BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kegiatan pengangkutan baik orang maupun barang telah ada sejak zaman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau barang yang peruntukannya untuk umum atau pribadi. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari bidang kegiatan transportasi atau

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan menyadari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, dan lain sebagainya membutuhkan sarana dan prasarana yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DARAT

BAB I PENDAHULUAN. Dikatakan sangat vital karena sebagai suatu penunjang penting dalam maju

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara Hukum, sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

KAJIAN YURIDIS TERHADAP LEGALITAS PENGOPERASIAN OJEK DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat penghubung pengangkutan antar daerah, untuk pengangkutan orang

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mencapai tujuan dan menciptakan maupun menaikan utilitas atau

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari

BAB II KAJIAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN BARANG. A. Sejarah dan Pengertian Pengangkutan Barang

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

DAFTAR ISI. SAMPUL DEPAN... i. SAMPUL DALAM... ii. PRASYARATAN GELAR SARJANA HUKUM... iii. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya yakni GOJEK. Perusahaan seperti GOJEK menyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya tekhnologi transportasi dan telekomunikasi. Perkembangan

Oleh : LANUGRANTO ADI NUGROHO C

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hakikat sebagai makhluk sosial. Proses interaksi tersebut bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. angkutan yang tertib, nyaman, cepat, lancar dan berbiaya murah. 1

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Pengangkutan menjadi penting karena. pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT DAN PENUMPANG ANGKUTAN UMUM. yang mengangkut, (2) alat (kapal, mobil, dsb) untuk mengangkut.

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok. Dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hidup pada era modern seperti sekarang ini, mengharuskan manusia

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran biaya tertentu untuk pengangkutan tersebut 2. Kedudukan pengirim dan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pengangkutan dapat dilakukan melalui darat, laut

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan pada khususnya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

KONSTRUKSI HUKUM PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU MENJADI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi

BAB II PENYELENGGARAAN JASA ANGKUTAN UMUM PADA PENGANGKUTAN DARAT

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN EVITA KARINA PUTRI JATUHNYA PESAWAT AIR ASIA DENGAN NOMOR PENERBANGAN QZ8501

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2010 ada unit sedangkan pada tahun 2015 ada

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk di dalamnya perkembangan aktivitas ekonomi. Masyarakat Indonesia

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEDUDUKAN HUKUM, OJEK ONLINE DAN PENGANGKUTAN

BAB I PENDAHULUAN. dahulu dalam melaksanakan kegiatannya yang diwujudkan dalam bentuk

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional disatu sisi telah meningkatkan

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan meningkatnya transaksi perdagangan luar negeri. Transaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi pribadi bagi kehidupan sehari-hari mereka. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, undang-undang yang mengatur asuransi sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

URGENSI PENGATURAN OJEK DI DAERAH SEBAGAI ANGKUTAN UMUM DALAM UNDANG-UNDANG. Artikel Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

III. METODE PENELITIAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG TANPA TIKET (ILLEGAL) DALAM PENGANGKUTAN DARAT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas perairan laut, sungai, dan danau.diatas teritorial daratan dan perairan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan nasional merupakan suatu upaya dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran, guna menunjang

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA TRANSPORTASI ONLINE UBER DAN GRAB DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ini guna menunjang transportasi yang dibutuhkan masyarakat Jakarta. Selain

BAB II PERJANJIAN SEBAGAI DASAR TERJADINYA PENGANGKUTAN DALAM UNDANG-UNDANG. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. telah diperjanjikan dan berlaku sebagai undang-undang. Persetujuan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. pulau-pulau di dunia. Seperti diketahui bahwa Negara Indonesia merupakan tentang Wawasan Nusantara yang meliputi:

BAB I PENDAHULUAN. empat untuk menyuplai pasokan barang kebutuhan dalam jumlah yang banyak.

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANGKUTAN TERHADAP KERUSAKAN BARANG YANG DIANGKUT DALAM TRANSPORTASI LAUT

I. PENDAHULUAN. Masyarakat sangat bergantung dengan angkutan umum sebagai tranportasi penunjang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PENGANGKUTAN, TANGGUNG JAWAB HUKUM DAN PENGIRIMAN BARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sarana dan prasarana pendukung salah satunya adalah sarana

BAB I PENDAHULUAN. maupun orang, karena perpindahan itu mutlak diperlukan untuk mencapai dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi menunjukkan capaian yang cukup menggembirakan akhirakhir. persen, sebagaimana tersaji dalam tebel berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. bidang transportasi dalam penyediaan sarana transportasi. Pemerintah juga melakukan. peningkatan pembangunan di bidang perhubungan.

