OPTIMASI NILAI SETELAN EFEKTIF RELE TERMAL SEBAGAI PENGAMAN MOTOR LISTRIK TERHADAP BEBAN LEBIH

dokumen-dokumen yang mirip
THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK. PENGAMAN BEBAN LEBIH (Thermal Over Load Relay / TOLR)

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

BAB II PEMBAHASAN. Makin besar suatu sistem kelistrikan, maka makin besar pula peralatan proteksi

4.3 Sistem Pengendalian Motor

SISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA

Lesita Dewi Rizki Wardani Dosen Pembimbing: Dedet C. Riawan, ST., MT., PhD. Dimas Anton Asfani, ST., MT., PhD.

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN RELE ARUS BEBAN LEBIH UNTUK MOTOR LISTRIK TEGANGAN RENDAH BERBASIS MICROCONTROLLER

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

BAB II LANDASAN TEORI

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

PEMBUATAN MODUL SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SEBAGAI ALAT PRAKTIKUM DI LABORATORIUM TEKNIK KONVERSI ENERGI

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

Proteksi Motor Menggunakan Rele Thermal dengan Mempertimbangkan Metode Starting

PENAMBAHAN PENGAMAN MOTOR LISTRIK DENGAN SENSOR SUHU IC LM 135

RENCANA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III. CIRCUIT BREAKER DAN FUSE (SEKERING)

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB I PENDAHULUAN. mentransmisikan dan mendistribusikan tenaga listrik untuk dapat dimanfaatkan

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung

Kegiatan 2 : STARTING MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA IV. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

Kursus Kelistrikan Kapal : Berdurasi 5 hari (40 Jam) 45 Menit. Membahas

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Pengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI1-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro

PENERAPAN PENGASUTAN ROTOR JENIS CAIRAN PADA MOTOR PEMUTAR MILL 5600 kw 995 RPM

PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

DASAR KONTROL ELEKTROMAGNETIK

BAB I. PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

RANCANG BANGUN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH MOTOR 3 FASA DENGAN TIMER START DAN TRIP

INSTALASI LISTRIK TENAGA OLEH : HASBULLAH, S.PD., MT

PENGGUNAAN DAN PENGATURAN MOTOR LISTRIK Penulis: : Radita Arindya, S.T., M.T

PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR ARUS BOLAK BALIK. Ferdinand Sekeroney * ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

KATA PENGANTAR dilakukan dilakukan

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA XV. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : INSTALASI ELEKTRIK / IT SEMESTER / SKS : IV / 2

MACAM RELAI PROTEKSI Klasifikasi relai proteksi bila ditinjau dari prinsip kerjanya dapat dibagi dalam 5 macam, yakni :

BAB II LANDASAN TEORI

Pengereman Dinamik Motor Induksi 3 Fase 220V/380V

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

EVALUASI POWER PLANT UNTUK PEMASTIAN KEHANDALAN SISTEM OPERASIONAL LOKATOR DI KAMAL BANDARA SOEKARNO HATTA TANGERANG

Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

IDENTITAS PEMILIK BUKU : Foto 4 x 6

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan Dunia Industri dan Teknonogi yang semakin pesat, tenaga

Penentuan rating motor induksi dan karakteristik beban Pemilihan mekanisme pengontrolan

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI, GRESIK JAWA TIMUR

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

Perancangan Pembuatan Pengasut Pada Motor Kapasitor 1 Phase

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

PEMELIHARAAN CB DAN ROTATING DIODA, SERTA SISTEM OPERASI PADA PLTU UNIT 3 PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GENERATOR SINKRON

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

Abstrak Motor induksi (motor asinkron) tiga fasa secara luas banyak digunakan di industri dan bangunan besar. Rancangan

SISTEM PENGAMAN PENDINGIN UDARA TIGA FASA OTOMATIS DALAM MENGANTISIPASI GANGGUAN. M.Nur Rois Zain Universitas Brawijaya Jln. MT.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah dapat merusak peralatan-peralatan produksi yang terhubung dalam

BAB II LANDASAN TEORI

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

TUGAS AKHIR Perencanaan Instalasi Listrik Di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.Salim Ivomas Pratama

PENGENALAN MOTOR INDUKSI 1-FASA

PENGURANGAN RESIKO TRIP PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA SEBAGAI PENGGERAK BLOWER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).

