EFEK IMPLANTASI ION Mg DAN Y TERHADAP SIFAT KETAHANAN OKSIDASI MATERIAL MA 956

dokumen-dokumen yang mirip
EFEK IMPLANTASI ION Mg DAN Y TERHADAP SIFAT KETAHANAN OKSIDASI MATERIAL MA 956

EFEK IMPLANTASI ION CERIUM TERHADAP SIFAT KETAHANAN KOROSI BAJA NIRKARAT TIPE AISI 316 L DALAM LINGKUNGAN ASAM SULFAT

PENGARUH PENAMBAHAN SUATU ELEMEN REAKTIF PADA PERTUMBUHAN KERAK ALUMINA DALAM MATERIAL PADUAN SUHU TINGGI

EFEK IMPLANTASI ELEMEN TERNER DAN KUATERNER TERHADAP KETAHANAN OKSIDASI PADUAN TITANIUM ALUMINIUM (TiAl)

PENGUJIAN SIFAT KETAHANAN OKSIDASI FEAL YANG DIIMPLANTASI ION CERIUM DENGAN TEKNIK SIKLUS TERMAL

PENGARUH IMPLANTASI ION YTTRIUM DAN CERIUM TERHADAP STRUKTUR MIKRO PADUAN TiAl

PENGARUH IMPLANTASI ION YTTRIUM (Y) TERHADAP SIFAT KETAHANAN OKSIDASI SUHU TINGGI MATERIAL FeAl DAN KARAKTERISASINYA

IMPLANTASI ION YTTRIUM UNTUK MENGHAMBAT LAJU OKSIDASI PADUAN TiAl PADA SUHU 800 C

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

PENGARUH IMPLANTASI ION-ION BORON DAN KARBON PAD A SIF AT MEKANIK PERMUKAAN BESI

PENENTUAN LAJU KOROSI PADA SUHU 150 ac UNTUK BAHAN STRUKTUR AIMg2 PASCA PERLAKUAN PANAS

EFEK IMPLANT ASI ION KROMIUM TERHADAP LAJU OKSIDASI P ADA BAHAN BESI DAN BAJA

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ( QS. Al Baqarah : 286 ) Bab V Kesimpulan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 2, 50/50 (sampel 3), 70/30 (sampel 4), dan 0/100 (sampel 5) dilarutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Batu bara + O pembakaran. CO 2 + complex combustion product (corrosive gas + molten deposit

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

ANALISIS SENYAWA OKSIDA YANG TERBENTUK PADA PADUAN FeAl YANG DIIMPLANTASI ION Y MENGGU- NAKAN "XRD"

PENGARUH KOMPOSISI LARUTAN TERHADAP KANDUNGAN Mo DALAM LAPISAN PADUAN Ni-Mo SECARA ELEKTROPLATING

ANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING

PERILAKU OKSIDASI PADUAN Ti-6Al-4V PADA TEMPERATUR TINGGI

Elman panjaitan2, Sulistioso G. S!, Ari Handayani2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Foto Mikro dan Morfologi Hasil Pengelasan Difusi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

PELAPISAN ALLOY BERBASIS NIKEL PADA SUBSTRAT CARBON STEEL UNTUK SISTEM PEMIPAAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI PANAS BUMI

COMPTON SUPRESI UNTUK mentifikasi RADIONUKLmA DALAM SAMPEL LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa radiasi berbahaya karena dapat mengionisasi bahan yang dilaluinya,

BAB V HASIL PENELITIAN. peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray Fluorecense), SEM (Scanning Electron

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

PENENTUAN TETAPAN KOPLING ELEKTROMEKANIK LAPISAN TIPIS ZoO UNTUK ARAH SEJAJAR PERMUKAAN

Pengaruh Penambahan Aluminium (Al) Terhadap Sifat Hidrogenasi/Dehidrogenasi Paduan Mg 2-x Al x Ni Hasil Sintesa Reactive Ball Mill

216 ISSN IDENTIFIKASI KALSIUM BATU GINJAL YANG TERLARUT OLEB EKSTRAK BENALU PETE DENGAN METODA ANALISA PENGAKTIFAN NEUTRON (APN) :

D EPOSISI LAPISAN TIPIS Zn UNTUK LAPISAN PELINDUNG.P ADA Fe DENGAN TEKNIK SPUTTERING

PENGARUH SUHU DEPOSISI LAPISAN TIPIS TiN TERHADAP SIFAT MEKANIK METAL HASIL PLASMA SPUTTERING

3. Uraikan & jelaskan perbedaan yang mendasar antara teknik pressing & sintering konvensional dengan teknik pressing & sintering modern.

