PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA

Kata kunci: Model Inkuiri Terbimbing, hasil belajar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERINTEGRASI

Kata kunci : model mind mapping, media mindjet mindmanager, analisis vektor

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

ABSTRAK. Kata kunci: model pembelajaran rotating trio exchange (RTE), hasil belajar ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

Suniana, Agus Wahyuni, Yusrizal Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah.

JURNAL. Oleh. Naelal Ngiza NIM

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 MAKASSAR

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTU SIMULASI PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY (PHET) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB MELALUI PENDEKATAN PAILKEM DI SDN 29 GANTING UTARA KOTA PADANG

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PADA MATERI GERAK HARMONIK

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH AGUSSANTA HIDAYAT E1R112002

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI STRATEGI PAILKEM METODE GALLERY WALK

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

Nanang Nurudin SMA Negeri 2 Kandangan Abstract

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

Kata kunci : Numbered Head Together (NHT), Laboratorium Virtual, hasil belajar

Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

Chemical Education Study Program Teachers Training and Education Faculty University of Riau

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Murniati 1,sainab 2. Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, IPA Terpadu, Model Pembelajaran Aktif, dan Quiz Team

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI TEORI BRUNER PADA SISWA MAN 2 BANDA ACEH

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA JURNAL. Oleh

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT

Roma Yunita 1), Sriwulandari 2), Suwondo 3) phone :

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Darmawati, Arnentis dan Sri Iryani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru 28293

Fefti Asnia, Jejem Mujamil, M. Hadeli, L (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 105 PEKANBARU

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Rohmawati et al., Penerapan Metode Role Playing...

Oktavia Nardiani Sapir Sugeng Hadi Utomo. Keywords: Method Time Token Arends (TPA), Ability inquiry, Learning Outcomes

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DENGAN MODEL GUIDED TEACHING DI SD NEGERI 23 TAMPUNIK PESISIR SELATAN

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN TEKNIK BERMAIN KARTU PINTAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

Pendahuluan. Abstrak. Abstract. Azizah et al., Peningkatan Motivasi dan Hasil...

PADA KELAS X 3 SMA NEGERI 4 BARABAI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ROTATING TRIO EXCHANGE JURNAL. Oleh ALDONA MEYLINA MANALU MUNCARNO DARSONO

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

PENGGUNAAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 26 LUBUK ALUNG

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

Tarmini 1 SDN Maribaya 01, Kec. Kramat, Kab. Tegal Kata Kunci: Aktivitas Siswa, Hasil Belajar, Media Gelas Fakel

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Irmasuryani Abstract

Widanti et al., Penerapan Teknik Mind Mapping...

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

20 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.1 Januari 2017, 20-29 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY TIPE GUIDED DISCOVERY DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI MIPA 2 DI SMAN 16 BANDA ACEH Saidatunnisa, Abdul Hamid, Agus Wahyuni Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah Email : Saidatunnisa449@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, aktivitas guru dan peserta didik, keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran, dan respon peserta didik terhadap penggunaan Model Pembelajaran Discovery Tipe Guided Discovery selama proses pembelajaran berlangsung. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari peserta didik kelas XI MIPA 2 SMAN 16 Banda Aceh tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah 19 peserta didik. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu lembar observasi, tes berupa pre-test dan post-test, serta angket tanggapan peserta didik yang ketiganya dianalisis menggunakan uji persentase. Hasil analisis data menunjukkan bahwa (1) terjadi peningkatan aktivitas guru dan peserta didik selama proses pembelajaran pada setiap siklus, (2) terjadi peningkatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran pada setiap siklusnya dari kategori cukup menjadi sangat baik, (3) persentase ketuntasan peserta didik secara keseluruhan meningkat dari siklus 1 sampai siklus 3 yaitu 58%, 74%, dan 89%, serta (4) tanggapan peserta didik cenderung positif dimana 95% peserta didik menyatakan senang dan dapat memahami pembelajaran dengan menggunakan model Discovery. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Discovery tipe Guided Discovery dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok Hukum Newton Tentang Gravitasi. Kata kunci: Discovery, Guided Discovery, hasil belajar Abstract This type of research is the Classroom Action Research (PTK) and the approach used in this study is the quantitative approach. The data used in this study comes from the class XI students of Mathematics and Science 2 SMAN 16 Banda Aceh the school year 2016/2017 with the number of 19 learners. Data collection instrument in this study is the observation sheets, test in the form of pre-test and post-test, and questionnaire responses of learners that the three analyzed using percentages test. The result showed that (1) an increase in activity of teachers and learners during the learning process in each cycle, (2) an increase in teachers' skills in managing learning in each cycle of the category enough to be very good, (3) the percentage of completeness learners whole increased from cycle 1 to cycle 3, namely 58%, 74% and 89%, and (4) the learners tend to be positive in that 95% of learners said he was happy and able to understand the learning by using model-type Guided Discovery Discovery. Based on data obtained from this study can be concluded that the application of learning models Guided Discovery Discovery type can improve learning outcomes of students in the subject matter On Newton's Law of Gravity. Keywords: Discovery, Guided Discovery, learning outcomes

