Key Words: Cooperative learning model with Mind Mapping technic, fraction, student s activity, student s mistakes, effectiveness

dokumen-dokumen yang mirip
Siti Ati ah 13, Didik Sugeng Pambudi 14, Dinawati Trapsilasiwi 15

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

Desi Wahyuningtyas 16, Didik Sugeng Pambudi 17, Dinawati Trapsilasiwi 18

Moh. Imam Syafi i 29, Dinawati Trapsilasiwi 30, Susi Setiawani 31

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

Dalifah 6, Susanto 7, Arika Indah K. 8

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

Dyna Probo Mukti 19, Susanto 20, Dafik 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

Idawati Mahanurani 1, Toto Bara Setiawan 2, Ervin Oktavianingtyas 3

Kadikma, Vol. 5, No. 3, hal 9-18, Desember 2014

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALLTHROWING

Azmy Juhayla 37, Hobri 38, Titik Sugiarti 39

Dwi Septi 25,Hobri 26, Arika Indah K. 27

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Wirdah Pramita N. 1, Didik S.P. 2, Arika I.K. 3

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

Elok Asmaul Husna 4,Dafik 5, Hobri 6

Pendahuluan. Novia Tri Yuniawati et al., Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples...

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

Dwi Ratnasari Dewi SMP Negeri 11 Madiun

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

Jln. Kalimantan 37, Jember

Key Words: Missouri Mathematics Project, students test result, students activities

Selva Mardhatilla*), Zulkarnain, Rini Dian Anggraini **) ( )

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement

Kata Kunci: cooperative learning of jigsaw type, student activities and learning outcomes

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

Rini Tri Irianingsih 47

PENERAPAN MODEL CIRC DENGAN MEDIA ULAR TANGGA DALAM PENINGKATAN PENYELESAIAN SOAL CERITA PADA SISWA KELAS V SDN 2 KUTOSARI TAHUN AJARAN 2015/2016

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

Oleh: Dessi Fitriah Herista Armis Titi Solfitri ABSTRACT

PENERAPAN HYPNOTEACHING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

masih rendah. Rendahnya prestasi belajar tersebut ditandai dengan masih banyakya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

Oleh: Windi Prastiwi Japet Ginting Sakur ABSTRACT

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

Pendahuluan. Windarto et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif. 1

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas

BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas Pendidikan Guru Sekalah Dasar Universitas Kanjuruhan Malang

Lukluk Ibana 1, Pujiastuti 2, Iis Nur Asyiah 3 PENDAHULUAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Key Words : cooperative learning two stay two stray, interactive cd, student learning achievement, cylinder and cone.

Machthumah et al., Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing...

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Affandi*) Kartini, Susda Heleni**) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Firdaus Daud dan Muhammad Mifta Fausan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Dicky Pradana 14-24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Oleh: Tiaranita Dekriati * ) Japet Ginting ** ) Sakur *** ) ABSTRACT

Eka Mayani 1 H. Zuhri D 2 Sehatta Saragih 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761) Abstract

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Girlda Elynikie B. 25, Dinawati Trapsilasiwi 26, Arif Fatahillah 27

Pendahuluan. Wardani et all, Pendekatan Kontekstual...

Key Words: Accelerated learning, student s achievement, Linier Program

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIIIA MTS ZAINUL BAHAR MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

Asari* Rini Dian Anggraini ** Zuhri D *** Key word : cooperative learning, STAD, mathematics learning outcomes

Arynda 28, Susanto 29, Dafik 30

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh SRIANANINGSIH NIM.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN SEMESTER 1 KELAS VII MTsN

PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

Oleh: Marfi Ario Susda Heleni Jalinus

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 14 JEMBER SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014 Rini Ayuning Tyas 25, Suharto 26, Dinawati Trapsilasiwi 27 Abstract. There are many students who have difficulty in solving math problems. The difficulties caused students mistake in solving problems. The of student s mistakes consist of the use of computation errors, errors due to a lack of basic knowledge, reduction errors, and another errors. Therefore, the aplication of cooperative learning model with Mind Mapping technic is important to overcome the student s mistakes in solving the Fraction problems at seven grade SMP Negeri 14 Jember odd semester academic year 2013/2014. This research type is a Classroom Action Research (CAR). The data analysed in this research are student s activity, student s mistakes, and effectiveness. The research show that student s activity attain 66,48% in the first cycle and 71,62% in second cycle, student s mistakes attain 50,72% in the first cycle and 34,28% in second cycle, and effectiveness attain 33,64% in the first and 60,67% in the second. It can be concluded that the application of cooperative learning model with Mind Mapping technic is effective to overcome student s mistakes in solving Fraction. Key Words: Cooperative learning model with Mind Mapping technic, fraction, student s activity, student s mistakes, effectiveness PENDAHULUAN Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang bilangan penalaran logis, faktafakta kuantitatif, dan masalah tentang ruang dan bentuk (Soedjadi, 2000: 11). Oleh karena itu, siswa diharapkan mempunyai daya ingat dan pemahaman yang cukup dalam mempelajari matematika. Namun kenyataannya, bagi sebagian besar siswa matematika masih dianggap mata pelajaran yang sulit untuk dikuasai sehingga matematika menjadi mata pelajaran yang kurang disenangi. Kesulitan tersebut mengakibatkan siswa melakukan kesalahan pada saat menjawab soal. Kesalahan-kesalahan siswa dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain kurang memahami konsep, dan kesulitan menyelesaikan soal matematika terutama materi pecahan dimana membutuhkan kemampuan yang lebih baik dari proses berpikir untuk menganalisa soal sampai dengan bagaimana cara memecahkannya. Dalam operasi pecahan, Taylor dan Mills (dalam Hefin, 1999) membagi kesalahan dalam empat jenis, yaitu kesalahan dalam perhitungan 25 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 26 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 27 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember

76 Kadikma, Vol. 6, No. 1, hal 75-84, April 2015 yang biasa dikenal dengan kesalahan hitung, kesalahan karena kurangnya pengetahuan mengenal arti dari proses-proses yang terlibat, yang kemudian di sebut dengan kesalahan yang berkenaan dengan pengetahuan dasar yang kurang, kesalahan akibat penggunaan proses yang salah, kesalahan dalam mereduksi pecahan menjadi bentuk sederhana, yang kemudian di sebut dengan kesalahan reduksi. Faktor lain yang memungkinkan siswa melakukan kesalahan adalah pendekatan dan model pembelajaran yang kurang sesuai. Selama ini guru masih menggunakan model pembelajaran langsung dengan metode ekspositori. Siswa hanya mendengarkan guru tanpa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Sehingga hasil belajar siswa tidak sesuai harapan. Untuk itu model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran yang dapat mendorong minat siswa sehingga dapat memahami materi yang diajarkan dan tidak lagi mengalami kesulitan pada saat mengerjakan soal. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah model pembelajaran kooperatif dengan tehnik peta pikiran (Mind Mapping). Model kooperatif adalah strategi belajar mengajar yang bermanfaat dengan jalan mengelompokkan siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda kedalam kelompok-kelompok kecil. Salah satu aspek penting pembelajaran kooperatif, disamping membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif, secara bersama membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka. Sedangkan Mind Mapping merupakan contoh yang baik tentang pendayagunaan teknik dalam memahami konsepkonsep dan mengingat informasi. Gambar 1 Contoh Mind Mapping tentang operasi penjumlahan