PENGARUH DOPING EMAS DAN PERLAKUAN ANIL PADA SENSITIVITAS LAPISAN TIPIS SnO 2 UNTUK SENSOR GAS CO

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

PENGARUH SUHU SUBSTRAT DAN WAKTU DEPOSISI TERHADAP STRUKTUR MIKRO LAPISAN FeN PADA RODA GIGI

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang

UJI KETAHANAN KOROSI TEMPERATUR TINGGI (550OC) DARI LOGAM ZIRKONIUM DAN INGOT PADUAN

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit

METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -V 2 O 5 TESIS. ERFAN PRIYAMBODO NIM : Program Studi Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. oksidasi yang dilakukan dengan metode OM ( Optic Microscope) dan

PEMBENTUKAN LAPISAN TIPIS TiC MENGGUNAKAN METODE PIRAC : OKSIDASI PADA 980 o C DI UDARA

PENUMBUHAN LAPIS LINDUNG NITRIDA PADA PERMUKAAN BAHAN STRUKTUR REAKTOR PADUAN FeCrNi

Pengaruh Suhu Pack Cementation pada Proses Pelapisan NiCoCrAl Terhadap Ketahanan Oksidasi Baja Karbon

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

EFEK IMPLANT ASI YTTRIUM DAN CERIUM TERHADAP SIFA T KETAHANAN OKSIDASI MATERIAL FeNiCr SELAMA SIKLUS TERMAL*)

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH NITRIDASI PLASMA TERHADAP KEKERASAN AISI 304 DAN BAJA KARBON RENDAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PROSES NITRIDASI ION PADA BIOMATERIAL TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI PROSES REDUKSI HASIL OKSIDASI GAGALAN PELET SINTER UOz

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

BAB IV RANCANGAN PENELITIAN SPRAY DRYING DAN SPRAY PYROLYSIS. Rancangan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan utama :

STUDI LAJU KOROSI PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr DALAM MEDIA UAP AIR JENUH PADA TEMPERATUR C

PENGARUH SURFACE TREATMENT METODA PLASMA NITRIDING TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN AUS PAHAT BUBUT BAHAN BAJA KECEPATAN TINGGI

SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS NITRIDA BESI YANG DIDEPOSISIKAN PADA ROLL BEARING DENGAN TEKNIK SPUTTERING

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

STUDI BANDING PELAPISAN MATERIAL SKD11 DENGAN METODE PHYSICAL VAPOUR DEPOSITION DAN THERMAL DIFUSION PADA KOMPONEN INSERT DIES MESIN STAMPING PRESS

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi nuklir yang pesat di zaman sekarang ini

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

LAMPIRAN 1 DATA PERTAMBAHAN BERAT (GAIN PRODUCT) DAN KEDALAMAN INFILTRASI PRODUK CMCs YANG TERBENTUK

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Degradasi Lapisan Aluminida pada Paduan Intermetalik α2-ti3al / γ-tial Akibat Oksidasi Siklik

Transkripsi:

