KLASIFIKASI DAN PENINGKATAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN DFT (DISCRETE FOURIER TRANSFORM)

dokumen-dokumen yang mirip
Klasifikasi dan Peningkatan Kualitas Citra Sidik Jari Menggunakan FFT (Fast Fourier Transform) Salahuddin 1), Tulus 2), dan Fahmi 3)

KLASIFIKASI DAN PENINGKATAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN FFT (FAST FOURIER TRANSFORM)

Klasifikasi dan Peningkatan Kualitas Citra Sidik Jari Menggunakan FFT (Fast Fourier Transform)

PENINGKATAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN FFT (FAST FOURIER TRANSFORM)

ENHANCEMENT CITRA SIDIK JARI KOTOR MENGGUNAKAN TEKNIK HYBRID MORPHOLOGY DAN GABOR FILTER

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 8 Transformasi Fourier. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR DAN DISCRETE FOURIER TRANSFORM UNTUK NOISE FILTERING PADA CITRA DIGITAL

EKSPRESI EMOSI MARAH BAHASA ACEH MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 7 Transformasi Fourier. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

SAMPLING DAN KUANTISASI

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2016/2017

BAB III PENGOLAHAN DATA

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PERBANDINGAN METODE VEKTOR MEDIAN FILTERING DAN ADAPTIVE MEDIAN FILTER UNTUK PERBAIKAN CITRA DIGITAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Muhammad Nasir. Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km Lhokseumawe

g(x, y) = F 1 { f (u, v) F (u, v) k} dimana F 1 (F (u, v)) diselesaikan dengan: f (x, y) = 1 MN M + vy )} M 1 N 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

BAB 2 LANDASAN TEORI

STMIK AMIKOM PURWOKERTO PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. Transformasi Citra ABDUL AZIS, M.KOM

SISTEM PENGENALAN BUAH MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM dan EUCLIDEAN DISTANCE

PENGUJIAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI KOTOR MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

IMPLEMENTASI WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE DFT 2 DIMENSI

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

LAPORAN TUGAS AKHIR VISUALISASI TRANSFORMASI FOURIER UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA

PENINGKATAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN FFT (FAST FOURIER TRANSFORM) TESIS. Oleh SALAHUDDIN /TE

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 3 Pengolahan Titik (Point Processing) Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN

EKSTRAKSI CIRI CITRA TELAPAK TANGAN DENGAN ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT HAAR MENGGUNAKAN PENGENALAN JARAK EUCLIDEAN

ANALISA PERBANDINGAN VISUAL METHOD DAN LIQUID PENETRANT METHOD DALAM PERBAIKAN CITRA FILM RADIOGRAFI

PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS SCALED CONJUGATE GRADIENT

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pertemuan 2 Representasi Citra

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

IMPLEMENTASI PERBAIKAN SISI CITRA MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI FOURIER DAN FAST FOURIER TRANSFORM

IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL

Deteksi Citra Sidik Jari Terotasi Menggunakan Metode Phase-Only Correlation

PENGENALAN POLA PLAT NOMOR KENDARAAN BERBASIS CHAIN CODE

IMPLEMENTASI STEGANOGRAPHY MENGGUNAKAN ALGORITMA DISCRETE COSINE TRANSFORM

APLIKASI TRANSFORMASI HOUGH UNTUK EKSTRAKSI FITUR IRIS MATA MANUSIA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

IMPLEMENTASI DIGITAL WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE DISCRETE HARTLEY TRANSFORM (DHT)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keamanan data, namun sudah banyak teknologi yang diterapkan untuk menjaga

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan manusia lainnya berbeda-beda intonasi dan nadanya, maka

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

MAKALAH TRANSFORMASI FOURIER MATA KULIAH PENGOLAHAN CITRA OLEH: 1. RISKA NOR AULIA ( ) 2. DYA AYU NINGTYAS ( )

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 6 Restorasi Citra (Image Restoration) Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

LOGO PEMBERIAN TANDA AIR MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI RATA-RATA DENGAN DOMAIN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT. Tulus Sepdianto

10/11/2014 IMAGE SMOOTHING. CIG4E3 / Pengolahan Citra Digital BAB 7 Image Enhancement (Image Smoothing & Image Sharpening)

EFEK HIGH PASS FILTERING DENGAN KOEFESIEN NOL PADA CITRA BINER

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI

Transformasi Fourier dan Filtering

BAB II TI JAUA PUSTAKA

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt

ANALISIS PENGGUNAAN FILTER PADA SISTEM PENGENALAN PLAT NOMOR MENGGUNAKAN PHASE ONLY CORRELATION (POC)

