Analisis Pengawasan Persediaan Bahan Baku Solar Module dengan Menggunakan Metode ABC untuk Meminimumkan Biaya pada PT. Len Industri (Persero) Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada beberapa tahun belakangan ini semakin banyak perusahaanperusahaan

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN:

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kursi Lipat dengan Menggunakan Metode Economic Order (Eoq) pada PT. Chitose Tbk Cimahi

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

OPTIMALISASI PERSEDIAAN SEMEN PADA C.V. SURYA INDAH DI SAMARINDA. Muhammad Erwan Rizki 1

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II LANDASAN TEORI

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN I.1

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

Analisis Bauran Produk dengan Menggunakan Metode Simpleks untuk Memaksimalkan Keuntungan (Studi Kasus pada CV. Idola Indonesia Bandung)

Manajemen Persediaan

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN

ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITIY

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

OLEH : YUSNA QURROTA A YUNI NPM :

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

NASKAH SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Manajemen Operasional. Metode EOQ

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam. Semakin pesatnya perkembangan fashion membuat trend busana

BAB II LANDASAN TEORI

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. Selain tekanan yang berasal dari lingkungan kerja, lingkungan keluarga dan

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Manajemen ISSN:

Pengendalian Persediaan. Fungsi Persediaan (2) Fungsi Persediaan 11/18/2015

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

#12 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

OPTIMALISASI PERSEDIAAN NOTEBOOK PADA UD MITRA SARANA ABADI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam menunjang operasi (kegiatan) dari perusahaan

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA PRIMED KONVEKSI DI SAMARINDA.

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku :

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen.

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

Nama : Mutiara Dey NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE.,MM,

Volume II No. 2, Juni 2016 ISSN :

Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada UPT. Penerbit dan Percetakan Universitas Sriwijaya Palembang

Menurut Sofjan Assauri (2008 : 5) perkembangan produksi terdiri dari. a. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi

Upaya Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pasir Silika Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Industri Papan Kalsium Silikat

JURNAL ANALISIS PENENTU RE-ORDER POINT (ROP) KEDELAI UNTUK KELANCARAN PROSES PRODUKSI TEMPE PADA RAJA TEMPE DI NGANJUK TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORETIS

Prosiding Manajemen ISSN:

Bab 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PADA SWALAYAN LANGGENG DI TULUNGAGUNG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL

Transkripsi:

Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengawasan Persediaan Bahan Baku Solar Module dengan Menggunakan Metode ABC untuk Meminimumkan Biaya pada PT. Len Industri (Persero) Bandung 1 Rudyanto Andri Adi Putra 1 Prodi Manajemen, Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 e-mail: 1 rudyanto.andri@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meminimumkan biaya persediaan bahan baku solar module pada PT. Len Industri (Persero) Bandung. Minimalisasi biaya tersebut untuk memudahkan perusahaan dalam melaksanakan pengawasan persediaan bahan baku. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara penelitian lapangan yaitu observasi dan wawancara, dan penelitian kepustakaan yaitu studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total cost actual perusahaan lebih besar dari total cost metode ABC. Total cost actual perusahaan yaitu sebesar Rp. 504.000.000, sedangkan total cost metode ABC sebesar Rp. 487.440.000. dengan demikian selisihnya adalah Rp. 16.560.000, dan jika dibulatkan dalam persentase adalah sebesar 3,2%. Dengan demikian minimalisasi dengan menggunakan metode ABC bisa dikatakan cukup efisien. Kata Kunci : Persediaan Bahan Baku, Metode ABC, Minimalisasi Biaya A. Pendahuluan Latar Belakang Pada beberapa tahun belakangan ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang tumbuh dan berkembang seiring semakin pesatnya perkembangan ekonomi di Indonesia. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan yang ketat dalam dunia usaha, baik perdagangan maupun perindustrian. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan perusahaan untuk mengelola semua sumber daya yang dimiliki seoptimal mungkin. Persediaan barang dagang merupakan salah satu sumber daya yang penting. Baik itu perusahaan dagang maupun manufaktur selalu mengadakan persediaan, tanpa adanya persediaan yang optimal pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan pada suatu waktu tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang memerlukan atau meminta produk yang dihasilkan. Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari satu peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi, ataupun suku cadang. Sebagai salah satu asset penting dalam perusahaan, karena biasanya mempunyai nilai yang cukup besar dan mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya operasi, maka perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan satu kegiatan penting yang mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan (Eddy Herjanto 1997:167) Mengatur persediaan yang tepat bukan hal yang mudah. Apabila jumlah persediaan terlalu besar maka dapat mengakibatkan timbulnya biaya persediaan yang besar. Namun bila persediaan terlalu sedikit dapat mengakibatkan risiko terjadinya kekurangan persediaan (stok-out) yang dapat menyebabkan terhentinya proses produksi, tertundanya keuntungan atau bahkan dapat mengakibatkan hilangnya pelanggan. 251