Transkripsi:

OPTIMASI NILAI SETELAN EFEKTIF RELE TERMAL SEBAGAI PENGAMAN MOTOR LISTRIK TERHADAP BEBAN LEBIH Oleh : Lukas Joko D. Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang 50275 Abstrak Motor listrik banyak digunakan diberbagai sektor sebagai penggerak mesin-mesin, baik sektor industri, komersial sampai rumah tangga. Ketika motor listrik memutar beban mekanik, terutama untuk beban mekanik yang berubah-ubah atau tidak tetap sehingga memungkinkan sekali ia akan memutar beban melebihi kapasitasnya.dengan demikian, motor listrik terjadi beban lebih atau over load. Keadaan ini jika berlangsung lama akan merusak belitan motor atau belitan motor dapat terbakar, karena pada keadaan ini ia akan meyerap arus jala-jala yang melebihi kemampuan hantar arus belitannya. Dalam kasus ini, penting sekali motor harus diamankan terhadap arus akibat beban lebih. Pengaman arus beban lebih pada motor yang biasa digunakan sebagian besar adalah rele yang bekerja secara termal dengan penundaan waktu. Namun untuk penyetelan rele ini tidak ada cara penyetelan yang akurat. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian waktu pemutusan rele beban lebih, sehingga dapat digunakan sebagai acuan setelan rele beban lebih termal. Dengan demikian, dapat diketahui nilai setelan optimum untuk rele termal sebagai pengaman motor terhadap beban lebih. Kata kunci : motor beban lebih, rele beban lebih termal, setelan optimum rele beban lebih termal. 1. Pendahuluan Sebagian besar mesin-mesin yang digunakan di sektor industri maupun di sektor lain sebagai penggeraknya (prime mover) adalah motor listrik. Seperti halnya pada manusia, adakalanya manusia ketika mengangkat barang terasa ringan, berat dan sangat berat, demikian pula pada motor listrik sebagai penggerak beban mekanik, terutama pada pembebanan yang berubahubah. Hanya saja, motor listrik ketika memutar atau mengangkat beban mekanik yang berat melebihi kapasitasnya ia tidak dapat sambat. Pada keadaan ini, motor listrik terjadi beban lebih atau over load. Perlu diketahui, bahwa ketika motor listrik memutar beban mekanik ia menyerap arus listrik dari jala-jala penyulang tenaga listrik. Sehingga, apabila motor listrik ini terjadi beban lebih maka arus yang mengalir pada belitan motor juga berlebih. Jika arus lebih yang mengalir pada belitan motor sangat besar dan melebihi kemampuan hantar arus pada belitannya serta berlangsung cukup lama, maka pada belitan motor akan panas dan isolasinya dapat terbakar sehingga motor menjadi rusak. Bagi produsen, jika terjadi kasus ini maka akan merugikan bagi perusahaannya, karena diperlukan biaya perbaikan motor selain itu juga diperlukan waktu dalam perbaikan, sehinga akan menghambat proses produksi, hal ini akan berdampak pada target produksi atau targe produksinya tidak tercapai. Oleh karena itu, motor listrik harus diamankan terhadap beban lebih. Peralatan pengaman beban lebih ketika motor jalan yang banyak digunakan adalah thermally-delayed overload relay yang disingkat TOR atau juga dikenal dengan nama rele beban lebih thermal dengan bahan utama bimetal. Bertolak dari keterangan di atas, maka perlu dilakukan penelitian secara teknis pada rele beban lebih termal seperti tersebut di atas. Penelitian ini dilakukan semata-mata demi tercapainya Keselamatan Kerja pada peralatan permesinan yang digerakkan oleh motor listrik. Motor listrik adalah salah satu mesin listrik yang berfungsi sebagai penggerak mekanik mesin-mesin di permesinan industri dan sebagainya. Ada dua bagian utama pada motor listrik, yaitu rotor yang berputar untuk menggerakkan beban mekanik dan stator yang dihubungkan pada jala-jala listrik. Secara fisik bagian stator ini adalah berupa penghantar listrik yang berisolasi yang di belitkan pada rumah stator, jadi 90