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IDENTIFIKASI KEASLIAN MATA UANG RUPIAH MELALUI INVISIBLE INK BERBASIS FOURIER TRANSFORM MENGGUNAKAN NEURAL LEARNING VECTOR QUANTIZATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM)

ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 13 Kompresi Citra. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

KOMBINASI KRIPTOGRAFI DENGAN HILLCIPHER DAN STEGANOGRAFI DENGAN LSB UNTUK KEAMANAN DATA TEKS

PENERAPAN METODE MOST SIGNIFICANT BIT UNTUK PENYISIPAN PESAN TEKS PADA CITRA DIGITAL

BAB II LANDASAN TEORI

BINARISASI CITRA MENGGUNAKAN PENCOCOKAN PIKSEL

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. perancangan dan pembuatan akan dibahas dalam bab 3 ini, sedangkan tahap

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

PERBANDINGAN TEKNIK PENYEMBUNYIAN DATA DALAM DOMAIN SPASIAL DAN DOMAIN FREKUENSI PADA IMAGE WATERMARKING

One picture is worth more than ten thousand words

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan

PENGENALAN POLA SIDIK JARI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Perancangan aplikasi yang dibuat dalam skripsi ini menggunakan aturan

ijns.org Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 5 No 3 Agustus 2016

IDENTIFIKASI SIDIK JARI DENGAN DATA BERSKALA BESAR MENGGUNAKAN METODE HYBRID MINUTIAE DAN FILTER GABOR. Oleh : Siswo Santoso

Transkripsi:

KLASIFIKASI DAN PENINGKATAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN DFT (DISCRETE FOURIER TRANSFORM) Cilla Sundari 1, Muhammad Nasir 2, Hari Toha Hidayat 3 Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknologi Informasi dan Komputer, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Jalan Banda Aceh-Medan Km. 280,3 Buketrata, Lhokseumawe, 24301 PO.BOX 90 Telp. (0645) 42670, 42785 Fax 42785, Indonesia E-mail : 1 cila.sundari31@gmail.com, 2 masnaris@yahoo.co.id, 3 haritoha@pnl.ac.id. ABSTRAK Sidik jari merupakan suatu komponen biometrik yang sering digunakan sebagai alat identifikasi yang terbukti cukup efektif karena sifatnya yang universal, unik, dan permanen pada setiap manusia. Berdasarkan jenis nya sidik jari memiliki 4 jenis yaitu berminyak, normal, kering, dan kotor.sidik jari kering yang secara kasat mata dapat dilihat adanya garis yang terputus, sedangkan sidik jari berminyak yang licin memiliki minyak berlebih atau sering basah. Kondisi sidik jari kotor merupakan sidik jari kotor yang diakibatkan oleh debu, pulpen, tinta spidol dan lain-lain. Untuk mengatasi permasalahan tersebut ditawarkan satu alternatif untuk meningkatkan kualitas sidik jari yang terfokus pada sidik jari berjenis kering dengan menggunakan metode DFT. Klasifikasi citra sidik jari kering yang dilakukan berdasarkan nilai piksel ridge dan valley dengan tingkat keberhasilan tertinggi mencapai 96% dan keseluruhan keberhasilan klasifikasi 69%. Untuk peningkatan terbaik didapatkan pada nilai ambang D 0 = 0,2. Kata Kunci : sidik jari, klasifikasi, peningkatan, discrete fourier transform 1. PENDAHULUAN Sidik jari merupakan suatu komponen biometrik yang sering digunakan sebagai alat identifikasi yang terbukti cukup efektif karena guratan pada sidik jari melekat pada kulit manusia seumur hidup dan bersifat universal dan unik antara satu individu dengan individu lainnya. Pendeteksian sidik jari saat ini sering mengalami kesalahan yang diakibatkan oleh kondisi dari jenis sidik jari. Sidik jari memiliki beberapa jenis yaitu sidik jari normal, kering, berminyak, dan kotor. Sidik jari kering yang secara sentuhan kulit terasa lebih kasar, sedangkan sidik jari berminyak lebih terasa licin karena memiliki minyak berlebih atau sering berkeringat, dan sidik jari kotor sering diakibatkan oleh debu, pulpen, tinta spidol dan lain-lain[2]. Untuk mengatasi masalah tersebut ditawarkan salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas citra sidik jari kering dengan membuat aplikasi klasifikasi dan peningkatan kualitas citra sidik jari menggunakan DFT (Discrete Fourier Transform). Dengan metode tersebut diharapkan proses peningkatan kualitas citra sidik jari dapat dilakukan dengan lebih efektif dan lebih efesien. Metode ini digunakan untuk meningkatkan nilai ridge (gundukan) dan mengurangi nilai valley (lembah) pada citra sidik jari.hal ini dilakukan agar ridge (gundukan) pada citra sidik jari tidak terlalu rusak dan terlalu halus. Sebelumnya penelitian ini telah dilakukan oleh Salahuddin, Tulus, dan F.Fahmi (2013). Dengan judul Klasifikasi dan Peningkatan Kualitas Citra Sidik Jari Menggunakan FFT (Fast Fourier Trasform). Output dari aplikasi ini adalah sidik jari yang berkualitas rendah menjadi kualitas tinggi. Metode yang digunakan adalah FFT (Fast Fourier Transform) untuk sidik jari. Hasil peningkatan piksel ridge 97.52 % pada konstanta k=0,6, dan hasil verifikasi persentase matching sidik jari tertinggi pada nilai konstanta k=0,6 yaitu 54,29%.[4] Permasalahan dalam mengklasifikasi dan meningkatkan kualitas citra sidik jari dibatasi hal-hal sebagai berikut : a. Menghitung nilai ridge dan valley. b. Mengklasifikasi dan meningkatkan citra sidik jari kering dengan menggunakan DFT (Discrete Fourier Transform). c. Sidik jari tangan kanan dengan 5 posisi (normal, miring kanan, miring kiri, terbalik, dan ujung atas). 2. DISCRETE FOURIER TRANSFORM Menurut [5] Transformasi Fourier merupakan suatu proses yang banyak digunakan untuk memindahkan domain dari suatu fungsi atau obyek ke dalam domain frekuensi. Di dalam pengolahan citra digital, transformasi fourier digunakan untuk mengubah domain spasial pada citra menjadi domain frekuensi. 1

