1 PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. bersaing ketat dalam memperebutkan pasar, karena tidak ada lagi pembatasan

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dan kelangsungan hidup perusahaan (going concern).

BAB I PENDAHULUAN. mulai pada tahun Pada awal bulan tahun 1998, Indonesia dilanda krisis

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan modal kerja sangat penting bagi suatu perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang relatif sulit dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur,

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai institusi yang memberikan jasa keuangan bagi seluruh pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini baik pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur semakin

I. PENDAHULUAN. memiliki keunggulan kompetitif dapat mempertahankan dan atau. memiliki ketersediaan barang yang dijual pada setiap saat ketika pesanan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. bersaing ketat dalam memperebutkan pasar, karena tidak ada lagi pembatasan barang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alternatif masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini bisnis properti telah mengalami perkembangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dianggap investasi tersebut menguntungkan. Menurut Tandelilin (2010) investasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami perubahan dan perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. produksi mobil yang dirakit di Indonesia berada pada kira-kira dua juta unit. per tahun (

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri, jasa dan perdagangan maupun sektor lain. Setiap. kelangsungan hidup perusahaan (going concern).

BAB I PENDAHULUAN. sejenis dengan merk yang berbeda beda dan kualitas dari barang tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kegiatan menggunakan dana (fungsi investasi) dan kegiatan mencari sumber

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan tanda-tanda kearah pemulihan, namun hal tersebut mendorong

I. PENDAHULUAN. Inflation Targeting Framework (ITF) tidaklah cukup untuk mengatasi. krisis ekonomi dan keuangan, maka perlu adanya sebuah instrument

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyaknya perusahaan dalam industri, serta kondisi perekonomian saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian global persaingan ekonomi semakin kompetitif. Semua

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%,

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak stabil seperti saat ini setiap

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap pencapaian tujuan perusahaan. lain likuiditas perusahaan itu sendiri. Menurut Mamduh et al.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Secara umum setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah saat ini tidak lain

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Perkembangan pasar modal Indonesia Perusahaan Kapitalisasi Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, perekonomian Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Disamping itu, kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil

BAB 1 PENDAHULUAN. telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang harus dipikirkan oleh pemerintah. Berdasarkan data yang diperoleh dari

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan dunia usaha yang tumbuh semakin cepat. menyebabkan meningkatnya persaingan yang kompetitif antar perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. dagang maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Angka produksi dan angka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, hal ini dapat terlihat dengan bermunculannya inovasi-inovasi baru

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh. atau kegiatan membutuhkan modal untuk membayar usaha yang

BAB I. Pendahuluan. Indonesia juga semakin meningkat, pada tahun 2013 lalu tercatat produksi mobil

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi seperti ini menuntut perusahaan untuk mampu mengelola

BAB I PENDAHULUAN. intermediaris atau perantara yang menghubungkan pihak pihak yang memiliki dana

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan

Judul : Prosedur Penagihan Piutang di PT. Astra Internasional Tbk. AUTO 2000 Kantor Cabang Sanur ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Mamduh dan Abdul (2007:159) menyatakan bahwa Return on Investment

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi yang berlangsung dengan sangat cepat dan meluas. Proses

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dunia yang mengalami perubahan atas krisis dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang

2015 PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA BANK MILIK PEMERINTAH YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. jumlah transaksi perusahaan yang go public, dan jumlah investor domestik. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan lingkungan ekonomi yang semakin kompleks. Karena kondisi ini maka

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sektor bisnis yang berkembang pesat.bisnis property dan real

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kestabilan keadaan perusahaan. Pertimbangan-pertimbangan yang. dengan melakukan efisiensi modal kerja (Ristanti dkk, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan inovasi produk, meningkatkan kinerja karyawan, dan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang begitu pesat perkembangannya menyebabkan dampak terhadap muncul

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi. Inflasi sendiri merupakan kenaikan harga secara bersamaan atau

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENADAHULUAN. satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank

Gambar 1. Penjualan Mobil dan Sepeda Motor Indonesia

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik, prospek usaha yang selalu berkembang, dan dapat memenuhi