Rini dkk: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik 77 Model utamanya ada dua hal yaitu mengawali dengan satu konsep utama dan disebarkan pokok-pokok terkait dengan menghubungkan garis-garis di sekitar pusatnya, kemudian menggunakan imajinasi dan kata-kata kunci untuk dihubungkan dengan pokok-pokok pikiran sehingga pemahaman lebih mudah. Berikut ini salah satu contoh Mind Mapping tentang operasi pembagian. Berdasarkan uraian di atas, diperlukan suatu perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan tehnik peta pikiran (Mind Mapping) untuk mengatasi kesalahan siswa menyelesaikan soal pecahan di kelas VIIA SMP Negeri 14 Jember. METODE PENELITIAN Daerah penelitian merupakan tempat atau lokasi penelitian dilakukan. Adapun yang menjadi tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 14 Jember. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk mengatasi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Penelitian dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus pembelajaran dilakukan dengan tahapan yang sama yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi metode dokumentasi, wawancara, observasi, dan tes. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Persentase aktivitas guru ( ) dan siswa ( ) selama proses pembelajaran diperoleh dengan rumus: Keterangan: 1 = guru; 2 = siswa = Persentase keaktifan = Jumlah skor yang dicapai = Jumlah skor maksimal Tabel 1. Kriteria Aktivitas Guru dan Siswa Kategori Aktivitas Persentase Sangat aktif 77% Aktif 55% 77% Cukup aktif 33% 55% Tidak Aktif 33% Sumber: Depdiknas (2004)

78 Kadikma, Vol. 6, No. 1, hal 75-84, April 2015 2) Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal Persentase kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal diperoleh dengan rumus: Keterangan: = persentase tiap jenis kesalahan siswa 100 % = jumlah kesalahan yang dilakukan siswa untuk tiap jenis kesalahan = jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes = jumlah soal tes Tabel 2. Kriteria Jenis Kesalahan Kategori Persentase Sangat tinggi 55% Tinggi 40% 55% Cukup Tinggi 25% 40% Kecil 10% 25% Sangat Kecil 10% Sumber: Sutejo dalam Dirgantara (201 3) Efektivitas model pembelajaran Presentase efektivitas model pembelajaran diperoleh dengan rumus : Keterangan: = persentase efektivitas 100% = jumlah seluruh persentase kesalahan yang dilakukan siswa pada tes pendahuluan = jumlah seluruh persentase kesalahan yang dilakukan siswa pada tes akhir tiap siklus Tabel 3. Kriteria Efektivitas Kategori Efektivitas Persentase Sangat Efektif 75% 100% Efektif 50% 75% Cukup Efektif 25% 50% Tidak Efektif 25% Sumber: Depdikbud (dalam Sumartini,2007:28)

Rini dkk: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik 79 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru, menunjukkan bahwa persentase aktivitas guru mengalami peningkatan. Pada pembelajaran 1 siklus I sebesar 83,33% mengalami peningkatan menjadi 87,50% pada pembelajaran 2 siklus I. Pada siklus II aktivitas guru juga mengalami peningkatan menjadi 94,44% pada pembelajaran 1 dan 95,83% pada pembelajaran 2. Jadi dapat disimpulkan bahwa selama penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tehnik peta pikiran (Mind Mapping) terjadi peningkatan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II. Hasil analisis observasi aktivitas siswa dalam kelompok dan Mind Mapping pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar sebagai berikut: 80% 60% 40% 20% 0% AKTIVITAS SISWA DALAM KELOMPOK 74% 75,24% 72,38% 63,81% 60,00% 68,57% 60,00% 69,52% 64,76% 54,29% Bertanya Mengerjakan kepada guru LKS dan kelompok Berdiskusi Kerjasama dalam kelompok Presentasi Siklus I Siklus II Gambar 2 Persentase Aktivitas Siswa Kelompok Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat bahwa aktivitas siswa pada kelompok yang masih rendah pada siklus I adalah presentasi. Namun, hal tersebut dapat diperbaiki pada kegiatan pembelajaran siklus II. Persentase aktivitas siswa dalam Mind Mapping dapat dilihat pada Gambar berikut: 100% 50% 0% 87% 60,95% 65,71% 64,76% 80,00% 79,05% 60,95% 58,10% 64,76% 69,52% Menulis ide sentral AKTIVITAS SISWA DALAM MIND MAPPING melukis cabang Menulis kata kunci Membuat simbol/gambar dan mewarnai Menyelesaikan dengan Mind Mappng Gambar 3 Persentase Aktivitas Siswa dalam Mind Mapping Siklus I Siklus II Berdasarkan Gambar 3, dapat dilihat bahwa aktivitas siswa dalam Mind Mapping yang masih rendah pada siklus I adalah menuliskan kata kunci akan tetapi