BAB I PENDAHULUAN. transportasi umum yang tersedia. Di dalam Pasal 1 ayat 10 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sangat membantu kehidupan manusia. Tidak hanya dalam bentuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari bidang kegiatan transportasi atau pengangkutan sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari aktifitas kehidupan masyarakat Indonesia. Kegiatan pengangkutan baik orang maupun barang telah ada sejak zaman dahulu kala hingga sekarang. Banyak perbedaan yang terjadi dalam hal pengangkutan, terutama dari hal apa yang digunakan untuk mengangkut atau alat angkut, baik mengangkut barang maupun orang. Pengangkutan mendukung kegiatan manusia di segala bidang, sehingga pengangkutan sangat penting dalam kehidupan manusia dari zaman tradisional hingga zaman modern seperti sekarang. Di Indonesia pengangkutan berupa barang dan/atau jasa sangat penting untuk terus dikembangkan karena sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan negara dengan keadaan geografis yang terbilang unik yaitu terdiri dari ribuan pulau, perairan yang terdiri dari sebagian besar laut (sehingga disebut negara maritim), sungai dan danau yang bisa memungkinkan pengangkutan dilakukan dari jalur darat, laut dan udara guna menjangkau seluruh wilayah Indonesia. 1 Negara Indonesia adalah negara hukum. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang- hlm. 5. 1 Abdulkadir Muhammad, 2000, Hukum Perdata Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1

Undang Dasar 1945 merupakan hukum tertinggi dalam hierarki Peraturan Perundangundangan di Indonesia. Hukum yang berlaku di Indonesia merupakan suatu sistem yang masing-masing bagian atau komponen saling berhubungan dalam arti saling memengaruhi dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu ketertiban dan keteraturan manusia dalam masyarakat. 2 Hal tersebut sesuai dengan pengertian sistem itu sendiri, yang berarti merupakan tatanan atau kesatuan yang utuh, teratur, dan terdiri dari berbagai unsur yang saling berkaitan erat satu sama lain kemudian membentuk suatu totalitas. Menarik dari hubungan tujuan sistem hukum positif Indonesia dan UUD NRI 1945, dapat terlihat bahwa terdapat beberapa hal yang ingin dicapai oleh negara. Salah satunya adalah memajukan kesejahteraan umum, sebagaimana tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945, selain sebagai tujuan, perihal kesejahteraan umum ini juga menunjukkan tugas negara. Peran negara kepada bangsa Indonesia ini dalam hal untuk mencapai kesejahteraan masyarakat Indonesia. Tugas pemerintah negara Indonesia berkaitan dengan kesejahteraan yaitu memberikan perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat, baik di bidang politik, maupun di bidang sosial budaya-ekonomi. Kesejahteraan selalu bersinggungan erat dengan pembangunan. Pembangunan dapat muncul dan dilaksanakan dari bidang manapun, termasuk pada bidang ekonomi yang tidak dielakkan lagi menjadi sentral di antara bidang lainnya yang saling 13 2 Muhammad Bakri, Pengantar Hukum Indonesia, Penerbit IKIP Malang, Malang, 1995, hlm. 2

berhubung dan berkesinambungan. Sebab pembangunan pada bidang ekonomi memiliki pengaruh tersendiri terhadap bidang lain, dan nantinya akan berhadapan dengan konsekuensi-konsekuensi masalah sosial yang berwujud ketertiban sosial, misalnya yang terjadi pada bidang transportasi, pendidikan, dan tenaga kerja. Dalam mencapai kesejahteraan tersebut, tentu akan berbenturan dengan berbagai persoalan-persoalan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu persoalan yang cukup problematis pada kesejahteraan masyarakat di Indonesia sekarang ini, adalah berkenaan dengan mobilitas masyarakat. Jika disederhanakan, maka persoalan tersebut berkenaan dengan permasalahan yang paling sering dijumpai di seluruh daerah baik kota-kota besar, kota-kota kecil, hingga daerah pedesaan, adalah permasalahan mengenai transportasi publik Peran penting jasa transportasi ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barang dari dan ke seluruh pelosok tanah air. Menyadari begitu besarnya peran transportasi, maka transportasi perlu untuk ditata dalam suatu sistem transportasi nasional yang terpadu untuk mewujudkan tersedianya jasa transportasi yang aman, nyaman, cepat, teratur, dan dengan biaya yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Pentingnya pengangkutan ditunjukkan untuk membantu orang dan/atau barang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Pengangkutan itu merupakan perpindahan tempat, baik benda-benda maupun orang-orang. 3 3 Sution Usman Adji, Djoko Prakoso dan Hari Pramono, 1991, Hukum Pengangkutan di Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, hal.1 3