I. PENDAHULUAN. signifikan terhadap manajemen setiap perusahaan. Persaingan bisnis tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran serta industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Persaingan bisnis pada era globalisasi saat ini menuntut perusahaan untuk meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif. Pasar yang semakin luas dan selera konsumen yang semakin bervariasi menuntut perusahaan untuk lebih kreatif dalam membangun bisnisnya. Perusahaan yang memenangkan pasar adalah perusahaan yang dapat mengetahui apa yang menjadi keinginan pelanggannya. Selain hal tersebut, semakin cepatnya barang yang sampai kepada pelanggan maka peluang perusahaan untuk memenangkan persaingan akan semakin besar. Kecukupan persediaan siap diproduksi atau yang siap untuk dijual kepada pelanggan ikut menentukan keberhasilan aktifitas penjualan. Menurut Santosa (2009), era globalisasi memberikan dampak perubahan yang sangat signifikan terhadap manajemen setiap perusahaan. Persaingan bisnis tidak lagi terbatas hanya pada persaingan sesama perusahaan di pasar domestik tetapi setiap perusahaan lokal akan bersaing dengan perusahaan asing. Dengan keadaan tersebut menuntut setiap perusahaan untuk memiliki strategi yang lebih efektif sehingga harus mengubah strategi bisnis yang telah diterapkan agar setiap peluang yang ada dapat dikembangkan dan dapat memberikan keuntungan. Industri yang berkembang pada era globalisasi ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu indutri jasa dan dagang. Kedua industri, baik industri jasa maupun industri dagang merupakan jenis indsutri yang pada dasarnya memiliki tujuan atau goal yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Keuntungan adalah salah satu indikator yang dapat dijadikan sebagai ukuran berkembangnya sebuah perusahaan. Keuntungan yang diperoleh perusahaan biasanya berbanding lurus dengan terjualnya barang atau jasa yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Semakin cepat bergeraknya sebuah barang atau jasa maka keuntungan akan semkin tinggi diperoleh melalui return hasil dari penjualan tersebut. Salah satu industri yang berkembang di dunia khususnya di Indonesia adalah industri otomotif. Industri otomotif di Indonesia berkembang sangat pesat, hal ini bisa terlihat dari total penjualan otomotif khususnya mobil dari tahun 2008 sampai 2012 di Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi. Pada waktu krisis finansial global yang terjadi sejak tahun 2008 telah mempengaruhi kinerja sektor otomotif di Indonesia terutama pada tahun 2009. Akibat krisis finansial ini terjadi penurunan penjualan pada tahun 2009. Krisis finansial berdampak pada melemahnya nilai rupiah yang mengakibatkan kenaikan harga mobil sehingga konsumen menunda untuk membeli mobil. Selain itu, tingginya tingkat suku bunga dari perbankan dan lembaga pembiayaan mengakibatkan sumber pembiayaan untuk pembelian mobil menjadi terhambat. Menurut laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), tingkat produksi dan penjualan mobil tahun 2009 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tingkat produksi tahun 2009 menurun menjadi 464.815 unit dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 600.628 unit atau mengalami penurunan sebesar 22.60 persen. Pada waktu yang sama, tingkat penjualan menurun sebesar 19,53 persen menjadi 486.000 unit pada tahun 2009. Meski jumlah ini mampu melewati target yang ditetapkan Gaikindo