Saidatunnisa dkk, (2016). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Tipe Guided Discovery... 21 PENDAHULUAN Fisika memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan seharihari. Selain sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam, fisika juga merupakan ilmu pengetahuan dasar yang dapat digunakan sebagai landasan ilmu pengetahuan lainnya, baik ilmu pengetahuan murni seperti kimia dan biologi, maupun ilmu pengetahuan terapan seperti teknologi, kedokteran, pertanian, dan lain-lain. Menurut Tipler (1991:394) menyatakan bahwa, Fisika sebagai sains atau ilmu pengetahuan paling fundamental karena merupakan dasar dari semua bidang sains yang lain. Dewasa ini, tingkat kesadaran akan peran penting fisika semakin bertambah, sejalan dengan fisika yang menjadi landasan esensial dalam perkembangan IPTEK, namun pada kenyataannya kemampuan peserta didik (siswa) d i bidang fisika masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil observasi di SMAN 16 Banda Aceh melalui wawancara dengan guru, wawancara dengan siswa dan pengamatan langsung di kelas diperoleh informasi antara lain; (1) Paradigma yang sudah terbentuk pada diri siswa bahwa fisika tidak menarik dan sulit dipahami; (2) Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru ( teacher center); (3) Selama proses pembelajaran siswa tidak termotivasi dan cenderung pasif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan; (4) Siswa dituntut menghafal konsep yang diberikan daripada memahami, menganalisis dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari; (5) Proses pembelajaran cenderung menjadi monoton dan membosankan; (6) Penet apan KKM mata pelajaran fsika di SMAN 16 Banda Aceh Tahun Ajaran 2015/ 2016 yaitu 60; (7) Tingkat ketuntasan siswa untuk setiap materi pada pelajaran fisika kurang lebih 50%; (8) Hasil belajar siswa siswi kelas XI MIPA 2 tergolong rendah, dari seluruh siswa kelas XI MIPA SMAN 16 Banda Aceh masih terdapat 40% siswa yang belum memenuhi batas kriteria ketuntasan minimal yaitu 60. Berdasarkan pada permasalahan yang dihadapi oleh siswa kelas XI MIPA 2 di SMAN 16 Banda Aceh, maka peneliti menawarkan sebuah model pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar fisika siswa SMAN 16 yaitu dengan menerapkan model pembelajaran discovery tipe guided discovery. Menurut Hanafiah dan Suhana (2010:77) menyatakan bahwa, Discovery merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Menurut Eggen (2012:177) menyatakan bahwa, Penemuan terbimbing adalah satu pendekatan mengajar dimana guru memberi siswa contoh-contoh spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut. Pernyataan tersebut senada dengan Hanafiah dan Suhana (2010 :77) yang mengemukakan bahwa Discovery terpimpin, yaitu pelaksanaan Discovery dilakukan atas petunjuk dari guru. Dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya siswa melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya. Lebih lanjut dijelaskan pula Harmin dan Toth (2006:187) menyatakan bahwa, The guided discovery strategy is essentially a method of teaching by discovery,with student led forward in appropriately small steps. As long as students see the strategy as one of learning something new, not one that test prior learning, this self-checking practice is naturally motivating. it not only teaches subject matter but neatly exercise thinking skills and grows self-responsibility.

