PENGARUH KONTROL BIROKRASI, PENDIDIKAN PEGAWAI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SANGATTA UTARA KABUPATEN KUTAI TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN KREATIVITAS TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KONTRAK DI SEKRETARIAT KABUPATEN MAHAKAM ULU

PENGARUH HUMAN RELATION DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI DI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR

MOTIVASI PEGAWAI DI KANTOR CAMAT Pegaruh Motivasi Kerja Pegawai Terhadap Semangat Kerja Pegawai Di Kantor Camat Sangatta Selatan Kabupaten Kutai Timur

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR

Pengaruh Pengawasan dan Kemampuan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Bagian Otonomi Daerah Sekretariat Kabupaten Kutai Timur

PENGARUH KOMPETENSI DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA DI KANTOR KECAMATAN LONG HUBUNG KABUPATEN MAHAKAM ULU

PENGARUH PEMBAGIAN KERJA DAN PENGAWASAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SANGATTA UTARA KABUPATEN KUTAI TIMUR

KORELASI ANTARA PENGAWASAN MELEKAT DAN KOMITMEN KERJA DENGAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI KANTOR CAMAT SANGATTA UTARA KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGARUH DISIPLIN PEGAWAI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN TELEN KABUPATEN KUTAI TIMUR

Linda 1. Abstrak. Kata Kunci: kualitas sumber daya manusia, tunjangan kinerja, pelayanan masyarakat.

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN KREATIFITAS PEGAWAI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA KANTOR KECAMATAN SANGKULIRANG KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SAMARINDA

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN SEMANGAT KERJA PEGAWAI TERHADAP KEPUASAN MASYARAKAT DI KANTOR KECAMATAN BENGALON KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN KUTAI BARAT

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF DAN MOTIVASI TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI DI DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA DAN KOMINFO KOTA SAMARINDA

PENGARUH DISIPLIN, KREATIVITAS DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGARUH ETOS KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA DI KANTOR KECAMATAN ANGGANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

PENGARUH DISIPLIN PEGAWAI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN TELEN KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PROFESIONALISME KERJA PEGAWAI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MAHAKAM ULU

PEGARUH DISIPLI KERJA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI DESA LUNG MELAH KECAMATA TELEN KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA

Imakulata Sulistin Sumbi 1

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian,

PENGARUH FASILITAS, LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR CAMAT SANGATTA SELATAN KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

KORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT

Feni Pertiwi 1. Kata Kunci : Disiplin Kerja, Produktivitas Kerja, Regresi Sederhana. Universitas Mulawarman.

PENGARUH PENGAWASAN PEMIMPIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA SAMARINDA

TOPIK UTAMA PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI BERPRESTASI, DAN KOMPENSASI TERHADAP KEDISIPLINAN GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN BREBES.

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENGAWASAN MELEKAT TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN KUTAI TIMUR

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Pada Program Studi Manajemen OLEH :

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada para pemimpin dan karyawan PT Wahana Persada

PENGARUH MOTIVASI CAMAT TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN BONTANG UTARA

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN SEMANGAT KERJA APARATUR TERHADAP KUALITAS PELAYANAN MASYARAKAT DI KANTOR KECAMATAN SUNGAI PINANG

Laila Itsnaini Agus Timan Ahmad Yusuf Sobri

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJEMEN CAMAT DAN KETERAMPILAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SAMARINDA ILIR

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN LONG IKIS KABUPATEN PASER

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PELAYANAN APARAT KANTOR DISTRIK PIYAIYE KABUPATEN DOGIYAI PROPINSI PAPUA.

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

III. METODE PENELITIAN. pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Pengawasan yang. dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dan administrasi publik yang baik menjadi

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN GURU SD NEGERI DI KECAMATAN WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN LONG PAHANGAI KABUPATEN MAHAKAM ULU

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

PENGARUH SEMANGAT KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR SEKRETARIAT DAERAH KOTA PALU. Oleh :

Devy Dayang Septiasari 1

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RESTORAN A&W MALL TRANS STUDIO MAKASSAR. A s m a w i y a h 1

PENGARUH PROFESIONALISME PEGAWAI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PADA KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUTAI BARAT

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

KARYA ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Kata Kunci: Evaluasi Penyelenggaraan, Pemerintahan Desa

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA KARYAWAN SWALAYAN LUWES PURWODADI

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI, DISIPLIN KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI MTsN JUWET NGRONGGOT NGANJUK

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SMP DI KOTA PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

ANALISIS DISIPLIN KERJA DAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI BAGIAN PRODUKSI PADA PT. SEI BELAYAN RIMBA JAYA TIMBER INDUSTRIES DI GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

BAB II METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN DIKLAT DAN LITBANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PERSEPSI MENGENAI PENEMPATAN KERJA DI PT. TIGA SERANGKAI JURNAL PUBLIKASI

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN. Amitai Etzioni (1885:12) menyatakan Organisasi dibentuk agar dapat menjadi unitunit

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN KUD MARGOREJO KABUPATEN PATI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

Hubungan Fungsi Kepemimpinan Camat dengan DisiplinKerja Pegawai di Kantor Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengaruh atau hubungan kedua variabel tersebut. berakhir bulan Mei 2015, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN :

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMA SRAGEN KOTA

Kajian Tentang Kinerja Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TKD2) Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Selviana Anggraini 1. Universitas Mulawarman.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGANKARAKTER KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PENGUSAHA KECIL MAKANAN OLAHAN ABSTRAK

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...

Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN SEMANGAT KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SAMARINDA KOTA

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU (Pada SMAN Se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau)

sementara terhadap rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Motivasi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Produktivitas Kerja

Transkripsi:

ejournal Pemerintahan Integratif, 2017, 5 (2): 179-193 ISSN: 2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 (print), ejournal.pin.or.id Copyright 2017 PENGARUH KONTROL BIROKRASI, PENDIDIKAN PEGAWAI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SANGATTA UTARA KABUPATEN KUTAI TIMUR Muhammad Shiddiq Ar Rozaq 1 Abstrak Penelitian ini menggambarkan Pengaruh Kontrol Birokrasi, Pendidikan Pegawai, dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai. Karya ilmiah ini berargumentasi bahwa ada pengaruh Kontrol Birokrasi, Pendidikan Pegawai, dan Disiplin Kerja yang positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian kepustakaan, observasi, dan pengisian kuisioner. Kuesioner disebarkan kepada 48 responden yang diambil berdasarkan teknik Probability Sampling dengan metode yang digunakan yaitu Simple Random Sampling. Data-data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis dengan analisis kuantitatif seperti menggunakan koefisien korelasi Product Moment, analisis Regresi Linear berganda, Kecermatan Prediksi dan analisis Koefisien Determinasi yang menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 20. Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa Disiplin Kerja memiliki pengaruh yang positif dan paling signifikan terhadap Kinerja Pegawai kemudian diikuti Kontrol Birokrasi, sedangkan pendidikan pegawai sebagai satu-satunya variabel yang memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja pegawai. Selanjutnya secara bersama-sama, ketiga variabel bebas tersebut memiliki pengaruh sebesar 64,9% terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. Kata Kunci: pengaruh, kontrol birokrasi, pendidikan pegawai, disiplin kerja, kinerja Pendahuluan Pelayanan publik dijabarkan secara lebih jelas oleh Rahardjo Adisasmita (2009), merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Peningkatan pelayanan publik yang efisien dan efektif akan mendukung tercapainya efisiensi dan efektif 1 Mahasiswa Program S1 Pemerintahan Integratif, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: ShiddiqForFuture@gmail.com

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 5, Nomor 2, 2017: 179-193 akan mendukung tercapainya efisiensi pembiayaan, artinya ketika pelayanan umum yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan kepada pihak yang dilayani berjalan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya atau mekanisme atau prosedurnya tidak berbelit-belit, akan mengurangi biaya atau beban bagi pihak pemberi pelayanan dan juga penerima pelayanan. Dalam setiap organisai termasuk pemerintah, karyawan atau pegawai mempunyai peranan yang penting dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Organisasi menjadi wadah dimana para pegawai melaksanakan pekerjaannya dalam rangka mencapai tujuan organisasinya masing-masing, Oleh karena itu organisasi sendiri memiliki pengaruh yang cukup besar dalam rangka mendukung peningkatan kinerja pegawainya. Para pegawai dituntut agar dapat melakukan pekerjaan atau tugasnya dengan cepat, lancar dan terarah agar tujuan organisasi bisa tercapai secara efektif dan efisien dengan tidak mengurangi kualitas pelayanan yang diberikan, sehingga sangat penting bagi organisasi memiliki sumber daya manusia yang juga memiliki kualitas dan kuantitas serta kondisi yang sesuai. Menyadari betapa pentingnya peranan sumber daya manusia atau pegawai di dalam organisasi, maka keberadaannya harus diperhatikan dengan baik oleh para pemimpin dan organisasi sebagai sebuah. Hal ini tidak hanya penting untuk dorongan utama seorang menjadi pegawai, akan tetapi juga berkaitan erat terhadap kinerja pegawai yang nantinya akan berhubungan langsung dengan tingkat prestasi kerja pegawai maupun tingkat produktivitas yang dihasilkan oleh organisasi secara keseluruhan. Banyak aspek internal maupun eksternal yang mendukung terciptanya kinerja yang baik dalam suatu organisasi, apalagi jika dikaitkan dengan era globalisasi yang melanda saat ini yang dampaknya sangat dirasakan. Karenanya penilaian terhadap prestasi kerja pegawai menjadi penting dilakukan oleh organisasi sebagai alat pendorong untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Faktor yang dapat mempengaruhi kinerja diantaranya kontrol birokrasi, pendidikan pegawai dan disiplin kerja. Kontrol birokrasi dapat membantu kerja pegawai bukan hanya melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya dengan etika dan standar profesional, tapi juga perlu adanya sarana punishment terhadap perilaku yang menyimpang dari peraturan perundang-undangan. Kontrol birokrasi penting dalam manajemen pemerintahan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Kontrol bukannya dimaksudkan untuk mencari kesalahan, tetapi untuk menemukan penyimpangan atas pelaksanaan suatu pekerjaan sehingga dilakukan tindakan korektif. Dengan adanya tindakan korektif, maka pekerjaan yang dilakukan akan sesuai dengan rencana. Pendidikan pegawai juga menjadi pendukung yang mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas kerja pegawai organisasi, hal ini terkait dengan jenjang pendidikan yang tinggi yang turut menggambarkan profesionalitas seseorang. Tingkat pendidikan yang ditempuh dan dimiliki oleh seseorang pada dasarnya 180