Optimasi Nilai Setelan Efektif Rele Termal...Lukas Joko D belitan stator ini mempunyai kemampuan hantar arus sesuai dengan rancangan dayanya. Nilai arus listrik yang mengalir pada belitan stator proporsional dengan beban mekanik yang diputar oleh rotor. Jika beban mekanik yang diputar oleh rotor besar, maka arus jala-jala I line yang mengalir ke stator juga besar. Selain itu, bahan isolasi penghantar pada belitan motor listrik sifat isolasinya cenderung dipengaruhi oleh panas terlebih pada saat penghantar dialiri arus listrik. Dalam PUIL 2000 ps. 9.12.2 [3], jika pemanasan ini berlebih dan bertahan lama, maka akan terjadi reaksi kimia yang mengakibatkan sifat isolasinya berubah, dan bahkan dapat rusak. Apabila terjadi kerusakan isolasi, maka resiko gangguan tinggi dan sangat berbahaya. Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh Kissel (1990), kerusakan isolasi ini dapat mengakibatkan terjadinya hubung singkat pada titik kerusakan, dan ini sangat berbahaya, dapat saja terjadi ledakan hebat. Sehingga belitan stator ini harus diamankan terhadap arus yang berlebihan agar motor listrik tidak rusak ketika ia memutar beban mekanik. Pada dasarnya, penghantar pada belitan motor listrik mempunyai kemampuan hantar arus atau KHA. Jika arus yang mengalir padanya melebihi KHA-nya akibat beban lebih motor, maka pada penghantar tersebut akan terjadi panas yang berlebih pula. Panas yang berlebih ini akan merusakkan bahan isolasi penghantar. Apabila isolasi penghantar rusak atau dalam istilah teknik terjadi kegagalan isolasi, maka akan menyebabkan hubung singkat. Hubung singkat ini akan mengakitkan arus yang sangat besar dan mengakibatkan fenomena busur listrik (arc) yang besar, bahkan dapat terjadi ledakan hebat. Jika di sekitar mesin ada bahan yang mudah terbakar, maka tidak menutup kemungkinan terjadi kebakaran. Menurut Wildi (1985), bahwa belitan motor listrik akan mulai rusak (breakdown) pada beban lebih sekitar 125% dari rating nominalnya. Sementara rele beban lebih thermal untuk dapat memutuskan rangkaian diperlukan penundaan waktu. Siemens (1986), salah satu pabrikan peralatan listrik, salah satu produk rele thermal adalah dengan 3 kutub elemen thermal, ia akan tripping dalam waktu 10 menit dengan arus sekitar 1,20 x I e (rating current) dan dalam waktu 50 menit dengan arus 1,05 x I e (rating current-setelan arus). Dan mulai tripping dalam order detik pada setelan 2,25 x I e dengan waktu triping 50 detik. Sedangkan pada PUIL 2000 pasal 5.5.4.3 (2000) dikatakan, bahwa setelan alat ini tidak boleh lebih tinggi dari yang diperlukan untuk pengasutan motor pada beban penuh, dan waktu tunda perangkat proteksi ini tidak boleh lebih lama dari waktu yang diperlukan. Jadi, agar motor listrik tidak rusak, maka alat pengaman beban lebih thermal sebaiknya disetel pada arus yang diperlukan motor. Karena tidak ada acuan yang tepat untuk setelan rele beban lebih ini dan belum ada penelitian tentang besar arus lebih dan lamanya waktu mengalir yang dapat mengakibatkan motor rusak atau terbakar, maka pada penelitian ini akan dicari karakteristik nyata hubungan antara nilai arus yang mengalir dengan waktu penundaan pemutusan. Dengan demikian dapat ditentukan optimasi nilai setelan efektif rele thermal. Sedangkan rele termal yang banyak digunakan adalah dari bahan logam bimetal, logam-logam pada bimetal ini mempunyai koefisien muai yang berbeda. Selain itu, rele ini mempunyai kontak-kontak listrik yang dioperasikan oleh mekanisme perangkat yang digerakkan oleh akibat pemuaian logam bimetal tadi. Jika bimetal ini dipanasi oleh sebab aliran arus listrik yang lebih, maka ia akan memuai. Karena koefisien muai logam pada bimetal ini berbeda, maka akibat pemuaian tadi bentuk bimetal akan melengkung, mekanisme 91

