BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
1.1 Pengertian 1.2 Etiologi dan Faktor Resiko 1.3 Patofisiologi Jalur transport lipid dan tempat kerja obat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman seledri sebagai berikut (Mursito, 2002) :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan cairan yang terdapat didalam tubuh manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dislipidemia. Ema Rachmawati

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

Marianne, S.Si., M.Si., Apt.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi, klasifikasi, dan fungsi lipid. dan dipergunakan dalam metabolisme tubuh 12.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

BAB 2. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak. yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa. mempengaruhi kinerja sistem tubuh. Hasil pengamatan rataan kadar glukosa dari

Sintesis, pengangkutan ekskresi kolesterol

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

Kilomikron dirakit dalam sel mukosa usus dan membawa triasilgliserol makanan, kolesterol, vitamin yang larut dalam lemak, dan Choles - ester teryl

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH TERHADAP SKRIPSI. oleh: K

LIPOPROTEIN. Ana Andriana, S.Si Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran - UNIZAR. Ana Andriana 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Dislipidemia terbagi atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

Sumber asam lemak Lemak dalam makanan (eksogen) Sintesis de novo dari asetil KoA berasal dari KH / asam amino (endogen)

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO di dalam mortality country fact sheet menunjukkan

PEMERIKSAAN LABORATORIUM GANGGUAN METABOLISME LEMAK. Novina Aryanti, dr SpPK Departemen Patologi Klinik FK UWK-Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tanaman Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas (L.) Poir.) Klasifikasi Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas (L.) Poir.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANAN LIPOPROTEIN TERHADAP TERJADINYA ATEROSKLEROSIS PADA ARTERIKORONARIA

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS)

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hiperlipidemia merupakan keadaan yang terjadi akibat kadar kolesterol dan/atau trigliserida meningkat melebihi batas normal (Price & Wilson, 2006). Parameter yang digunakan untuk mendiagnosis adanya hiperlipidemia salah satunya adalah trigliserida, yaitu lemak darah yang dibawa oleh serum lipoprotein. Trigliserida dipakai dalam tubuh terutama untuk menyediakan energi bagi berbagai proses metabolik, suatu fungsi yang hampir sama dengan fungsi karbohidrat. Trigliserida adalah penyebab utama penyakit-penyakit arteri dan bila terjadi peningkatan konsentrasi trigliserida maka terjadi peningkatan very low density lipoprotein (VLDL), yang menyebabkan hiperlipoproteinemia (Kee, 1997). Hiperlipidemia masih berperan menjadi penyebab berbagai macam penyakit kardiovaskuler yang merupakan penyebab kematian yang paling banyak selain kanker. Pada penelitian tentang hiperlipidemia banyak perlakuan yang mana pemberian model diet tinggi lemak dilakukan dengan berbagai macam komposisi agar tercapai hiperlipidemia pada hewan uji. Penelitian Hendra et al (2011) menyebutkan bahwa pemberian komposisi pakan diet tinggi lemak dengan komposisi kuning telur 100 gram dan lemak babi 50 gram pada tikus putih mampu menaikkan kadar kolesterol sebesar 91% mulai hari ke-14 dan menaikkan kadar trigliserida sebesar 87% pada hari ke-30. Penelitian Otunola et al (2010) menyatakan bahwa pemberian diet tinggi lemak dengan komposisi minyak kacang 25% dan kolesterol 1% dapat secara signifikan meningkatkan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida pada tikus. Berdasarkan penelitian tersebut maka dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian diet tinggi lemak terhadap kadar trigliserida pada tikus 1