faktor kinerja pegawai kecamatan Sangatta Utara (Shiddiq) merupakan usaha yang dilakukan untuk dapat menghasilkan sesuatu dengan lebih baik, karena harapanya semakin banyak pengetahuan yang didapat atau dimiliki seseorang maka akan semakin banya pula kemampuannya untuk menghasilkan yang lebih banyak dan lebih baik. Jadi dapat kita simpulkan bersama bahwa pendidikan adalah usaha yang sengaja dilakukan baik langsung maupun tidak langsung yang dijalankan seseorang untuk mencapai tingkat hidup yang lebih tinggi. Selain hal-hal tersebut, faktor disiplin kerja dari dalam diri pegawai itu sendiri tidak kalah penting dalam meningkatkan kinerja pegawai. disipin menjadi titik awal dari keberhasilan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Penerapan nilai-nilai disiplin dalam dalam suatu organisasi bertujuan agar semua pegawai yang ada dalam perusahaan tersebut bersedia dan rela mematuhi serta menaati setiap tata tertib dan tuntutan tugas yang berlaku dan ada tanpa paksaan. Disiplin kerja yang baik dapat dilihat dari tingginya kesadaran para pegawainya dalam mematuhi serta menaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku, besarnya rasa tangung jawab akan tugas masing-masing, serta meningkatkan efisiensi dan kinerja para pegawai. Oleh karena itu, faktor kontrol birokrasi, pendidikan pegawai dan disiplin kerja adalah faktor yang berhubungan erat atau paling dominan dalam rangka peningkatan kinerja pegawai, sebab bila terdapat kesalahan dalam melakukan kontrol birokrasi dan pembuatan kebijakan dan pelayanan yang tidak dilakukan oleh orang yang kompeten sesuai bidangnya serta tidak adanya nilai disiplin yang tertanam dalam diri masing-masing pegawai dalam melakukan pekerjaannya maka kinerja yang dihasilkan oleh pegawai juga akan rendah. Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut, penulis kemudian angkat menjadi isu kunci yang hendak dijawab dalam penelitian ini. Kerangka Dasar Teori Kontrol Birokrasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kontrol dapat berarti pengawasan; pemeriksaan; pengendalian. Lebih jauh dalam politik dan pemerintahan, kontrol dijabarkan sebagai kesadaran bersama sebagai manusia yang dibatasi oleh kekuatan yang sepadan bagi intensitas dengan lingkungan untuk bertingkah laku dalam cara tertentu tanpa memandang secara berlebih-lebihan kepentingan sendiri. Weber menyebutkan dalam Miftah Thoha (2010), birokrasi ditunjukan sebagai suatu bentuk organisasi yang penerapannya berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai. Birokrasi ini dimaksudkan sebagai suatu sistem otoritas yang ditetapkan secara rasional oleh berbagai macam peraturan. Birokrasi ini dimaksudkan untuk mengorganisasi secara teratur suatu pekerjaan yang harus dilakukan oleh orang banyak.. 181

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 5, Nomor 2, 2017: 179-193 Pendidikan Pegawai Pada dasarnya, pengertian pendidikan (UU Nomor 20 Tahun 2003) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Ahmad D. Marimba (1989) mengungkapkan pendidikan merupakan suatu bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Disiplin Kerja Menurut Warsono (1985), disiplin kerja diartikan sebagai sikap ketaatan seseorang terhadap suatu aturan/ketentuan yang berlaku dalam organisasi yaitu menggabungkan diri dengan organisasi itu atas dasar adanya kesadaran dan keinsyafan bukan karena adanya unsur paksaan. Menurut Hasibuan (2003:193-194), kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran disini merupakan sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawab. Kinerja Pegawai Menurut Sinambela, dkk (2012) mengemukakan bahwa kinerja pegawai didefinisikan sebagai kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu. Kinerja pegawai sangatlah perlu, sebab dengan kinerja ini akan diketahui seberapa jauh kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Untuk itu diperlukan penentuan kriteria yang jelas dan terukur serta ditetapkan secara bersamasama yang dijadikan sebagai acuan. Menurut Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1997), dikatakan bahwa kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tentang ukuran-ukuran kinerja pegawai yang dikemukakan oleh Bernandin & Russell yang dikutip oleh Gomes (dalam http: ingtanghina.wordpress.com, diakses tanggal 27 Mei 2015), yaitu : 1) Kuantitas kerja (Quantity of work): jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode yang ditentukan. 2) Kualitas kerja (Quality of work): kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya. Hubungan Kontrol Birokrasi, Pendidikan Pegawai dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai Merujuk pada teori-teori yang telah dibahas sebelumnya, kontrol birokrasi sangat diperlukan dalam sebuah organisasi khususnya penerapannya dalam usaha memaksimalkan output organisasi lewat peningkatan kinerja daripada pegawai. 182

