BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun. masyarakat. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN METODE BEYOND CENTERS AND CIRCLES TIME (BCCT) DALAM PEMBELAJARAN MATERI IMTAK DI PLAYGROUP MASYITHOH KALIWUNGU KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 2009), hlm Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka

BAB I PENDAHALUAN. Pendidikan Anak Usia Dini Taman Kanak-kanak merupakan. sekarang ini, salah satu upaya ke arah tersebut adalah Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memerlukan proses yang panjang sehingga perlu di awali sejak usia anak masih

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ma ruf Mushthafa Zurayq, Sukses Mendidik Anak, Serambi, Jakarta, 2003, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi

peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan saranasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan kelompok sebagai satu kesatuan. Pembelajaran yang berpusat pada

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

Ngatmini, M.Pd., Ekie W,S.Pd., Suhartatik, Nailis S, Mada AI

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II. Yuliani Nurani Sujiono, Metode Pengembangan Kognitif, Universitas Terbuka, Jakarta, 2006, hlm.73. 9

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Raudlatul Athfal (RA) Khoiriyah Kayen Pati.

BAB I PENDAHULUAN. Hamzah B Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar dengan pendekatan PAILKEM, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2014, hlm. 138.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2013, hlm. 20.

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58.

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 10. PT Rineka Cipta, 2008), hlm Sinar Grafis, 2009) hlm.3

BAB I PENDAHULUAN. merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru PAUD

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bermunculan pendidikan pra sekolah yang menyediakan pelayanan untuk anak

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, A.H Ba adillah Press, Jakarta, 2002, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Suroso Abdussalam, Arah & Asas Pendidikan Islam, Sukses Publising, Bekasi Barat, 2011, hlm. 38.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dalam persaingan yang semakin ketat, satu-satunya cara bertahan dari

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas. maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran peserta didik untuk meningkatkan mutu pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini, membahas teori-teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, tinjauan pustaka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Soetjipto. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 59 Ibid, hlm. 60

BAB I PENDAHULUAN. bahwa peserta didik telah memiliki bakat, fitrah minat, motivasi dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Siliwangi Vol.2 No.2 Desember 2016 ISSN Seri Pengabdian Kepada Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan kognitif ini berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raudhatul Athfal (RA) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak pra sekolah pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan umum dan pendidikan keagamaan islam bagi anak usia 4-6 tahun. Tujuan RA untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta untuk anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya berdasarkan ajaran Islam, dapat diwujudkan guru dengan menetapkan standar yang realistis untuk anak. Para guru juga harus memahami karakteristik dan tahapan perkembangan anak sehingga kegiatan yang dilaksanakan di RA sesuai minat dan kebutuhan anak. Dalam rangka mencapai Tujuan Pendidikan Nasional terutama dalam peningkatan Akhlak siswa, kedudukan pengembangan agama Islam sangat kokoh dan kuat sesuai dengan tujuan Raudlatul Athfal (RA) adalah membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan akhlak, sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan anak didik agar menjadi muslim yang menghayati dan mengamalkan agama, serta sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan kepentingan pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.1 Pendidikan agama Islam berfungsi memelihara dan mengembangkan fitrah dan sumber daya insani yang ada pada peserta didik menuju pada terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam yang di ridhoi Allah yaitu yang dapat mengembangkan wawasannya, jati dirinya, kreatifitasnya, menginternalisasikan nilai-nilai Insaniah dan Ilahiyah yang dapat menopang dan memajukan kehidupannya baik individu maupun 1 Depag RI, Petunjuk Teknis Proses Belajar Mengajar di Raudlatul Athfal, bidang Pengembangan Agama Islam, Depag RI, Jakarta, 2001, hlm. 1. 1