Peranan pengangkutan di dalam dunia perdagangan bersifat mutlak, sebab tanpa pengangkutan, perusahaan tidak mungkin dapat berjalan. Barang-barang yang dihasilkan oleh produsen atau pabrik-pabrik dapat sampai di tangan pedagang atau pengusaha hanya dengan jalan pengangkutan, dan seterusnya dari pedagang atau pengusaha kepada konsumen juga harus menggunakan jasa pengangkutan. Pengangkutan di sini dapat dilakukan oleh orang, kendaraan yang ditarik oleh binatang, kendaraan bermotor, kereta api, kapal laut, kapal sungai, pesawat udara dan lain-lain. Masalah yang ada sekarang adalah terkait dengan penyediaan alat transportasi masal yang memadai, nyaman, aman, murah, serta tepat waktu. Dengan terpenuhinya hal tersebut maka sudah pasti akan turut meningkatkan kemakmuran masyarakat. Karena dengan hal tersebut, jasa pengangkutan menjadi lebih efisien dan menghemat waktu Menurut Purwosutjipto, pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan pengirim, dimana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan diri dengan membayar uang angkutan. 4 Hal lain dalam kebutuhan akan transportasi yang tidak kalah penting adalah kebutuhan kenyamanan, keamanan, kelancaran pengangkutan yang menunjang pelaksanaan pengiriman barang, perdagangan, pariwisata maupun pendidikan. 5 4 Ibid, hlm. 6 5 Abdulkadir Muhammad I, op.cit, hlm. 7. 4

Dewasa ini perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan tidak dapat dihindari berdampak pada kondisi ekonomi, sosial, politik dan bidang-bidang lainnya dalam masyarakat, tidak terkecuali bidang transportasi. Semakin majunya teknologi yang ada, memberi kesempatan bagi masyarakat untuk dapat mempermudah segala kegiatan sehari-sehari. Contohnya adalah smartphone, semakin canggihnya perkembangan teknologi dalam telepon genggam, kini memudahkan penggunanya melakukan aktifitas sehari-hari, termasuk dalam hal pengangkutan baik orang dan/atau barang. Semakin majunya teknologi mengakibatkan semakin berkembangnya transportasi yang ada. Dengan majunya teknologi dan ilmu pengetahuan maka semakin mudah pula dalam memperoleh transportasi, hal ini yang terjadi dan marak setahun terakhir yaitu fenomena ojek online. Ojek online merupakan sarana pengangkut berbasis teknologi yang memungkinkan pengguna jasa menggunakan jasa dari sarana pengangkut berupa kendaraan bermotor ini dimana saja dan kapan saja, dengan memanfaatkan teknologi pada smartphone. Ojek online beberapa tahun terakhir ini sudah menjadi pekerjaan yang menjanjikan bagi banyak orang baik pria maupun wanita di tengah maraknya pemutusan hubungan kerja. Hanya dengan menggunakan aplikasi dalam smartphone setiap orang dapat menggunakan transportasi berupa ojek online untuk mengangkut barang maupun orang, yang bisa di panggil kapan saja dan dimana saja. Ojek online merupakan sarana transportasi darat yang menggunakan kendaraan roda dua (sepeda motor) dengan berpelat hitam, berbasis teknologi yang menandai bahwa angkutan umum ini tidak mempunyai legalitas sah dari pemerintah untuk 5