faktor kinerja pegawai kecamatan Sangatta Utara (Shiddiq) Dalam Widodo (2001), dengan adanya kontrol birokrasi yang dilakukan dalam kegiatan kerja pegawai, dapat dijadikan dasar untuk mencegah penyalahgunaan wewenang yang didelegasikan dan menjamin kewenangan tadi diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan organisasi yang diterima secara luas dengan tingkat efisiensi, efektifitas, kejujuran, dan hasil yang sebesar mungkin dari para pegawai yang tentu saja berimplikasi langsung pada kinerja yang dihasilkan. Hal ini menunjukan bahwa kontrol birokrasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Tidak jauh berbeda dengan kontrol birokrasi, variabel kedua juga memiliki peranan penting terhadap kinerja pegawai. Pendidikan pegawai yang dilalui oleh pegawai sangat berpengaruh dalam menentukan kepribadiannya. Dengan bekal pendidikan yang dimiliki oleh pegawai akan mampu menghadapi persoalanpersoalan yang dihadapi yang berkaitan dengan profesinya. Pegawai yang memiliki pendidikan yang baik dapat dijadikan sebagai pengembangan dimasa akan datang karena tanpa pendidikan sulit bagi seseorang untuk berkembang dan secara tidak langsung akan mempersulit berkembangnya organisasi. Tingkat pendidikan yang tinggi dari seorang pegawai akan mempengaruhi kemampuannya dalam mencapai kinerja secara optimal, sesuai yang diungkapkan oleh Soekidja (2003:28) juga menyatakan bahwa Pendidikan di dalam organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan. Semakin tinggi pendidikan seseorang, diharapkan sumber daya manusianya semakin tinggi. Tanpa bekal pendidikan mustahil orang akan mudah mempelajari hal-hal yang bersifat baru didalam cara atau suatu sistem kerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan pegawai sangat diperlukan oleh seorang pegawai, karena akan dapat membawa pengaruh yang baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap organisasi tempat dia bekerja. Tingkat pendidikan juga akan berpengaruh kuat terhadap kinerja para pegawai untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan yang telah ditetapkan dengan baik, karena dengan pendidikan yang memadai pengetahuan dan keterampilan pegawai tersebut akan lebih luas dan mampu untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Inilah mengapa penulis berdasarkan teori-teori di atas membenarkan bahwa pendidikan pegawai berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Sejalan dengan kedua variabel sebelumnya, disiplin kerja juga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini dikarenakan disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Rivai, 2004:444). Disiplin kerja pada dasarnya selalu diharapkan menjadi ciri setiap sumber daya manusia dalam organisasi, karena dengan kedisplinan 183

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 5, Nomor 2, 2017: 179-193 organisasi akan berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuannya dengan baik pula (Setiyawan dan Waridin, 2006:189). Karyawan yang disiplin dalam bekerja sejak berangkat, saat kerja dan saat pulang kerja serta sesuai aturan dalam bekerja, tentu akan memiliki kinerja yang baik. Dengan menjaga tingkat kedisiplinan kerja yang tinggi dapat dapat disimpulkan, semakin tinggi disiplin kerja, maka semakin tinggi kinerja karyawan. Berdasarkan kajian di atas, dapat dilihat adanya pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan antara kontrol birokrasi, pendidikan pegawai dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai, dimana hal-hal tersebut memiliki kekuatan untuk mempengaruhi kinerja, sebab kinerja yang baik tidak mungkin tercipta dengan sendirinya, akan tetapi ada karena hubungan terhadap faktorfaktor yang mendorong terhadap peningkatan kinerja pegawai. Penerapan ketiga sistem ini dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai melalui penerapan sistem kontrol birokrasi, pendidikan pegawai dan disiplin kerja. Hipotesis Berdasarkan teori dan konsep yang telah dikemukakan, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H 0 = Secara bersama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada kontrol birokrasi, pendidikan pegawai dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. H 1 = Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada pada kontrol birokrasi, pendidikan pegawai dan disiplin kerja secara simultan terhadap kinerja pegawai di Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. Sampelnya adalah pegawai yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 26 orang, dan Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TK2D) sebanyak 22 orang sehingga berjumlah 48 orang. Sampel didapat dengan menentukan presisi sebesar 1% dari populasi yang kemudian dalam menentukan sampel menggunakan teknik Probability Sampling dengan metode Simple Random Sampling. Penelitian ini bersifat asosiatif dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain: observasi, kuisioner, dokumentasi, dan penelitian kepustakaan. Adapun pokok-pokok isi kuisioner penelitian ini merupakan indikator dari tiap variabel. Kontrol birokrasi meliputi: standar operasional prosedur, tugas pokok dan fungsi, serta hadiah dan sanksi. Pendidikan pegawai meliputi: pendidikan formal (PAUD, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi), pendidikan nonformal (seminar, lokakarya dan pelatihan), serta pengalaman pekerjaan. Disiplin kerja meliputi: kehadiran kerja, ketepatan waktu masuk kerja, 184

