DAFTAR ISI Bab 1: Pendahuluan Bab 2: Kajian Teoritik Bab 3: Metoda Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG. Bab 1 Pendahuluan 1-1

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara. dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN.. HALAMAN PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... PRAKATA...

I PENDAHULUAN... 1 A. 1 B. 5 C. 5 D. 5 E. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 8 A.

NOMOR 5 Tahun 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya era Otonomi Daerah pasca berlakunya Undang-Undang (UU)

TELAAH TEORETIK PERENCANAAN PENDIDIKAN YANG BERORIENTASI KEUNGGULAN MUTU LULUSAN. 23 A. Perencanaan Pendidikan dalam Konteks Administrasi

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasarkan status sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

I. PENDAHULUAN. Tabel Proyeksi Jumlah Penduduk dengan Kebutuhan Air

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

PEMODELAN PROFIL KESRA PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

GUBERNUR JAWA TENGAH

DAFTAR ISI Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ABSTRAKSI... INTISARI...

BERITA RESMI STATISTIK

I. PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya tanah bagi kehidupan manusia, khususnya bagi. bangsa Indonesia, peranan negara sangat penting di dalam mengatur

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

PENILAIAN PENGARUH SEKTOR BASIS KOTA SALATIGA TERHADAP DAERAH PELAYANANNYA

Sebelum melaksnakan pembelajaran guru terlebih dulu membuat Rencana Proses Pembelajaran (RPP), judul penelitian ini terkait dengan tujuan

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Untuk mencapai cita-cita tersebut pemerintah mengupayakan. perekonomian adalah komponen utama demi berlangsungnya sistem

DAFTAR ISI. Abstrak... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Bagan... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. i ii iii iv

IR. SUGIONO, MP. Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961

KAJIAN KEBUTUHAN PELAYANAN KAWASAN PERINDUSTRIAN KALIJAMBE BERDASARKAN PREFERENSI PENGUSAHA MEBEL KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN SRAGEN

Penanganan Das Bengawan Solo di Masa Datang Oleh : Ir. Iman Soedradjat,MPM

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR SINGKATAN... ABSTRACT...

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi. viii. x x xi xii xiii

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan ruang bagi sumberdaya alam,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

BAB I PENDAHULUAN I - 1

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

Analisis Konflik Dalam Bisnis Keluarga Pada Bengkel AHASS 1607 Surya Motor di Wiradesa SKRIPSI

BAB I BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Definisi kekeringan dalam Permasalahan Kekeringan dan Cara. lebih panjang akan mengakibatkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan air

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGELOLAAN JALAN DAN JEMBATAN JAMBON PADA KAWASAN PERBATASAN KOTA YOGYAKARTA DAN KABUPATEN SLEMAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN IRIGASI TAHUN 2017 KEGIATAN : KEGIATAN PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA IRIGASI

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Tujuan merupakan pernyataan perilaku atau arah program dan manajemen.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Kabupaten yang berada di wilayah Jawa dan Bali. Proses pembentukan klaster dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Dengan Menggunakan Software Autograph Model Pembelajaran Konvensional 49. G. Aplikasi Media Teknologi Komputer Dengan Menggunakan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI... iii. HALAMAN PERNYATAAN... iv. MOTTO... v

HOTEL RESORT DI KAWASAN BUKIT SEMARANG BARU

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN JUDUL KE-2... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... HALAMAN PENGESAHAN UJIAN... iv HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME...

HALAMAN PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan untuk mengoreksi berbagai kebijakan pemerintah, salah satunya. menjelaskan bahwa pemerintah daerah menyelenggarakan urusan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN... PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

KAJIAN DAYA SAING KONTRAKTOR MENENGAH DAN KONTRAKTOR KECIL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera, makmur dan berkeadilan. Akan tetapi kondisi geografis dan

BAB I PENDAHULUAN. Gempabumi yang terjadi pada 27 mei 2006 yang melanda DIY-Jateng

DAFTAR ISI. x xi xii xiii DAFTAR ISI... xiv DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xviii DAFTAR LAMPIRAN... xix

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Abstrak... Halaman Persembahan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel...

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI JUDUL... ABSTRAK... iii LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL...