48 ISSN 0216-3128 B.A. Tjipto Sujitno, dkk. EFEK IMPLANTASI ION Mg DAN Y TERHADAP SIFAT KETAHANAN OKSIDASI MATERIAL MA 956 B.A. Tjipto Sujitno, Lely Susita, R.M, Suprapto Pusat Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Maju. Badan Tenaga Nuk/ir Nasional ABSTRAK EFEK IMPLANTASIION Mg DAN Y TERHADAP SIFAT KETAHANAN OKSIDASI MATERiAL MA 956. Dalam makalah ini disajikan hasil penelitian tentang pengaruh implantasi ion Magnesium don Yttrium terhadap sifat ketahanan okridasi material MA 956. Untuk makrud terse but material MA 956 diimplantasi dengan ion Magnesium aan Yttrium pada dosis ion I x 1017 ionlcm2 don pada energi 100 kev Untuk mengetahui pengaruh sifat ketahanan okridasinya. sample dipanasi pado temperatur 1100 C do/am udara yang mengandung okrigen se/ama 100 jam dengan menggunakan TGA (Thermogravitymetry).. Disamping itu juga Lelah dilakukan analisa struktur mikro menggunakan SEM don analisa komposisi kimia menggunakan EDX Dari pengujian yang ~elah dilakukan diperoleh hasil bahwa untuk bei'lda uji yang tanpa diimp/antasi, untuk benda uji yang diimplantasi dengan ion Magnesium don dengan ion Yttrium dengan waktu okridasi 100 jam, /aju okridasinya masing-masing sekitar 0,54 mg/cm2.. 0,48 mg/cm2 dan 0,40 mg/cm2. Sedangkan dari analisa struktur mikro potongan me/intang ter/ihat bahwa keteba/an /apisan okrida masing-masing adalah sekitar 0.67,urn, O,3,urn don O,25)Un. Dari hasil tersebut dapat disimpu/kan bahwa dengan adanya implantasi e/emen reaktif Magnesium maupun Yttrium mampu menghambat laju okridasi dari 0,54 mg/cm2. menjadi 0.48 mg/cm2 untuk material yang diimplantasi dengan ion Magnesium dan dari 0,54 mg/cm2. menjadi 0,40 mg/cm2 untuk material yang diimplantasi dengan ion Yttrium. ABSTRACT EFfECT OF Mg DAN Y IONS IMPLANTATION ON THE OXIDATION RESISTANCE OF MA 956 M.4TERIALS. Effect of implanted Yttrium and Magnesium ions on the oxidation behaviour of MA 956 materials are presented in this paper. For This purpose, magnesium and yttrium ions has been implanted into MA 956 materials for ion dose I x 1017 ion/cm2 and energy 100 kev. Effect of oxidation resistance on the unimplanted and implanted materials was observed by heating the material in oxygen environment at temperature 1100 C for 100 hours using TGA apparatures. Besides that, it has been observed the cro.\'s section microstructures and chemical analysis using SEM coupled with EDAX. It 'sfound that for /00 hours o.~idation time. the oxidation rate were 0.54 mg/cm2.. 0.48 mg/cm2 and 0,40 mg/cm2. respective/,v. from cross section microstructures analysis, the thickness of the oxide layers were 0.67,um. 0,3,urn and 0.25,urn. From these data. it can "be concluded that the implantation of Magnessium and Yttrium can improve the oxidation resistance of MA 956 materials. PENDAHULUAN P enelitian perlakuan permukaan melalui coating, implantasi ion dan ion beam mixing dengan elemen reaktif seperti misalnya yttrium dan cerium telah banyak dilakukan di berbagai pusat penelitian di dunia.<i) Adanya pengaruh positip elemen reaktif terhadap materials temperatur tinggi dan belum jelasnya mekanisme pengaruh tersebut, hingga saat ini masih merupakan masalah yang sangat menarik untuk diteliti dan diaplikasikan diberbagai keperluan teknik.<2) Perlakuan pennukaan dengan implantasi ion yttrium dan magnesium pada paduan MA 956 diharapkan dapat digunakan sebagai metoda untuk menghambat laju tumbuhnya lapisan oksida yang terbentuk khususnya AI2O), sehingga terbentuk lapisan proteksi yang akhimya dapat memperpanjang umur operasi paduan yal1lg digunakan.() Paduan super MA 956 (!t.fechanical Alloys) adalah paduan ODS (Oxid Dispelrsion Strengthened) merupakan satu diantara kandicjat-kandidat bahan untuk komponen pada temperatur tinggi misalnya penukar panas, turbin dan, ruan!~ pembakaran pada mesin bakar.(4) Paduan ODS biasanya dibuat dengan mesin penggiling serbuk energi tinggi yang dicampur elemen paduan dasar dengan oksida dispersi. Serbuk paduan didapatkan dengan teknik HIP (Hot Isostatic Pressing) untuk dibentuk batangan silinder yang nantinya dipotong dalam bentuk samplesam pel kecil sebagai benda uji. Proslding Pertemuan dan Presentasi limlah Penelitlan Dasar limu Pengetahuan dan Tekrlologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. 27 Juni 2002