faktor kinerja pegawai kecamatan Sangatta Utara (Shiddiq) dan ketepatan waktu pulang kerja. Kinerja pegawai meliputi: kuantitas kerja, kualitas kerja, dan ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan. Untuk menganalisis data yang diperoleh dan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, maka penulis menggunakan teknik analisis yaitu: korelasi pearson product moment, korealsi parsial, regresi linier berganda, kecermatan prediksi, dan koefisien penentu atau koefisien determinasi. Dalam penelitian ini akan menggunakan skala likert sebagai alat pengukur data. Mengenai kriteeria atau skor menurut Singarimbun (1995: 110) masing-masing penelitian ada yang menggunakan 3 jenjang (1, 2, 3), 5 jenjang (1, 2, 3, 4, 5), dan 7 jenjang (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7). Dalam penelitian ini penulis mengelompokan jawaban responden dalam nilai skala 5 jenjang (jawaban a diberi nilai 5, jawaban b diberi nilai 4, jawaban c diberi nilai 3, jawaban d diberi nilai 2, jawaban e diberi nilai 1). Hasil dan Pembahasan Untuk variabel dalam penelitian ini terdapat indikator sebagai alat ukur yang menjadi isi kuisioner. Untuk indikator kontrol birokrasi antara lain (standar operasional prosedur): pada indikator banyak kegiatan kerja yang telah memiliki SOP diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 43,75 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa semua kegiatan kerja pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara telah memiliki SOP. Indikator banyak SOP yang telah dilaksanakan dengan baik diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 37,5 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa semua SOP yang ada pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara telah dilaksanakan dengan baik. Indikator banyak SOP yang membantu mempermudah kegiatan kerja diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 64,58 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa banyak SOP yang membantu mempermudah kegiatan kerja pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Selanjutnya indikator kontrol birokrasi (tugas pokok dan fungsi): pada indikator banyak jabatan yang telah ada pembagian tupoksinya diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 39,58 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa semua jabatan pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara telah telah ada pembagian tupoksinya. Indikator pegawai berkerja sesuai tupoksi yang dimiliki diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 35,42 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa pegawai pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara selalu berkerja sesuai tupoksi yang dimiliki. Indikator banyak pembagian tupoksi bermanfaat pada kegiatan kerja diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 43,75 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa pembagian tupoksi sangat bermanfaat pada kegiatan kerja pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Kemudian indikator kontrol birokrasi (hadiah dan sanksi): pada indikator banyak kegiatan kerja yang memiliki mekanisme hadiah dan sanksi diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 39,58 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa sangat banyak kegiatan kerja pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara memiliki mekanisme hadiah dan sanksi. Indikator mekanisme hadiah dan sanksi selalu diterapkan diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 33,33 185

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 5, Nomor 2, 2017: 179-193 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa mekanisme hadiah dan sanksi sangat sering diterapkan pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Indikator pemberian hadiah dan sanksi bermanfaat pada kegiatan kerja diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 35,42 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian hadiah dan sanksi banyak bermanfaat pada kegiatan kerja pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Untuk indikator pendidikan pegawai antara lain (pendidikan formal): pada indikator pendidikan terakhir yang pegawai tempuh diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 54,17 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan terakhir yang pegawai pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara tempuh adalah perguruan tinggi. Indikator banyak pekejaan yang sesuai dengan pendidikan formal pegawai diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 41,67 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa banyak pekejaan yang sesuai dengan pendidikan formal pegawai pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Indikator keahlian yang pegawai peroleh dari pendidikan formal bermanfaat pada pekerjaan diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 62,5 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa keahlian yang pegawai peroleh dari pendidikan formal bermanfaat di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Selanjutnya indikator pendidikan pegawai (pendidikan nonformal): pada indikator pegawai pernah mengikuti pendidikan nonformal seperti seminar, lokakarya dan/pelatihan diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 35,42 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa pegawai selalu mengikuti pendidikan nonformal seperti seminar, lokakarya dan/pelatihan pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Indikator banyak pekejaan yang sesuai dengan pendidikan nonformal pegawai diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 37,5 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa sangat banyak pekejaan yang sesuai dengan pendidikan nonformal pegawai pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Indikator keahlian yang pegawai peroleh dari pendidikan nonformal bermanfaat pada pekerjaan diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 43,75 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa keahlian yang pegawai peroleh dari pendidikan nonformal bermanfaat pada pekerjaan pada pekerjaan di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Kemudian indikator pendidikan pegawai (pengalaman pekerjaan): pada indikator seberapa jauh pengalaman kerja anda dibidang/jenis pekerjaan yang sekarang diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 43,75 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa pegawai berpengalaman dibidang/jenis pekerjaan yang sekarang pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Indikator pengalaman kerja yang anda miliki bermanfaat bagi kegiatan kerja yang sekarang diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 35,42 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja yang anda miliki banyak bermanfaat bagi kegiatan kerja yang sekarang pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Indikator pegawai memerlukan waktu untuk menguasai bidang/jenis pekerjaan pegawai yang sekarang diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 35,42 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa pegawai sangat memerlukan waktu untuk 186