proses bimetal ini dimanfaatkan oleh penggerak mekanik untuk pengoperasian kontak-kontak listriknya. Proses pelengkungan bimetal ini hingga terjadinya pengoperasian kontak-kontak listrik membutuhkan waktu, tidak seketika. Jadi dengan kata lain, proses pengoperasian kontak-kontak tadi mengalami penundaan waktu, sehingga rele ini dikenal dengan istilah thermally-delayed relay atau rele tertunda secara thermal. Karena perangkat ini digunakan untuk memproteksi motor listrik terhadap beban lebih, maka ia lebih dikenal dengan istilah thermal overload relay (TOLR). 2. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan terdiri atas bahan, alat, cara penelitian dan analisis hasil. 2.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian sebagai variabel bebas yang adalah salah satu produk rele termal yang ada di pasar bebas dan arus yang mengalir. Sedangkan variabel tak bebasnya adalah setelan rating arus rele termal. Bahannya adalah sebagai berikut. Nama bahan : Termal overload relay TOLR Merek : Telemecanique Tipe : LRD 05 Range : 0,63 1,0 A dengan tiga kutub elemen termal. Pada penelitian ini, TOLR disetel pada range 0,63 A sebagai variable tetap. Pelaksanaaan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Listrik Polines. pengukur waktu (stopwacth), penyulang listrik 220 Vac, alat tulis kantor. 2.3 Cara Penelitian Cara penelitian ialah dengan pengukuran besaran listrik khususnya arus listrik yang mengalir pada TOLR. Pemasangan alat ukur dan bahan penelitian ditunjukkan pada Gambar 1, sedangkan algoritma proses penelitian ditunjukkan seperti Gambar 2. N L 1 220 Vac A R Gambar 1. Diagram rangkaian pengukuran Dari hasil metode penelitian di atas, dapat dianalisis dan diketahui karakteristik sebuah rele beban lebih thermal yang sebenarnya. Dengan demikian dapat memberikan kontribusi seperti telah dikemukakan di atas. H 2.2 Alat Penelitian Alat-alat utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kontaktor 3 kutup, kontak tekan, lampu tanda 5 W/220 Vac, tahanan geser 320Ω/1,5 A/220 Vac merek Hochstbelastung dan multi meter ELAVI 15 serta alat-alat bantu seperti lead wire, 92

Optimasi Nilai Setelan Efektif Rele Termal...Lukas Joko D Mulai Inventarisasi permasalahan Pemilihan obyek komponen ukur Obyek pengukuran komponen berupa TOR dengan tiga elemen termal Tabel 1. Hasil pengukuran pengujian Nilai setting TOLR Prosentasi terhadap arus setting Nilai arus operasi Waktu operasi pemutusan (A) (%) (A) menit detik 0.63 110 0,70 20 15 120 0,75 10 15 125 0,82 07 30 150 0,95 02 31 200 1,26 01 5,30 250 1,58 00 40 300 1,90 00 30 400 2,52 00 18 500 3,15 00 12 600 3,78 00 9 Dari data pengujian di atas, maka dapat digambar kurva karakteristik TOLR seperti pada Gambar 3 berikut. Ket. Pengukuran karakteristik TOR dengan berbagai pembebanan 120 50 20 10 Pengumpulan Data dan rekapitulasi Analisis Data Waktu operasi pemutusan detik menit 5 2 1 50 20 10 5 Kurva biru dari hasil pengujian/penelitian Kurva orange dari data literatur 2 3 Hasil Apakah Penelitian hasil Tidak dan Pembahasan pengukuran pada zona normal 3.1 Hasil Penelitian Penggantian komponen obyek ukur 1 2 5 10 Nilai arus operasi terhadap arus setting Ie Ya Hasil pengujian dari penelitian ditunjukkan pada tabel 1 berikut. - Evaluasi - Kesimpulan - Saran-saran Selesai Gambar 2. Algoritma proses penelitian Gambar 3 Kurva karakteristik pemutusan TOLR berdasarkan hasil pengujian 3.2 Pembahasan Hasil Penelitian Seperti dijelaskan di muka, bahwa tidak ada acuan yang tepat untuk nilai setelan rele termal sebagai proteksi motor listrik terhadap beban lebih. Demikian pula belum ada ketepatan kemampuan isolasi motor listrik untuk menahan panas akibat nilai arus lebih yang mengalir padanya. Namun dari seperti yang tersiarat pada literatur yaitu dari salah satu produk peralatan listrik Siemen [4], untuk 3 kutub elemen termal, ia 93