22 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.1 Januari 2017, 20-29 Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran guided discovery dapat meningkatkan keterampilan berfikir siswa karena siswa dilatih untuk menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data yang didapatkan. Walaupun demikian, tidak semua materi pembelajaran cocok disampaikan dengan menggunakan model pembelajran ini. Beberapa materi yang cocok diterapkan menggunakan model pembelajaran ini diantaranya yaitu sains dan matematika. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan di kelas XI MIPA 2 di SMAN 16 Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan pada 12 sampai 26 Agustus 2016. Penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017 dengan Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIPA 2 SMAN 16 Banda Aceh yang berjumlah 19 orang siswa, dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 11 siswa dan jumlah siswa perempuan sebanyak 8 siswa. sedangkan objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar fisika siswa kelas XI MIPA 2 SMAN 16 Banda Aceh pada materi Hukum gravitasi Newton dengan penerapan model Discovery. Sesuai dengan karakteristik dalam PTK, maka penelitian ini merupakan penelitian bersiklus. Masing-masing siklus meliputi perencanaan, pengamatan, tindakan dan refleksi. Adapun rancangan siklus pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan dari awal hingga akhir dapat dilihat pada gambar berikut: Data yang diambil berupa hasil belajar peserta didik, aktivitas guru dan peserta didik selama pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan tanggapan peserta didik terhadap pendekatan pembelajaran yang digunakan. Teknik Analisis Data Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji persentase dengan metode kuantitatif dengan langkahlangkah berikut. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran (Mulyasa, 2008:218) Adapun skor rata-rata Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran menurut Dermawati (2013:26); 75% < x 100% = 4; 50% < x 75% = 3; 25% < x 50% = 2; 0% < x 25% = 1; Tingkat ketuntasan individual didefinisikan sebagai nilai terendah setiap siswa dalam memenuhi pembelajaran sesuai dengan KKM yaitu 60.

Saidatunnisa dkk, (2016). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Tipe Guided Discovery... 23 Tingkat ketuntasan klasikal didefinisikan sebagai presentase kuantitas siswa yang lulus dalam pembelajaran dalam satu kelas. (Sudijono, 2009:43) Keterangan: P : Angka Persentase f : Frekuensi yang sedang dicari N : Number of cases (jumlah frekuensi) Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individual) jika proporsi jawaban benar siswa 65%, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud dalamtrianto, 2009: 241). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus 1 Berdasakan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran Discovery itipe guided discovery pada siklus I terlihat bahwa dari 19 orang siswa terdapat 11 siswa yang tuntas secara individual atau dengan kata lain ketuntasan klasikal secara keseluruhan pada siklus 1 adalah sebesar 58%. Bagi siswa yang belum tuntas belajarnya, guru memberikan tugas latihan dirumah. Berdasarkan hasil analisis data terdapat beberapa aktivitas guru yang masih belum sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan. Dari 13 aktivitas guru, terdapat 6 aktivitas yang pengelolaan waktunya berkategori tidak sesuai. Kemampuan guru dalam mengelola discovery secara keseluruhan pada siklus pertama ini dapat dikategorikan cukup dengan perolehan skor rata-rata sebesar 2,02. Refleksi (tindak lanjut) Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan pembelajaran oleh 2 orang pengamat, maka upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan pada siklus 1, maka dibuat perencanaan pembelajaran untuk siklus 2 sebagai berikut: a. Guru harus memperhatikan penggunaan waktu pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan, terutama pada 6 aktivitas guru dan peserta didik yang belum sesuai dengan alokasi waktu di siklus 1 sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana. b. Guru harus mengoptimalkan keterampilan mengajar, yaitu keterampilan membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam melakukan eksperimen dan diskusi kelompok, membantu peserta didik ketika mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran serta guru harus menyampaikan informasi lebih menarik sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. c. Guru harus memperhatikan peserta didik secara keseluruhan jika masih ada peserta didik yang tidak memperhatikan materi dengan baik dan pasif dalam eksperimen dan diskusi kelompok serta bersikap lebih tegas jika masih ada peserta didik yang tidak serius mendengarkan arahan dan bimbingan pada saat praktikum agar suasana kelas dapat dikontrol. d. Guru harus meningkatkan keterampilan dalam memberikan penguatan materi dan mengarahkan serta membimbing peserta didik dalam membuat kesimpulan. e. Guru harus dapat memotivasi dan membangkitkan antusias peserta didik, serta merangsang peserta didik untuk bersikap lebih aktif selama proses pembelajaran dengan cara memberi apresiasi berupa nilai tambahan

