IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bernama Tiuh Margakaya pada tahun 1738 Masehi yang dihuni masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kabupaten Pringsewu terletak pada posisi

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jumlah kepala keluarga dan jumlah jiwa orang. 1

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Daerah Kabupaten Lampung Selatan mempunyai daerah daratan seluas

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

BAB IV GAMBARAN UMUM

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

Transkripsi:

57 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Pringsewu 1. Sejarah Kabupaten Pringsewu Kabupaten Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan yang bernama Tiuh Margakaya pada tahun 1738 Masehi yang dihuni masyarakat asli Lampung-Pubian di tepi aliran sungai Way Tebu (5 km dari pusat Kota Pringsewu kearah selatan saat ini). Selanjutnya, 187 tahun berikutnya yakni pada tahun 1925 sekelompok masyarakat dari pulau jawa, melalui program kolonisasi oleh pemerintah kolonial Belanda, juga membuka areal pemukiman baru dengan membabat hutan bambu yang cukup lebat di sekitar Tiuh Margakaya tersebut. Karena begitu banyaknya pohon bambu di daerah baru tersebut, oleh masyarakat desa yang baru dibuka tersebut dinamakan Pringsewu, yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya bambu seribu. Sebagai wilayah otonom, Pringsewu yang telah beberapa kali berganti status mulai dari pemerintahan Negeri Pringsewu, Kawedanaan Tataan, serta Kecamatan Pringsewu, hingga pernah diplot oleh Gubernur Lampung menjadi kota administratif, melalui perjuangan keras seluruh lapisan masyarakat, akhirnya bersama sejumlah kecamatan lainnya di sekitar

58 Pringsewu, berubah status menjadi daerah otonom berbentuk Kabupaten, berubah dari rencana awal masyarakat membentuk Kotamadya Pringsewu. Kabupaten Pringsewu yang dibentuk berdasarkan UU No.48 Tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Pringsewu di Provinsi Lampung, yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI H.Mardiyanto, pada tanggal 3 April 2009 di Gedung Sasana Bhakti Praja Jakarta, sekaligus pelantikan Pejabat Bupati Pringsewu pertama saat itu Ir.H.Masdulhaq. 2. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Pringsewu mempunyai luas wilayah 625 km 2, berpenduduk 384.252 jiwa (tahun 2011), terdiri dari 8 (delapan) kecamatan, yaitu Kecamatan Pringsewu, Pagelaran, Pardasuka, Gadingrejo, Sukoharjo, Ambarawa, Adiluwih, dan Kecamatan Banyumas. Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Pringsewu terletak di antara 104 0 48 105 0 08 BT dan 05 0 12 05 0 33 LS. Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah b. Sebelah Selatan : berbatasan Kabupaten Pesawaran. c. Sebelah Timur : berbatasan Kabupaten Pesawaran d. Sebelah Barat : berbatasan Kabupaten Tanggamus. Dari segi luas wilayah, Kabupaten Pringsewu saat ini merupakan kabupaten terkecil di Provinsi Lampung. Pringsewu berjarak 38 km dari pusat Kota Bandar Lampung, di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah, di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran, di

59 sebelah barat dan selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus. Ibukota Kabupaten Pringsewu adalah Pringsewu. 3. Kecamatan Gadingrejo a. Letak dan Luas Daerah Kecamatan Gadingrejo merupakan kecamatan yang terletak di bagian paling timur Kabupaten Pringsewu dan merupakan pintu gerbang timur Kabupaten Pringsewu. Kecamatan Gadingrejo terdiri dari 15 pekon atau desa dengan luas wilayah 50,37 km 2. Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran dan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu. b. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Way Lima Kabupaten Pesawaran. c. Sebelah barat : berbatasan dengan Kecamatan Pringsewu. d. Sebelah Timur : berbatasan dengan Gedung Tataan Kabupaten Pesawaran. b. Topografi dan Iklim Topografi Kecamatan Gadingrejo merupakan dataran rendah, dengan ketinggian 230 dpl. Jenis tanah kecamatan Gadingrejo ialah tanah podsolit dan latosol, warna kehitam-hitaman dengan sifat tanah antara liat dan gambut, permukaan tanah 80 persen terdiri dari dataran rendah untuk areal persawahan dan 20 persen lainnya merupakan areal perbukitan. Curah hujan di wilayah Kecamatan Gadingrejo rata-rata 1.500 sampai dengan 3.000