2 sebesar 450.000 unit, namun peningkatan penjualan tidak seperti tahun 2008 yang tercatat sebesar 604.000 unit. Dalam industri otomotif nasional yang terdiri dari banyak industri/perusahaan terdapat tujuh merek yang selalu mendominasi penjualan teratas dalam industri mobil nasional. Salah satu perusahaan yang selalu menguasai pangsa pasar penjualan yaitu Toyota Astra Motor (TAM). Pangsa pasar yang selalu berada pada posisi pertama atau sebagai penjualan terbesar pada tahun 2008 sampai dengan 2012 dapat dilihat dari Gambar 1. Gambar 1 Penjualan industri mobil nasional Tahun 2008-2012 Sumber : dari berbagai sumber (diolah) Secara lebih terperinci, pada tahun 2012 penjualan kendaraan oleh Toyota secara total mencapai lebih dari 400.00 unit atau tumbuh 30,5 persen jika dibandingkan dengan penjualan tahun 2011. Selama bulan September, penjualan mobil mencapai 102.111 unit, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 76.445 unit. Jumlah penjualan kendaraan roda empat oleh Toyota selama sembilan bulan merupakan penjualan unit terbanyak yang mencapai 298.646 unit, kemudian diikuti oleh Daihatsu yang menjual 120.664 unit, Mitsubishi 109.461 unit, dan Suzuki 87.882 unit. Jumlah penjualan mobil yang meningkat pesat memberikan pengaruh terhadap bisnis dari industri otomotif. Sebagai salah satu industri pendukung utama sektor otomotif adalah persediaan unit mobil dan kelangsungan hidup industri otomotif tergantung dari persediaan unit mobil. Tahun 2012 ini merupakan tahun penuh tantangan bagi industri otomotif, karena adanya pengurangan subsidi bahan bakar dan regulasi terhadap uang muka kredit. Kebijakan loan to value (LTV) atau pengaturan uang muka kredit atau down payment (DP) Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/10/DPNP yang berlaku pada 15 Maret 2012 adalah menyediakan uang muka kredit 25-30 persen untuk kredit kepemilikan rumah dan mobil. Adanya kebijakan ini menimbulkan dampak negatif terhadap penyaluran

3 kredit otomotif. Penyaluran kredit otomotif menjadi turun sejak aturan ini diterapkan. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), penurunan kredit otomotif mulai terjadi bulan Juli 2012. Nilai kredit menurun Rp 1,59 triliun dibandingkan Juni 2012 (month to month/mtm) yang mencapai Rp 107,21 triliun. Pada Oktober 2012 kredit otomotif menjadi Rp 100,04 triliun atau turun sebesar 6,5 persen dibandingkan posisi Juli 2012. Jika disetahunkan atau year on year (yoy) maka penyaluran kredit otomotif berkurang sebesar 3,34 persen. Penjualan kendaraan yang menurun akibat diterapkannya kebijakan LTV ini juga ditambah oleh kondisi melemahnya pertambangan batubara dan penurunan harga minyak kepala sawit (CPO) menjelang akhir semester pertama tahun 2012. Turunnya kredit otomotif terbanyak adalah di luar Pulau Jawa. Penurunan permintaan dan harga komoditas banyak mempengaruhi daya beli masyarakat di luar Jawa, dan kondisi ini berimbas ke permintaan kendaraan. Penjualan kendaraan kategori di niaga (komersial) ini merupakan suatu sinyal atas naik turunnya perekonomian di suatu negara termasuk di Indonesia. Perumusan Masalah PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang sudah berkembang di bidang otomotif yang memulai operasionalnya dari tahun 1972. PT. XYZ merupakan salah satu dari 5 (lima) main dealer mobil merek Toyota di Indonesia, dengan lingkup daerah pemasarannya adalah di 5 (lima) propinsi yaitu Riau, Jambi, Bengkulu, Pekanbaru, dan Bali. PT. XYZ sebagai main dealer Toyota memiliki fungsi atau kedudukan untuk melakukan penjualan maupun layanan purna jual (bengkel) untuk kendaraan yang dikeluarkan oleh Toyota dalam lingkup area kerjanya. Pendapatan terbesar dari PT. XYZ secara berturut-turut adalah dari kategori penjualan kendaraan diikuti oleh layanan purna jual dan terakhir adalah penjualan spare parts. Realisasi penjualan di PT. XYZ dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 selalu mengalami peningkatan dan melebihi dari target perusahaan. Pada tahun 2012 target perusahaan tidak sepenuhnya tercapai, realisasi penjualan hanya mencapai 94,3 persen dari target penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu sejak tahun 2010 persentase realisasi penjualan juga menurun dari 111,0 persen tercapai pada tahun 2010, menurun menjadi 100,2 persen pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 kembali menurun dan lebih parah karena selain menurun menjadi 94,3 persen, target perusahaan juga untuk pertama kalinya dalam 5 tahun terakhir tidak tercapai. Jika hal ini dibiarkan diduga target ditetapkan oleh perusahaan pada tahun selanjutnya tidak akan tercapai,sehingga perusahaan harus mengambil langkah strategi manajerial untuk memperbaiki penjualan perusahaan. Kondisi penjualan yang tidak dapat memenuhi target perusahaan mengakibatkan banyak kendaraan yang tidak dapat terjual. Dengan kondisi tersebut membuat persediaan kendaraan yang menumpuk dan juga kondisi pembayaran hutang yang tidak dapat sesuai jadwal. Ketidaksesuaian pembayaran ini mengakibatkan adanya biaya lain seperti penalti ke TAM, maupun biaya lainnya dengan berupaya menutup hutang dari pinjaman bank. Adapun target, realisasi, dan persentase realisasi penjualan dapat dilihat pada Tabel 1.Gambaran