2 putih. Dari penelitian tersebut diharapkan dapat menjadi acuan dalam penelitian berikutnya tentang hiperlipidemia. B. Perumusan Masalah Dari latar belakang tersebut didapatkan rumusan masalah, yaitu: apakah pemberian diet tinggi lemak mempunyai pengaruh terhadap kadar trigliserida pada tikus putih? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh pemberian diet tinggi lemak terhadap kadar trigliserida pada tikus putih. D. Tinjauan Pustaka 1. Lipid Di dalam darah kita ditemukan tiga jenis lipid, yaitu kolesterol, trigliserid, dan fosfolipid. Oleh karena sifat lipid yang susah larut dalam lemak maka perlu dibuat bentuk yang terlarut. Untuk itu dibutuhkan suatu zat pelarut, yaitu suatu protein yang dikenal dengan nama apolipoprotein atau apoprotein. Pada saat ini dikenal sembilan jenis apoprotein yang diberi nama secara alfabetis, yaitu Apo A, Apo B, Apo C, dan Apo E. senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal dengan nama lipoprotein. Setiap jenis lipoprotein mempunyai Apo tersendiri. Sebagai contoh untuk VLDL, IDL, dan LDL mengandung Apo B100, sedang Apo B48 ditemukan pada kilomikron. Apo A1, Apo A2, dan Apo A3 ditemukan terutama pada lipoprotein HDL dan kilomikron (Sudoyo et al., 2007). Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang relatif mempunyai makna klinis penting sehubungan dengan aterogenesis. Lipid tidak larut dalam plasma sehingga lipid terikat pada protein sebagai mekanisme transpor dalam serum. Ikatan ini menghasilkan empat kelas

3 utama lipoprotein: (1) kilomikron, (2) lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL), (3) lipoprotein densitas rendah (LDL), (4) lipoprotein densitas tinggi (HDL). Kadar relatif lipid dan protein berbeda-beda pada setiap kelas tersebut. Dari keempat kelas lipoprotein yang ada. LDL yang Paling tinggi kadar kolesterolnya, sedangkan kilomikron dan VLDL paling tinggi kadar trigliseridanya. Kadar protein tertinggi terdapat pada HDL (Price & Wilson, 2006). 2. Trigliserida Trigliserida yang disebut juga dengan triasilgliserol termasuk jenis lipid yang paling banyak dan merupakan bahan bakar utama bagi hampir semua organisme. Trigliserida adalah ester dari alkohol gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Trigliserida terutama berfungsi sebagai lemak penyimpan (Lehninger, 1982). Trigliserida dapat berasal dari hidangan yang dimakan atau dibuat sendiri oleh tubuh. Kadar trigliserida dalam darah yang diinginkan maksimal 150 mg/dl. Makanan yang mengandung lemak terutama lemak jenuh meningkatkan tingkat trigliserida di dalam darah dan cenderung meningkatkan kadar kolesterol jahat. Dapat ditambahkan disini bahwa lemak berasal dari buah-buahan seperti kelapa, durian, alpukat, tidak mengandung kadar kolesterol, tetapi kadar trigliseridanya relatif tinggi (Soeharto, 2001). Lipid darah diangkut dengan 2 cara: (1) jalur eksogen dan (2) jalur endogen. Pada jalur eksogen, trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas sebagai kilomikron yang akan diangkut dalam saluran limfe lalu ke dalam darah via duktus torasikus. Di dalam jaringan lemak, trigliserida dalam kilomikron mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada permukaan sel endotel. Akibat hidrolisis ini maka akan terbentuk asam lemak dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan membentuk endotel dan masuk ke dalam jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali (cadangan) atau dioksidasi (energi). Pada jalur endogen, trigliserida dan kolesterol

4 yang disintesis oleh hati diangkut secara endogen dalam bentuk VLDL kaya trigliserida dan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan LDL. Liquid density Lipoprotein (LDL) merupakan lipoprotein yang mengandung kolesterol yang paling banyak (60-70%). LDL mengalami katabolisme melalui reseptor seperti diatas dan jalur non reseptor. Jalur katabolisme reseptor dapat ditekan oleh produksi kolesterol endogen (Suyatna, 2008). 3. Hiperlipidemia Hiperlipidemia (hiperlipoproteinemia, dislipidemia) ialah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan kelainan (peningkatan maupun penurunan) fraksi lipid dalam plasma. Hiperlipidemia merupakan kelainan metabolik yang paling sering ditemukan. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kadar kolesterol total yang tinggi, kadar trigliserid yang tinggi, dan kadar kolesterol HDL yang rendah. Dalam proses terjadinya aterosklerosis, ketiganya memiliki peran yang penting dan sangat erat kaitannya satu sama lain. Hiperlipoproteinemia dapat menimbulkan: 1) Aterosklerosis yang mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner. 2) Nyeri perut berulang, yang disebabkan oleh penigkatan kadar trigliserida darah, dan dapat terjadi pankreatitis akut yang membahayakan jiwa bila kadar trigliserida darah cukup tinggi. 3) Xantoma, ialah tumor lipid di kulit, tendon, terutama ditendon achillis (Staf pengajar farmakologi UNSRI, 2008). Hiperlipidemia adalah peningkatan kosentrasi setiap fraksi lipid dalam plasma, meliputi hipertrigliseridemia, hiperkolesterolemia dll. Disebut pula hiperlipemia, lipemia, atau lipidemia. Lipid utama dalam plasma tidak bersikurlasi dalam bentuk bebas. Asam lemak bebas (secara bervariasi dinamai FFA/free fatty acid, UFA atau NEFA) terikat oleh albumin sedangkan kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid diangkut dalam