60 mm/tahun, sedangkan keadaan air tanah cukup dangkal dengan kedalaman berkisar 5-10 meter. c. Keadaan Penduduk 1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan data penduduk tahun 2013 jumlah penduduk Kecamatan Gadingrejo sebanyak 98.583 jiwa dengan 24.495 KK. Keadaan penduduk menurut jenis kelamin tiap kecamatan di Kabupaten Pringsewu dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Penduduk menurut jenis kelamin Kabupaten Pringsewu tahun 2012 Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Pardasuka 16.950 15.601 32.551 Ambarawa 16.683 16.203 32.707 Pagelaran 31.707 28.608 59.715 Pringsewu 38.976 38.107 77.082 Gadingrejo 36.082 34.133 70.215 Sukoharjo 23.113 22.169 45.282 Banyumas 9.949 9.295 19.245 Adiluwih 17.094 16.266 33.361 Sumber : BPS Kabupaten Pringsewu, 2013 Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 Kecamatan Pringsewu merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak mencapai 77.082 jiwa, disusul oleh Gadingrejo dan Pagelaran. Kedua kecamatan ini memiliki luas wilayah yang lebih luas dibandingkan dengan Kecamatan Pringsewu.

61 2. Keadaan Penduduk menurut mata pencaharian Mata pencaharian penduduk Kecamatan Gadingrejo sebagian besar sebagai petani. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Keadaan penduduk Kecamatan Gadingrejo berdasarkan mata pencaharian No Jenis Pekerjaan Jumlah Presentase 1 Petani 17.890 31,94 2 Peternak 17.335 29,34 3 Buruh 5.158 8,74 4 Pedagang 4.205 7,12 5 Jasa Angkutan 764 1,30 6 PNS 3.048 5,17 7 Industri Kecil 5.212 8,83 8 Pengrajin 4.458 7,54 Jumlah 59.070 100,00 Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2012 Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa persentase mata pencaharian penduduk Kecamatan Gadingrejo yang terbesar adalah di sektor pertanian yaitu sebanyak 17.890 jiwa dengan presentase 31,94 persen yang meliputi petani padi sawah, palawija dan sayur-sayuran. Banyaknya penduduk yang bekerja di sektor pertanian dikarenakan sektor pertanian sebagian besar menyerap tenaga kerja yang berpendidikan rendah (taman kanak-kanak dan tidak tamat SD) dan juga jenis pekerjaan pada sektor ini tidak membutuhkan tenaga kerja berpendidikan tinggi (BPS Propinsi Lampung, 2011). 3. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan Penduduk di Kecamatan Gadingrejo menurut tingkat pendidikan bervariasi mulai dari belum atau tidak sekolah, sudah menikmati jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah

62 Menengah Atas (SMA), dan perguruan tinggi. Keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kecamatan Gadingrejo untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kecamatan Gadingrejo Tingkat Pendidikan Jumlah Jiwa Presentase Belum/Tidak Sekolah 19.539 30,53 SD / MI 26.727 41,76 SLTP 9.234 14,45 SMA 8.174 12,78 Akademi 153 0,21 Perguruan Tinggi 172 0,27 Jumlah 100,00 Sumber : BPS Propinsi Lampung, 2012 d. Keadaan Ekonomi 1. Penggunaan Lahan Pemanfaatan lahan untuk membantu bagi kebutuhan hidup manusia perlu pengolahan yang lebih lanjut. Oleh sebab itulah diperlukan suatu kebijakan atau keputusan pada suatu penggunaan lahan. Penggunaan lahan (majors kinds of lands use) sendiri dimaksudkan oleh luthfi Rayes (2007:162) adalah penggolongan penggunaan lahan secara umum seperti pertanian tadah hujan, pertanian beririgasi, padang rumput, kehutanan atau daerah rekreasi. Penggunaan lahan dibedakan dalam garis besar penggunaan lahan berdasar atas penyediaan air dan komoditi yang diusahakan, dimanfaatkan atau yang terdapat di atas lahan tersebut. Berdasarkan hal ini dapat dikenal macam-macam penggunaan lahan seperti tegalan, sawah, kebun, hutan produksi, hutan lindung, dll. Sedangkan penggunaan lahan bukan pertanian dapat dibedakan

63 menjadi lahan pemukiman, industri, dll. Jenis lahan dan luas penggunaan lahan di Kecamatan Gadingrejo dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Penggunaan Lahan di Kecamatan Gadingrejo tahun 2013 No Jenis Lahan Luas (ha) 1. Lahan Pertanian 1.1 Lahan sawah a. Irigasi teknis 1.941 b. Irigasi setengah teknis 2.528 c. Irigasi sederhana 76 d. Irigasi desa / Non-PU 82 e. Tadah hujan 1.199 f. Pasang surut - g. Lebak - h. Polder dan yang lainnya - Jumlah lahan sawah 5.826 1.2 Lahan bukan sawah a. Tegal / Kebun 1.775 b. Ladang / Kebun 2.224 c. Perkebunan 1.307 d. Ditanami pohon / Hutan Rakyat 406 e. Tambak 8 f. Kolam / Tebat / Empang 162 g. Padang Penggembalaan / Rumput - h. Sementara tidak diusahakan 831 i. Lainnya (pekarangan yang ditanami 1.823 tanaman pertanian 1.1) jumlah lahan bukan sawah 8.536 2. Lahan Bukan Pertanian a. Rumah, bangunan dan halaman 967 b. Hutan Negara 1.266 c. Rawa-rawa yang tidak ditanami 64 d. Lainnya (jalan, sungai, lahan tandus, 619 dll) Jumlah lahan bukan pertanian 2.916 Jumlah Total 17.278 Sumber : BP3K Gadingrejo Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar tanah di Kecamatan Gadingrejo digunakan untuk lahan pertanian yaitu seluas 14.362 ha atau sekitar 83 persen dari total luas lahan yang ada. Hal ini menandakan bahwa penduduk

64 di Gadingrejo menggunakan sebagian besar lahan yang ada untuk usaha pertanian. e. Potensi Wilayah 1. Tanaman Pangan Sektor pertanian merupakan sektor unggulan Kecamatan Gadingrejo. Sektor pertanian khususnya tanaman pangan merupakan penunjang perekonomian terbesar penduduk Kecamatan Gadingrejo. Pada Tabel 10 dapat dilihat luas panen dan produksi tanaman pangan di Kecamatan Gadingrejo. Tabel 10. Luas panen dan produksi tanaman pangan di Kecamatan Gadingrejo tahun 2013 Komoditas Luas panen (ha) 2013 (kw) Padi 6.603 36.316.500 Jagung 93 3.395 Kedelai - - Ubi Kayu 36 7.099 Ubi Jalar 7 67 Kacang Hijau 8 7 Kacang tanah 13 14 Sumber : BP3K Gadingrejo Pada tabel 10 dapat dilihat bahwa komoditas padi masih menjadi komoditas utama dengan produksi terbesar di Gadingrejo, hal ini menunujukkan sebagian besar penduduk Gadingrejo merupakan petani padi sawah. Tanaman pangan kedelai menjadi tanaman yang belum diusahakan di wilayah ini sehingga penduduk di Gadingrejo masih mengandalkan pasokan kedelai dari luar daerah.

65 Tabel 11. Luas panen dan produksi padi sawah Kabupaten Pringsewu tahun 2012 No Kecamatan Luas Panen Produksi (ton) Produktivitas (ha) (ton/ha) 1 Pardasuka 4.560 250.080 5,4 2 Ambarawa 2.985 164.175 5,5 3 Pagelaran 2.071 113.430 5,4 4 Pagelaran Utara 1.179 64.885 5,5 5 Pringsewu 2.761 151.855 5,5 6 Gadingrejo 6.603 363.165 5,5 7 Sukoharjo 2.364 130.020 5,5 8 Banyumas 1.167 64.265 5,5 9 Adiluwih 876 48.180 5,5 Sumber : BPS Pringsewu, 2013 Pada Tabel 11 dapat dilihat Kecamatan Gadingrejo memiliki area luas panen terluas dibandingkan dengan kecamatan lain di Kabupaten Pringsewu yaitu dengan total produksi 363.430 ton dan produktivitas mencapai 5,5 ton/ha. Dengan luas wilayah dan tingkat produktivitas yang tinggi jika dibandingkan Kecamatan lain, hal ini menunjukkan Kecamatan Gadingrejo merupakan sentra produksi tanaman pangan padi sawah di Kabupaten Pringsewu. 2. Perkebunan Lahan perkebunan adalah lahan usaha pertanian yang luas, biasanya terletak di daerah tropis atau subtropis, yang digunakan untuk menghasilkan komoditas perdagangan (pertanian) dalam skala besar dan di pasarkan ke tempat yang jauh, bukan untuk konsumsi lokal. Perkebunan dapat ditanami oleh tanaman industri seperti kakao, kelapa, dan teh. Ukuran luas perkebunan sangat relatif dan tergantung ukuran volume komoditas yang di pasarkannya. Namun demikian, suatu perkebunan memerlukan luas