mengangkut penumpang dari satu tujuan ke tujuan lainnya kemudian menarik bayaran. Ojek online telah menjadi angkutan umum yang banyak digemari sebagian masyarakat baik di kota kecil, maupun kota besar karena fleksibel dalam kegiatannya, bisa menjangkau tempat yang tidak dilalui angkutan umum seperti angkutan kota (angkot), bus, atau jenis angkutan umum beroda empat lain. Ojek online bisa masuk dan melalui gang-gang sempit, jalan-jalan kecil, sehingga mampu menyediakan layanan door to door. Bahkan ojek online dinilai cepat, lincah dan efisien untuk melewati maupun menghindari kemacetan di jalan. Adanya ojek online menimbulkan perbedaan pendapat bagi sebagian pihak. Ojek online memiliki nilai positif untuk sebagian anggota masyarakat, yang memerlukan jasanya, karena mudah untuk dipanggil, kapan saja dan dimana saja dengan menggunakan dan memanfaatkan media aplikasi ojek online dalam smartphone yang kini dimiliki hampir oleh setiap masyarakat dari berbagai lapisan di Indonesia namun demikian, dibalik banyaknya hal yang menguntungkan dari ojek online ini, di sisi lain sekaligus memberi kerugian bagi sebagian masyarakat lainnya yang tidak mendapat penghasilan yang memuaskan akibat dari beroperasinya ojek online ini. Dilema lainnya, pada satu sisi, keberadaan ojek online dianggap sangat membantu masyarakat dalam memecahkan kendala terhadap tersedianya angkutan umum sebagai angkutan alternatif. Sisi lain memperlihatkan bahwa keberadaan ojek online dianggap bermasalah dalam legalitas, karena secara normatif tidak memiliki hukum yang mengatur ojek online sebagai sarana pengangkut secara jelas. 6

Ojek online yang ada saat ini tercipta dari adanya hubungan kerja antara pengusaha dengan pengemudi ojek online sebagai pekerja. Pengusaha yang dalam hal ini adalah sebuah perusahaan berbentuk perseroan terbatas menjadi jembatan penghubung antara konsumen dengan para pekerja ojek online, dengan pembagian hasil 80% (delapan puluh persen) untuk para pekerja dan 20% (dua puluh persen) untuk perusahaan sehingga perusahaan tidak memberikan gaji secara berkala, melainkan para pekerja ojek online memperoleh pendapatan dari setiap pesanan yang masuk. Perusahaan ojek online menyatakan bahwa hubungan kerja yang terjadi antara perusahaannya dengan para pekerja bukan antara majikan dan buruh karena para pekerja ojek online dapat menolak pesanan yang masuk dan memberikan kepada pekerja yang lain dengan kata lain tidak ada keharusan untuk mengerjakannya, dalam hubungan ini perusahaan sering menyebut para pengendara ojek online sebagai mitra kerja bukan buruhnya. Demikian pula halnya apabila perkerja ojek online berhenti bekerja, tidak akan dikenakan sanksi apapun karena tidak ada kontrak secara tertulis yang dibuat ketika para pekerja ojek online ini menyatakan untuk bergabung sebagai pekerja ojek online. Pekerjaan ojek online menuntut pekerjanya untuk bekerja di jalan raya mengangkut orang maupun barang, sehingga rentan mengalami kecelakaan kerja. Namun hal ini belum diperhitungkan oleh perusahaan ojek online sebagai perusahaan yang menaungi para pekerja ojek online. Belum adanya asuransi terhadap keselamatan para pekerja ojek online saat melakukan pekerjaannya mengakibatkan kurangnya perlindungan dalam hal keselamatan kerja yang diberikan perusahaan terhadap 7

pekerjanya, padahal angka kecelakaan di jalan terutama sepeda motor terus meningkat setiap tahunnya. Belum adanya aturan yang jelas mengenai ojek dalam Undang-Undang memunculkan polemik bagaimana kedudukan hukum ojek khususnya ojek online sebagai sarana pengangkutan orang dan/atau barang, apakah kemudian ojek online bisa mendapat perlindungan secara hukum apabila mengalami hal-hal yang tidak diinginkan dalam melakukan pekerjaan, seperti ganti rugi dari perusahaan tempat para pengemudi ojek online ini bekerja, asuransi yang diberikan perusahaan terhadap para pengemudi ojek online dalam hal keselamatan kerja serta dapatkah pengemudi ojek online diberi sanksi karena dianggap melanggar. Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan kajian secara normatif dan menguraikan pembahasan mengenai Kedudukan Hukum Ojek Online Sebagai Sarana Pengangkut Orang dan/atau Barang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah pengaturan Ojek Online sebagai pengangkut orang dan/atau barang ditinjau dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan? 2. Bagaimanakah kedudukan hukum ojek online sebagai sarana pengangkutan? 8

