BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat merupakan hal-hal yang harus segera ditanggapi dan. yang memiliki kompetensi, pengembangan kurikulum harus mampu

Keterampilan proses sains menurut Rustaman (2003, hlm. 94), terdiri dari : melakukan pengamatan (observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi),

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Jawa tengan berdasarkan peta kerawanan bencana gempa yang di. keluarkan oleh kementrian ESDM memiliki potensi goncangan saat gempa

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan mata pelajaran melalui pendekatan sciencetific learning

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aktivitas yang melibatkan kemampuan kognitif, afektif, maupun. UUD 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun pelajaran 2013/2014, pemerintah sudah menerapkan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada di tiga lempeng tektonik dunia, yaitu: Lempeng Indo-

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun Sumber: bnpb.go.id,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan, tantangan masa depan, kemajuan teknologi dan seni maka diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada bidang pendidikan. Perubahan dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. ajar dan pengalaman belajar yang di programkan, direncanakan dan dirancang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dalam mengajar. Ketersediaan bahan ajar pada setiap satuan pendidikan diatur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dian Mayasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. subduksi yaitu pertemuan Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan masa depan seseorang, dengan pendidikan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Later Belakang

BAB I PENDAHULUAN. guru, strategi pembelajaran, media pembelajaran, pengelolaan kelas, iklim

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulstiwa dan berada pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. terletakm pada 3 pertemuan lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia,

BAB I PENDAHULUAN. memajukan daya pikir manusia (Ibrahim, 2012 : 35). Perkembangan di. menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) berdasarkan Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang terjadi pada masyarakat, seperti dalam menghadapi bahaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peradaban dunia modern menuntut sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sebelum melaksnakan pembelajaran guru terlebih dulu membuat Rencana Proses Pembelajaran (RPP), judul penelitian ini terkait dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul. Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik pada Pembelajaran Subkonsep Fotosintesis di SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Kerangka Pikir Studi...

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : Bentuk Muka Bumi dan Penduduk Indonesia : 4 x pertemuan (8 x40 menit)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PROGRAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

BAB I PENDAHULUAN. Letak tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang kaya

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Cincin Api Pasifik/ Ring of Fire. Sumber:

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Tema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju

BAB I PEDAHULUAN. yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 ).

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

I. PENDAHULUAN. nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN dengan METODE SAINTIFIK DIREKTORAT PEMBINAAN

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diberlakukan untuk meningkatkan mutu serta hasil pendidikan

Informasi Umum Pendidikan Bencana Gempabumi di SD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat (Sudibyakto, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan dalam belajar. Jika sebelumnya pembelajaran

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal oleh masyarakat. penelitian telah menjadikan manusia yang pada awalnya tidak tahu menjadi tahu. Proses pembelajaran yang baik siswa tidak hanya menjadi pendengar tetapi harus bisa mengapresiasikan pembelajaran tersebut. Untuk itu pemerintah harus lebih meningkatkan pendidikan di Indonesia dengan cara membuat kurikulum dan mengembangkannya. Kurikulum merupakan salah satu unsur sumberdaya pendidikan yang memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Kurikulum 2013 didesain berdasarkan pada budaya dan karakter bangsa, berbasis peradaban, dan berbasis pada kompetensi. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran (Permendikbud, 2013). Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik yaitu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Materi kurikulum yang tersusun dalam silabus hanya pokok bahasan materi saja untuk memperlancar dan mempermudah pelaksanaan pembelajaran. Materi pembelajaran perlu dikembangkan terlebih dahulu dengan melengkapi semua materi yang akan di jadikan bahan ajar. Bahan pembelajaran merupakan komponen isi pesan dalam kurikulum yang harus disampaikan kepada siswa. Komponen ini memiliki bentuk pesan yang beragam, ada yang berbentuk fakta, opini, konsep, prosedur dan sebagainya. Komponen ini berperan sebagai isi atau materi yang harus dikuasai siswa dalam proses pembelajaran. 1