faktor kinerja pegawai kecamatan Sangatta Utara (Shiddiq) menguasai bidang/jenis pekerjaan anda yang sekarang pada pekerjaan di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Untuk indikator disiplin kerja antara lain (ketepatan masuk kerja): pada indikator pegawai kantor selalu masuk kerja tepat Waktu diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 37,5 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa pegawai kantor selalu masuk kerja tepat waktu pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Indikator banyak pegawai selalu masuk kerja tepat waktu diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 45,83 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa pegawai selalu masuk kerja tepat waktu pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Indikator masuk kerja tepat waktu bermanfaat pada kegiatan kerja diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 58,33 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa masuk kerja tepat waktu bermanfaat pada kegiatan kerja di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Selanjutnya indikator disiplin kerja (ketepatan pulang kerja): pada indikator pulang kerja lebih awal merugikan kantor diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 43,75 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa pulang kerja lebih awal sangat banyak merugikan kantor pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Indikator banyak pegawai kantor yang pulang kerja lebih awal diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 41,67 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pegawai kantor yang pulang kerja lebih awal pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Indikator seberapa sering pegawai kantor pulang kerja lebih awal diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 43,75 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa jarang pegawai kantor pulang kerja lebih awal di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Kemudian indikator disiplin kerja (kehadiran kerja): pada indikator banyak pegawai yang meninggalkan pekerjaan saat jam kerja diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 41,67 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa sedikit pegawai yang meninggalkan pekerjaan saat jam kerja pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Indikator seberapa sering pegawai meninggalkan pekerjaan saat jam kerja diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 37,5 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa jarang pegawai meninggalkan pekerjaan saat jam kerja pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Indikator pegawai pernah meninggalkan tempat kerja saat jam kerja diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 37,5 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa jarang meninggalkan tempat kerja saat jam kerja di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Untuk indikator kinerja pegawai antara lain (kuantitas kerja): pada indikator banyak kegiatan pada kantor yang memiliki target jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 41,67 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa semua kegiatan pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara memiliki target jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan. Indikator pegawai selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai target diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 47,92 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai target pada Kantor Kecamatan 187

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 5, Nomor 2, 2017: 179-193 Sangatta Utara. Indikator bagaimana anda menyelesaikan pekerjaan sebanyak target yang diberikan diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 75 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang diberikan di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Selanjutnya indikator kinerja pegawai (kualitas kerja): pada indikator banyak kegiatan kerja yang memiliki standar kualitas kerja yang harus dipenuhi diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 56,25 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa semua kegiatan pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara memiliki standar kualitas kerja yang harus dipenuhi. Indikator pegawai selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar kualitas kerja diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 43,75 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa pegawai selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar kualitas kerja pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Indikator selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar kualitas kerja diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 50 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa pegawai selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar kualitas kerja di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Kemudian indikator kenerja pegawai (ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan): pada indikator banyak kegiatan kerja yang memiliki batas waktu penyelesaian pekerjaan yang harus di penuhi diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 41,67 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa banyak kegiatan pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara memiliki batas waktu penyelesaian pekerjaan yang harus di penuhi. Indikator pegawai selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target waktu diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 33,33 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa pegawai sering menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target waktu pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Indikator pegawai selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target waktu diperoleh hasil jawaban terbanyak responden sebesar 37,5 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa pegawai selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target waktu di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS Statistics 20.0 diperoleh hasil korelasi pearson product moment antara X 1 dan Y yaitu r = 0,648. Jadi terdapat hubungan antara kontrol birokrasi dengan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara sebesar 0,648. Serta diketahui pula F test > F tabel (34,03 > 4,26) maka korelasi signifikan atau dapat dikatakan kontrol birokrasi memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Hasil korelasi pearson product moment antara X 2 dan Y yaitu r = 0,531. Jadi terdapat hubungan antara pendidikan pegawai dengan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara sebesar 0,531. Serta diketahui pula F test > F tabel (18,4 > 4,26) maka korelasi signifikan atau dapat dikatakan pendidikan pegawai memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Hasil korelasi pearson product moment antara X 3 dan Y yaitu r = 0,748. Jadi terdapat hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara sebesar 0,748. Serta diketahui F test > F tabel 188

faktor kinerja pegawai kecamatan Sangatta Utara (Shiddiq) (59,82 > 4,26) maka korelasi signifikan atau dapat dikatakan disiplin pegawai memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Selanjutnya analisis korelasi parsial, berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS Statistics 20.0 diperoleh hasil korelasi X 1 dengan Y dimana X 2 dibuat tetap (dikontrol) untuk seluruh sampel sebesar 0,468. Serta diketahui pula t test lebih besar dari t tabel (2,58 > 2,41). Dengan demikian koefisien korelasi variabel kontrol birokrasi dengan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara dimana pendidikan pegawai sebagai variabel pengontrol adalah signifikan yaitu dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi pegawai pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. Kemudian hasil selanjutnya diperoleh F test lebih besar dari F tabel (12,08 > 4,26), artinya korelasi parsial yang terjadi adalah murni antara kontrol birokrasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur dengan mengendalikan variabel pendidikan pegawai. Sedangkan setelah variabel disiplin kerja dikontrol untuk seluruh sampel, maka korelasinya sebesar 0,447. Serta diketahui bahwa t test pula t test lebih besar dari t tabel (2,58 > 2,41). Dengan demikian koefisien korelasi variabel kontrol birokrasi dengan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara dimana disiplin kerja sebagai variabel pengontrol adalah signifikan yaitu dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi pegawai pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. Kemudian hasil selanjutnya diperoleh F test lebih besar dari F tabel (10,75 > 4,26), artinya korelasi parsial yang terjadi adalah murni antara kontrol birokrasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur dengan mengendalikan variabel disiplin kerja. Sedangkan setelah variabel pendidikan pegawai dan disiplin kerja dikontrol untuk seluruh sampel, maka korelasinya sebesar 0,363. Serta diketahui bahwa t test pula t test lebih besar dari t tabel (2,58 > 2,41). Dengan demikian koefisien korelasi variabel kontrol birokrasi dengan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara dimana pendidikan pegawai dan disiplin kerja sebagai variabel pengontrol adalah signifikan yaitu dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi pegawai pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. Kemudian hasil selanjutnya diperoleh F test lebih besar dari F tabel (6,53 > 4,26), artinya korelasi parsial yang terjadi adalah murni antara kontrol birokrasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur dengan mengendalikan variabel pendidikan pegawai dan disiplin kerja. Pada hasil korelasi X 2 dengan Y dimana X 1 dibuat tetap (dikontrol) untuk seluruh sampel sebesar 0,183. Serta diketahui pula t test lebih kecil dari t tabel (0,408 < 2,414). Dengan demikian koefisien korelasi variabel pendidikan pegawai dengan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara dimana kontrol birokrasi sebagai variabel pengontrol adalah tidak signifikan yaitu tidak dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi pegawai pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. Kemudian hasil selanjutnya diperoleh F test lebih 189