66 minimum untuk menjaga keuntungan melalui sistem produksi yang diterapkannya. Selain itu, perkebunan selalu menerapkan cara monokultur, paling tidak untuk setiap blok yang ada di dalamnya. Ciri yang lainnya, walaupun tidak selalu demikian, terdapat instalasi pengolahan atau pengemasan terhadap komoditi yang dipanen di lahan perkebunan itu, sebelum produknya dikirim ke pembeli. Tabel 12. Luas areal, produksi, dan produktivitas komoditas perkebunan di Kecamatan Gadingrejo tahun 2013 No Jenis Tanaman Luas Areal Produksi Produktivitas (ha) (kg) (kg/ha) 1 Kopi 0 0 0 2 Cengkeh 0 0 0 3 Lada 0 0 0 4 Kelapa 305,25 206.400 800 5 Karet 73,50 16.430 530 6 Kakao 140,00 61.040 560 7 Vanili 0 0 0 8 Aren 0 0 0 9 Kayu manis 0 0 0 10 Kelapa sawit 12,50 30.000 2.400 11 Kemiri 0 0 0 12 Nilam 0 0 0 13 Tembakau 6,00 5.160 860 Sumber : BP3K Gadingrejo, 2013 Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa komoditas perkebunan di Kecamatan Gadingrejo yang memiliki luas areal terluas dan jumlah produksi terbesar adalah komoditas kelapa. Hal ini menunjukan bahwa Gadingrejo mempunyai potensi pada tanaman perkebunan khususnya komoditas kelapa dan olahannya.

67 3. Peternakan Peternakan merupakan sektor yang memiliki peluang sangat besar untuk dikembangkan sebagai usaha di masa depan. Kebutuhan masyarakat akan produk -produk peternakan akan semakin meningkat setiap tahunnya. Peternakan sebagai penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi guna meningkatkan kualitas hidup. Tabel 13. Jenis dan jumlah ternak di Kecamatan Gadingrejo tahun 2013 No Jenis Ternak (ekor) 2013 Ternak Besar 1 Sapi 4.604 2 Kerbau 322 3 Kambing 14.831 4 Domba 3.927 5 Babi 43 Ternak kecil 6 Ayam kampong 38.256 7 Itik 15.678 8 Ayam ras petelur 46.118 9 Ayam ras pedaging 519.042 Sumber : BP3K Gadingrejo Pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa jenis ternak ayam ras pedaging memiliki jumlah produksi ternak terbesar di Gadingrejo dengan jumlah produksi ayam ras pedaging sebanyak 514.042 ekor. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi instansi terkait untuk lebih mengembangkan peternakan ayam ras pedaging, sehingga nantinya Kecamatan Gadingrejo bisa menjadi daerah sentra pemasok ayam ras pedaging.

68 B. Pola Tanam (Usahatani) Pola usahatani berdasarkan macam lahannya : 1. Usahatani Lahan Basah Pada usahatani lahan basah dikenal variasi berdasarkan sifat pengairannya seperti : sawah pengairan teknis, setengah teknis, pasang surut, sawah lebak, dll. Pada usahatani lahan basah (perikanan) dikenal variasi pola air tawar, minapadi, air asin. Sedangkan pada usaha ternak dikenal pola kandang dan pola penggembalaan. Daerah yang memiliki dataran rendah seperti di Kecamatan Gadingrejo lahannya sebagian besar adalah lahan basah yang biasanya digunakan untuk menanam padi, ternak ayam dan itik serta kolam ikan. Petani padi yang dijadikan responden penelitian di Gadingrejo mempunyai pola tanam padi dengan dua kali musim tanam yaitu musim gadu dan musim rendeng. Awal tanam padi dilakukan pada bulan Mei di musim gadu dan bulan Oktober di musim rendeng. Sumber air atau irigasi menggunakan irigasi setengah teknis dimana air dialirkan dari sumur bor di sekitar sawah petani menggunakan pompa air. 2. Usahatani Lahan Kering Usahatani lahan kering : lahannya cenderung lebih mengandalkan kepada adanya hujan atau pemberian / penyiraman air dari air hujan, seperti padi tadah hujan, tanaman palawija dll. Di daerah penelitian yaitu di Kecamatan Gadingrejo tidak semua petani responden menggunakan irigasi teknis, Ada juga yang hanya mengandalkan air