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

UNIVERSITAS DIPONEGORO PELAYANAN PASAR HARJODAKSINO DI KAWASAN PERBATASAN KOTA SURAKARTA DAN KABUPATEN SUKOHARJO

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

2.1.3 Faktor-Faktor Daya Dukung Wilayah yang Dipertimbangkan dalam Pengembangan Jaringan Jalan Pengertian Daya Dukung Wilayah...

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB III DASAR TEORI Bencana Mitigasi Bencana Strategi-strategi Mitigasi...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman Pengesahan... iii Lembar Pernyataan... iv Prakata... v Daftar Isi... viii Daftar Tabel... xi Daftar Gambar... xiii Daftar Singkatan... xiv Daftar Istilah... xv Intisari... xviii Abstract... xix Bab 1: Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Posisi Penelitian... 10 1.3 Tujuan Penelitian... 19 1.4 Manfaat Penelitian... 20 1.5 Keaslian Penelitian... 20 Bab 2: Kajian Teoritik... 23 2.1 Perbatasan kota... 24 2.1.1 Pengertian Perbatasan Kota... 24 2.1.2 Interkasi dan Antar Daerah di Perbatasan Kota... 27 2.1.3 Sifat Mendua di Perbatasan Kota... 28 2.2 Kolaboratif Antar Daerah... 30 2.2.1 dan Kontinum... 30 2.2.2 Teori Kolaboratif... 32 2.2.3 Kewajiban Otonomi dan Sosial Daerah... 35 2.2.4 Perwilayahan Perkotaan... 36 2.2.5 Antar Daerah... 37 2.2.6 Kolaboratif Antar Daerah... 38 2.3 Konsep Teoritik Kolaboratif Antar Daerah di Perbatasan Kota 40 2.3.1 Ragam Antar Daerah... 40 2.3.2 Karakteristik Antar Daerah... 43 2.3.3 Penyebab Antar daerah... 45 2.4 Konsep Strategi Antar Daerah... 51 2.4.1 Proses Kolaboratif... 52 2.4.2 Manajemen antar daerah... 53 2.4.3 Mediasi antar daerah... 54 2.5 Proposisi Penelitian... 55 2.6 Kisi-kisi Penelitian... 59 Bab 3: Metoda Penelitian... 62 3.1 Jenis Penelitian... 62 3.1.1 Kerangka Strategi Penelitian... 62 3.1.2 Paradigma Penelitian... 63 3.1.3 Pendekatan Penelitian... 63 3.1.4 Strategi Penelitian... 65 3.1.5 Fungsi Kasus... 66 viii

3.2 Obyek Penelitian Dan Kasus... 67 3.3 Metoda Penelitian... 71 3.3.1 Proses Penelitian... 71 3.3.2 Metoda Pengumpulan Data... 71 3.2.3 Metoda Kajian... 86 3.2.5 Validasi Data... 82 Bab 4: Gambaran Kasus Penelitian... 83 4.1 Gambaran Kawasan Joglosemar... 83 4.2 Gambaran Antar Daerah di Kawasan Joglosemar... 85 4.3 Gambaran Kasus-Kasus... 88 4.3.1 Gambaran Kasus 1: Pelayanan Penyediaan Air Bersih Lintas Batas Daerah PDAM Kota Surakarta di Perbatasan Kota Surakarta... 88 4.3.2 Gambaran Kasus 2: Penyediaan Air Baku Lintas Batas Daerah Mata Air Senjoyo, di Perbatasan Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang... 94 4.3.3 Gambaran Kasus 3: Pelayanan Lintas Batas Daerah Pasar Harjodaksino di Perbatasan Kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo. 98 4.3.4 Gambaran Kasus 4: Pelayanan Pendidikan Sekolah-Sekolah Menengah Lintas Batas Daerah di Perbatasan Kota Semarang... 104 4.3.5 Gambaran Kasus 5: Pelayanan Persampahan Lintas Batas Daerah di Perbatasan kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul... 111 4.3.6 Gambaran Kasus 6: Pelayanan Persampahan Antar Daerah di Perumnas Pucang Gading di Perbatasan Kota Semarang dan Kabupaten Demak... 118 4.3.7 Gambaran Kasus 7: Pengembangan Kawasan Perkotaan Antar Daerah di Kawasan Mertoyudan di Perbatasan Kota Magelang dan Kabupaten Magelang... 126 Bab 5: Hasil Penelitian dan Pembahasan... 139 5.1 Kajian Kategorisasi... 139 5.1.1 Kajian Pengkodean Terbuka... 140 5.1.2 Kajian Pengkodean Berporos... 144 5.1.3 Kajian Pengkodean Selektif... 148 5.2 Kajian Kasus-kasus Otonomi-Kooperatif... 148 5.2.1 Kajian Kasus Pelayanan Pendidikan Sekolah-Sekolah Menengah Lintas Batas Daerah di Perbatasan Kota Semarang... 150 5.2.2 Kajian Kasus Pelayanan Persampahan Lintas Batas Daerah di Perbatasan Kota Yogyakarta Dan Kabupaten Bantul... 161 5.2.3 Kajian Lintas Kasus Otonomi-Kooperatif... 170 5.3 Kajian Kasus-kasus Otonomi-Asertif... 172 5.3.1 Kajian Kasus Pelayanan Penyediaan Air Bersih Lintas Batas Daerah PDAM Kota Surakarta di Perbatasan Kota Surakarta dan Daerah-Daerah Tetangga... 172 5.3.2 Kajian Kasus Persampahan Antar Daerah di Perumnas Pucang Gading di Perbatasan Kota Semarang dan Kabupaten Demak... 184 5.3.3 Kajian Lintas Kasus Otonomi-Asertif... 192 5.4 Kajian Kasus-kasus Sosial-kooperatif... 194 5.4.1 Kajian Kasus Penyediaan Air Baku Lintas Batas Daerah Mata Air Senjoyo, di Perbatasan Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang... 194 5.4.2 Kajian Kasus Pelayanan Lintas Batas Daerah Pasar Harjodaksino Di Perbatasan Kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo... 205 ix