5 bentuk kompleks lipoprotein. Kilomikron merupakan kompleks lipoprotein yang sangat besar, dibentuk dalam mukosa usus selama absorbsi produk pencernaan lemak kemudian memasuki sirkulasi melalui duktus limpatikus. Setelah itu banyak partikel kilomikron dalam darah sehingga plasma mempunyai penampilan seperti susu (lipemia). Lipoprotein lipase yang terletak pada permukaan endotel kapiler akan membersihkan kilomikron dari sirkulasi. Enzim ini akan mengkatalisis pemecahan trigliserida dalam kilomikron kebentuk FFA atau gliserol yang kemudian memasuki sel adipose dan direesterifikasi, bila terjadi kegagalan proses tersebut maka akan terjadi peningkatan kadar lipid plasma (Ganong, 1995) Jenis-jenis Hiperlipidemia (hiperlipoproteinemia, dislipidemia): 1. Hiperlipidemia primer. Hiperlipidemia primer dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni: a) Hiperkolesterolemia dengan peningkatan kadar LDL (dan kolesterol total). Gangguan pada metabolisme lemak ini merupakan gangguan yang paling umum dan kurang lebih 5% dari kasus adalah familial (keturunan), tetapi dalam 95% dari kasus tidak diketahui penyebabnya. b) Hipertrigliseridemia, pada mana kadar trigliserida meningkat. Kilomikron yang terbentuk dari lemak pangan dinding usus terdiri untuk kurang lebih 85% dari trigliserida dan hanya kurang lebih 4% dari kolesterol. Dalam kapiler jaringan-otot dan lemak, trigliserida dirombak dibawah pengaruh lipoproteinlipase menjadi produk yang masih banyak trigliserida dan kolesterol. Produk ini lazimnya diolah lebih lanjut oleh hati. Tetapi bila karena sesuatu sebab pengolahan tidak sempurna, maka sisanya setelah makan masih bersirkulasi dalam darah untuk jangka waktu lama. Demikian terjadinya hipertrigliseridemia (Tjay & Raharja, 2007). 2. Hiperlipidemia sekunder.

6 Hiperlipidemia sekunder terjadi akibat penderita mengidap suatu penyakit tertentu, seperti infeksi, stres, atau kurang gerak (olahraga). Berbagai macam obat juga bias meningkatkan kadar lemak darah. Perempuan yang telah masuk masa menopause (berhenti haid) jika diberi terapi estrogen mengalami risiko kenaikan kadar kolesterol darahnya (Wiryowidagdo & Sitanggang, 2002). 4. Obat- obat Hiperlipidemia 1) Inhibitor HMG KoA reduktase (statin), obat yang sangat efektif dalam menurunkan kolesterol total dan LDL. Statin mempunyai sedikit efek samping dan merupakan obat pilihan pertama. Inhibitor HMG KoA reduktase memblok sintesis kolesterol dalam hati (yang mengambil sebagian besar obat). Hal ini menstimulasi ekspresi lebih banyak enzim, cenderung untuk mengembalikan sintesis kolesterol menjadi normal bahkan pada saat terdapat obat. Akan tetapi, efek kompensasi ini tidak lengkap dan pengurangan kolesterol dalam hepatosit menyebabkan peningkatan ekspresi reseptor LDL, yang meningkatkan bersihan kolesterol dari plasma. Statin menurunkan kolesterol plasma terutama dengan meningkatkan jumlah reseptor LDL, adalah kegagalan obat untuk bekerja pada pasien dengan hiperkolesterolemia familial homozigot (yang tidak mempunyai reseptor LDL). 2) Resin pertukaran anion. Kolesteramin dan kolestipol adalah bubuk yang digunakan dengan cairan. Kedua obat ini meningkatkan ekskresi asam empedu, menyebabkan lebih banyak kolesterol yang diubah menjadi asam empedu. Penurunan konsentrasi kolesterol hepatosit menyebabkan kompensasi peningkatan aktivitas HMG KoA reduktase dan jumlah reseptor LDL. 3) Asam nikotinat mengurangi pelepasan VLDL dan kemudian menurunkan trigliserida plasma (sekitar 30-50%). Asam nikotinat juga menurunkan kolesterol (sebanyak 10-20%) dan meningkatkan HDL. Asam nikotinat merupakan obat penurun lipid pertama untuk