69 hujan sebagai sumber pengairan, hal ini dikenal dengan sawah tadah hujan. Pola tanam di sawah tadah hujan yaitu pada bulan oktobernovember di musim hujan petani mulai menanam padi, panen pada bulan April. Selanjutnya pada musim gadu petani menanam palawija seperti jagung, kacang tanah, dll. C. Kelembagaan 1. Lembaga Keuangan Adanya lembaga keuangan di suatu daerah akan sangat mendukung iklim investasi di daerah tersebut. hal ini berkaitan dengan sumber permodalan yang dibutuhkan oleh pelaku usaha. Tak terkecuali petani sebagai pelaku usaha di bidang pertanian sangat membutuhkan sumber permodalan yang memadai. Kecamatan Gadingrejo menjadi salah satu daerah yang mempunyai potensi di bidang perdagangan dan pertanian, hal tersebut didukung oleh luas lahan yang ada dan keadaan stabilitas keamanan yang cukup kondusif serta dukungan dari sektor perbankan dan jasa asuransi antara lain : Bank BRI, Bank Danamon, Bank BNI, Bank Syariah, Adira Finance, PT. Asuransi Jasa Raharja, PT.Asuransi Jiwasraya dll. Bank BRI sebagai salah satu bank penyalur KKPE menjadi salah satu sumber permodalan yang dapat diakses oleh petani di Gadingrejo. Petani di Gadingrejo dapat mengajukan proposal peminjaman modal melalui kelompok tani ataupun Gapoktan yang didampingi oleh petugas dari dinas terkait untuk diajukan ke Bank BRI yang selanjutnya akan di verifikasi

70 untuk dapat direalisasikan penyaluran dana pinjaman ke petani, khususnya petani yang mengusahakan tanaman pangan. 2. BP3K Kecamatan Gadingrejo BP3K Gadingrejo merupakan balai penyuluhan pertanian perikanan dan kehutanan di Kecamatan Gadingrejo, wilayah binaan meliputi 23 pekon yang ada di Kecamatan Gadingrejo. Dengan luas wilayah kurang lebih 5.225 Km. Jarak tempuh BP3K Gadingrejo ke Pemerintahan Kabupaten Pringsewu kurang lebih 7 Km, jarak dari Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian (BP4K) Kabupaten Pringsewu 8 Km, sedangkan jarak tempuh BP3K Gadingrejo ke ibukota Provinsi 28 Km. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh BP3K Gadingrejo guna menunjang dan memajukan usaha pertanian di daerahnya antara lain, diadakan pertemuan rutin pengurus Gapoktan setiap bulan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program yang dijalankan oleh petani seperti program SLPTT, SLPHT, penyaluran kredit, dll. Dalam hal penyaluran KKPE, BP3K Gadingrejo berperan menjembatani antara petani ataupun kelompok tani dengan pihak Bank dengan menyediakan fasilitator yaitu petugas penyuluh lapang (PPL) yang mendampingi petani dalam mengakses sumber permodalan dari KKPE. 3. Koperasi Unit Desa Koperasi sebagai salah satu lembaga yang sangat berperan di bidang pertanian. Salah satu fungsi koperasi yaitu sebagai sumber permodalan bagi

71 petani. koperasi unit desa (KUD) yang ada di daerah penelitian yaitu di Kecamatan Gadingrejo Desa Bulurejo yaitu koperasi Panca Tani. Manfaat koperasi sudah dirasakan petani di lokasi penelitian yaitu dalam hal penyediaan input-input pertanian seperti, benih, pupuk dan obat-obatan dengan harga yang terjangkau. Hasil panen petani padi juga dapat dijual ke koperasi dengan harga yang lebih tinggi jika dibandingkan petani yang menjual hasil panennya pada pengumpul.