-~ --- - B.A. Tjipto Sujitno, dkk. ISSN 0216-3128 Paduan MA 956 dengan komposisi 74,7 % Fe, 20 % cr, 4,5 % AI, 0,3 % Ti dan 0,5 % y 203 (% berat) biasanya merupakan bahan logam yang tahan terhadap oksidasi karena adanya lapisan protektif pada perrnukaan yang tebentuk secara alami saat operasi temperatur tinggi yaitu lapisan alumina (AI2O3)' Lapisan tersebut berkembang sangat lambat dan mempunyai kestabilan terrnodinamik sangat baik. Selain itu adanya lapisan alumina dapat menghambat tembusan tritium yang dapat membahayakan lingkungan terutama pada sistim reaktor temperatur tinggi!s.6) Walaupun material MA 956 merupakan material yang tahan terhadap suhu tinggi, tetapi karena adanya beban siklus terrnal selama beroperasi ataupun beban mekanik saat diperbaiki maka lapisan proteksi yang telah terbentuk tersebut akan mudah mengelupas. Untuk mengatasi masalah tersebut, telah banyak peneiitian dilakukan yaitu dengan menambah elemen reaktif seperti yttrium sebesar 0,1 sid 1 % dalam bentuk logam atau oksida dispersi dan pada ketebalan dalam orde 500 A. Paduan tersebut secara terrnodinamis menjadi febih stabil dati pada partikel-partikel penguatnya seperti "gamma prime" (y') dan karbida yang ada pada padutan temperatur tinggi konvensional. Oleh karena itu kekuatannya ditunjang oleh oksida-oksida dispersi untuk menopang operasi temperatur tinggi, karena pembesaran atau disolusi partikel-partikel tidak terjadi. Selain itu dengan adanya dispersi akan menstabilisasi struktur mikro dati paduan menjadi sangat halus pada operasi yang sangat lama sehingga menjadi tahan terhadap penjalaran keretakan}7). Dalam tulisan ini dilaporkan hasil penelitian tentang pengaruh penambahan ion yttrium dan magnesium pada material MA 956 yang diimplantasikan pada dosis 1 x 1018 ion/cm2 pada energi 100 key terhadap sifat ketahanan oksidasi pada temperatur 1100 C selama 100 jam. Disamping itu juga disajikan hasil pengamatan struktur mikro dengan menggunakan SEM dan analisa unsur menggunakan EDAXS. TATA KERJA DAN PERCOBAAN Bahan penelitian yang digunakan adalah paduan MA 956 dengan komposisi kimia Fe-20Cr - 4,5Al -3Ti -O,5Y 2 3. Benda uji yang berbentuk silinder dengan diameter 10 mm dan tebal 2 rom, pad a salah satu permukaannya digosok hingga halus dan mengkilap seperti cermin. Setelah proses penghalusan selesai kemudian dilanjutkan dengan proses pencucian dengan menggunakan aseton unluk menghilangkan kotoran dan lemak yang mungkin terdapat pada permukaan benda uji menggunakan pencuci ultrasonic (ultrasonic cleaner). Setelah tahap persiapan cuplikan selesai, tahap berikutnya adalah proses doping elemen reaktif yttrium clan magnesium dengan kemumian 99,998 % menggunakan teknik implantasi ion. Mesin implantasi ion yang digunakan adalah akselerator energi rendah jenis Cocroft-Walton buatan P3TM-BA TAN yang mampu mempercepat berbagai jenis ion. Pada penelitian ini, implantasi ion dilakukan pada dosis ion 1 x 1018 ion/cm2 clan energi 100 key dengan pertimbangan bahwa dengan dosis clan energi tersebut prosentase yang terimplantasi sudah dalam orde 0,1 < % < I. dan ketebalan dalam orde 480 A. Untuk menguji keberhasilan proses, telah dilakukan uji oksidasi suhu tinggi menggunakan peralatan TGA, pengamatan struktur mikro dengan SEM clan analisa komposisi kimia dengan EDX. Uji ketahanan oksidasi dilakukan secara isothermal pada suhu 1100 C selama 100 jam, baik untuk benda uji referensi (benda uji yang tidak diimplantasi) maupun untuk benda uji yang diimplantasi dengan ion Magnesium maupun yttrium. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji ketahanan oksidasi suhu tinggi dengan TGA pacta suhu 1100 C dalam lingkungan udara yang mengandung oksigen selama 100 jam untuk benda uji matrial MA 956 yang tanpa diimplantasi dan untuk benda uji yang diimplantasi dengan ion magnesium dan yttrium pacta dosis ion 1 x 1018 ion/cm2 dan pad a energi 100 key disajikan pacta Gambar I. Gambar 2 menyajikan (a) tam pang lintang struktur mikro hasil pengamatan menggunakan SEM dari cuplikan material MA 956 setelah proses oksidasi selama 100 jam pacta suhu 1100 C, (a) tanpa implantasi, (b) diimplantasi dengan ion magnesium (Mg), (c) diimplantasi dengan ion yttrium (Y) masing-masing pacta dosis I x 1018 ion/cm2 dan energi 100 key. Gambar 3 menyajikan (a) tam pang lintang struktur mikro hasil pengamatan menggunakan SEM dari cuplikan material MA 956 tanpa implantasi setelah proses oksidasi selama 100 jam pacta suhu 1100 C. (b) spektrum EDX pacta lapisan oksida. Gambar 4 menyajikan (a) tampang lintang struktur mikro hasil pengamatan menggunakan SEM dari cuplikan material MA 956 setelah proses oksidasi selama 100 jam pacta suhu 1100 C yang Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Juni 2002