5.4.3 Kajian Lintas Kasus Sosial-kooperatif... 215 5.5 Kajian Kasus-kasus Sosial-asertif... 217 5.5.1 Kajian Kasus Pengembangan Kawasan Perkotaan Antar Daerah di Kawasan Mertoyudan di Perbatasan Kota Magelang dan Kabupaten Magelang... 217 5.5.2 Kajian Kasus Kategori Sosial-Asertif... 222 5.6 Kajian Lintas Kategori... 228 5.7 Pembahasan Temuan Penelitian... 232 5.7.1 Pembahasan Temuan Ragam Antar Daerah... 232 5.7.2 Pembahasan Temuan Proses Antar Daerah... 239 5.7.3 Pembahasan Temuan Penyebab Kerja Sama dan Konflik Antar daerah... 244 5.8 Pembahasan Pengkayaan Teori Kolaboratif... 248 5.8.1 Teori Kolaboratif... 248 5.8.2 Pengkayaan 1: Teori Kolaboratif Antar Daerah... 250 5.8.3 Pengkayaan 2: Teori Kolaboratif Antar Daerah di Perbatasan Kota... 252 5.8.4 Pengkayaan 3: Teori Kolaboratif Antar Daerah di Lingkungan Mendua... 255 5.8.5 Pengkayaan 4: Strategi Antar Daerah di Perbatasan Kota... 259 5.9 Pembahasan Implikasi Terhadap Kebijakan... 262 Bab VI: Penutup... 271 6.1 Kesimpulan... 271 6.2 Sumbangan Terhadap Pengetahuan... 277 6.3 Implikasi Terhadap Kebijakan... 282 6.4 Rekomendasi Penelitian Lanjutan... 285 Daftar Pustaka... 289 Lampiran... 280 Tabel-tabel perumusan hasil temuan lapangan... 297 Lampiran daftar kode nara sumber... 325 x