252 Rudyanto Andri Adi Putra, et al. Sebagaimana keputusan manajemen operasi yang lain, kebijaksanaan yang paling efektif adalah mencapai keseimbangan di antara berbagai kepentingan dalam perusahaan. Pengendalian persediaan harus dilakukan sedemikian rupa agar dapat melayani kebutuhan bahan/barang dengan tepat dan dengan biaya yang rendah. Persediaan merupakan asset yang sangat penting dalam perusahaan karena persediaan merupakan salah satu bagian terbesar dari aktiva lancar dan merupakan pusat kegiatan serta sumber utama perusahaan. Persediaan juga merupakan aktiva yang sensitif terhadap kerusakan, pencurian dan penurunan nilai pasar, sehingga pengawasan terhadap persediaan sangat diperlukan karena kelalaian dalam mengelola persediaan dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Saat ini Len berada di bawah koordinasi Kementrian Negara BUMN. Selama ini, Len telah mengembangkan bisnis dan produk-produk dalam bidang elektronika untuk industri dan prasarana, serta telah menunjukkan pengalaman dalam bidang : Broadcasting, selama lebih dari 30 tahun, dengan ratusan Pemancar TV dan Radio yang telah terpasang di berbagai wilayah di Indonesia. Jaringan infrastruktur telekomunikasi yang telah terentang baik di kota besar maupun daerah terpencil. Elektronika untuk pertahanan, baik darat, laut, maupun udara. Sistem Persinyalan Kereta Api di berbagai jalur kereta api di Pulau Jawa dan Sumatera. Sistem Elektronika Daya untuk kereta api listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis : 1. Pengawasan persediaan bahan baku solar module pada PT. Len Industri (Persero) Bandung. 2. Pengawasan persediaan bahan baku solar module dengan menggunakan metode ABC untuk meminimumkan biaya pada PT. Len Industri (Persero) Bandung. 3. Pengawasan persediaan bahan baku solar module dengan menggunakan metode EOQ untuk meminimumkan biaya pada PT. LEN Industri (Persero) Bandung B. Landasan Teori Pengertian Persediaan Menurut Freddy Rangkuti (2004 : 1) persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses-produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Pengertian Metode ABC Dalam manajemen persediaan, suatu tingkat pengendalian yang seragam kadang-kadang digunakan untuk semua kelompok atau satuan barang. Akan tetapi, dalam realitasnya manajemen persediaan mungkin lebih memerlukan penetapan prioritas. Tingkat pengendalian persediaan dilakukan berdasarkan pada klasifikasi satuan barang ke dalam beberapa kelompok tertentu. Klasifikasi ini dapat ditentukan dari besarnya nilai investasi atau dana yang digunakan dalam persediaan, kontribusi keuntungan per unit yang diberikannya, jumlah penjualan atau pemakaian dari barang tersebut, atau berdasarkan pengaruhnya apabila barang itu mengalami kehabisan atau kekurangan dalam persediaan. Oleh sebab itu, pengendalian dapat berbeda untuk kelompok persediaan barang yang berbeda (Prof. Dr. Muhardi 2011:169). Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba(Sosial dan Humaniora)