Transformasi fourier diskrit yang dikenakan pada fungsi 2D (fungsi dengan dua variabel bebas), DFT 2D banyak digunakan dalam pengolahan citra digital, karena data citra dinyatakan sebagai fungsi 2D. Dalam dua dimensi, DFT mempunyai input berupa matriks dan akan menghasilkan output berupa matriks dengan ukuran yang sama. Jika input adalah f(x,y) maka outputnya dapat dinyatakan dengan F(u,v). Matriks F(u,v) disebut transformasi fourier dari f (x,y) dan ditulis sebagai berikut : M 1 F(u, v) = x=0 N 1 f(x, y) exp[ 2jπ( xu M + yv N )] y=0 (1) f(x, y) = M 1 1 MN x=0 N 1 F(u, v) exp[2jπ( xu M + yv N )] y=0 (2) Ket : U=indeks transformasi (baris) V=indeks transformasi (kolom) X=indeks citra (baris) Y=indeks citra (kolom) M=panjang discret(kolom) N= panjang discret(baris) 3. METODE PENGUMPULAN DATA Pengambilan data citra sidik jari dilakukan secara acak yaitu 12 orang dengan 5 posisi perorang. Data 12 orang tersebut 2 orang berminyak, 3 orang normal, 5 orang kering dan 2 orang kotor. Data sidik jari akan diambil dengan merujuk pada pedoman pengambilan data Fingerprint yakni menggunakan optical sensor fingerprint U.are.U 4500 yang diproduksi oleh digital personal dengan mendapatkan ukuran citra 300 300 piksel grayscale dalam format bitmap. 3.1 PERANCANGAN Flowchat ini menjelaskan bagaimana proses klasifikasi pada citra yang pertama dilakukan adalah mengumpulkan citra sidik jari dengan 5 posisi yaitu normal, miring kanan, kiri, terbalik, dan ujung atas, kemudian lakukan cropping dan binerisasi, klasifikasi sidik jari kering dengan ketentuan nilai ridge dan valley, peningkatan dengan metode DFT, persentase sebelum dan sesudah peningkatan. Flowchat keseluruhan penelitian ini di tunjukkan pada Gambar 1 berikut ini. Gambar 1. Flowchat keseluruhan sistem Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan yaitu : 1. Menginput citra sidik jari 2. Memotong citra dibagian tengah sidik jari untuk mendapatkan hasil yang terbaik 3. Kemudian citra yang telah dipotong kemudian dibinerisasikan 4. Memperhitungkan nilai Ridge dan Valley 5. Pengkondisian berdasarkan range yang telah ditetapkan. 6. Hasil klasifikasi yang diperoleh dari proses pengkondisian, ditingkatkan dengan memasukkan nilai matrik dari citra sidik jari tersebut kedalam perhitungan metode DFT 7. Hasil persentase dari proses yang telah dilakukan Nilai range dari masing-masing jenis ditentukan dari interval berikut. Diketahui : Nilai Ridge Min = 25 Nilai Ridge Max = 65 K = 4 Penyelesaian: R = Nilai Ridge Max Nilai Ridge Min = 65 25 = 40 I = R / K 2

