakaian kerja atau celemek 1 yang tidak bermotif agar pengotoran pada pakaian mudah terlihat. Pekerja harus memakai sepatu yang tidak terbuka dan dalam keadaan bersih, rambut harus selalu dicuci secara periodik dan selama mengolah makanan harus dijaga agar rambut tidak jatuh kedalam makanan disarankan menggunakan topi atau jala rambut. Pekerja yang sedang sakit flu, demam atau diare sebaiknya tidak dilibatkan terlebih dahulu dalam proses pengolahan makanan, sampai gejala-gejala penyakit tersebut hilang. Pekerja yang memiliki luka pada tubuhnya harus menutup lukanya dengan pelindung kedap air. (5) Higiene perorangan yang terlibat dalam pengolahan makanan akan dapat dicapai, apabila dalam diri pekerja tertanam pengertian tentang pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan diri. Karna pada dasarnya higiene adalah mengembangkan kebiasaan yang baik untuk menjaga kesehatan,maka sebetulnya hal ini dapat diketahui sejak calon pekerja akan direkrut sebagai tenaga pengolah makanan melalui wawancara. (6) Beberapa permasalahan yang dapat muncul bila seseorang kurang menjaga kebersihan diri, di antaranya: 1) Rambut dipenuhi kutu/ketombe, 3) Penampilan tidak rapi, 2) bau badan tidak sedap, sehingga dijauhi oleh orang lain, 4) Menimbulkan

3 berbagai macam sumber penyakit seperti : Diare, gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan pada kuku (6) Menurut Steven et,all. (2002) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi aktifitas kebersihan diri diantaranya : 1).Tingkat Pengetahuan dan sikap 2). Kondisi fisik dan psikis 3). Faktor-faktor ekonomi 4). Faktor budaya 5). Faktor lingkungan 6). Faktor citra tubuh 7). Faktor peran keluarga. Teori ini menjelaskan bahwa kebersihan diri didukung oleh pengetahuan dan sikap lansia, pengetahuan kebersihan diri sangat di butuhkan oleh setiap individu dalam mempertahankan kesehatan hidup yang sesuai dengan kesehatan. Pengetahuan tentang kebersihan diri yang didapat dari membaca buku-buku tentang kesehatan. Praktek yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada praktek yang tidak didasari oleh pengetahuan. (6) Menurut WHO penyakit bawaan makanan (food-borned dieases) seperti diare, kolera, disentri dan tifus merupakan merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang banyak membebani. Penyakit tersebut meminta banyak korban dalam kehidupan manusia dan menyebabkan sejumlah besar penderita.penyakit bawaan makanan merupakan salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang dan menyebabkan 1,9 juta kematian orang per tahun di tingkat global. Bahkan, di Negara maju 1/3 dari populasi terinfeksi penyakit bawaan makanan. Namun, hanya sebagian kecil tes positif yang dilaporkan pada Departemen Kesehatan. (5) Berdasarkan data dari WHO tahun 2004 jumlah kasus penyakit bawaan makanan seperti diare berjumlah 1,8-3,1 kasus, kasus Salmonellosis berjumlah 52,7-124 juta kasus, demam typoid berjumlah 2,16 juta kasus dan 216.000 jiwa meninggal karena demam typoid. Di Amerika Serikat pada tahun1988-1992 ditemukan 90% dari wabah akibat bakteri patogen dan Noroviruses menyumbang 50% dari wabah

4 Di Indonesia pada tahun 2008 terjadi kasus penyakit bawaan makanan sebanyak 8943 kasus. Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak higienis adalah diare, gastro enteritis, dan keracunan makanan Menurut Badan Pusat Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), penyebab terjadi penyakit bawaan makanan (food borne diseases) berdasarkan data nasional yang ada pada tahun 2002 yaitu 28% oleh mikroba pathogen dan 14% oleh senyawa kimia. Tahun 2003 yaitu 26,5% oleh mikroba pathogen dan 3% oleh senyawa kimia. Tahun 2004 (Januari hingga Agustus) yaitu 16% oleh mikroba pathogen dan 2% oleh senyawa kimia. (7) yang mengakhibatkan terjadi 82 kasus keracunan makanan sehingga menyebabkan 6.500 korban sakit dan 29 orang meninggal dunia. (8) Hasil penelitian tahun 1995 di Rumah Sakit Umum Perawatan Fatmawati, diketahui bahwa sebanyak 22 orang (64,7%) tenaga yang terlibat dalam pengolahan makanan di dapur mempunyai pengetahuan dan perilaku kurang tentang personal hygiene.(8) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr.M.Djamil Padang merupakan satusatunya rumah sakit umum pusat yang berada di Kota Padang dimana telah melaksanakan berbagai upaya yang ditujukan dalam membantu pelayanan penyembuhan penderita yang datang berobat. Salah satu bentuk pelayanan tersebut adalah pelayanan gizi yang mempunyai peran yang sama penting dengan pelayanan medik ataupun pelayanan keperawatan lainya. Bentuk pelayanan gizi yang diselenggarakan di RSUP Dr.M.Djamil Padang berupa pengolahan makanan, penyajian makanan, dan penyaluran makanan kepada pasien yang dirawat. Jika pengolahan makanan tidak benar maka akan berdampak buruk pada pasien yang dirawat seperti keracunan makanan.