Analisis Pengawasan Persediaan Bahan Baku Solar Module dengan Menggunakan Metode ABC 253 Pengertian Economic Order Quantity Pengertiaan metode Economic Order Quantity (EOQ) menurut Sofjan Assauri (2004 : 182) adalah jumlah atau besarnya pesanan yang memiliki jumlah ordering cost per tahun paling minimal. C. Hasil dan Pembahasan Tabel 1.1 Penggunaan Biaya Tahun 2014 No Jenis Barang Penggunaan Biaya (Rp) 1 Monocrystalline Cell 504.000.000 2 EVA Film 1.945.320 3 TPT/TPE Backsheets 3.875.160 4 Bus Ribbon 94.057.548 5 String Ribbon 52.260.000 6 Low Iron Tempered Glass 343.085.600 7 Junction Box 147.264.000 8 Alumunium Frame 50.000.000 9 Silicon Sealant 101.250.000 10 Dus SHS 75.000.000 TOTAL 1.372.668.000 Dalam penelitian ini peneliti telah mempunyai data-data yang diperlukan untuk analisisnya, maka dari itu dapat dihitung dari beberapa jenis bahan baku solar module di PT. Len Industri (Persero) sebagai berikut : 1. Monocrystalline cell 144 x Rp. 3.500.000 = Rp. 504.000.000 2. EVA film 5,16 sqm x Rp. 377.000 = Rp. 1.945.320 3. TPT/TPE Backsheet thickness 2,58 sqm x Rp. 1.502.000 = Rp. 3.875.160 4. Bus Ribbon 80,4 kg x Rp. 1.169.870 = Rp. 93.987.600 5. String Ribbon 80,4 kg x Rp. 650.000 = Rp. 52.260.000 6. Low Iron Tempered Glass 110 x Rp. 3.118.960 = Rp. 343.085.600 7. Junction Box 100 set x Rp. 1.472.640 = Rp. 147.264.000 8. Alumunium Frame 100 set x Rp. 500.000 = Rp. 50.000.000 9. Silicon Sealant 150 tube x Rp. 675.000 = Rp. 101.250.000 10. Dus SHS 150 buah x Rp. 500.000 = Rp. 75.000.000 Setelah menghitung penyerapan dana untuk setiap jenis barang pertahun yang telah di hitung di atas selanjutnya kita dapat menghitung total penyerapan dana untuk semua jenis barang sebagai berikut : A. Menghitung jumlah total penyerapan dana untuk semua jenis barang M = Mi Manajemen, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