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 5, Nomor 2, 2017: 179-193 kecil dari F tabel (1,51 < 4,26), artinya korelasi parsial yang terjadi adalah tidak murni antara pendidikan pegawai terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur dengan mengendalikan variabel kontrol birokrasi. Sedangkan setelah variabel disiplin kerja dikontrol untuk seluruh sampel, maka korelasinya sebesar 0,287. Serta diketahui bahwa t test pula t test lebih kecil dari t tabel (0,408 < 2,414). Dengan demikian koefisien korelasi variabel pendidikan pegawai dengan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara dimana disiplin kerja sebagai variabel pengontrol adalah tidak signifikan yaitu tidak dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi pegawai pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. Kemudian hasil selanjutnya diperoleh F test lebih kecil dari F tabel (3,84 < 4,26), artinya korelasi parsial yang terjadi adalah tidak murni antara pendidikan pegawai terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur dengan mengendalikan variabel disiplin kerja. Sedangkan setelah variabel kontrol birokrasi dan disiplin kerja dikontrol untuk seluruh sampel, maka korelasinya sebesar 0,061. Serta diketahui bahwa t test pula t test lebih kecil dari t tabel (0,408 < 2,414). Dengan demikian koefisien korelasi variabel pendidikan pegawai dengan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara dimana kontrol birokrasi dan disiplin kerja sebagai variabel pengontrol adalah tidak signifikan yaitu tidak dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi pegawai pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. Kemudian hasil selanjutnya diperoleh F test lebih kecil dari F tabel (0,12 < 4,26), artinya korelasi parsial yang terjadi adalah tidak murni antara pendidikan pegawai terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur dengan mengendalikan variabel kontrol birokrasi dan disiplin kerja. Kemudian diperoleh hasil korelasi X 3 dengan Y dimana X 1 dibuat tetap (dikontrol) untuk seluruh sampel sebesar 0,627. Serta diketahui pula t test lebih besar dari t tabel (5,132 > 2,414). Dengan demikian koefisien korelasi variabel disiplin kerja dengan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara dimana kontrol birokrasi sebagai variabel pengontrol adalah signifikan yaitu dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi pegawai pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. Kemudian hasil selanjutnya diperoleh F test lebih besar dari F tabel (44,47 > 4,26), artinya korelasi parsial yang terjadi adalah murni antara disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur dengan mengendalikan variabel kontrol birokrasi. Sedangkan setelah variabel pendidikan pegawai dikontrol untuk seluruh sampel, maka korelasinya sebesar 0,662. Serta diketahui bahwa t test pula t test lebih besar dari t tabel (5,132 > 2,414). Dengan demikian koefisien korelasi variabel disiplin kerja dengan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara dimana pendidikan pegawai sebagai variabel pengontrol adalah signifikan yaitu dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi pegawai pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. Kemudian hasil selanjutnya diperoleh F test lebih besar dari F tabel (33,79 > 4,26), artinya korelasi parsial yang terjadi adalah murni 190