24 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.1 Januari 2017, 20-29 kepada peserta didik yang antusias dan tanggap dalam pembelajaran. Siklus II Hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran Discovery tipe Guided Discovery terlihat bahwa dari 19 orang siswa terdapat 14 siswa yang tuntas secara individual atau dengan kata lain ketuntasan klasikal secara keseluruhan pada siklus 2 adalah sebesar 74%, Selanjutnya bagi siswa yang belum tuntas belajarnya, guru memberikan tugas latihan dirumah. Aktivitas guru pada siklus 2 lebih baik jika dibandingkan dengan siklus 1. Dari keseluruhan 13 aktivitas guru, terdapat 3 aktivitas yang pengelolaan waktunya tidak sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus 2 juga sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, dimana dari 13 aktivitas hanya terdapat 3 aktivitas yang belum sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan. Kemampuan guru dalam mengelola discovery secara keseluruhan pada siklus kedua ini dapat dikategorikan baik dengan perolehan skor rata-rata sebesar 2,91. Refleksi (tindak lanjut) Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan pembelajaran oleh 2 orang pengamat, maka upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kelemahan dan keberhasilan pada siklus 2, maka dibuat perencanaan pembelajaran untuk siklus 3 sebagai berikut: a. Guru harus lebih memperhatikan lagi penggunaan waktu agar sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan, terutama pada 3 aktivitas guru dan peserta didik yang belum sesuai dengan alokasi waktu di siklus 2 sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan materi dapat tersampaikan secara maksimal. b. Guru harus lebih memotivasi peserta didik dalam mengarahkan memahami masalah, menyelesaikan, dan mengecek jawaban melalui LKPD supaya peserta didik memahami permasalahan yang diberikan oleh guru. c. Guru harus menggunakan bahasa yang menarik dan mudah dipahami peserta didik, terutama saat memberikan bimbingan dan penjelasaan melakukan eksperimen dan diskusi d. Guru harus memperhatikan peserta didik secara keseluruhan dan memberikan porsi bimbingan yang sama untuk setiap kelompok agar setiap kelompok mendapatkan bimbingan yang sama. e. Guru harus mampu membangkitkan antusias peserta didik untuk mengajak peserta didik untuk berani mengungkapkan pendapatnya, agar peserta didik terlihat lebih aktif dan pembelajaran benar-benar berpusat pada peserta didik. Siklus III Hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran Discovery tipe Guided Discovery terlihat bahwa dari 19 orang siswa terdapat 17 siswa yang tuntas secara individual atau dengan kata lain ketuntasan klasikal secara keseluruhan pada siklus 3 adalah sebesar 89%. Selanjutnya bagi siswa yang belum tuntas belajarnya, guru memberikan tugas latihan dirumah. Pada siklus 3 ini guru dan siswa telah dapat menerapkan model Discovery dengan baik. Hal ini ditandai dengan semua aktivitas guru yang telah sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana. Kemampuan guru dalam mengelola discovery secara keseluruhan pada siklus ketiga ini dapat dikategorikan baik sekali