4 umum kondisi perusahaan 5 tahun terakhir yang berhubungan dengan modal kerja dan profitabilitas, persediaan, dan piutang usaha dapat dilihat pada Tabel 2. Tahun Tabel 1 Target, realisasi, dan persentase realisasi penjualan PT. XYZ Persentase Target Penjualan Realisasi Penjualan Realisasi (Unit Produk) (Unit Produk) Penjualan (%) Growth Persentase Realisasi Penjualan (%) 2008 12.751 13.936 109,3-2009 12.450 13.168 105,8-3,5 2010 16.425 18.232 111,0 5,2 2011 21.036 21.076 100,2-10,8 2012 27.385 25.828 94,3-5,9 Sumber: Laporan keuangan tahunan PT. XYZ Umur piutang PT. XYZ rata-rata per tahun memiliki 1 periode perputaran selama 15 hari. Hal ini menjelaskan bahwa kemampuan dana yang tertanam dalam piutang untuk berputar adalah sebanyak 15 hari dalam 1 tahun. Dalam kurun 5 tahun terakhir kemampuan berputarnya menjadi lebih lama dengan tahun sebelumnya, sehingga mengakibatkan sulit mendapatkan uang tunai dalam waktu cepat, keadaan ini sangat menghambat aktifitas produksi perusahaan yang membutuhkan dana cepat untuk melakukan operasional, khususnya untuk pembayaran ke supplier utama yaitu TAM yang hanya diberikan masa tenggang pembayaran hanya 7 Hari. Peningkatan kewajiban PT. XYZ ke TAM rata-rata 28,27 persen setiap tahunnya. Dengan ketentuan pembayaran ke TAM yang harus on time, persediaan yang ada pada PT. XYZ harus terjual sesuai target. Pembayaran yang harus tetap dilaksanakan sesuai jatuh tempo mengharuskan target tercapai secara penuh. Rasio untuk persediaan memiliki rata-rata sebesar 24 hari dalam 1 tahun. Hal ini menggambarkan bahwa kemampuan dana selama periode tahun 2008 sampai 2012 perusahaan memiliki rasio persediaan setiap tahunnya yang semakin meningkat atau dapat dikatakan persediaan di gudang semakin meningkat atau dapat dikatakan persediaan dalam gudang semakin cepat harinya berada dalam gudang dan percepatannya semakin menurun, dilihat peningkatan nilai persediaan setiap tahunnya. Pengelolaan persediaan dan piutang usaha akan berpengaruh penting terhadap modal kerja dan meningkatkan profitabilitas. Pengelolaan persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, karena pemeriksaan fisik atas persediaan ini banyak melibatkan investasi rupiah dan mempengaruhi efektifitas dan efisiensi persediaan kegiatan perusahaan. Oleh sebab itu, likuiditas persediaan sebuah perusahaan sangat menarik untuk dikaji. Semakin cepat bergeraknya persediaan akan berimplikasi pada pendanaan modal kerja sebuah perusahaan. Selain itu, barang yang terjual secara kredit kepada pelanggan berakibat pada terjadinya piutang usaha bagi perusahaan pada suatu periode tertentu. Persediaan maupun piutang usaha erat kaitannya dengan tingkat keuntungan dan kegiatan pendanaan perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi kunci berkembangnya perusahan yang bersangkutan. Perusahaan akan sustain memajukan usahanya jika tingkat persediaan kecil dan piutang usaha cepat tertagih. Jika dikelola dengan baik, persediaan dan piutang usaha adalah satu sumber profitabilitas dalam suatu perusahaan.