254 Rudyanto Andri Adi Putra, et al. Mi = total jumlah penyerapan dana pertahun M = jumlah total untuk semua penyerapan dana pertahun Monocrystalline cell Rp. 504.000.000 EVA Film Rp. 1.945.320 TPT/TPE Backsheet Rp. 3.875.160 Bus Ribbon Rp. 93.987.600 String Ribbon Rp. 52.260.000 Low Iron Tempered Glass Rp. 343.085.600 Junction Box Rp. 147.264.000 Alumunium Frame Rp. 50.000.000 Silicon Sealant Rp. 101.250.000 Dus SHS Rp. 75.000.000 Total Rp. 1.372.668.000 Jadi total penyerapan dana untuk semua jenis barang pada PT. Len Industri (Persero) adalah Mi = Rp. 1.372.668.000 B. Perhitungsn persentase penyerapan dana untuk setiap jenis barang (Pi) Pi = Mi/M x 100% Pi = harga perunit atau harga satuan barang Mi = penyerapan dana pertahun M = jumlah total untuk semua penyerapan dana pertahun Jadi dari rumus yang telah di cantumkan diatas maka akan diketahui harga perunit atau harga satuan barang dalam persentasenya, yaitu berikut ini adalah perhitungannya : 1. Monocrystalline cell Rp. 504.000.000 / Rp. 1.372.668.000 x 100% = 36,72 2. EVA Film Rp. 1.945.320 / Rp. 1.372.668.000x 100% = 0,14 3. TPT/TPE Backsheet Rp. 3.875.000 / Rp. 1.372.668.000 x 100% = 0,28 4. Bus Ribbon Rp. 94.057.548 / Rp. 1.372.668.000 100% = 6,85 5. String Ribbon Rp. 52.260.000 / Rp. 1.372.668.000 x 100% = 3,81 6. Low Iron Tempered Glass Rp. 343.085.600 / Rp. 1.372.668.000 x 100% = 25 7. Junction Box Rp. 147.264.000 / Rp. 1.372.668.000 x 100% = 10,73 8. Alumunium Frame Rp. 50.000.000 / Rp. 1.372.668.000 x 100% = 3,64 9. Silicon Sealant Rp. 101.250.000 / Rp. 1.372.668.000 x 100% = 7,38 10. Dus SHS Rp. 75.000.000 / Rp. 1.372.668.000 x 100% = 5,46 Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba(Sosial dan Humaniora)

Analisis Pengawasan Persediaan Bahan Baku Solar Module dengan Menggunakan Metode ABC 255 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Jumlah Pemakaian Bahan Baku dan Presentas Penggunaan Biaya PT. LEN INDUSTRI (PERSERO) BANDUNG DATA PENGGUNAAN BARANG (BAHAN BAKU) SOLAR MODULE DAN PENGGUNAAN BIAYA TAHUN 2014 NO JENIS BARANG Tabel 4.2 Kelompok ABC Kelompok Barang Presentase dari Total Barang (%) A B C PENGGUNAAN BARANG 1,6 4,7,9 2,3,5,8,10 Kelompok A : 1. Monocrystalline Cell 2. Low Iron Tempered Glass Kelompok B : 1. Bus Ribbon 2. String Ribbon 3. Junction Box 4. Alumunium Frame 5. Silicon Sealant 6. Dus SHS Kelompok C : 1. EVA Film 2. TPT/TPE Backsheets BIAYA PERUNIT (Rp) PENGGUNAAN BIAYA (Rp) 20 30 50 PERSENTASE PENGGUNAAN BIAYA (%) 1 Monocrystalline cell 144 3.500.000 504.000.000 36,72 2 EVA Film 5,16 377.000 1.945.320 0,14 3 TPT/TPE Backsheets 2,58 1.502.000 3.875.160 0,28 4 Bus Ribbon 80,4 1.169.000 94.057.548 6,85 5 String Ribbon 80,4 650.000 52.260.000 3,81 6 Low Iron Tempered Glass 110 3.118.960 343.085.600 25 7 Junction Box 100 1.472.640 147.264.000 10,73 8 Alumunium Frame 100 500.000 50.000.000 3,64 9 Silicon Sealant 150 675.000 101.250.000 7,38 10 Dus SHS 150 500.000 75.000.000 5,46 TOTAL 1.372.668.000 100 Presentase dari Total Nilai Dana (%) 61,72 24,94 13,34 100 100 Manajemen, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