50 ISSN 0216-3128 B.,4. Tjipto Sujitno. lik/';. diimplantasi dengan ion yttrium (Y) pada dosis 1 x 1018 ion/cm2 dan energi 100 key. (b) Spektrum EDX pada lapisan paling atas.dari Iapisan oksida. Gambar 5 menyajikan (a) tampang Iintang struktur mikro hasil pengamatan menggunakan SEM dari cuplikan material MA 956 setelah proses oksidasi selama 100 jam pada suhu 1100 DC yang diimplantasi dengan ion yttrium (Y) pada dosis I x 1018 ion/cm2 dan energi 100 key (b) spektrum EDX pada lapisan oksida (c) spektrum EDX pada Iapisan antar (interface) lapisan (d) spektrum EDX dari lapisan induk (substrat). Sedangkan Gambar 6 menyajikan (a) tampang Iintang struktur mikro hasil pengamatan menggunakan SEM dari cuplikan material MA 956 setelah proses oksidasi selama 100 jam pada suhu I 100 C yang diimplantasi dengan ion magnesium (Mg) pada dosis I x 1018 ion/cm2 dan energi 100 key (b) spektrum EDX pad a lapisan paling alas dari lapisan oksida. Dari Gambar 1. yang menggambarkan antara perubahan massa persatuan luas (sumbu tegak) dan lamanya proses oksidasi dalam satuan waktu (sumbu datar) terlihat ada 3 kurve yang masingmasing menggambarkan (1) untuk cuplikan yang tidak diimplantasi, (2) untuk cuplikan yang -~-. diimplantasi dengan ion magnesium (Mg) dan (3) untuk cuplikan yang diimplantasi dengan ion yttrium (Y). Dari ketiga kulve tersebut terlihat bahwa setelah proses oksidasi isothermal pada suhu 1100 C selama 100 jam, laju,:>ksidasinya masingmasing adalah sekitar 0,54 mg/cm2, 0,48 mg/cm2dan 0,40 mg/cm2. Peningkatan sifat ketahanan oksidasi tersebut dimungkinkan oleh terbentuknya oksida-oksida logam yang lebih merata dad stabil akibat dati penambahan ion Mg ataupun Y. Dari basil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penambahan elemen reaktif magnesium maupun yttrium temyata mampu meningkatkan ketahanan oksidasi material MA 956. Sedangkan dati analisa struktur mikro potongan melintang yang disa.jikan pada Gambar 2 a, b, c, atau Gambar 3a, atau Gambar 4 a, atau Gambar 5a, terlihat bahwa ketebalan lapisan oksida masing-masing cuplikan ada.lah sekitar 0,67!.1m, 0,3!.1m dan 0,25!.1m.. Dari data tersebut juga terlihat bahwa dengan penambahan yttrium (Y) lebih efektif dalam hat menahan laju oksidasi dibandingkan dengan penambahan Mg, yang hal ini juga mengindikasikan bahwa efek penambahan untuk masing-masing jenis ion juga berbeda. N---0.6 e ~ e 0.5 """ e ~.c c ~~ 0.4 ] 0.3 =100 ~ Gambar 1 Hasil uji ketahanan olcsida~i suhu tinggi dengan TGA pada suh~ 1100 C dalam lingkungan udara yang mengandung oksigen selama 100 jam. Kurve 1 adalah cuplikan tanpa implantasi (referensi), sedangkan kurve 2 don 3 masing-ma.'iing setelah dilakukan implantasi dengan ion magnesium(mg) don yttrium (Y) pada dosis ion I x 1018 ionlcm2 don energi ion 100 kev. Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. 27 Junl 2002