1.3. Ruang Lingkup Masalah Untuk menghindari pembahasan yang menyimpang dan keluar dari permasalahan yang dibahas maka perlu terdapat pembatasan dalam ruang lingkup masalah, adapun pembatasannya adalah sebagai berikut. 1. Pertama akan membahas mengenai mengenai pengaturan terkait ojek online sebagai pengangkut orang dan/atau barang dilihat berdasarkan Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 2. Kedua akan membahas mengenai kedudukan hukum ojek online di Indonesia. 1.4. Orisinalitas Penelitian Kedudukan Hukum Ojek Online sebagai Pengangkut Orang dan/atau Barang ditinjau dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ini merupakan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli penulis dan belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Udayana. Namun ada skripsi yang mengangkat tentang ojek dan ojek online dengan pembahasan yang berbeda, yaitu sebagai berikut. No. Judul Rumusan Masalah 1 Tanggung Jawab Pengemudi Ojek Sepeda Motor Dalam Hal Terjadinya Kecelakaan Penumpang Ditinjau Dari Aspek Hukum Perlindungan Konsumen 1. Bagaimanakah tanggung jawab pengemudi ojek sepeda motor terhadap penumpang yang mengalami kecelakaan ditinjau dari aspek hukum 9

perlindungan konsumen? Oleh : Ni Kadek Darmayanti 2. Bagaimanakah penyelesaian yang dapat ditempuh Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar 2015 2. Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Go-Jek Atas Penyalahgunaan Data Pribadinya Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik penumpang ojek sepeda motor apabila mengalami kecelakaan? 1. Bagaimanakah hubungan hukum antara perusahaan Go- Jek, pengemudi Go-Jek, dan pengguna jasa Go-Jek? 2. Bagaimanakah bentuk perlindungan hukum terhadap pengguna jasa Go-Jek atas Oleh : I Gusti Ayu Dea Ranti Ranita Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar 2016 penyalahgunaan pribadinya? data 1.5. Tujuan Penelitian 10

Dalam penulisan skripsi ini akan dikemukakan tujuan umum dan tujuan khusus. Kedua tujuan tersebut dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut. 1.5.1. Tujuan umum 1. Untuk mengetahui pengaturan ojek online sebagai pengangkut orang dan/atau barang ditinjau dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 2. Untuk mengetahui kedudukan hukum ojek online di Indonesia. 1.5.2. Tujuan khusus 1. Untuk memahami lebih dalam mengenai pengaturan ojek online sebagai pengangkut orang dan/atau barang ditinjau dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 2. Untuk memahami lebih dalam mengenai kedudukan hukum ojek online di Indonesia. 1.6. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Adapun kedua manfaat tersebut adalah sebagai berikut. 1.6.1. Manfaat teoritis a Untuk memahami secara lebih mendalam tentang ilmu hukum dalam teorinya. Diharapkan penulisan ini memberikan manfaat secara akademis bagi disiplin ilmu Hukum Pengangkutan khususnya, berkaitan dengan pengaturan hukum, perlindungan, dan tanggungjawab dari pekerja ojek online. 11

b Memberi gambaran mengenai pengaturan ojek online sebagai sarana pengangkut barang dan/orang dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Angkutan Umum dan Jalan Raya. 1.6.2. Manfaat praktis a Untuk mengimplementasikan teori dan aturan aturan hukum yang berkaitan dengan ojek online sebagai sarana pengangkut orang dan/atau barang yang ada di Indonesia. b Karya tulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai panduan untuk mengetahui kedudukan hukum ojek online dalam tata hukum Indonesia dilihat dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sehingga nantinya dengan penulisan karya ilmiah ini bisa bermanfaat bagi pemecahan masalah secara praktis. 1.7. Landasan Teoritis Berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diharapkan dapat membantu mengatur dan mengkoordinasi angkutan-angkutan umum dan pengendara di jalan raya agar semakin tertib. Angkutan-angkutan umum ini berperan sebagai pengangkut orang dan/atau barang untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan kegiatannya. Pembahasan pembangunan aspek hukum transportasi tidak terlepas dari efektivitas hukum pengangkutan itu sendiri. Pengangkutan di Indonesia diatur dalam KUH Perdata pada Buku Ketiga tentang perikatan, kemudian dalam KUH Dagang pada Buku II titel ke V. Selain itu pemerintah telah mengeluarkan kebijakan di 12