Saidatunnisa dkk, (2016). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Tipe Guided Discovery... 25 dengan perolehan skor rata-rata sebesar 3,62. Siklus II Hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran Discovery tipe Guided Discovery terlihat bahwa dari 19 orang siswa terdapat 14 siswa yang tuntas secara individual atau dengan kata lain ketuntasan klasikal secara keseluruhan pada siklus 2 adalah sebesar 74%, Selanjutnya bagi siswa yang belum tuntas belajarnya, guru memberikan tugas latihan dirumah. Aktivitas guru pada siklus 2 lebih baik jika dibandingkan dengan siklus 1. Dari keseluruhan 13 aktivitas guru, terdapat 3 aktivitas yang pengelolaan waktunya tidak sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus 2 juga sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, dimana dari 13 aktivitas hanya terdapat 3 aktivitas yang belum sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan. Kemampuan guru dalam mengelola discovery secara keseluruhan pada siklus kedua ini dapat dikategorikan baik dengan perolehan skor rata-rata sebesar 2,91. Refleksi (tindak lanjut) Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan pembelajaran oleh 2 orang pengamat, maka upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kelemahan dan keberhasilan pada siklus 2, maka dibuat perencanaan pembelajaran untuk siklus 3 sebagai berikut: a. Guru harus lebih memperhatikan lagi penggunaan waktu agar sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan, terutama pada 3 aktivitas guru dan peserta didik yang belum sesuai dengan alokasi waktu di siklus 2 sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan materi dapat tersampaikan secara maksimal. b. Guru harus lebih memotivasi peserta didik dalam mengarahkan memahami masalah, menyelesaikan, dan mengecek jawaban melalui LKPD supaya peserta didik memahami permasalahan yang diberikan oleh guru. c. Guru harus menggunakan bahasa yang menarik dan mudah dipahami peserta didik, terutama saat memberikan bimbingan dan penjelasaan melakukan eksperimen dan diskusi d. Guru harus memperhatikan peserta didik secara keseluruhan dan memberikan porsi bimbingan yang sama untuk setiap kelompok agar setiap kelompok mendapatkan bimbingan yang sama. e. Guru harus mampu membangkitkan antusias peserta didik untuk mengajak peserta didik untuk berani mengungkapkan pendapatnya, agar peserta didik terlihat lebih aktif dan pembelajaran benar-benar berpusat pada peserta didik. Siklus III Hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran Discovery tipe Guided Discovery terlihat bahwa dari 19 orang siswa terdapat 17 siswa yang tuntas secara individual atau dengan kata lain ketuntasan klasikal secara keseluruhan pada siklus 3 adalah sebesar 89%. Selanjutnya bagi siswa yang belum tuntas belajarnya, guru memberikan tugas latihan dirumah. Pada siklus 3 ini guru dan siswa telah dapat menerapkan model Discovery dengan baik. Hal ini ditandai dengan semua aktivitas guru yang telah sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana. Kemampuan guru dalam mengelola discovery secara keseluruhan pada siklus ketiga ini dapat dikategorikan baik sekali

26 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.1 Januari 2017, 20-29 dengan perolehan skor rata-rata sebesar 3,62. Refleksi (tindak lanjut) Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan pembelajaran oleh 2 orang pengamat pada siklus 3, maka tindakan dalam siklus diberhentikan karena hasil belajar sudah maksimal dan sebagian besar siswa telah berhasil menuntaskan belajarnya dengan baik, serta guru telah mampu menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery tipe Guided Discovery dengan sangat baik. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa sesudah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ketuntasan rata-rata individual meningkat dari siklus pertama sampai dengan siklus ketiga. Peningkatan hasil belajar disajikan pada Grafik 4.1 berikut: keseluruhan meningkat menjadi 74%, skor ini juga belum memenuhi syarat ketuntasan minimum klasikal mengingat bahwa dari keseluruhan 19 peserta didik terdapat 14 peserta didik yang telah tuntas secara individual. Selanjutnya pada siklus ketiga persentase ketuntasan klasikal yang didapat secara keseluruhan meningkat menjadi 89%, skor ini telah memenuhi syarat ketuntasan minimum klasikal yaitu 85%. Hal ini menunjukkan bahwa dari keseluruhan 19 peserta didik terdapat 18 peserta didik yang telah tuntas secara individual. Aktivitas guru dan siswa yang diamati selama pembelajaran pada siklus 1 menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik, secara singkat disajikan dalam Grafik 4.2 berikut: Berdasarkan Grafik 4.1 dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan persentase ketuntasan secara keseluruhan. Pada siklus pertama persentase ketuntasan klasikal yang didapat secara keseluruhan yaitu 58%, skor ini belum memenuhi syarat ketuntasan minimum klasikal yaitu 85% mengingat bahwa dari keseluruhan 19 peserta didik hanya terdapat 11 peserta didik yang telah tuntas secara individual. Selanjutnya pada siklus kedua persentase ketuntasan klasikal yang didapat secara Berdasarkan Grafik 4.2 tersebut menjelaskan bahwa persentase aktivitas guru dan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran berbeda. Pada siklus 1 ini, dari seluruh 13 kegiatan terdapat 6 kegiatan yang belum sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan dan 7 kegiatan yang telah sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Pada kegiatan pendahuluan, kegiatan yang telah sesuai dengan waktu yaitu point 1, 3, dan 4, sedangkan kegiatan yang belum sesuai diantaranya pada point 2 yaitu saat memberikan pretest dengan persentase aktivitas guru sebesar 38% dan peserta didik sebesar 38% dari persentase ideal 75%. Aktivitas lainnya pada point 5 yaitu saat menyampaikan informasi tentang materi yang akan diajarkan dengan

Saidatunnisa dkk, (2016). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Tipe Guided Discovery... 27 persentase aktivitas guru sebesar 38% dan peserta didik sebesar 50% dari persentase ideal 75%. Pada kegiatan inti aktivitas yang telah sesuai dengan alokasi waktu yaitu point 6,7, dan 9, sedangkan aktivitas yang belum sesuai diantaranya point 8 yaitu saat membimbing peserta didik melakukan praktikum dengan persentase aktivitas guru sebesar 25% dan peserta didik sebesar 34% dari persentase ideal 75%. Aktivitas lainnya pada point 10 yaitu saat mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas dengan persentase aktivitas guru sebesar 38% dan peserta didik sebesar 38% dari persentase ideal 75%. Pada kegiatan penutup aktivitas yang belum sesuai dengan alokasi waktu yaitu pada point 12 yaitu saat meyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan persentase aktivitas guru sebesar 50% dan peserta didik sebesar 56% dari persentase ideal 75%. Aktivitas lainnya yang belum sesuai yaitu pada point 13 yaitu saat memberikan post-test dengan persentase aktivitas guru sebesar 25% dan peserta didik sebesar 38% dari persentase ideal 75%. Sedangkan pada kegiatan penutup, aktivitas guru dan siswa juga belum sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan yaitu pada point 12 saat memberi penguatan materi dan mengarahkan siswa menyimpulkan pembelajaran dengan persentase sebesar 2% dari persentase ideal 7%. Aktivitas guru dan siswa yang diamati dengan menggunakan lembar observasi pada siklus kedua secara singkat disajikan dalam Grafik 4.3 berikut: pembelajaran sama. Pada siklus 2 ini, dari seluruh 13 kegiatan terdapat 3 kegiatan yang belum sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan dan 10 kegiatan yang telah sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Pada kegiatan pendahuluan, kegiatan yang telah sesuai dengan waktu yaitu point 1, 2, 3, dan 4, sedangkan kegiatan yang belum sesuai pada point 5 yaitu saat menyampaikan informasi tentang materi yang akan diajarkan dengan persentase aktivitas guru sebesar 63% dan peserta didik sebesar 63% dari persentase ideal 75%. Pada kegiatan inti aktivitas yang telah sesuai dengan alokasi waktu yaitu point 6,7, 9,10 dan 11 sedangkan aktivitas yang belum sesuai pada point 8 yaitu saat membimbing peserta didik melakukan praktikum dengan persentase aktivitas guru sebesar 63% dan peserta didik sebesar 63% dari persentase ideal 75%. Pada kegiatan penutup aktivitas yang sesuai dengan alokasi waktu yaitu pada point 12 sedangkan yang belum sesuai dengan alokasi waktu yaitu pada point 13 yaitu saat memberikan post-test dengan persentase aktivitas guru sebesar 50% dan peserta didik sebesar 50% dari persentase ideal 75%. Aktivitas guru dan siswa yang diamati dengan menggunakan lembar observasi pada siklus ketiga secara singkat disajikan dalam Grafik 4.4 berikut: Berdasarkan Grafik 4.3 tersebut menjelaskan bahwa persentase aktivitas guru dan peserta didik dalam pelaksanaan Berdasarkan Grafik 4.4 menjelaskan bahwa persentase aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran sebagian besar sama. Kelemahan waktu pelaksanaan pada siklus 2 telah dapat ditangani oleh guru, sehingga pada siklus 3 ini seluruh aktivitas guru dan