B.A. Tjipto Sujitno, dkk. ISSN 0216-3128 5/ a b Gambar 2. c Tampang lintang struktur mikro hasil pengamatan menggunakan SEM dari cuplikan material MA 956 setelah proses oksidasi selama JOO jam pada suhu I JOO oc, (a) tanpa implantasi, (b) diim-plantasi dengan ion magnesium (Mg), (c) diimplantasi dengan ion yttrium (Y) masingmasing pada dosis 1 x 1018 ionlcm2 dan energi 100 kev. Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Juni 2002

a ~. 500- ~oo- 300- ZOO- 100- oj b Gambar 3. (a) Tampang /intang struktur mikro ha.vi/ pengamatan menggunakan SEM dari cuplikon material MA 956 tanpa implantasio sete/ah proses oksidas; selama /00 jam pada suhu //00 DC. (b) Spektrum EDX pada lapisan oksida. Proslding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teklnologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl 2002

B.A. Tjipto Sujitno, dkk..issn 0216-3128 b Gambar 4. (a) Tampang lintang struktur mikro hasil pengamatan menggunakan SEM dari cuplikan material MA 956 setelah proses oksidasi selama 100 jam pada suhu J /00 C yang diimplantasi dengan ion yttrium (Y) pada dosis / x /0/8 ion/cm2 don energi 100 ke V. (b) Spektrum EDX pada lapisan paling alas dari lapisan oksida. Proslding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. 27 Juni 2002 -

54 ISSN 0216-3128 B.A. Tjipto Sujitllo. dkk. ~,~ a.ji A.-j -Ct,. 1'."" & '!,.~.""r!..""'..,i; b EN,.,c-.V\ 1 qit 110-10- 10-40- 2~ J ~""I",,;-,~t EI.w;Y "'VI l c d Gambar 5. (a) Tampang lintang struktur mikro hasil pengamatan menggunakan SEM dari cuplikan material MA 956 setelah proses oksidasi selama 100 jam pada suhu 11000C yang diimplantasi dengan ion yttrium (Y) pada dosis 1 x 1018 ionlcm2 dan energi 100 kev, (b) Spektrum EDX pada lapisan oksida, (c) Spektrum EDX pada lapisan antar (interface) lapisan, (d).spektrum EDX dari lapisan induk (substrat). Prosiding Pertemuan dan Presentasl IImlah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl 2002

B.A. Tjipto Sujitno, dkk. ISSN 0216-3128 55 a b Gambar 6. (a) Tampang lintang struktur mikro hasil pengamatan menggunakan SEM dari cuplikan material MA 956 setelah proses oksidasi selama /00 jam par:1a suhu / /00 DC yang diimplantasi dengan ion magnesium (Mg) pada dosis / x /0/8 ionlcm2 dan energi /00 kev. (11) Spektrum EDX pada lapisan paling alas dari lapisan oksida. Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan TElknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl 2002