DAFTAR TABEL Tabel 1. Kebutuhan konsep dan teori sebagai rujukan penelitian... 24 Tabel 2. Kisi-kisi dan pertanyaan penelitian... 60 Tabel 3. Rumusan gambaran kasus pelayanan penyediaan air bersih lintas batas daerah PDAM Kota Surakarta di Perbatasan Kota Surakarta... 93 Tabel 4. Pemanfaat Mata Air Senjoyo... 95 Tabel 5. Rumusan gambaran kasus penyediaan air baku lintas batas daerah Mata Air Senjoyo, di perbatasan Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang... 98 Tabel 6. Rumusan gambaran pelayanan lintas batas daerah Pasar Harjodaksino di perbatasan Kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo... 103 Tabel 7. Rumusan gambaran kasus pelayanan pendidikan menengah lintas batas daerah di perbatasan Kota Semarang... 110 Tabel 8. Rumusan gambaran kasus pelayanan persampahan lintas batas daerah di perbatasan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul... 117 Tabel 9. Rumusan gambaran kasus pelayanan persampahan antar daerah di Perumnas Pucang Gading di perbatasan Kota Semarang dan Kabupaten Demak... 126 Tabel 10. Rumusan gambaran kasus pengembangan kawasan perkotaan di Kawasan Mertoyudan di perbatasan Kota Magelang dan Kabupaten Magelang... 138 Tabel 11. Kajian pengkodean terbuka... 143 Tabel 12. Kajian pengkodean berporos... 146 Tabel 13. Matriks kombinasi kategori cara pandang daerah terhadap kolaborasi antar daerah dan cara bersikap daerah terhadap daerah tetangga... 148 Tabel 14. Kajian tematik kasus pelayanan pendidikan sekolah-sekolah menengah lintas batas daerah di perbatasan Kota Semarang dan daerah-daerah tetangga... 160 Tabel 15. Rumusan kajian kasus pelayanan pendidikan sekolah-sekolah menengah lintas batas daerah di perbatasan Kota Semarang dan daerah-daerah tetangga... 161 Tabel 16. Kajian tematik kasus pelayanan persampahan di perbatasan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul... 168 Tabel 17. Rumusan kajian kasus pelayanan persampahan di perbatasan kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul... 170 Tabel 18. Kajian lintas kasus kategori otonomi-kooperatif... 171 Tabel 19. Kajian tematik kasus pelayanan penyediaan air bersih lintas batas daerah PDAM Kota Surakarta di perbatasan Kota Surakarta... 181 Tabel 20. Rumusan kajian kasus pelayanan penyediaan air bersih lintas batas daerah PDAM Kota Surakarta di perbatasan Kota Surakarta... 190 Tabel 21. Kajian tematik kasus pelayanan persampahan lintas batas daerah di Perumnas Pucang Gading di perbatasan Kota Semarang dan Kabupaten Demak... 189 Tabel 22. Perumusan kajian kasus pelayanan persampahan lintas batas daerah di Perumnas Pucang Gading di perbatasan Kota Semarang dan Kabupaten Demak... 193 Tabel 23. Kajian lintas kasus kategori otonomi-asertif... 194 xi