28 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.1 Januari 2017, 20-29 siswa baik pada bagian pendahuluan inti, maupunn penutup telah tiap siklus baik peningkatan ketuntasan individual dan klasikal, peningkatan pada sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan sebelumnya. Hal ini berarti guru dan siswa telah mampu mengoptimalkan penggunaan waktu pembelajaran sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, terlihat adanya peningkatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dengan penerapan model Discovery Secara rinci diperlihatkan pada grafik berikut: Grafik 4.5 menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery tipe Guided discovery dari siklus pertama hingga siklus ketiga. Berdasarkan grafik tersebut Pada siklus pertama perolehan skor rata-rata yang didapat oleh guru adalah 2,02 dengan kategori cukup, pada siklus kedua perolehan skor rata-rata yang dicapai guru adalah 2,91 dengan kategori baik dan pada siklus ketiga perolehan skor rata-rata yang dicapai guru adalah 3,62 dengan kategori baik sekali. Berdasarkan perolehan skor yang didapat tersebut terlihat bahwa guru semakin terampil dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan model discovery. Berdasarakan data hasil penelitian dan pembahasan dari siklus 1 hingga siklus 3 dan penjelasan yang telah diuraikan pada tiap siklus baik ketuntasan peningkatan individual dan klasikal diatas terlihat adanya peningkatan pada aktivitas guru dan peserta didik, dan peningkatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Respon peserta didik terhadapa penerapan model pemnbelajaran Discovery tipe Guided discovery juga cenderung positif. Jadi dapat disimpulakan bahwa bahwa penerapan model pembelajaran Discovery tipe Guided discovery berhasil membantu peserta didik dalam pembelajaran dan proses pembelajaran menjadi menyenangkan sehingga hasil belajar yang dihasilkan maksimal. Tanggapan peserta didik terhadap model discovery ini juga positif. Tanggapan positif ini menunjukan bahwa peserta didik antusias dengan pembelajaran yang disajikan. Hal ini dapat memotivasi peserta didik untuk meningkatkan minat dan perhatian peserta didik serta dapat meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan selama 3 siklus terlihat adanya perubahan yang merupakan hasil penelitian dalam rangka meningkatkan hasil belajar fisika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Discovery tipe Guided discovery. Maka kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penerapan model pembelajaran Discovery tipe Guided discovery pada materi Hukum Newton tentang Gravitasi terbukti dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik yang dilihat dari peningkatan ketuntasan individual maupun peningkatan ketuntasan klasikal pada kelas XI MIPA 2 SMAN 16 Banda Aceh 2. Aktivitas guru dan peserta didik selalu mengalami perbaikan setiap siklusnya, hal ini berarti bahwa seluruh aktivitas guru dan peserta didik telah sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.

Saidatunnisa dkk, (2016). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Tipe Guided Discovery... 29 3. Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery tipe Guided discovery pada peserta didik SMAN 16 Banda Aceh kelas XI MIPA 2 juga mengalami peningkatan setiap siklusnya. 4. Respon peserta didik terhadap pembelajaran Discovery tipe discovery sangat baik hal ini menunjukkan bahwa peserta didik senang dengan model pembelajaran Discovery tipe Guided discovery. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Dermawati. 2013. Penilaaian Angka Kredit Guru. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hanafiah, Nanang dkk. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. bandung: Refika Aditama. Harmin, Merrill. And melanie Tooth. 2006. Inspiring Active Learning A Complete handbook For Today s Teacher. Newyork. Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikat Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group Tippler, 1998. Fisika Untuk Sains dan Tekhnik. Jakarta: Erlangga.