= 40 / 4 = 10 Kelas1 = NilaiMin + I 1 = 25 + 10 1 = 34 Kelas2 = Kelas1 + I 1 = 35 + 10 1 = 44 Kelas3 = Kelas2 + I 1 = 45 + 10 1 = 54 Kelas4 = Kelas3 + I = 55 + 10 = 65 Tabel 1 Range Klasifikasi Kelas 1 (Kotor) 25 34 Kelas 2 (Kering) 35 44 Kelas 3 (Normal) 45 54 Kelas 4 (Berminyak) 55 65 Keterangan : R = Range K = Kelas I = Interval 4.2 HASIL KLASIFIKASI Klasifikasi citra sidik jari kering dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Citra Sidik Jari Jempol Telunjuk Tabel 2 Hasil klasifikasi Sinta Posisi Ridge Valley Hasil Normal 36,59 63,40 Kering Miring Kiri 32,25 67,74 Kotor Miring Kanan 37,62 62,37 Kering Terbalik 35,88 64,11 Kering Ujung 42,32 57,67 Kering Normal 38,58 61,41 Kering Miring Kiri 39,70 60,29 Kering Miring Kanan 41,99 58,00 Kering Terbalik 40,24 59,75 Kering 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 BINERISASI Proses binerisasi ini bertujuan untuk mengkonversi citra sidik jari ke dalam suatu citra biner yang menggunakan nilai threshold. Nilai threshold ini digunakan untuk mendapatkan hasil terbaik dalam proses binerisasi. Adapun nilai threshold yang dipilih antara lain 128, 150, 160, dan 180. Tengah Manis Kelingking Ujung 43,31 56,68 Kering Normal 39,56 60,43 Kering Miring Kiri 42,64 57,35 Kering Miring Kanan 36,14 63,85 Kering Terbalik 34,39 65,60 Kotor Ujung 46,59 53,40 Normal Normal 42,66 57,33 Kering Miring Kiri 46,30 53,69 Normal Miring Kanan 47,20 52,79 Normal Terbalik 42,07 57,92 Kering Ujung 36,73 63,26 Kering Normal 33,18 66,81 Kering Miring Kiri 42,31 57,68 Kering Miring Kanan 41,48 58,51 Kering Terbalik 36,70 63,29 Kering Ujung 42,68 57,31 Kering Gambar 2 Hasil Binerisasi dengan nilai threshold Nilai threshold yang digunakan yaitu 160, hal ini dikarenakan pada nilai tersebut memiliki nilai intensitas yang baik diantara nilai lain, maka penelitian ini menggunakan nilai threshold 160 dalam binerisasi citra sidik jari. Menghitung persentase keberhasilan klasifikasi citra sidik jari kering tersebut, dapat dilakukan dengan cara berikut. Persentase = Jumlah Data Berhasil Jumlah Data = 15 25 = 60% Hasil klasifikasi citra sidik jari keseluruhan dapat dilihat pada tabel 3 berikut. 3