4. 56 ISSN 0216-3128 B.A. Tjipto Sujitno, dkk. Dari spektrum EDX Gambar 3b, 4b, 5b,5c, 5d maupun Gambar 6b yang mengambarkan kompisisi kimia untuk masing-masing cuplikan pada lapisan oks ida, pad a lapisan oksida paling atas, pada lapisan antar muka maupun pada material induknya terlihat bahwa distribusinya konsentrasi untuk masing-masing unsur berbeda. Untuk cuplikan yang tanpa diimplantasi, setelah dioksidasi isothermal pada temperatur 1100 C selama 100 jam temyata unsur-unsur pembentuk oksida tidak teramati. Sedangkan untuk cuplikan yang telah diimplantasi dengan ion magqesium ataupun yttrium temyata unsure-unsur pembentuk oksida seperti Cr, Ti, Ni dan Fe temyata muncul di permukaan dan semakin kedalam intensitasnya (prosentase) semakin berkurang hal tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan elemen seperti Y: dan Mg memacu keluamya unsure-unsur material induk untuk berdifusi kepermukaan untuk membentuk oksida. KESIMPULAN Oari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan : -Oari pengujian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa untuk benda uji referensi, benda uji yang diimpalantasi dengan ion magnesium (Mg) dan dengan ion yttrium (Y) dengan waktu oksidasi 100 jam laju oksidasinya masingmasing sekitar 0,54 mg/cm2, 0,48 mg/cm2dan 0,40 mg/cm2. -Sedangkan dari analisa struktur mikro potongan melintang terlihat bahwa ketebalan lapisan oksida masing-masing adalah sekitar 0,67 J.1m, 0,3 J.1m dan 0,25 J.1m. -Oari basil tersebut dapat disimpulkan b~hwa dengan adanya penambahan elemen reaktif magnesium maupun yttrium temyata mampu meningkatkan ketahanan oksidasi material MA 956. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan selesainya penelitian ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sebanyakbanyaknya kepada yang terhorrnat Bapak AI. Sunarto, Mudjiono, Siamet riyadi dan bapak Sumarmo yang telah banyak membantu dalam penyiapan sample, proses implantasi dan penulisan naskah. DAFTARPUSTAKA 2. 3. KORB, G, Coni New Materials by Mech. Alloying Techniques (ed. E. Arzt and L. Schulz) DGM, Oberursel, 175, 1990. GESSINGER, G.H., Powder Metallurgy of Supperalloys, Butterworth, London, 1984. ESCUDERO, M.L, GARCIA ALONSO, M.C, RUIZ, J.,AND CANAHUA, H., Effect Of Environmental Changes On The Corrosion Behavior Of A1203/MA956 System, Materials and Corrosion 5 L, 434-438, 2000. QUADAKKERS, W.J.~ NAUMENKO, D., SINGHEISER, L., DENKI\LLA H.J., TV AI, A.K., CZYSKAFILE MONOWICZ, A., Bath To Bath Variations In The Oxidation Behavior Of Alumina forming Fe-ba.!:ed Alloys, Materials and Corrosion, 350-357, :looo. 5 JEDLINSKI, J.1997, The Oxidation Behavior Of FeCrAI Aluminium For~ning Alloys A THigh Temperature, Solid State lonics, 101-103, 1033-1040,1997. 6. HAANAPPED, V.A.C, STROOSNIJDER, 10/1 Implantation Technique as Research Tool For Improving Oxidation Behavior Of TiAI Based Intermettalic, Surface Engineering, vol.15. No.2, 119-125,1999. 7. QUADAKKERS, W.J., MALKOW, I., NICKEL, H., The Effect (if Major and Minor Alloying elements On The Oxidation Limited Life of FeCrAI Based Alloys, Procedings of The 2nd International Conferen<:e On Heat resisting, Gatlinburg Tennes, 91-96, 1995. TANYAJAWAB Damunir -Jika logam Mg, Y dicampurkan diimplasikan menjadi ion dan seterusnya menjadi campuran yang secara ideal dengan tebal 500 A. Sedangkan hasil anda petoleh dalam ukuran ~m. -Apakah penelitian dapat dikatakan berhasil? Kalau belum berhasil bagaimana cara mendapatkan hasil tersebut. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Te,knologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl 2002

B.A. Tjipto Sujitno, dkk. ISSN 0216-3128.~7 B.A. Tjipto Sujitno -Penelitian ini cukup berhasil, memang kalau kurang dari 500 A atau lebih 500 A hasilnya kurang optimal. -Yang paling tepat yaitu diimplantasi pada energi sekitar 55 kev untuk ion Mg dan 200 kev untuk io/7 Y yang menjadi permasalahan disini adalah keterbatasan energi implantor ion yang dimiliki P 3 TM terbatas hanya 100 ke V. -Hasilnya B.A. Tjipto Sujitno -fa. I I, baik Mg atau Y? Mengapa demikian -Keduan),a diimplantasikan secara terpisah, jadi sendiri-sendiri. -Baik ion Y. Yunanto -Apakah Mg termasuk elemen reaktiv? -Apakah Mg clan Y secara terpisah atau dicampur keduanya baru diimplantasikan. Tumpal P. -Seluas apa/berapa maksimum luas sam pel yang dapat diimplantasikan. B.A. Tjipto Sujitno -Maksimum diameter 5 cm Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan lreknologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Juni 2002