bidang transportasi darat yaitu dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai Pengganti UU No. 14 Tahun 1992, serta Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan. Pengangkutan sebagai salah satu sarana dalam pengembangan pembangunan terus mengalami perkembangan. Salah satunya ojek yang dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua memungkinkan untuk lebih efektif dan efisien bagi masyarakat dalam melakukan kegiatan terutama di kota-kota besar yang memiliki mobilitas tinggi. Sarana pengangkut orang maupun barang berupa ojek tidak memiliki pengaturan hukum khusus dan tidak disebutkan secara tersrurat dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Ojek masih dinyatakan sebagai angkutan umum paratransit yang muncul karena beragam faktor yang melatarbelakanginya. Ojek memiliki potensi tersendiri yang dapat menguntungkan banyak pihak apabila memiliki aturan hukum. Fungsi transportasi yang rasional selalu diorientasikan kepada fungsi kedekatan dan kemudahan. 6 Perlunya aturan hukum mengenai ojek ini juga perlu menilik dari latar belakang munculnya para tukang ojek sendiri. Sebagian besar tukang ojek memiliki karakteristik latar sosial ekonomi yang serupa, yaitu latar tingkat pendidikan serta tingkat penghasilan yang rendah. Tidak sedikit pula ditemukan bahwa para tukang ojek tersebut menjadikan ojek sebagai mata pencaharian utama mereka alias tidak memiliki pekerjaan lain selain menjadi tukang ojek. 6 Hariadi, Permasalahan Moda Transportasi Perkotaan di Provinsi Sulteng, Ditlantas Polda Sulteng, 2010, hlm.1 13

Ada beberapa aspek yang perlu tercakup jika ojek online dimasukkan di dalam aturan perundang-undangan. Aspek-aspek tersebut antara lain. a. Keselamatan Aspek keselamatan adalah hal paling utama dan terpenting dalam penyelanggaran angkutan umum. Dengan memerhatikan keselamatan, berarti telah memerhatikan jaminan keamanan, perlindungan dan kenyamanan dalam perjalanan baik untuk pengemudi terlebih lagi untuk penumpang b. Tarif dan Identitas Pengendara Ojek Online Persoalan mengenai tarif angkutan umum seringkali mengundang polemik tersendiri, karena pada periode tertentu tarif akan berubah-ubah. Tarif tersebut akan memengaruhi tingkat permintaan dan penawaran angkutan umum nantinya, berdampak tidak hanya pada penyedia jasa angkutan, namun juga pada penumpang khususnya penumpang yang pada aktivitas dan kesehariannya memang bertumpu dengan mengandalkan angkutan umum. c. Pembinaan Pembinaan menjadi faktor yang cukup penting dalam membekali pengendara ojek online ketika terjun melaksanakan pekerjaannya sebagai pelaku pelayanan angkutan umum di masyarakat. d. Sanksi Administrasi Dilegalkannya ojek online, berarti memberikan payung hukum kepada pekerja ojek online sebagai pengendara. Sehingga jika nantinya ada pelanggaran, aturan ini tinggal diterapkan bersama sanksi apa yang diberikan. 14

Dalam menggunakan sarana pengangkut berupa ojek online, para pengguna jasa harus melakukan perjanjian melalui internet dalam aplikasi di smartphone atau gadget yang nantinya akan langsung terhubung dengan operator pusat yang akan memberikan kabar langsung pada pekerja ojek online yang berada di lapangan. Transportasi ojek online yang saat ini sangat diminati banyak masyarakat Indonesia ada karena perjanjian kerja yang mengakibatkan terciptanya hubungan kerja antara perusahaan ojek online dengan para pekerja sebagai pengemudi ojek online sebagai mitra kerjasama. a Pengertian hubungan kerja Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah. b Perjanjian kerja Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya disebut KUHPerdata) menyatakan bahwa Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya pada satu orang atau lebih. Hubungan kerja tercipta dari adanya perjanjian kerja yang disetujui oleh kedua belah pihak. Dalam Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang dimaksud dengan perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. 15