2 sosial di dunia dan akhirat.2 Dapat dikatakan bahwa Pendidikan Agama Islam berfungsi sebagai jalur pengintegrasian wawasan Islam dengan bidang-bidang studi (pendekatan) yang lain. Implikasinya lebih lanjut Pendidikan Agama Islam harus dilaksanakan sejak dini sebelum anak memperoleh pendidikan atau pengajaran ilmu-ilmu lain. Pendidikan Agama Islam pada anak usia dini meliputi pendidikan aqidah, pendidikan ibadah dan pendidikan akhlak anak. Sehubungan dengan pengembangan Agama Islam siswa RA, guru dituntut memiliki pemahaman dan ketrampilan dalam melaksanakan program kegiatan belajar. Sedangkan dalam proses pembelajaran di RA, guru juga mengupayakan penyajian materi pembelajaran kepada siswa secara baik sehingga diperoleh hasil yang positif dan efisien. Guru dalam melaksanakan pembelajaran harus menentukan metode yang sesuai dengan tema pembahasan yang diajarkan serta memperhatikan penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik. Metode mengajar merupakan hal terpenting dalam pembelajaran. Guru harus selektif dalam memilih metode yang tepat untuk mengajarkan materi tertentu. Untuk mengantisipasi kemungkinan gagalnya proses pengajaran, maka guru harus mengkaji ulang secara cermat metode-metode mengajar dan strateginya yang relevan dengan pokok-pokok bahasan yang terdapat pada pokok bahasan pada bidang studi. Pengkajian ulang penggunaan metode yang digunakan dalam pembelajaran sehari-hari agar tujuan pengajaran yang umum dan khusus dapat tercapai dengan baik. Moh. Rosyid mengatakan bahwa metode pembelajaran merupakan bagian dari perangkat software pendidikan. Keberadaannya senantiasa ditantang untuk responsif terhadap kemajuan dan dan pembelajaran itu sendiri, sehingga dalam prakteknya metode pembelajaran sangat mengedepankan kejelian metode, materi ajar, kondisi psikis pembelajar dan usia peserta didik.3dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat, 2 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, hlm. 334. 3 Moh. Rosyid, Strategi Pembelajaran Demokratis, UNNES Press, Semarang, 2006, hlm. 53.

3 diharapkan siswa akan termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar adalah hasil belajar.4 Menurut Benjamin S. Bloom dalam karyanya Taxonomi Of Educational Objektives, bahwa hasil belajar ukurannya adalah jika peserta didik mampu menguasai tiga ranah (Domain) yakni kognitif, afektif dan psikomotorik.5 Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program pembelajaran. Prestasi belajar siswa pada pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah jika siswa mampu menerima pengetahuan dan memahami materi pelajaran Pendidikan Agama Islam, bersikap dan dapat mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengatasi masalah yang telah dikemukakan di atas salah satunya adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik adalah dengan menggunakan metode pembelajaran BCCT (Beyond Centers and Circle Time). Selain itu, metode BCCT (Beyond Centers and Circle Time) dapat menjadi alternatif dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga kegiatan pembelajaran anak pada pengembangan Pendidikan Agama Islam lebih menyenangkan. Motode sentra dan saat lingkaran bagi anak usia dini atau metode pembelajaran BCCT (Beyond Centers and Circle Time) yang telah teruji keandalannya dibanyak negara dan bertujuan melejitkan seluruh potensi kecerdasan anak. Pendekatan BCCT (Beyond Center and Circles Time) mendasarkan pada asumsi bahwa anak belajar melalui bermain dengan bendabenda dan orang-orang di sekitarnya atau anak berinteraksi dengan lingkungan. Pengalaman bermain yang tepat dapat mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan anak baik fisik, emosi, kognisi maupun sosial anak.6 Di 4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Rieneka Cipta, Jakarta, 2001, hlm. 150. 5 Moh Rosyid, Strategi Pembelajaran Demokratis, UNNES Press, Semarang, 2006, hlm. 42. 6 Depdiknas, Pedoman Penerapan Pendekatan BCCT (Pendekatan Sentra dan Lingkaran pada PAUD ), Jakarta, Depdiknas, 2006, hlm. 5.