Nama Citra Tabel3 Hasil klasifikasi keseluruhan Hasil Klasifikasi Jenis sidik jari Persentase Keberhasilan Cilla Berminyak 64% Endang Beminyak 80% Dariyanti Normal 88% Angga Normal 52% Adinda Normal 64% Isma Kering 96% Kiki Kering 72% Andri Kering 76% Sinta Kering 60% Deni Kering 68% Munita Kotor 56% Husna Kotor 52% F(v, u) = { 1 jikad(v, u) D 0 0 jikad(v, u) > D 0 (3) Dalam hal ini, D 0 adalah bilangan non-negatif yang biasa disebut radius filter, yang menentukan ambang frekuensi, dan D(v,u) adalah jarak antara (v,u) terhadap pusat filter. Sehingga nilai yang berada di pusat filter dipertahankan, dan nilai yang jauh dari pusat filter dihilangkan atau diminimalkan. Menentukan nilai ambang frekuensi (D 0) yang terbaik, dipilih dari beberapa percobaan pada nilai ambang (D 0) tersebut diantaranya yaitu D 0 = 0,2, D 0 = 0,4, D 0 = 0,6, D 0 = 0,8, D 0 = 1,0 dan D 0 = 1,2. Hasil percobaan dari nilai ambang tersebut dapat dilihat pada gambar 3 berikut. Tingkat persentase keberhasilan klasifikasi keseluruhan di peroleh 69% dari perhitungan persentase keberhasilan klasifikasi keseluruhan sebagai berikut. Persentase = Jumlah Data Berhasil Jumlah Data = 207 300 = 69 % 4.3 ANALISA DFT Pada proses peningkatan kualitas citra sidik jari dilakukan dengan metode DFT, metode ini akan mentransformasikan domain spasial ke domain frekuensi. Domain spasial merupakan inputan berupa citra sidik jari. Setelah citra sidik jari diinputkan maka proses selanjutnya adalah mentransformasikan ke citra tersebut ke domain frekuensi. Pada proses transformasi ini terdapat perubahan nilai pada citra tersebut. Nilai pada domain frekuensi ini berupa nilai real dan nilai imaginer, dimana nilai real merupakan nilai asli dan nilai imaginer adalah nilai hayal yang ditandai dengan ada nya (+) untuk nilai real dan (-) untuk nilai imaginer. Setelah citra berada pada kawasan frekuensi maka dilakukan proses pemfilteran pada kawasan frekuensi untuk meningkatkan kualitas citra tersebut. Filter yang cocok untuk proses peningkatan citra yaitu ideal lowpass filter yang dapat meloloskan bagian berfrekuensi rendah dan menghilangkan yang berfrekuensi tinggi. Sehingga dapat menghilangkan derau atau membuat derau menjadi lebih halus. Ideal lowpass filter memiliki fungsi transfer seperti berikut: Gambar 3 Citra enhancement dengan nilai D 0 yang berbeda Nilai D 0 yang digunakan yaitu D 0= 0,2, hal ini dikarenakan pada nilai tersebut dapat meningkatkan nilai ridge dengan baik diantara nilai yang lainnya, maka penelitian ini menggunakan nilai D 0= 0,2. Nilai hasil dari ideal lowpass filter masih pada domain frekuensi, sehingga perlu ditransformasikan kembali ke domain spasial yang biasa disebut dengan invers DFT. Sehingga didapatkan hasil peningkatan yang dapat dilihat pada gambar 4 berikut. Gambar 4 Hasil Peningkatan DFT 4

5. SIMPULAN Berdasarkan perancangan dan pengujian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai klasifikasi dan peningkatan kualitas citra sidik jari menggunakan discrete fourier transform metode pada bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan berupa: 1. Pada klasifikasi citra sidik jari dilakukan dengan menemukan nilai piksel ridge dan piksel valley sesuai range yang telah ditetapkan, sehingga didapatkan hasil keseluruhan klasifikasi citra sidik jari sebesar 69%. 2. Proses peningkatan kualitas dari citra sidik jari berjenis kering menggunakan metode discrete fourier transform, yang mengalami pemfilteran dikawasan frekuensi, didapatkan nilai D0 yang terbaik yaitu D0 = 0,2. (Tesis Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro) FMIPA Universitas Sumatera Utara. [9] Susilawati Indah.2009. Teknik Pengolahan Citra Kuliah 7 Transformasi Fourier. Yogyakarta: Universitas Mercu Buana. [10] Yun, E. 2006. Adaptive Fingerprint Image Enhancement with Fingerprint Image Quality Analysis. Elsevier on Image and Vision Computing, 101-110. DAFTAR ACUAN [1] Kamaruddin,Muis.2010. PeningkatanPerformansi Pengklasifikasian Pola Sidik Jari Berbasis Jaringan ELM-RBF dengan Kombinasi FFT dan PCA. Vol.1. STMIK KHARISMA Makassar. [2] Kadir, Abdul. 2013. Dasar pengolahan citra dengan Delphi. Yogyakarta. [3] Kadir, Abdul. 2013. Teori dan Aplikasi Pengolahan Citra. Yogyakarta. [4] Moeslund,Thomas B. 2012. Intruduction to Video and Image Processing : Building Real System and Application. Springer. Verlag London. [5] Nasir, M dan Syahroni, M. Pengujian Kualitas Citra Sidik Jari Kotor menggunakan Learning Vector Quantization (LVQ)., Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negri Lhokseumawe. Vol 9(1). [6] Noviyanto, A. (2009). Perbaikan Citra Sidik Jari dengan Metode STFT (Short Time Fourier Transform) Analysis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. [7] Putra Darma. 2010. pengolahancitra digital. Yogjakarta. [8] Salahuddin, Tulus, danfahmi,f.2013. Klasifikasi dan Peningkatan Kualitas Citra Sidik Jari Menggunakan FFT (Fast Fourier Trasform). 5