Perjanjian pengangkutan adalah suatu perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan pengirim/penumpang, di mana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat sedangkan pengirim/penumpang mengikatkan diri untuk membayar uang angkutannya. 7 Dengan memperhatikan perjanjian pengangkutan di atas, maka pihak-pihak dalam perjanjian pengangkutan adalah pengangkut dan penumpang/pengirim. Adapun sifat dari perjanjian pengangkutan adalah timbal balik yang artinya baik pengangkut maupun pengirim/penumpang masing-masing mempunyai kewajibannya sendiri. Di mana kewajiban pengangkut adalah menyelenggarakan pengangkutan dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan kewajiban pengirim/penumpang adalah membayar uang angkutan sebagai kontra prestasi dari penyelenggaraan pengangkutan yang dilakukan oleh pengangkut. Maka sifat hukum perjanjian pengangkutan adalah sebuah perjanjian untuk melakukan pelayanan berkala seperti yang tersebut dalam Pasal 1601 KUH Perdata. 8 1.8. Metode Penelitian 1.8.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai pada karya ilmiah ini adalah metode penelitian yuridis normatif, yaitu metode penelitian hukum yang terfokus pada mengkaji dari kaidah-kaidah, dan norma-norma dalam hukum positif. Tahapan pertama penelitian 7 HMN Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 3, Hukum Pengangkutan, Jembatan, Jakarta, 1981, hal. 2 8 Ibid. hlm. 8 16

hukum normatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan hukum obyektif (norma hukum), yaitu dengan mengadakan penelitian terhadap masalah hukum. Tahapan kedua penelitian hukum normatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan hukum subjektif (hak dan kewajiban). 9 1.8.2 Jenis Pendekatan Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan Perundang-undangan (Statute-aproach), yaitu pendekatan dengan menggunakan legislasi dan regulasi, penelitian dilakukan terhadap produk-produk hukum, di mana peneliti perlu memahami hierarki, dan asas-asas dalam peraturan perundangundangan. 10 Produk-produk hukum dalam hal ini adalah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (yang selanjutnya disebut UUD NRI 1945) serta Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 1.8.3 Bahan Hukum Bahan-bahan hukum yang digunakan bersumber dari studi kepustakaan, bahanbahan hukum ini terdiri dari: 9 Hardihan Rusli, Metode Penelitian Hukum Normatif, Law Review Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, No. 3 Tahun 2006, hlm. 50 10 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2013, hlm. 137 17

1. bahan hukum primer yaitu bahan-bahan yang bersifat autoritatif, yang artinya memiliki otoritas. 11 Bahan hukum primer ini bersumber dari peraturan perundang-undangan, di mana otoritas tertinggi adalah Undang-Undang Dasar, kemudian diikuti peraturan perundang-undangan di bawahnya yang diurutkan menurut hierarki tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia sebagaimana tertulis pada Undang-Undang nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Adapun bahan hukum primer yang digunakan dalam penulisan skripsi ini terdiri atas : UUD NRI 1945, KUH Perdata, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Umum, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan, dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Di Jalan Dengan Kendaraan umum. 2. bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang bersumber dari pendapat ilmiah para sarjana, dan literatur lainnya yang ada kaitannya dengan transportasi khususnya mengenai ojek. Secara runtut dapat ditulis sebagai berikut. a. Buku-buku teks yang ditulis oleh para pakar dan ahli hukum yang berpengaruh; b. Jurnal-jurnal dan makalah hukum; 11 Ibid, hlm. 181 18

c. Pendapat para sarjana; dan d. Berbagai kasus hukum yang berkaitan dengan ojek online, khususnya dengan legalitas ojek online sebagai angkutan umum. 3. bahan hukum tersier yaitu berupa kamus-kamus yang membantu menunjang pemahaman, memberi petunjuk, maupun memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Dalam skripsi ini bahan hukum tersier yang digunakan adalah kamus besar bahasa Indonesia. 1.8.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum Teknik pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan sistem bola salju (snow ball system) di mana teknik pengumpulan data ini di awali dengan pencarian literatur, dari satu literatur dengan merujuk pada daftar pustaka untuk kemudian di catat dan dilakukan pencarian literatur lainnya sesuai dengan permasalahan yang di teliti. Demikian untuk seterusnya sehingga bahan hukum telah dirasa cukup untuk membahas permasalahan. 1.8.5. Pengolahan dan Analisis Data Adapun teknik data didalam penulisan skripsi ini adalah data yang diperoleh baik dari kepustakaan maupun dari lapangan yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan mengambil data yang berkaitan erat dengan permasalahan dan data pendukung penyelesaian masalah, kemudian data tersebut disajikan dengan teknik deskripsi analisa. Analisis dilakukan dengan memaparkan isi hukum dengan menguraikannya secara lengkap dan jelas untuk selajutnya dilakukan 19

pengklasifikasian terhadap bahan-bahan tertulis melalui proses analisis dan dikaitkan dengan teori, konsep serta doktrin para sarjana. 20