akan mulai tampak tripping dalam waktu 50 menit dengan arus 1,05 x I e (rating current-setelan arus). Dan mulai tripping dalam order detik pada setelan 2,25 x I e dengan waktu triping 50 detik. Dari hasil pengujian yang tersirat pada Tabel 1 dan juga dari kurva karakteristiknya yang ditunjukkan pada Gambar 3 di atas, rele termal mulai dapat terukur atau diamati waktu pemutusannya adalah pada 110% atau 1,1 kali terhadap arus setting atau setelannya, yaitu dalam waktu 20 menit 15 detik. Jika diperhatikan pada kurva pemutusan yang ditunjukkan pada Gambar 3 di atas, bahwa antara hasil pengujian dengan informasi yang ditunjukkan di dalam literatur tidak ada perbedaan yang signifikan. Jadi informasi yang disampaikan oleh pabrikan di dalam katalognya benar adanya, sehingga data teknis yang dikeluarkan pabrik dapat dipertanggungjawabkan. Karena belum diketahui secara pasti berapa besar dan berapa lama arus yang dapat merusakkan isolasi belitan motor, maka sebaiknya setelan rele termal yang optimal adalah sama dengan atau tertinggi pada 105% dari nilai rating arus nominal atau nilai arus motor yang akan diamankannya. Nilai setelan ini untuk mengantisipasi nilai panas yang belum diketahui dengan tepat dan juga lamanya waktu terhadap panas yang dimaksud yang dapat merusakkan belitan motor. Walaupun ada rekomendasi yang dianjurkan oleh produser untuk tiga kutub elemen termal sebagai pengaman beban simetris (motor listrik termasuk beban simetris) arus pemutus maksimum adalah 105 hingga 120% kali setelan arus. 4. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasannya di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. a. Waktu pemutusan rele termal yang digunakan sebagai sampel tidak jauh berbeda dengan yang diinformasikan di dalam katalog pabrikan. b. Setelan ideal arus pemutusan rele termal untuk tiga elemen termal adalah sama dengan rating arus nominal motor. 4.2 Saran saran Dari hasil penelitian ini perlu disarankan hal-hal sebagai berikut. a. Sebaiknya setelan rele termal jangan lebih tinggi dari 105% terhadap rating arus nominal motor. b. Perlu dilakukan penelitian lanjut untuk rele termal dengan dua elemen termal. c. Perlu dilakukan penelitian tentang kemampuan kelas-kelas isolasi belitan motor listrik. DAFTAR PUSTAKA Kissel, E. Thomas, Modern Industrial/ Electrical Motor Controls, 1990, Printice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey 07632. Wildi Theodore, Electrical Power Technology, 1985, Sperika Enterprises Ltd, Canada. YAYASAN PUIL, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), Jalan HR Rasuna Said Kav. No. 01, Kuningan, Jakarta 12980. ---------------, Control Devices, Low Voltage Equipment Catalog NS-2, 1986, Siemens Untuk lebih akuratnya setelan alat pengaman motor terhadap beban lebih, maka perlu sekali diteliti kemampuan isolasi belitan motor listrik menahan panas akibat beban lebih yang berhubungan besarnya panas dan lamanya waktu pemanasan. 94