5 Tabel 2 Kinerja perusahaan PT. XYZ tahun 2008 sampai 2012 (Milyar Rupiah) Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012 Penjualan 2.060 2.121 3.063 3.636 4.754 Harga Pokok Penjualan 1.769 1.759 2.564 3.065 4.057 Laba Kotor 291 362 499 571 697 Laba Operasi 108 157 184 194 221 Laba Bersih 77 126 165 172 194 Persediaan 77 64 161 159 564 Piutang Usaha 100 86 166 184 376 Aktiva Lancar 280 351 576 764 1.061 Hutang Usaha 75 53 108 126 280 Hutang Bank - - 14 15 96 Sumber: Laporan keuangan tahunan PT. XYZ Permasalahan perusahaan dapat dilihat dari fluktuatifnya growth laba bersih PT. XYZ. Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalambentuk laporan laba rugi. Keberhasilan utama perusahaan dalam meraup keuntungan tergantung pada besarnya laba bersih dibandingkan modal kerja. Jika perusahaan selalu meningkatkan target penjualan tahunan, secara otomatis biaya yang harus dikeluarkan pun akan meningkat. Tetapi hal yang terjadi adalah laba bersih yang didapatkan oleh perusahaan tidak sebanding dengan peningkatan biaya penjualan dan persediaan yang dilakukan oleh perusahaan. Penambahan showroom yang dilakukan oleh perusahaan yang dilakukan di beberapa daerah juga tidak dapat meningkatkan laba bersih perusahaan secara signifikan. Hal ini menandakan perusahaan tersebut dinilai belum mampu memaksimalkan peningkatan modal yang telah dikeluarkan yang sebenarnya dilakukan perusahaan untuk mencapai laba bersih yang lebih banyak. Permasalahan perusahaan selain laba bersih adalah biaya penjualan produk PT. XYZ. Biaya penjualan juga terlihat tidak stabil setiap tahunnya. Kenaikan biaya penjualan seharusnya diikuti dengan kenaikan laba bersih perusahaan yang signifikan, tetapi hal ini tidak terjadi di PT. XYZ. Terdapat permasalahan pada manajemen dimana terdapat ketidakmampuan mengendalikan biaya penjualan yang seharusnya dapat disesuaikan dengan target perusahaan. Ketika perusahaan PT. XYZ meningkatkan biaya penjualan maka konsekuensi ideal yang diperoleh perusahaan adalah peningkatan laba bersih yang signifikan. Kenaikan laba bersih perusahaan tidak diimbangi dengan efisiensi biaya penjualan pada tahun 2008-2012, seharusnya perusahaan dapat memperoleh laba bersih lebih banyak lagi jika mampu melakukan efisiensi pada biaya penjualan. Pada aspek persediaan terlihat bahwa terdapat masalah seperti yang terjadi pada tahun 2012, dimana jumlah persediaan perusahaan sangat besar. Nilai ini hampir 8 kali lipat lebih banyak daripada jumlah persediaan yang terdapat pada tahun 2008. Hal ini menunjukkan ketidakmampuan manajemen dalam memasarkan produk perusahaan yang menyebabkan realisasi penjualan perusahaan pada tahun 2012 tidak mencapai target. Kondisi idealnya adalah persediaan dapat diminimalisir sedikit mungkin dengan tercapainya target penjualan perusahaan, tetapi kenyataannya target tidak terealisasi sehingga menyebabkan menumpuknya persediaan perusahaan. Tingginya biaya persediaan