Tabel 24. Kajian tematik kasus penyediaan air baku lintas batas daerah Mata Air Senjoyo di perbatasan Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang... 203 Tabel 25. Rumusan kajian penyediaan air baku lintas batas daerah Mata Air Senjoyo di perbatasan Kota Salatiga... 203 Tabel 26. Kajian tematik kasus pelayanan lintas batas daerah Pasar Harjodaksino di perbatasan Kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo... 212 Tabel 27. Rumusan kajian kasus pelayanan lintas batas daerah Pasar Harjodaksino di perbatasan Kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo... 215 Tabel 28. Kajian lintas kasus kategori sosial-kooperatif... 216 Tabel 29. Kajian tematik kasus pengembangan kawasan perkotaan lintas batas daerah di Kawasan Mertoyudan di perbatasan Kota Magelang dan Kabupaten Magelang... 220 Tabel 30. Rumusan kajian pengembangan kawasan perkotaan lintas batas daerah di Kawasan Mertoyudan di perbatasan Kota Magelang dan Kabupaten Magelang... 221 Tabel 31. Rumusan kajian kasus kategori sosial-asertif... 229 Tabel 32. Kajian lintas kasus-kasus... 231 Tabel 33. Kajian lintas kategori... 232 Tabel 34. Ragam karakteristik perencanaan kolaboratif antar daerah di perbatasan kota yang efisien dan efektif... 266 Tabel 35. Perbandingan kriteria kolaborasi antar daerah pelayanan persampahan lintas batas daerah di kawasan perbatasan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, dan pelayanan pendidikan sekolah-sekolah menengah lintas batas daerah di kawasan perbatasan Kota Semarang dan daerah tetangga... 268 xii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Posisi penelitian... 18 Gambar 2. Anatomi struktur kawasan perbatasan daerah... 26 Gambar 3. Kedudukan bagian-bagian kawasan perkotaan dan garis batas kota... 27 Gambar 4. Model kontinum kolaborasi Selden dkk.... 31 Gambar 5. Model kontinum kolaborasi Frey dkk.... 32 Gambar 6. Teori perencanaan kolaboratif... 34 Gambar 7. Teori perencanaan kolaboratif antar daerah... 40 Gambar 8. Proposisi perencanaan kolaboratif antar daerah di perbatasan kota... 58 Gambar 9. Proposisi kategorisasi strategi kolaborasi antar daerah di perb. kota... 59 Gambar 10. Kerangka strategi penelitian... 62 Gambar 11. Peta lokasi kasus-kasus penelitian di kota-kota Joglosemar... 71 Gambar 12. Proses penelitian... 75 Gambar 13. Contoh wawancara dengan nara sumber... 77 Gambar 14. Contoh pengamatan lapangan... 78 Gambar 15. Contoh dokumen... 79 Gambar 16. Peta Kawasan Joglosemar di Wilayah Provinsi Jateng dan DIY... 83 Gambar 17. Peta lokasi pelayanan air bersih lintas batas daerah PDAM Kota Surakarta di Perbatasan Kota Surakarta... 88 Gambar 18. Peta lokasi Mata Air Senjoyo di perbatasan Kota Salatiga... 94 Gambar 19. Peta lokasi Pasar Harjodaksino di perbatasan Kota Surakarta... 99 Gambar 20. Peta lokasi pelayanan pendidikan lintas batas daerah di perbatasan Kota Semarang... 105 Gambar 21. Peta lokasi pelayanan persampahan lintas batas daerah di perbatasan kota Yogyakarta... 113 Gambar 22. Struktur organisasi Sekber Kartamantul... 114 Gambar 23. Peta lokasi pelayanan persampahan lintas batas daerah di perbatasan Kota Semarang... 119 Gambar 24. Kawasan Mertoyudan di Perbatasan Kota Magelang dan Kabupaten Magelang yang diperselisihkan... 127 Gambar 26. Matriks kombinasi kategori cara pandang daerah terhadap kolaborasi antar daerah dan cara bersikap daerah terhadap daerah tetangga... 148 Gambar 27. Model 1: Teori perencanaan kolaboratif... 250 Gambar 28. Model 2: Teori kolaboratif antar daerah... 251 Gambar 29. Model 3: Teori perencanaan kolaboratif antar daerah di lingkungan berpotensi kerja sama... 253 Gambar 30. Model 4: Teori perencanaan kolaboratif antar daerah di lingkungan Gambar 31. rawan konflik... 254 Model 5: Teori perencanaan kolaboratif antar daerah di lingkungan mendua... 262 Gambar 32. Model strategi kolaborasi antar daerah di perbatasan kota... 244 Gambar 33. Teori perencanaan kolaboratif... 279 Gambar 34. Pengkayaan teori perencanaan kolaboratif berdasarkan hasil penelitian 281 Gambar 35. Pengkayaan strategi kolaborasi perencanaan kolaboratif antar daerah berdasarkan hasil penelitian... 282 xiii

DAFTAR SINGKATAN BBWS : Balai Besar Wilayah Sungai BKAD : Badan Kerja Sama Antar Daerah DAS : Daerah Aliran Sungai DIY : Daerah Istimewa Yogyakarta Jateng : Jawa Tengah Kartamantul : Yogyakarta, Sleman, Bantul Kedungsepur : Kendal, Ungaran, Semarang, Salatiga, Purwodadi PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum Permendagri : Peraturan Menteri Dalam Negeri Sekber : Sekretariat Bersama Subosukawonosraten : Sukoharjo, Boyolali, Surakarta, Wonogiri, Sragen, Klaten TKKSD : Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah UU : Undang-undang xiv

