Memperkuat Peran Daerah dalam Penanggulangan HIV/AIDS Dr. Kemal N. Siregar Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional September 2016
Pokok bahasan Input utama: Kebijakan dan dukungan nasional Penguatan peran daerah Proses utama Hasil Tantangan 2
Input utama: Kebijakan dan dukungan nasional Salah satu tupoksi KPAN: Pengembangan kebijakan dan rencana strategis nasional serta pedoman umum Kementerian dan lembaga berperan penting dalam pengembangan kebijakan (SK Menkokesra no. 6/2007 ttg penyelenggaraan tugas KPAN dibantu dan dilaksanakan oleh Tim Pelaksana, dimana kementerian dan lembaga menjadi anggotanya) 3
Kebijakan HIV/AIDS semakin komprehensif Berkembang pesat sejak 2006, dan sampai 2015 kebijakan sudah cukup komprehensif. Berawal dari penguatan kelembagaan, serta penetapan Strategi dan Rencana Aksi Nasional 2007-2010, 2010-2014, 205-2019 (turunan RPJMN). Kemudian program nasional diperkuat: Pengurangan Dampak Buruk Penggunaan Napza Suntik (HR- Harm Reduction), Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB), Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS), Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA), Peningkatan Pengetahuan Remaja, Strategic Use of ARV (SUFA) dan Mekanisme Jaminan Kesehatan Nasional. 4
Tonggak2 perkembangan kebijakan HIV/AIDS Tahun Kebijakan 2006 Pembentukan KPAN (Perpres no.75/2006) - Kelembagaan di nasional & daerah. 2007 Pedoman Pembentukan KPA & Pemberdayaan Masy (Permendagri no. 20/2007). Kebijakan Nasional Penanggulangan HIV/AIDS melalui Pengurangan Dampak Buruk Penggunaan Napza Suntik (Permenkokesra no.2/2007). 2010 SRAN Penanggulangan HIV/AIDS 2010-2014 (Permenkokesra no.8/2010). 2011 Penempatan Korban Penyalahgunaan Napza di Rehabilitasi (SEMA no.3/2011). 2012 Pedoman Penerapan Layanan Komprehensif HIV IMS Berkesinambungan. Kesepakatan Bersama 5 Menteri no.432/2012 ttg Pengetahuan Komprehensif. 2013 Penanggulangan HIV/AIDS (Permenkes no. 21/2013) Menyangkut pula PMTS. Pelaksanaan Pengendalian HIV/AIDS dan IMS (SE Menkes no.129/2013) Menyangkut pula TKIP/ PITC dan SUFA. Pedoman PPIA (Permenkes no.51/2013). Penguatan Kelembagaan & Pemberdayaan Masy (Inmendagri no.444.24/2013). 2014 SE Menkes no.32/2014 tentang pelaksanaan BPJS kesehatan HIV/AIDS menggunakan obat program pemerintah. 2015 SRAN HIV/AIDS 2015-2019. 5
Jumlah kebijakan HIV/AIDS selalu meningkat 250 200 150 100 50 0 Kebijakan nasional Kebijakan provinsi Kebijakan kab/kota Total 2006 18 1 2 21 2011 76 14 41 131 2015 143 28 131 267 6
Hasil penilaian perkembangan kebijakan Dengan NCPI setiap 2 tahun 9 Dari sisi pemerintah 8 Dari sisi komunitas 8 7 7 6 6 5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 0 Strategic Plan Political Support and Leadership Prevention Treatment, Care and Support Monitoring and Evaluation 0 CS Involvement Human Rights Prevention Treatment Care and Support 2011 2013 2015 2011 2013 2015 Sangat Sangat buruk baik 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 7