6 yang dikeluarkan oleh perusahaan menyebabkan laba bersih yang diperoleh menjadi tidak optimal. Persediaan menjadi salah satu faktor penting yang perlu mendapat perhatian dari PT. XYZ. Penambahan showroom yang dilakukan oleh perusahaan juga tidak meningkatkan laba bersih perusahaan secara signifikan. Saat ini diduga terdapat faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan modal kerja yang menyebabkan laba bersih, biaya penjualan, dan persediaan PT. XYZ fluktuatif. Growth laba bersih, biaya penjualan, dan persediaan PT. XYZ dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Growth laba bersih, biaya penjualan, dan persediaan PT. XYZ Tahun 2008-2012 Tahun Laba Bersih Growth Biaya Penjualan Growth Persediaan Growth (Milyar Rupiah) (%) (Milyar Rupiah) (%) (Milyar Rupiah) (%) 2008 77-118 - 77-2009 126 63,64 136 15,25 64-16,88 2010 165 30,95 209 53,68 161 151,56 2011 172 4,24 254 21,53 159-1,24 2012 194 12,79 350 37,80 564 254,72 Sumber: Laporan keuangan tahunan PT. XYZ Hasil penelitian dilakukan oleh Ganesan (2007) mengungkapkan bahwa hubungan antara tingkat efisiensi pengelolaan manajemen modal kerja dengan profitabilitas dan likuiditas bersifat negatif, rata-rata umur piutang usaha tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengembalian aktiva (return on assets) dan marjin profit. Dalam penelitian ini juga ditemukan ditemukan lemahnya kinerja pengelolaan piutang usaha dan hutang usaha, sehingga efisiensi modal kerja secara keseluruhan pada industri telekomunikasi lemah. Bhagat dan Bolton (2008), kinerja perusahaan di masa depan ditentukan oleh efisiensi manajemen dalam modal kerja, penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa terlalu sering pergantian kebijakan terhadap modal kerja oleh manajemen akan berdampak buruk bagi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara modal kerja dan profitabilitas pada penelitian Gill et al. (2010), dengan hasil penelitian ini menemukan statistik signifikan hubungan antara siklus konversi kas dengan profitabilitas, yang diukur melalui laba usaha kotor, sehingga manajer dapat menciptakan keuntungan untuk perusahaan mereka dengan menangani dengan benar siklus konversi kas dan dengan menjaga piutang secara optimal. Di Indonesia juga dilakukan penelitian atas modal kerja yang berpengaruh terhadap profitabilitas dilakukan oleh Tirta (2007) disimpulkan, terdapat hubungan yang siginifikan antara penjualan, tingkat suku bunga, kebijakan investasi dan teknologi dalam menentukan jumlah aktiva lancar dan kewajiban lancar sebagai komponen modal kerja, selain itu disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan belum menunjukkan hasil yang maksimal dengan tingkat likuditas yang belum aman. Dian (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh perputaran aktiva tetap, perputaran persediaan, perputaran piutang terhadap profitabilitas pada perusahaan real estate dan property yang dilisting di BEI dengan kesimpulan perputaran aktiva tetap berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran persediaan dan perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

7 Berdasarkan pemaparan diatas dapat diuraikan rumusan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan dilihat dari aspek likuiditas, aktifitas, profitabilitas, dan solvabilitas? 2. Bagaimana pengaruh modal kerja dan faktor-faktor lain terhadap profitabilitas PT. XYZ? Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Menganalisis kinerja keuangan perusahaan dilihat dari aspek likuiditas, aktifitas, profitabilitas, dan solvabilitas. 2. Menganalisis pengaruh modal kerja dan faktor-faktor lain terhadap profitabilitas PT. XYZ. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan didapat manfaat sebagai berikut : 1. Bagi manajemen perusahaan PT.XYZ akan mendapatkan informasi tentang kinerja keuangan pengelolaan persediaan dan piutang usaha agar dapat meningkatkan kemampuan keuangan perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas pada tahun-tahun berikutnya. 2. Bagi peneliti diharapkan dapat memperdalam wawasan dan ilmu pada bidang manajemen keuangan khususnya pengelolaan modal kerja dan faktor-faktor lain pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan. 3. Bagi masyarakat umum, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun kebijakan keuangan perusahaan. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penulisan tesis ini adalah pada perusahaan otomotif PT. XYZ. Data yang digunakan adalah data yang berhubungan dengan analisis vertikal, horizontal, piutang, persediaan, modal kerja, dan analisis keuangan di PT. XYZ pada tahun 2008-2012. Sesuai dengan judul tesis ruang lingkup penelitian dibatasi aspek-aspek keuangan, tidak membahas secara lebih lanjut di luar aspek tersebut, seperti aspek politik, pemasaran, dan sumber daya manusia pada perusahaan. PT. XYZ merupakan perusahaanyang secara spesifik menjual produk kendaraan, layanan purna jual, dan penjualan spare parts. 2 TINJAUAN PUSTAKA Profitabilitas Profitabilitas merupakan besarnya keuntungan yang harus dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Profitabilitas atau kemampulabaan merupakan

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB