PENGARUH PERSEPSI KUALITAS JASA PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN DI RSU SARAS HUSADA PURWOREJO. Skripsi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang didukung kemampuan dan mental yang sehat, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan faktor fundamental yang harus dibangun. atas pelayanan kesehatan. Rumah sakit adalah bagian yang amat penting


MANAJEMEN MUTU (KEPUASAN PELANGGAN)_AEP NURUL HIDAYAH_(RKM )_REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN_POLITEKNIK TEDC BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)

BAB I PENDAHULUAN. eceran terus berkembang seiring dengan keinginan dan selera pelanggan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di rumah sakit yang berkaitan dengan mutu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap gaya hidup dan cara berfikir di kalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia berada pada kemajuan jaman yang sangat pesat. Karenanya setiap

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MEMILIH BEROBAT RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT PERMATA BLORA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan koordinasi yang rasional dari aktivitas. sejumlah individu untuk mencapai beberapa tujuan yang jelas melalui

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terbatas pada pelayanannya saja (Kuncoro,2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dalam

BAB I PENDAHULUAN. kinerja produk atau hasil yang pasien rasakan dengan harapannya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang baik. Salah satu jenis sepatu olah raga yang banyak diminati

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah salah satu bentuk kongkret

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat sehingga menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. sedang pesat. Hal ini dilihat dari jumlah pengguna kartu kredit yang terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya rumah sakit merupakan tempat pemenuhan kebutuhan dan

BABI PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sekarang ini selain bidang teknologi manusia juga

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care). (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang-ulang menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku positif, seperti terjadinya kelekatan emosional terhadap produk dan

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TERAS BOYOLALI TAHUN 2010

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan tempat pelayanan yang. 2000). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini serta peningkatan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KUALITAS LAYANAN DENGAN KEPUASAN KONSUMEN PENGGUNA KARTU SELULER INDOSAT IM3. Skripsi

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan persaingan bisnis pada era globalisasi dewasa ini. semakin tidak dapat diprediksikan. Selain itu disertai juga dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler, 2000) Kotler et al (2002)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam prakteknya rumah sakit digunakan sebagai tempat untuk

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Banyaknya penyakit yang muncul akibat kurangnya kontrol dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek KKP. khususnya semakin maju. Hal ini menyebabkan meningkatnya persaingan pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

0BAB I PENDAHULUAN. peran tersebut semakin menonjol mengingat munculnya perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan saran dalam CSI (Customer Satification Indeks) rawat inap

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN. maka diharapkan dapat tercapai suatu derajat kehidupan yang optimal.

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

BAB I PENDAHULUAN. terkendali biaya dan kualitasnya, seperti yang tercantum dalam Undang -

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran pelaksanaan..., Devi Wirasanti, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kinerja perusahaannya agar dapat bersaing di pasar. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NEUTRON YOGYAKARTA DI SURAKARTA

PENGARUH TARIF, FASILITAS DAN PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada masa sekarang ini, semakin banyak kemajuan yang dicapai manusia

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam agenda pembangunan nasional. Pembangunan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perekonomian dunia berkembang sangat pesat dan mengarah pada

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan bermutu serta berorientasi pada kepuasan pasien. (2)

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan standar yang telah ditetapkan perusahan dan standar yang telah ditetapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor jasa yang begitu cepat diantaranya dipicu oleh berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan macam-macam pilihan dan keistimewaannya. mereka dalam kaitannya menghadapi persaingan yang ketat dengan competitor.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi kaum wanita. Kecantikan merupakan harta yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki standar yang berbeda-beda bagi setiap orang atau kelompok.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. macam transportasi terus dikembangkan akhir-akhir ini dengan berbagai macam

Transkripsi:

PENGARUH PERSEPSI KUALITAS JASA PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN DI RSU SARAS HUSADA PURWOREJO Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : NOORIA WIDANINGSIH F 100. 030. 182 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju, kesadaran masyarakat akan arti penting kesehatan juga semakin meningkat, sehingga tidak mengherankan jika usaha-usaha dibidang kesehatan juga semakin meningkat dan menunjukkan perkembangan yang pesat khususnya dibidang jasa rumah sakit. Kategori rumah sakit-rumah sakit yang ada di kota-kota besar juga sangat beragam, mulai dari yang menengah sampai kelas elit dengan fasilitas setaraf hotel bintang lima. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Peran strategis ini didapat karena rumah sakit adalah fasilitas kesehatan yang padat teknologi dan padat pakar. Peran tersebut dewasa ini makin menonjol mengingat timbulnya perubahan-perubahan epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografis, perkembangan IPTEK, perubahan struktur sosio-ekonomi masyarakat dan pelayanan yang lebih berkualitas, ramah dan sanggup memenuhi kebutuhan mereka yang menuntut perubahan pola pelayanan kesehatan di Indonesia. Selain itu, rumah sakit adalah sebuah tempat terapi. Rumah sakit juga merupakan sebuah fasilitas, institusi dan organisasi. Ada sebuah atmosfer khusus bila membahas tentang rumah sakit. Untuk dapat mengatur rumah sakit dengan baik maka seseorang tentu harus dapat mendefinisikannya dengan tepat pula. Definisi rumah sakit adalah institusi atau 1

2 fasilitas yang menyediakan pelayanan pasien rawat inap. Kini rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan. Departemen Kesehatan RI telah menggariskan bahwa rumah sakit mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan (Aditama, 2002). Rumah sakit di Indonesia pada awalnya dibangun oleh dua institusi. Institusi tersebut ialah Pertama, pemerintah dengan maksud untuk menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum terutama yang tidak mampu. Kedua, adalah Institusi keagamaan yang membangun rumah sakit nirlaba untuk melayani masyarakat miskin dalam rangka penyebaran agamanya. Rumah sakit pemerintah itu sendiri dibagi lagi kedalam beberapa antara lain adalah rumah sakit milik pemerintah pusat (Rumah Sakit Umum Pusat atau RSUP) dan rumah sakit milik pemerintah provinsi dan kabupaten atau kota (Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD). Kedua jenis rumah sakit pemerintah ini berpengaruh terhadap gaya manajemen rumah sakit masing-masing. Rumah sakit pemerintah pusat, mengacu kepada Departemen Kesehatan (Depkes), sementara rumah sakit pemerintah provinsi dan kabupaten atau kota mengacu pada stakeholder utamanya yaitu pimpinan daerah dan lembaga perwakilan masyarakat daerah (Trisnantoro, 2004) Pada dekade 1990-an rumah sakit pemerintah menerapkan kebijakan swadana yaitu rumah sakit pemerintah diberi kewenangan lebih besar dalam mengelola sistem keuangannya. Kebijakan tersebut diambil dikarenakan ada

3 sebuah fenomena yang terjadi di masyarakat yaitu masyarakat menganggap citra rumah sakit pemerintah kurang begitu baik, sehingga mereka rela mengeluarkan uang yang lebih hanya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas dan sesuai dengan standar pelayanan yang baik. Untuk itu kebijakan tersebut dibuat diharapkan mampu meningkatkan kualitas sehingga citra rumah sakit pemerintah di mata masyarakat semakin membaik (Aditama, 2002) Disisi lain, perkembangan dan teknologi di rumah sakit ini semakin berkembang pesat, sehingga mendorong semakin tingginya tingkat persaingan. Dilain pihak masyarakat sebagai pengguna rumah sakit semakin sadar akan kualitas pelayanan kesehatan yang handal sebagai sarana untuk memperoleh kesembuhan. Untuk memenuhi kepuasan pelanggan pada industri jasa, kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan pelanggan (Wyckof dalam Tjiptono, 1996 : 59). Terkait dengan dunia jasa rumah sakit yang nota bene merupakan sebuah bisnis yang sangat mengutamakan keselamatan dan kepuasan pelanggan, maka rumah sakit dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan pelayanannya dan melakukan inovasi secara terus menerus agar hubungan kepercayaan antara rumah sakit dan pelanggan akan tetap terjaga. Untuk itu rumah sakit perlu melakukan riset pemasaran untuk mengevaluasi kinerja dan kualitas pelayanannya dan apa yang diharapkan oleh seorang pelanggan terhadap pelayanan rumah sakit tersebut. Pelanggan rumah sakit akan merasa puas apabila pelayanan yang diinginkan pelanggan terpenuhi dengan baik dan dapat menambah kepercayaan mereka terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Kepuasan

4 pelanggan yang tinggi, akan menciptakan kelekatan emosional terhadap suatu barang atau jasa tertentu, bukan hanya kesukaan rasional saja. Hasilnya adalah kesetiaan pelanggan atau loyalitas pelanggan yang tinggi dan ini merupakan sumber keuntungan jangka panjang perusahaan tersebut. Kepuasan dan ketidakpuasan merupakan perbedaan antara harapan dan kinerja yang dirasakan. Kepuasan pelanggan berarti bahwa kinerja suatu barang atau jasa sekurangkurangnya sama dengan apa yang diharapkan. Sementara itu (www.hanifstie-mee.ac.id, diakses 23 september 2007) terdapat kasus tentang ketidakpuasan pemakai jasa layanan kesehatan dalam hal ini rumah sakit. Pelanggan yang mengeluhkan tentang pelayanan jasa layanan kesehatan dalam hal ini rumah sakit, yaitu tentang pelayanan yang buruk yang diterimanya selama berada di rumah sakit tersebut. Pelanggan merasa bahwa harga mahal yang di bayar ternyata tidaklah sesuai dengan pelayanan yang seharusnya di dapatkan. Di lain kasus ada juga surat pembaca yang berterima kasih pada salah satu perawat rumah sakit yang ternyata memberi pelayanan yang sangat memuaskan, seperti penanganan keluhan yang cepat, ramahnya petugas dalam menangani pelanggan walaupun menempati ruang kelas paling rendah di rumah sakit tersebut. Namun pada kenyataannya, banyak sekali keluhan dari para pasien yang muncul berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas rumah sakit. Keluhan pasien ini muncul dikarenakan tidak sesuainya kenyataan dengan aturan yang telah ditetapkan pihak rumah sakit yaitu melayani dengan ramah, kecepatan, dan ketanggapan serta komunikasi yang baik antara pasien dengan petugas. Hal

5 ini semakin menandakan bahwa sesungguhnya kepuasan pelanggan belumlah terpenuhi. Oleh karena itu, untuk memenuhi atau memuaskan para pelanggan rumah sakit, maka diperlukan pembenahan yang dilakukan oleh pihak penyedia layanan. Diantaranya tentang kualitas layanan. Departemen Pendidikan dan kebudayaan (Budiastuti, 2002) mendefinisikan pelayanan sebagai perihal atau cara melayani, servis, kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli jasa atau barang, sedangkan Kotler (2000) mendefinisikan pelayanan sebagai jasa, setiap kegiatan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Kualitas pelayanan yang baik mutlak diberikan oleh semua usaha jasa. Dengan munculnya perusahaan pesaing yang baru akan mengakibatkan persaingan yang ketat dalam memperoleh pelanggan maupun mempertahankan pelanggan. Kepuasan akan memiliki nilai yang tinggi apabila kualitas pelayanan perusahaan jasa mempunyai nilai yang tinggi begitu pula sebaliknya, apabila kualitas pelayanan rendah maka kepuasan pelanggan akan rendah. Artinya suatu perusahaan jasa pelayanan akan memiliki pelanggan yang banyak bila mereka selalu memaksimalkan kualitas pelayanannya dan selalu memenuhi harapan pelanggan, tetapi hal tersebut akan berbeda apabila perusahaan jasa kurang memperhatikan pelanggan, maka pelanggan akan berpindah keperusahaan jasa lain (Murdono, 2003).

6 Untuk memenuhi harapan pelanggan, maka harus disadari kembali tujuan utama kegiatan di rumah sakit adalah melayani pasien dan juga keluarganya dalam berbagai bentuk pelayanan. John Naisbitt dan Patricia Aburdane ( Aditama, 2002) sangat menekankan semboyan Pelanggan adalah Raja menurut mereka semboyan tersebut saat ini sudah harus betul-betul diwujudkan karena kini adalah masa keunggulan konsumen didunia atau semua institusi termasuk kesehatan harus berorientasi pada kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan adalah pemenuhan yang menyenangkan (Oliver, 1999). Kotler (2005) berpendapat bahwa kepuasan pelanggan merupakan fungsi harapan dan kinerja, yaitu evaluasi pelanggan terhadap kinerja produk dan layanan yang sesuai atau melampaui harapannya. Kepuasan pelanggan menjadi salah satu pilar dalam upaya manajemen kualitas total. Kepuasan pelanggan merupakan salah satu masukan penting dari semua aktivitas pemasaran pada perusahaan yang berorientasi pasar (Barsky, 1992 dalam Kandampully dan Suhartanto, 2000) Tidak kalah pentingnya, loyalitas pelanggan telah menjadi isu menarik dalam bidang pemasaran. Penelitian empiris membuktikan bahwa kepuasan pelanggan saja tidak cukup membuat pelanggan loyal terhadap suatu barang atau jasa (Oliver, 1999). Terciptanya loyalitas pelanggan memungkinkan perusahaan mengembangkan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Selain itu biaya yang dibutuhkan untuk menarik pelanggan baru jauh lebih besar dibandingkan biaya untuk mempertahankan pelanggan yang loyal terhadap perusahaan (Kotler, 2000).

7 Loyalitas pelanggan sendiri tidak dapat dipisahkan dari kepuasan pelanggan. Kalangan praktisi maupun akademisi sepakat bahwa kepuasan dan loyalitas pelanggan terkait secara erat dan tidak terpisahkan. Tetapi pola hubungan antara keduanya bersifat asimetris mengingat pelanggan yang loyal kebanyakan adalah pelanggan yang terpuaskan, tetapi tidak semua konsumen bermakna loyalitas (Oliver, 1999). Konsep loyalitas pelanggan didefinisikan sebagai komitmen mendalam untuk membeli ulang/mengulang pola preferensi produk atau layanan di masa yang akan datang, yang menyebabkan pemakaian berulang jasa yang sama, walaupun ada keterlibatan faktor situasional dan upaya berpindah jasa (Oliver, 1999). Untuk itu, bisnis layanan kesehatan juga membutuhkan manajemen yang baik yang tercermin dari perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik ditentukan oleh alat perencanaan yang baik dan pengetahuan tentang manajemen yang baik. Perencanaan yang baik selanjutnya diimplementasikan secara tepat dan komprehensif oleh sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dengan prosedur pengendalian yang sistematis. Dengan demikian, diharapkan rumah sakit mampu menyediakan layanan yang prima, unggul dan berkualitas. Kondisi ini yang akan membantu mewujudkan kepuasan pelanggan rumah sakit. Kepuasan pelanggan pada gilirannya diharapkan akan membuat pelanggan loyal menggunakan jasa rumah sakit tertentu disaat membutuhkan layanan kesehatan dilain waktu.

8 Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh persepsi kualitas jasa pelayanan terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan? Untuk mengkaji lebih lanjut rumusan diatas maka penulis mengadakan penelitian dengan mengambil judul : Pengaruh Persepsi Kualitas Jasa Pelayanan Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan di RSU Saras Husada Purworejo. B. Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi kualitas jasa pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. 2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kualitas jasa pelayanan terhadap loyalitas pelanggan. 3. Untuk mengetahui kondisi persepsi kualitas jasa pelayanan, kepuasan pelanggan, dan loyalitas pelanggan. C. Manfaat Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara praktis dan teoritis : 1. Bagi pimpinan rumah sakit, digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan dengan kaitannya kualitas pelayanan rumah sakit yang dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan rumah sakit.

9 2. Memberikan masukan kepada karyawan tentang bagaimana pengelolaan yang efektif dan berkualitas, sebagai satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas pelanggan rumah sakit. 3. Bagi pengguna jasa rumah sakit, dapat memberikan wawasan tentang pelayanan dirumah sakit sehingga dapat memahami bagaimana seharusnya rumah sakit memperlakukan mereka dengan baik. 4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memberi gambaran dan sebagai penambah wawasan ilmiah dan untuk mendapatkan data-data empiris tentang persepsi kualitas jasa pelayanan dan kepuasan pelanggan serta loyalitas pelanggan.