5 Penelitian yang dilakukan oleh Yohana (2007) di RS. Cipto Mangunkusumo ditemukan adanya terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap penjamah makanan dengan penerapan personal hygiene. (8) Disini kita harus membedakan antara personal hygiene dengan hygiene sanitasi, personal hygiene adalah personal yang melakukannya, sedangkan hygiene sanitasi adalah keadaan fisik / lingkungan rumah sakit seperti saluran limbahnya. Pengelolaan makanan bagi pasien di RSUP Dr.M.Djamil Padang berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh dan membantu dalam mempercepat proses penyembuhan penyakit. Syarat dari makanan yang disajikan harus memenuhi kebutuhan baik berupa kualitas maupun kuantitas dari makanan itu sendiri. Makanan yang memenuhi kebutuhan gizi akan mempercepat proses proses penyembuhan dan memperpendek hari perawatan. Data Ketenagaan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Dr.M.Djamil Padang bahwa tenaga penjamah makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr.M.Djamil Padang berjumlah sebanyak 43 orang dan jumlah pasien yang mendapat pelayanan makanan adalah sebanyak 543 orang/hari. Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Dr.M.Djamil Padang merupakan instansi yagg mengelola makanan pasien yang berada di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Dr.M.Djamil Padang, sebagai pengelola makanan disini dituntut kebersihan diri penjamah makanan seperti kebersihan dasar rambut, tangan, badan, pakaian dan kulit, mulut. Karena penjamah makanan yang tidak terjaga personal hygienenya akan memberikan kontribusi terhadap hasil yang dilakukan yaitu tidak terjaganya kebersihan makanan yang diberikan kepada pasien.(9) Berdasarkan uraian di atas maka peneliti telah melihat hubungan perilaku dengan penerapan personal hygiene pada penjamah makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Dr.M.Djamil Padang tahun 2013

6 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimanakah hubungan perilaku dengan penerapan personal hygiene pada penjamah makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Dr.M.Djamil Padang tahun 2013.? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku dengan penerapan personal hygiene pada penjamah makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Dr.M.Djamil Padang tahun 2013. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya personal hygiene penjamah makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr.M.Djamil Padang. 2. Diketahuinya tingkat pengetahuan penjamah makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr.M.Djamil Padang. 3. Diketahuinya sikap penjamah makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr.M.Djamil Padang. 4. Diketahui hubungan tingkat pengetahuan penjamah makanan dengan penerapan personal hygiene di Instalasi Gizi RSUP Dr. M. Djamil Padang. 5. Diketahui hubungan sikap dengan penerapan personal hygiene di Instalasi Gizi RSUP Dr. M. Djamil Padang.

7 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Untuk menambah pengetahuan peneliti dalam menemukan hubungan perilaku dengan penerapan personal hygiene penjamah makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2013. 2. Untuk memberikan kemampuan lebih kepada peneliti dalam mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menginformasikan data yang diperoleh. 3. Sebagai bahan tambahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut. 1.4.2 Bagi Rumah Sakit Hasil Penelitian ini merupakan masukan dan sumbangan pemikiran yang diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pihak manajemen dalam membuat kebijakan dan keputusan khususnya dalam hal pelayanan gizi 1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap kegiatan perkuliahan yang telah dilaksanankan sehingga bermanfaat untuk pengembangan pendidikan selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Gizi RSUP.Dr.M.Djamil Padang yang bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku dengan penerapan personal hygiene pada Instalasi Gizi RSUP.Dr.M.Djamil Padang tahun 2013.

8