2 Bahan ajar memegang peranan penting dalam proses pembelajaran yang dapat menentukan keberhasilan siswa. Bahan ajar yang digunakan tidak hanya sekedar bahan ajar yang menyajikan informasi tetapi harus memenuhi kualifikasi tertentu. Pembelajaran efektif sangat diperlukan supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Bahan ajar juga di artikan sebagai bentuk bahan yang digunakan untuk membantu intruktur atau guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Makin terpenuhinya bahan ajar yang sesuai dengan materi dalam kurikulum, makin memudahkan pendidik dan peserta didik dalam menyerap dan memahami materi pembelajaran. Buku pengayaan merupakan salah satu bentuk tertulis dalam bahan ajar. Hasil pengembangan bahan ajar kebencanaan yang di lakukan oleh Nurdiana Purnamasari mahasiswa Universitas Muhamadiyah Surakarta dengan judul buku Cara Asyik Mengenal bencana memberikan tambahan buku penunjang kebencanaan. Buku tersebut banyak menjelaskan tentang macam-macam bencana alam yang ada di Indonesia dan apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana. Dalam bukunya banyak terdapat gambar- gambar yang menarik sehinga membuat siswa lebih asyik dalam belajar dan dapat mengembangkan imajinasinya. Tema dalam penelitian ini adalah kebencanaan dengan Cara Asik Mengenal Bencana pada siswa SMP kelas VII. Indonesia adalah negara rawan bencana seperti gempa bumi, tanah longsor, bencana banjir dan gunung meletus, untuk mengurangi korban jiwa banyak pihak mengusulkan agar diberi pemahaman tentang mengenal bencana alam. Pada peta kerawanan bencana, Indonesia merupakan daerah rawan bencana, dikerenakan Indonesia terletak pada dua lempeng samudra dan terdapat banyak gunung api aktif yang tersebar di Indonesia. Peta rawan banjir Surakarta dapat di lihat pada gambar 1.1 Pembelajaran kebencanaan adalah suatu bahan ajar yang dapat meningkatkan pengetahuan siswa terhadap bencana, dengan menggunakan media pembelajaran dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran menjadi lebih asik. Pendidikan kebencanaan di Sekolah dapat dilakukan menggunakan banyak media seperti membuat contoh berlindung dari gempa bumi dibuat dari kertas sehingga

3 siswa dapat mengetahui tindakan yang akan dilakukan saat terjadi bencana dan cara mengurangi resikonya. Berdasarkan program pengenalan lapangan bulan agustus lalu diketahui bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sambi masih kurang materi di Sekolah yang membahas tentang kebencanaan, sehingga siswa kurang paham dan mengerti tentang apa itu bencana yang sering kali terjadi di Indonesia. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, saya mengadakan penelitian dengan judul Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar Pengayaan Cara Asyik Mengenal Bencana Pada Materi Pembelajaran Keadaan Iklim Indonesia Untuk Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sambi.

4

5 2. Identifikasi Masalah Penelitian Identifikasi masalah penelitian berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, adalah sebagai berikut. a. Materi pembejalajaran keadaan iklim indonesia belum memiliki gambaran secara mendetail tentang kebencanaan dengan adanya pengembangan bahan ajar kebencanaan ini siswa dapat memahami tentang kebencanaan b. Bahan ajar kebencanaan cara asik mengenal bencana dapat menambah pemahaman tentang kebencanaan 3. Pembatasan Masalah Penelitian Proses penelitian agar mendapatkan arah yang jelas, maka peneliti membatasi masalah penelitian sebagai berikut. a. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII SMP N 1 Sambi dengan perlakuan kelas eksperimen dan kontrol. b. Penelitian ditekankan pada efektivitas pengunaan bahan ajar pengayaan Cara Asik Mengenal Bencana dalam pencapaian tujuan pembelajaran. 4. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarakan latar belakang di atas menjadi dasar untuk membuat perumusan masalah yaitu sebagai berikut : Bagaimana efektivitas pengunaan bahan ajar Cara Asyik Mengenal Bencana pada materi pembelajaran keadaan iklim indonesia untuk siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sambi? 5. Tujuan Penelitian Bedasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut : Mengetahui efektivitas pengunaan bahan ajar Cara Asyik Mengenal Bencana pada materi pembelajaran keadaan iklim indonesia untuk siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sambi.

6 6. Manfaat Penelitian Manfaat dilakukannya penelitian bagi siswa kelas VII SMP N 1 Sambi dapat dibagi menjadi dua, yaitu. a. Manfaat Teoritis Sebagai bahan kajian dan informasi bagi penelitian yang berkaitan dengan pengunaan materi kebencanaan b. Manfaat Praktis 1) Bagi Siswa, memberikan gambaran konkret pada materi yang diajarkan. 2) Bagi Peneliti, memberikan pengalaman langsung dalam pengaplikasian bahan ajar tentang kebencanaan. 3) Bagi Pendidik, meningkatkan pengetahuan akan kebencaan sehinga ketika terjadi sebuah bencana dapan menghadapi bencana tersebut dengan tenang.