80 Kadikma, Vol. 6, No. 1, hal 75-84, April 2015 dapat diperbaiki pada siklus II. Secara keseluruhan aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I dan siklus II tergolong aktif meskipun beberapa siswa masih terlihat hanya menyalin pekerjaan teman. Berdasarkan hasil analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pecahan pada tes siklus I dan tes siklus II menunjukkan adanya penurunan kesalahan siswa. Kesalahan Siswa 60% 50% 50,72% 40% 30% 34,28% 20% 10% 0% 0% Tes Siklus I Tes Siklus II Gambar 4 Grafik Kesalahan Siswa Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa kesalahan yang dilakukan siswa pada tes siklus I sebesar 50,72% mengalami penurunan pada tes siklus II menjadi sebesar 34,28 %. Berdasarkan penurunan tersebut diperoleh persentase efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tehnik Mind Mapping untuk mengatasi kesalahan siswa menyelesaikan soal pecahan pada siklus I sebesar 33,64% termasuk dalam kategori cukup efektif sedangkan pada siklus II sebesar 60,67% termasuk dalam kategori efektif. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tehnik Mind Mapping efektif untuk mengatasi kesalahan siswa menyelesaikan soal pecahan. Pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tehnik Mind Mapping di kelas VIIA SMP Negeri 14 Jember dapat terlaksana dengan baik, meskipun pada awal pelaksanaan siklus penerapannya belum maksimal karena siswa dan guru belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tehnik Mind Mapping. Namun, hal tersebut dapat diperbaiki pada pelaksanaan siklus II. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tehnik Mind Mapping dimulai dengan apersepsi berupa menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Penyampaian tujuan pembelajaran dimaksudkan agar siswa mengetahui tujuan yang

Rini dkk: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik 81 ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut dan mendapat gambaran mengenai materi yang akan dipelajari. Sedangkan pemberian motivasi bertujuan agar siswa lebih giat dalam belajar untuk benar-benar memahami materi yang akan dipelajari. Menurut Slameto (2010:36) hal tersebut lebih melancarkan jalannya guru mengajar dan membantu siswa untuk memperhatikan pelajarannya lebih baik. Tahap berikutnya adalah menyajikan informasi. Pada tahap ini siswa dijelaskan mengenai operasi penjumlahan, pengurangan dan perkalian pada bilangan pecahan. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah menyelesaikan soal yang digambarkan ke dalam bentuk Mind Mapping. Pada tahap selanjutnya guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Pada tahap ini siswa diberi LKS dan disuruh berdiskusi dengan kelompok yang sudah ditentukan oleh guru untuk mengerjakan LKS. Tahap berikutnya guru membimbing kelompok bekerja dan belajar dengan menekankan bagaimana menyelesaikan soal dengan Mind Mapping. Selanjutnya tahap evaluasi, guru menyuruh perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Setelah itu pada tahap memberikan penghargaan berupa nilai tambahan kepada siswa yang telah bersedia mempresentasikan ke depan kelas dengan jawaban yang benar. Berdasarkan hasil analisis terhadap aktivitas siswa baik dalam kelompok maupun dalam Mind Mapping menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas dari siklus I ke siklus II. Jadi dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tehnik Mind Mapping dapat meningkatkan aktivitas siswa. Berdasarkan hasil analisis kesalahan siswa pada tes pendahuluan sampai tes siklus II, siswa cenderung melakukan kesalahan lain karena lembar jawaban siswa kosong atau siswa tidak menyelesaikan soal pecahan yaitu sebesar 10,71% pada tes pendahuluan operasi penjumlahan,pengurangan dan perkalian pada bilangan pecahan, 68,57% pada operasi pembagian pada bilangan pecahan dan operasi pada pecahan desimal, 26,43% pada tes akhir siklus I dan 25% pada tes akhir siklus II. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor yaitu siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal dan kurang memahami konsep materi pecahan. Pembelajaran kooperatif dengan tehnik Mind Mapping dapat dikatakan efektif untuk mengatasi kesalahan siswa menyelesaikan soal Pecahan. Hal tersebut ditinjau