Tantangan kebijakan nasional (Hasil NCPI) Situasi politik dewasa ini dirasakan yang kurang berpihak pada HIV/AIDS sementara ekspektasi pemangku kepentingan dan penggiat HIV semakin tinggi Pelaksanaan kebijakan belum maksimal dan masih tergantung kepada komitmen pimpinan yang sedang menjabat Stigma dan diskriminasi masih tinggi, misalnya kekerasan pada WPS dan waria, kriminalisasi penasun, terbatasnya akses remaja dan LSL pada layanan kesehatan dan kespro 8
Penguatan Peran Daerah: Input utama adalah kebijakan dan dukungan nasional 9
Proses utama: Koordinasi kelembagaan di daerah 1. Pertemuan koordinasi internal sekretariat 2. Pertemuaan koordinasi anggota KPAP/K/K 3. Pertemuan koordinasi dengan pemangku kepentingan 4. Pertemuan koordinasi koordinasi PMTS/LKB 5. Pertemuan koordinasi dengan Ketua KPA 6. Supervisi, bimbingan dan pengawasan Supervisi Binwas Ketua KPA Internal PMTS/LKB Anggota KPAP/K/K Stake holder 10
APBD 2015: Rp. 1,5 M Sumber data: Real time monitoring www.aidsindonesia.or.id/pos 11
Pengembangan SDM: Pelatihan 12
Penguatan KPAP/K/K Sejak penguatan KPA di daerah tahun 2007, KPAP/K/K didorong lebih mengintesifkan penanggulangan AIDS yang melibatkan berbagai sektor pemerintah dan masyarakat sipil Perda mulai banyak terbentuk Penguatan kelembagaan dan pemberdayaan masayarakat dalam penanggulangan HIV/AIDS daerah Inmendagri no. 444.24/2259/SJ tahun 2013 13
Hasil 14
Kebijakan meningkat 2015: 28 provinsi sudah ada Perda Ada Perda/Pergub Belum ada RIAU DKI JATIM KALTIM NTT NAD BABEL KEPRI BALI SULUT KALBAR SULSEL SULBAR MALUT JATENG PAPUA BANTEN KALTENG GORONTALO PABAR Kaltara JABAR SUMSEL DIY KALSEL NTB JAMBI LAMPUNG MALUKU SUMBAR SULTRA SUMUT BENGKULU SULTENG 15
Status kebijakan di kab/kota 2015 398 dari 514 K/K (77%) sudah menerbitkan SK Pembentukan KPAK KPAK/K dg APBD 325 K/K, yang aktif 225 K/K dengan staf seluruhnya sekitar 1000 orang 104 K/K sudah menerbitkan Perda/Perbup/Perwali Penanggulangan AIDS Sumatera (12) Jawa (43) Sumut 4 DKI jakarta 4 Riau 2 Jabar 11 Jambi 1 DIY 1 Sumsel 3 Jateng 13 Sumbar 1 Jatim 10 Kep. Babel 1 DKI jakarta 4 Kalimantan (10) Sulawesi (8) Kalbar 1 Sulut 1 Kalteng 1 Gorontalo 2 Kalsel 3 Sulsel 4 Kaltim 5 Sultra 1 Sunda Kecil (16) Papamama (15) Bali 9 Maluku 1 NTB 1 Maluku Utara 1 NTT 6 Pabar 5 Papua 16 8
APBD provinsi meningkat (Rp) Sumber: KPAN 17
APBD kab/kota meningkat (Rp) 166 KK 192 KK 325 KK 18
Tantangan Kebijakan nasional sudah semakin komprehensif namun belum diimplementasi dengan efektif. Kualitas koordinasi kelembagaan sangat bergantung pada kualitas SDM. Pergantian SDM untuk menjalankan manajemen cukup tinggi. Penanggulangan AIDS di daerah rentan terhadap situasi politik: APBD untuk HIV/AIDS menurun ketika Pilkada Sebagian pimpinan daerah belum menunjukkan komitmen yang konsisten terhadap penanggulangan AIDS. Di beberapa tempat implementasi Perda HIV/AIDS berkontraindikasi dengan Perda Larangan Pelacuran dan Tuna Susila. Kondom sebagai alat bukti. Meski Perda HIV/AIDS sudah ada namun jumlah APBD belum memadai, khususnya untuk: manajemen dan pencegahan (penjangkauan populasi kunci oleh OMS). 19
20