67 V. GAMBARAN UMUM PERUM PERHUTANI 5.1. Profil Perum Perhutani 5.1.1. Visi dan Misi Perum Perhutani Perum Perhutani adalah salah satu Badan Umum Milik Negara di lingkup Departemen Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesia. Perum Perhutani diberi tugas dan wewenang untuk penyelenggaraan perencanaan, pengurusan, pengusahaan dan perlindungan hutan di wilayah kerjanya di Pulau Jawa, tidak termasuk kawasan hutan di wilayah DKI Jakarta. Perum Perhutani melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan berprinsip pada kelestarian yang berkesinambungan dalam pemanfaatan hutan secara optimal. Kegiatan Perum Perhutani secara garis besar meliputi : bidang perencanaan, pembinaan hutan, produksi, industri, pemasaran, dan pengamanan hutan. Sebagai Perusahaan Badan Umum Milik Negara, visi Perum Perhutani adalah Pengelolaan sumberdaya hutan sebagai ekosistem di Pulau Jawa secara adil, demokratis, efisien, dan profesional guna menjamin keberlanjutan fungsi dan manfaatnya untuk kesejahteraan masyarakat. Sementara misi dari Perum Perhutani, meliputi : 1. Melestarikan dan meningkatkan mutu sumberdaya hutan dan mutu lingkungan hidup. 2. Menyelenggarakan usaha dibidang kehutanan berupa barang dan jasa guna memupuk keuntungan perusahaan dan memenuhi hajat hidup orang banyak. 3. Mengelola sumberdaya hutan sebagai ekosistem secara partisipatif sesuai dengan karakteristik wilayah untuk mendapatkan manfaat yang optimal bagi perusahaan dan masyarakat.
68 4. Memberdayakan sumberdaya manusia melalui lembaga perekonomian masyarakat untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian. 5.1.2. Perkembangan Bentuk Hukum Perum Perhutani Perum Perhutani pertama kali dibentuk pada awal Pra Pembangunan Lima Tahun (Pelita) Tahun 1966, dengan nama Perusahaan Kehutanan, yang bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Perusahaan ini berfungsi mengelola sumberdaya hutan di Indonesia dengan areal tersebar di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, KalimantanTengah, dan Kalimantan Timur. Dalam perkembangannya, Perhutani mengalami beberapa perubahan bentuk hukum dan kewenangannya. Hal ini terkait dengan dikeluarkannya beberapa Surat Keputusan Menteri Pertanian dan Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Hutan di Indonesia. Beberapa Surat Keputusan dan Peraturan Pemerintah tersebut adalah : 1. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 30/12/1966 tentang peralihan tanggung jawab Badan Pimpinan Umum Perusahaan Kehutanan Negara (BPU Perhutani) kepada Dirjen Kehutanan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 1969 tentang pengalihan bentuk Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Perseroan. Dalam hal ini Perhutani berubah menjadi PT. Perhutani (Persero). 3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 1972 tentang dibentuknya Perusahaan Umum Kehutanan Negara dengan wilayah kerja Unit I Jawa Tengah dan Unit II Jawa Timur. Dalam hal ini PT. Perhutani menjadi Perum Perhutani.
69 4. Peraturan Nomor 2 tahun 1978 tentang adanya tambahan unit produksi Perum Perhutani di wilayah Jawa Barat yang diperkuat dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 143/Kpts/Um/1978. 5. Pembentukan Departemen Kehutanan pada 16 Maret 1983, di mana Perum Perhutani menjadi salah satu BUMN di bawah naungannya. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 1998 tentang tata cara pembinaan dan pengawasan Perusahaan Jawatan, Perusahaan Umum, dan Persero. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2001 tentang pengaturan Perum Perhutani yang berada di bawah naungan Departemen Kehutanan dan Perkebunan dan pengaturan perubahan bentuk Perusahaan Umum menjadi Persero. Dengan demikian Perum Perhutani berubah menjadi PT. Perhutani (Persero). 8. Peraturan Pemerintah Nomor 30/MBU/2003 tentang peralihan kembali PT. Perhutani (Persero) menjadi Perum Perhutani. 5.1.3. Pengabdian Masyarakat Dalam rangka mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan serta terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja, kesempatan berusaha dan pemberdayaan masyarakat, perlu ditingkatkan partisipasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memberdayakan dan mengembangkan kondisi ekonomi, kondisi sosial masyarakat dan lingkungan sekitarnya, melalui program kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan program bina lingkungan. Sejalan dengan tujuan dan peraturan pemerintah dalam program kemitraan serta bina lingkungan, maka Perum Perhutani mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
70 program tersebut disesuaikan dengan misi dan visi perusahaan. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di Perum Perhutani pada dasarnya memprioritaskan masyarakat desa hutan serta usaha kecil yang kegiatan usahanya berkaitan dengan bidang kehutanan. Program kemitraan merupakan program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN yang diberikan dalam bentuk pemberian pinjaman modal kerja secara bergulir kepada pengrajin/kelompok tani hutan yang berada di dalam dan luar kawasan hutan. Untuk kegiatan bina lingkungan, Perum Perhutani telah melakukan Program Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) sejak lama dan ditingkatkan mulai tahun 1982, di mana program tersebut sangat spesifik dengan obyek sasaran pokok adalah masyarakat yang berada di sekitar hutan (± 6100 desa). Sejak tahun 2001 program PMDH tersebut lebih ditingkatkan menjadi Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM), di mana program tersebut menjadi sistem pengelolaan hutan Perum Perhutani di pulau Jawa. 5.2. Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Sumedang 5.2.1. Profil Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Sumedang 1. Luas Kawasan Hutan Luas kawasan hutan Perum Perhutani KPH Sumedang sampai tahun 2005 mencapai 37 569.95 Ha, terbagi dalam dua kelas perusahaan yaitu jati dan pinus. Secara lengkap luas KPH Sumedang dapat dilihat pada Lampiran 3.
71 Batas KPH Sumedang berdasarkan administrasi pengelolaan hutan, meliputi : (1) sebelah Barat berbatasan dengan KPH Bandung Utara dan Purwakarta, (2) sebelah Timur berbatasan dengan KPH Majalengka, (3) sebelah Utara berbatasan dengan KPH Indramayu dan Majalengka, dan (4) sebelah Selatan berbatasan dengan KPH Bandung Utara dan Garut. 2. Wilayah Kerja Wilayah Kerja KPH Sumedang sampai dengan tahun 2005, meliputi dua Sub Kesatuan Pemangku Hutan (SKPH), yaitu SKPH Sumedang Utara dan Sumedang Selatan, 11 Badan Kesatuan Pangkuan Hutan (BKPH), dan 35 Resort Pangkuan Hutan (RPH). Secara lengkap mengenai wilayah kerja Perum Perhutani KPH Sumedang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Wilayah Kerja KPH Sumedang Per SKPH, Tahun 2005 No. Daerah Luas (Ha) 1. SKPH Sumedang Utara 1. Songgom 22 673.19 2. Buahdua 2 729.05 3. Conggeang 2 052.23 4. Ujungjaya 5 899.18 5. Tomo Utara 3 300.81 6. Tomo Selatan 5 302.93 2. SKPH Sumedang Selatan 1. Cadasngampar 14 896.76 2. Manglayang 5 602.33 3. Tampomas 3 478.50 Jumlah 37 569.95 Sumber : BPS, 2006. Dalam penelitian ini, lahan Perum Perhutani KPH Sumedang yang digunakan dalam kemitraan dengan petani vanili (KTH Bagjamulya) terletak di BKPH Tampomas
72 tepatnya di RPH Tanjungkerta petak 11a. BKPH Tampomas terdiri dari tiga RPH yaitu RPH Naluk, RPH Narimbang, dan RPH Tanjungkerta. Lebih lengkap mengenai luas hutan tiap-tiap RPH pada BKPH Tampomas dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Luas Hutan RPH di Kawasan BKPH Tampomas, Tahun 2005 RPH Nomor Petak Luas (Ha) Persentase (%) 1 213.3 14 2 170.7 11 3 144.4 9 Narimbang 4 86.9 6 5 237.1 15 6 683.0 45 Jumlah 1 535.4 100 7 98.8 6 8 168.8 11 9 121.5 8 Naluk 10 176.7 11 16 982.2 62 17-21 41.0 2 Jumlah 1 589.0 100 11 69.3 21 12 83.2 25 Tanjungkerta 13 72.8 22 14 71.3 21 15 35.9 11 Jumlah 332.5 100 Sumber : BPS, 2006.