82 Kadikma, Vol. 6, No. 1, hal 75-84, April 2015 berdasarkan penurunan jumlah seluruh kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal tes pada setiap siklusnya. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tehnik Mind Mapping di kelas VII SMP Negeri 14 Jember semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 berjalan dengan baik dan lancar. Kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif dengan tehnik Mind Mapping. Persentase keaktifan siswa dalam kelompok pada siklus I sebesar 63,43 % mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 69,14%. Dan persentase keaktifan siswa dalam Mind Mapping pada siklus I sebesar 66,48% mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 71,62%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dengan tehnik peta pikiran dapat meningkatkan aktivitas siswa baik dalam kelompok maupun dalam pembuatan Mind Mapping. 2. Berdasarkan hasil analisis data hasil tes yaitu pada tes pendahuluan, tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II diperoleh kesimpulan bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 14 Jember, cenderung melakukan kesalahan lain karena lembar jawaban siswa kosong atau siswa tidak menyelesaikan soal pecahan yaitu sebesar 10,71% pada tes pendahuluan operasi penjumlahan, pengurangan dan perkalian pada bilangan pecahan, 68,57% pada operasi pembagian pada bilangan pecahan dan operasi pada pecahan desimal, 26,43% pada tes akhir siklus I dan 25% pada tes akhir siklus II. 3. Jumlah kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pecahan pada tes pendahuluan, tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II mengalami penurunan. Berdasarkan penurunan tersebut diperoleh persentase efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tehnik Mind Mapping untuk mengatasi kesalahan siswa menyelesaikan soal pecahan pada siklus I sebesar 33,64% termasuk dalam kategori cukup efektif sedangkan pada siklus II sebesar 60,67% termasuk dalam kategori efektif. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif dengan tehnik Mind Mapping efektif untuk mengatasi kesalahan siswa menyelesaikan soal pecahan.

Rini dkk: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik 83 Berdasarkan kesimpulan di atas, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar sangat bergantung pada kesiapan guru dalam menyiapkan setiap hal yang mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif dengan tehnik Mind Mapping sangat diperlukan pengalokasian waktu yang sangat tepat dan sesuai dengan keadaan siswa agar suasana belajar menjadi kondusif dan lebih menarik; 2. Bagi guru dan peneliti lain, hendaknya lebih aktif dalam melakukan inovasi pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan, tidak kesulitan dalam memahami materi, dan aktif; 3. Bagi guru bidang studi matematika di SMP Negeri 14 Jember pembelajaran kooperatif dengan tehnik peta pikiran (Mind Mapping) ini dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran di kelas untuk membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. 2004. Pedoman Pembelajaran Tuntas. Jakarta: Depdiknas. Dirgantara, D.D. 2010. Penerapan Pendekatan tutor Sebaya untuk Mengurangi Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Cerita Kubus dan Balok pada Siswa SMP Negeri 2 Tanggul Kelas VIII semester Genap Tahun Pelajaran 2009/ 2010. Tidak Diterbitkan. Skripsi. Jember: Universitas Jember. Julianto, Hefin Dwi Rivia. 1999. Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Operasi Pada Pecahan Siswa Kelas 1B Cawu 1 SLTP Negeri 6 Jember Tahun Pelajaran 1999/2000. Tidak Dipublikasikan. Skripsi. Jember : FKIP UNEJ. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sumartini, T. 2007. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) yang Berwawasan Konstruktivisme Sub Pokok Bahasan Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Kelas VIII C Semester Ganjil SMP Negeri 12 Jember Tahun Ajaran 2006/2007. Jember: Universitas Jember. Sutejo. 2001. Pembelajaran Remedial Untuk Mengatasi Kesalahan dalam Mengatasi Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Volum dan Luas Sisi Bangun Ruang Siswa

84 Kadikma, Vol. 6, No. 1, hal 75-84, April 2015 Kelas III.PL 1 di SLTP Negeri 3 Balung Jember Tahun Pelajaran 2000/2001. Jember: Universitas Jember.