256 Rudyanto Andri Adi Putra, et al. Dari gambar kurva ABC di atas jelas terlihat bahwa : 1. Kelompok A mewakili sekitar 20% dari 100% total barang, dan memerlukan total nilai dana sekitar 61,72% dari 100% total nilai dana. 2. Kelompok B mewakili sekitar 30% dari 100% total barang, dan memerlukan total nilai dana sekitar 24,94% dari 100% total nilai dana. 3. Kelompok C mewakili sekitar 60% dari 100% total barang, dan memerlukan total nilai dana sekitar 13,34% dari 100% total nilai dana. Dari data di atas kita dapat menghitung jumlah pemesanan yang ekonomis dan mencari tahu cara meminimumkan biaya pada persediaan bahan baku pada perusahaan, dengan menggunakan rumus : Q = Q = Q = 1 Dari perhitungan di atas jelas bahwa Q adalah untuk melengkapi nilai pada pencarian perhitungan TC = total cost pada perusahaan. Perhitungan untuk mencari TC actual perusahaan dan TC metode ABC dapat diuraikan sebagai berikut : TC = Co + Cc Keterangan : Co = Rata-rata biaya pengiriman per tahun D = Rata-rata penggunaan barang dalam satuan unit Q = Jumlah unit bahan baku dalam satu kali pemesanan Cc = Dari hasil perhitungan dari C x c TC = Co + Cc TC = Rp. 1.285.000 + Rp. 50.400.000 TC = Rp. 15.420.000 + Rp. 25.200.000 TC = Rp. 40.620.000 x 12 TC = Rp. 487.440.000 Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba(Sosial dan Humaniora)

Analisis Pengawasan Persediaan Bahan Baku Solar Module dengan Menggunakan Metode ABC 257 Tabel 4.4 TC (Actual perusahan) TC (Metode ABC) TC = Co Cc (heandling cost) TC = Cc (heandling cost) TC (Actual perusahan) = Rp. 504.000.000 TC (Metode ABC) = Rp. 487.440.000 e isiensi iaya= p p - p x 100% Efisiensi biaya = 3,2 % D. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis maka dapat disimpulkan kesimpulan sebagai berikut : 1. PT. Len Industri (Persero) Bandung ini melakukan jenis persediaan dengan metode persediaan yaitu Fluctuation stock, Anticipation stock, Lot-Size inventory, dan Pipeline inventory. Tetapi dari pihak PT. Len Industri (Persero) kurang puas dengan perhitungan persediaan bahan baku solar module maupun dengan metode yang digunakan saat ini. Karena perhitungan dan metode yang digunakan pada PT. Len Industri (Persero) belum efisien, atau bisa juga dikatakan belum bisa meminimumkan biaya persediaan. 2. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di analisis oleh penulis pada PT. Len Industri (Persero) bahwa metode analisis ABC mengelompokkan barang ke dalam 3 kelompok yaitu : a. Kelompok A yaitu monocrystalline cell dan low iron tempered glass mewakili sekitar 20% dari 100% total barang, dan memerlukan total nilai dana sekitar 61,72% dari 100% total nilai dana. b. Kelompok B yaitu bus ribbon, junction box, dan silicon sealant mewakili sekitar 60% dari 100% total barang, dan memerlukan total nilai dana sekitar 24,94% dari 100% total nilai dana. c. Kelompok C yaitu EVA Film, TPT/TPE Backsheets, string ribbon, alumunium frame, dan dus SHS mewakili sekitar 20% dari 100% total barang, dan memerlukan total nilai dana sekitar 13,34% dari 100% total nilai dana. Menurut metode ABC yang telah dihitung jika perusahaan menggunakan metode ABC ini dalam pengendalian persediaan bahan baku solar module maka dapat meminimumkan biaya sekitar 3,2%. 3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di analisis oleh penulis pada PT. LEN Industri (Persero) Bandung bahwa analisis metode EOQ menghasilkan efisiensi biaya persediaan bahan baku solar module sebesar Rp. 16.560.000. Jika dibulatkan dalam bentuk persentase sebsar 3,2%. Manajemen, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

258 Rudyanto Andri Adi Putra, et al. DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Fakultas Ekonomi UI. Hasibuan Malayu S.P. 2006. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Heizer, Jay, Barry Render. 2015. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat. Herjanto, Eddy. 1997. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba(Sosial dan Humaniora)