DAFTAR ISTILAH Akomodasi Asertif Integrasi Interaksi Interaksi antar daerah Jejaring Kerja sama Kewajiban otonomi daerah Kewajiban sosial daerah antar daerah otonomiasertif otonomikooperatif sosial-asertif sosialkooperatif Kolaboratif Konflik : Solusi kolaboratif yang mengakomodasikan salah satu kepentingan pihak yang terlibat, dan pihak lain mengikutinya : Sikap yang menunjukkan kepercayaan diri untuk mengarahkan dan mengusai pihak lain di dalam suatu interaksi : antar berbagai pihak untuk menterpadukan informasi, kegiatan dan sumber daya untuk mencapai tujuan dan keuntungan bersama : Tindakan saling mempengaruhi antara dua atau lebih pihak Tindakan saling mempengaruhi antara dua atau lebih daerah : antar berbagai pihak untuk berbagi informasi secara menguntungkan bersama : Kegiatan bersama antar pihak atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama : Kewajiban daerah menjalankan hak, wewenang, dan kewajiban sebagai daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan : Kewajiban daerah memenuhi kepentingan dan kebutuhan sosial masyarakat : Interaksi konstruktif yang mempertemukan berbagai pihak untuk mengembangkan solusi atas permasalahan yang mereka hadapi : Interaksi konstruktif yang mempertemukan beberapa daerah untuk mengembangkan solusi atas permasalahan yang mereka hadapi : yang dilakukan berlandaskan cara pandang daerah terhadap interaksi antar daerah sebagai bagian dari kewajiban otonomi daerah, dan cara bersikap daerah yang asertif terhadap daerah tetangga : yang dilakukan berlandaskan cara pandang daerah terhadap interaksi antar daerah sebagai bagian dari kewajiban otonomi daerah, dan cara bersikap daerah yang kooperatif terhadap daerah tetangga : yang dilakukan berlandaskan cara pandang daerah terhadap interaksi antar daerah sebagai bagian dari kewajiban sosial daerah, dan cara bersikap daerah yang asertif terhadap daerah tetangga : yang dilakukan berlandaskan cara pandang daerah terhadap interaksi antar daerah sebagai bagian dari kewajiban sosial daerah, dan cara bersikap daerah yang kooperatif terhadap daerah tetangga : Sifat yang menunjukkan adanya interaksi yang mempertemukan berbagai pihak untuk mengembangkan solusi atas permasalahan yang dihadapi mereka : Keadaan di dalam suatu interkasi yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah atau akan segera memengaruhi secara negatif pihak lain xv

Kontinum kolaborasi Kooperasi Kooperatif Koordinasi Manajemen akomodasi Manajemen kolaborasi Manajemen kompetisi Manajemen kompromi Manajemen pembiaran Otonomi daerah birokrasi intermediasi kajian kebijakan kolaboratif manajerial reformasi sosial Solusi kolaboratif Solusi kompetisi Solusi kompromi Solusi konsensus : Serangkaian ragam kolaborasi yang disusun dari yang bersifat kolaboratif terkuat hingga yang terlemah : antar berbagai pihak untuk berbagi informasi, kegiatan dan sumber daya di dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan dan keuntungan bersama : Sikap yang menunjukkan keinginan bekerja sama dan memenuhi keinginan bersama dengan pihak lain di dalam suatu interaksi : antar berbagai pihak untuk berbagi informasi dan kegiatan untuk mencapai tujuan dan keuntungan bersama : Manajemen yang mengakomodasikan keinginan daerah tetangga untuk bersama-sama memanfaatkan perbatasan kota : Manajemen yang membangun solusi bersama kota dan daerah tetangga untuk menyelesaikan permasalahan perbatasan kota : Manajemen yang memanfaatkan potensi kawasan perbatasan untuk kepentingan daerahnya sendiri. : Manajemen yang mengedepankan kompromi antara kota dan daerah tetangganya di perbatasan kota : Manajemen yang memandang keberadaan kawasan perbatasan tidak penting, sehingga dibiarkan : Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan : yang berorientasi pada peraturan administrasi dan birokrasi otonomi daerah : yang berorientasi pada mediasi dalam interaksi antar pihak : yang berorientasi pada penggunaan analisis kebijakan di dalam pengambilan keputusan : yang berupaya mengakomodasikan dan mempertemukan perbedaan pihak-pihak terkait untuk mengembangkan solusi atas permasalahan bersama : yang berorientasi pada pengelolaan kepentingan daerah sendiri : yang berorientasi pada kepentingan masyarakat : Solusi yang dihasilkan dari proses perencanaan kolaboratif untuk menyelesaikan permasalahan bersama pihak-pihak yang terlibat : Solusi kolaboratif yang mengedepankan hanya salah satu kepentingan pihak yang terlibat dan mengabaikan pihak lain : Solusi kolaboratif yang mengakomodasikan sebagian kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat : Solusi kolaboratif yang mengakomodasi semua kepentingan pihak yang terlibat xvi

Solusi pengabaian Strategi kolaborasi : Solusi kolaboratif yang tidak mengakomodasikan kepentingan pihakpihak yang terlibat : Arahan untuk melakukan kolaborasi xvii