faktor kinerja pegawai kecamatan Sangatta Utara (Shiddiq) antara disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur dengan mengendalikan variabel pendidikan pegawai. Sedangkan setelah variabel kontrol birokrasi dan pendidikan pegawai dikontrol untuk seluruh sampel, maka korelasinya sebesar 0,662. Serta diketahui bahwa t test pula t test lebih besar dari t tabel (5,132 > 2,414). Dengan demikian koefisien korelasi variabel disiplin kerja dengan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara dimana kontrol birokrasi dan disiplin kerja sebagai variabel pengontrol adalah signifikan yaitu dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi pegawai pada Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. Kemudian hasil selanjutnya diperoleh F test lebih besar dari F tabel (25,6 > 4,26), artinya korelasi parsial yang terjadi adalah tidak murni antara pegawai disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur dengan mengendalikan variabel kontrol birokrasi dan pendidikan. Adapun analisis regresi linear berganda yangmenunjukan arah dan kuatnya pengaruh dua variabel secara bersama-sama atau lebih terhadap variabel lainnya. Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS Statistics 20.0 diperoleh persamaan regresi pada variabel bebas a = 2.595, b 1 = 0.312, b 2 = 0.043, b 3 = 0.545 dengan demikian maka persamaan regresinya adalah Y = 2,595 + 0,312X 1 + 0,043X 2 + 0,545X 3. Diketahui F test > F tabel (27,134 > 4,26), Maka persamaan garis regresi tersebut adalah signifikan yang berarti dapat dipakai untuk hubungan pengaruh tersebut. Besarnya pengaruh dapat dilihat dari nilai b. dengan nilai koefisien b 1 sebesar 0,312 maka diperoleh t test > t tabel (2,58 > 2,41). Jadi pengaruh kontrol birokrasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara adalah signifikan. Selanjutnya dengan nilai koefisien b 2 sebesar 0,043 maka diperoleh t test < t tabel (0,408 < 2,414). Jadi pengaruh pendidikan pegawai terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara adalah tidak signifikan. Selanjutnya dengan nilai koefisien b 3 sebesar 0,5,545 maka diperoleh t test > t tabel (5,132 > 2,414). Jadi pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara adalah signifikan. Berdasarkan hal tersebut diketahui pula koefisien regresi variabel kontrol birokrasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara sebesar 0,312. Hal ini berarti perubahan satu satuan terhadap variabel kontrol birokrasi mengakibatkan perubahan sebesar 0,312 terhadap variabel kinerja pegawai. oleh karena itu kontrol birokrasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Selain itu diketahui pula koefisien regresi variabel pendidikan pegawai terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara sebesar 0,043. Hal ini berarti perubahan satu satuan terhadap variabel pendidikan pegawai mengakibatkan perubahan sebesar 0,043 terhadap variabel kinerja pegawai. oleh karena itu pendidikan pegawai memiliki pengaruh yang positif namun tidak signifikan terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Selain itu diketahui pula koefisien regresi variabel disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di 191

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 5, Nomor 2, 2017: 179-193 Kantor Kecamatan Sangatta Utara sebesar 0,545 Hal ini berarti perubahan satu satuan terhadap variabel disiplin kerja mengakibatkan perubahan sebesar 0,545 terhadap variabel kinerja pegawai. oleh karena itu disiplin kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Dengan menggunakan SPSS Statistics 20.0 diperoleh hasil perhitungan koefisien penentu = 0,649 x 100 persen = 64,9 persen ini adalah nilai dari besar pengaruh kontrol birokrasi, pendidikan pegawai dan disiplin pegawai terhardap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Dengan demikian sisa pengaruh sebesar 35,1 persen adalah merupakan pengaruh dari variabel-variabel lain. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan analisis data yang diperoleh maka diketahui bahwa variabel kontrol birokrasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Sehingga hipotesis pertama pada penelitian ini H 0 ditolak dan H 1 diterima. Selanjutnya variabel pendidikan pegawai memiliki pengaruh yang positif namun tidak signifikan terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Sehingga hipotesis kedua pada penelitian ini H 0 diterima dan H 1 ditolak. Kemudian variabel disiplin kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Sehingga hipotesis ketiga pada penelitian ini H 0 ditolak dan H 1 diterima. Terakhir secara bersama-sama kontrol birokrasi, pendidikan pegawai, disiplin kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Sehingga hipotesis keempat pada penelitian ini H 0 ditolak dan H 1 diterima. Penelitian ini menunjukan pula bahwabesar pengaruh kontrol birokrasi, pendidikan pegawai, dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur adalah sebesar 64,9%. Dengan demikian ada 35,1 % merupakan variabel lain yang mempengaruhi kinerja pegawai diluar variabel kontrol birokrasi, pendidikan pegawai, dan disiplin kerja. Daftar Pustaka Adisasmita, Rahardjo. 2009. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah. Makassar: PPKED. D. Marimba, Ahmad. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al- Ma arif. Gibson, J.L., J.M. Ivanevich, J.M Donelly, Jr. 1997. Organization: Behavior, Structure and Process. Boston: Homewood, Richard D. Irwin. Hasibuan, Malayu. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Hays, W. L. 1976. Quantification in Psychology. Prentice Hall: New Delhi. 192

faktor kinerja pegawai kecamatan Sangatta Utara (Shiddiq) Rivai, Veithzal. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sedarmayanti. 2014. Manajemen Sumberdaya Manusia (Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil). Bandung: PT Refika Aditama. Setiyawan, Budi dan Waridin. 2006. Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja di Devisi Radiologi RSUP Kariadi. Semarang: JRBI. Sinambela; Lijan Poltak; dkk. 2012. Kinerja Pegawai Teori Pengukuran dan Implikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Thoha, Miftah, 2010. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Warsono. 1985. Dasar-Dasar Manajemen Personalia. Jakarta, Indonesia: Balai Pustaka. Widodo, Joko. 2001. Good Governance: Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta: Insan Cendikia. Dokumen-Dokumen: Kamus Besar Bahasa Indonesia Monografi Kecamatan Sangatta Utara Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sumber-Sumber Internet: http: ingtanghina.wordpress.com (diakses tanggal 27 Mei 2015 pukul 12.30) http://www.apapengertianahli.com/2015/03/pengertian-organisasi-tujuan-ciristruktur-organisasi.html (diakses tanggal 24 April pukul 11.00) 193