4 dalam metode BCCT (Beyond Centers and Circle Time) ini dipadukan dan isi dengan ajaran-ajaran Islami sehingga akan terwujud proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan, juga bermanfaat bagi upaya meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini di Indonesia. Permasalahan yang terjadi di RA Khoiriyah Kayen, berdasarkan observasi pendahuluan prestasi belajar pengembangan Pendidikan Agama Islam anak-anak RA Khoiriyah Kayen Pati belum seperti yang diharapkan.7 Maka usaha yang dilakukan guru adalah meningkatkan prestasi belajar anak dengan menerapkan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dengan diadakan bermain di sentra main yang menanamkan keimanan dan ketaqwaan yang membiasakan anak untuk melakukan hal-hal yang terkait dengan akhlak, keimanan dan ketaqwaan. Untuk mencari solusi terhadap permasalahan tersebut di atas, maka upaya guru adalah menerapkan metode pembelajaran yang dapat melejitkan semua potensi kecerdasan anak (kecerdasan majemuk) yang berbasis ajaran Islam menggunakan metode BCCT (Beyond Centers and Circle Time), dengan harapan siswa bisa mengembangkan kecerdasan majemuknya. Berpijak dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian, dalam hal ini peneliti mengangkat suatu topik: Implementasi Metode Pembelajaran BCCT (Beyond Centers and Circle Time) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada pengembangan Pendidikan Agama Islam Di RA Khoiriyah Kayen Pati. B. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Implementasi metode pembelajaran BCCT (Beyond Centers and Circle Time) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada pengembangan Pendidikan Agama Islam di RA Khoiriyah Kayen Pati. 7 Hasil observasi pendahuluan dengan guru Anis Farida di RA Khoiriyah Kayen Pati, Tanggal 13April 2015.

5 2. Hasil implementasi metode pembelajaran BCCT (Beyond Center and Circles Time) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada pengembangan Pendidikan Agama Islam di RA Khoiriyah Kayen Pati. C. Rumusan Masalah Dari uraian tentang latar belakang masalah tersebut, maka peneliti dapat merumuskan beberapa permasalahan yang akan dikaji sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi metode pembelajaran BCCT (Beyond Centers and Circle Time) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada pengembangan Pendidikan Agama Islam di RA Khoiriyah Kayen Pati? 2. Bagaimana hasil implementasi metode pembelajaran BCCT (Beyond Center and Circles Time) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada pengembangan Pendidikan Agama Islam di RA Khoiriyah Kayen Pati? D. Tujuan Penelitian. 1. Untuk mengetahui implementasi metode pembelajaran BCCT (Beyond Centers and Circle Time) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada pengembangan Pendidikan Agama Islam di RA Khoiriyah Kayen Pati. 2. Untuk mengetahui hasil implementasi metode pembelajaran BCCT (Beyond Center and Circles Time) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada pengembangan Pendidikan Agama Islam di RA Khoiriyah Kayen Pati. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis. a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam disiplin ilmu agama Islam, bahwa pembelajaran di kelas harus memperhatikan karakteristik dan perkembangan peserta didik. b. Untuk memperkuat teori bahwa implementasi metode pembelajaran BCCT (Beyond Center and Circles Time) akan meningkatkan prestasi belajar siswa pada pengembangan Pendidikan Agama Islam di RA. 2. Manfaat Praktis. a. Bagi Pendidik 1) Pendidik mendapatkan wawasan yang luas dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di RA.

6 2) Pendidik dapat memberikan solusi atas kurangnya minat belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa di RA. 3) Pendidik dapat instrospeksi diri dengan segala kekurangan dan kelemahannya dalam pengembangan Pendidikan Agama Islam si RA., sehingga dapat memilih dan menerapkan metode dan media yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan anak. b. Bagi Sekolah 1) Sebagai acuan dan perbandingan bagi peneliti untuk mengambil tindakan dalam menangani masalah yang sama. 2) Memberikan informasi kepada kepala sekolah dan pendidik dalam menangani permasalahan anak didik yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar pada pengembangan Pendidikan Agama Islam di RA. 3) Meningkatkan kegiatan pembelajaran di lembaga sekolah dalam hal pembelajaran Pendidikan Agama Islam. c. Bagi Peneliti Untuk menambah wawasan pendidikan Agama Islam di RA. peneliti dibidang pengembangan