7 mengurangi mortalitas keseluruhan pada pasien dengan penyakit arteri koroner, namun penggunaannya dibatasi karena efek samping yang meliputi kemerahan yang diperantarai prostaglandin, pusing, dan palpitasi. 4) Fibrat (misalnya gemfibrozil, bezafibrat) menghasilkan penurunan ringan pada LDL (sekitar 10%) dan peningkatan HDL (sekitar 10%). Sebaliknya, fibrat menyebabkan penurunan bermakna pada trigliserida plasma (sekitar 30%). Fibrat bekerja sebagai ligan untuk reseptor trnskripsi nukleus, reseptor alfa peroksisom yang diaktivasi proliferator (PPAR-α, peroxisomeproliferator-activated receptor alpha), dan menstimulasi aktivitas lipoprotein lipase. Fibrat merupakan obat lini pertama pada pasien dengan kadar trigliserida plasma yang sangat tinggi yang beresiko mengalami pankreatitis. 5) Inhibitor pada absorpsi kolesterol usus. Ezetimib menurunkan penyerapan kolesterol (dan fitosterol) dan menurunkan kolesterol LDL sekitar 18% dengan sedikit perubahan pada kolesterol HDL. Hal ini mungkin sinergis dengan statin sehingga menjadi terapi kombinasi yang baik (Neal, 2005). 6) Asam lemak omega-3. Minyak ikan, kaya akan asam lemak omega-3 yaitu asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam docasahexaenoic (DHA). Minyak ikan menurunkan sintesis VLDL, dengan demikian dapat juga menurunkan kadar kolesterol. Contoh obatnya yaitu Maxepe yang terdiri atas 18% asam eicosapentaenoic dan 12% asam docasahexaenoic diberikan dengan dosis 10 kapsul sehari (Sudoyo et al., 2007). E. Landasan Teori Hiperlipidemia merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol dan/atau trigliserida (Sudoyo et al., 2008). Hiperlipidemia dapat mengakibatkan terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung. Trigliserida

8 merupakan salah satu lipid yang dapat mengakibatkan terjadinya hiperlipidemia jika kadarnya dalam darah >150 mg/dl (Soeharto, 2001). Pada penelitian yang berhubungan dengan hiperlipidemia, model pemberian diet tinggi lemak diperlukan untuk mendapatkan keadaan hiperlipidemia pada hewan uji sesuai dengan waktu yang dibutuhkan. Pakan tinggi lemak dibuat dari bahan-bahan yang mempunyai kandungan lemak yang tinggi, sebagai contoh bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, kuning telur ayam dan bebek, mentega, dan lemak sapi. Kuning telur dan lemak sapi banyak mengandung kolesterol, mentega banyak mengandung trigliserida. Berdasarkan pertimbangan tersebut diharapkan pemberian diet tinggi lemak dengan komposisi tersebut dapat meningkatkan kadar trigliserida. Penelitian tentang pengaruh pemberian model diet tinggi lemak sudah banyak dilakukan seperti pada penelitian Hendra et al (2011) yang menyatakan bahwa pemberian komposisi pakan diet tinggi lemak dengan komposisi kuning telur 100 gram dan lemak babi 50 gram dapat menaikkan kadar kolesterol sebesar 91% mulai hari ke-14 dan menaikkan kadar trigliserida sebesar 87% mulai hari ke-30. Penelitian Otunola et al (2010) menyatakan bahwa pemberian diet tinggi lemak dengan komposisi minyak kacang 25% dan kolesterol 1% dapat secara signifikan meningkatkan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida pada tikus. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian diet tinggi lemak terhadap kadar trigliserida yang dapat digunakan sebagai acuan penelitian tentang hiperlipidemia di masa yang akan datang. F. HIPOTESIS Pemberian diet tinggi lemak berpengaruh terhadap kadar trigliserida pada tikus putih.