prilaku hidup sehat peserta didik, dalam kehidupan sehari-hari (Suroto, 2009).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Defri Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

2015 PENGARUH MODEL DIRECT INSTRUCTION DAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dengan menumbuhkan keterampilan dan kemampuan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

aktifitas fisik,demikian pula halnya dalam belajar passing dengan kaki bagian

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB I PENDAHULUAN. normal, namun anak anak yang memiliki keterbelakangan mental juga

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam

AKTIVITAS PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF SEBAGAI PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GERAK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan Jumlah Wakatu Aktif Belajar Saat Proses Belajar Mengajar Permainan Bola

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giri Lisyono R, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ada sejak adanya manusia, dalam arti sejak adanya manusia telah ada pula usahausaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Shooting adalah salah satu gerakan melempar atau menembak bola kearah

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendididian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk membekali siswa

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam berbagai bidang kehidupan dewasa ini semakin ketat, yang menuntut manusia untuk bisa menjadi yang terbaik dalam persaingan ini supaya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam hal ini yang terbaik adalah orang- orang yang berpengetahuan tinggi sebagai sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Maka diharapkan adanya suatu alat untuk dapat mewujudkan tujuan ini yaitu salah satunya adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang menjadi tolak ukur dan memiliki peranan di masa akan datang yang berlangsung seumur hidup dengan tujuan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat secara komprehensif. Pendidikan jasmani (penjas) mencerminkan proses pembelajaran yang mengedepankan kebugaran jasmani peserta didik, bukan merupakan kecabangan (skill oriented), olahraga mencerminkan target pencapaian prestasi peserta didik yang bisa dikembangkan melalui kegiatan pengembangan diri/ekstrakurikuler,kesehatan mencerminkan penampilan (performance) dan prilaku hidup sehat peserta didik, dalam kehidupan sehari-hari (Suroto, 2009). Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan kesehatan yang dijadikan sebagai media untuk mencapai 1

2 menghasilkan perubahan holistik dalam perkembangan individu secara menyeluruh. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. (Depdiknas, 2006: 163). Selain itu tujuan Pendidikan Jasmani: 1. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani. 2. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikapsosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama. 3. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas tugas pembelajaran Pendidikan Jasmani. 4. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani. 5. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam,aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas(outdoor education).

3 6. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya.pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani. 7. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain. 8. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasiuntuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat. 9. Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif. Pembelajaran pendidikan jasmani sampai saat ini masih memiliki kekurangan, khususnya dalam menerapkan dan melakukan praktik di dalam lapangan,hal tersebut dapat dilihat dari ketidak mampuan siswa dalam mengikuti latihan dan pemahan terhadap teori. Demikian halnya yang terjadi di SMA NEGERI 11 MEDAN, khususnya pada materi permainan softball yaitu pada teknik dasar memeukul bola softball. Permainan softball merupakan permainan beregu, dimana dalam permainan ini menggunakan beberapa pos atau base. Dalam Permainan softball terdapat berbagai teknik dasar yang meliputi melempar, menangkap, dan memukul. Pukulan merupakan salah satu teknik dasar yang bertujuan untuk memperoleh angka lebih lanjut. Selain itu bertujuan untuk memudahkan sipemukul berpindah ke base berikutnya. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan memperlihatkan bahwa Keterlibatan Guru dalam menyampaikan materi masih bersifat konvensional,

4 kurang inovasi dan metode dan penerapan model pembelajaran belum maksimal. Kemampuan siswa untuk melakukan pukulan swing dalam permainan softball masih rendah. Pengetahuan yang mereka peroleh masih sangat kurang. Sebagian besar siswa masih belum mampu melakukan teknik dasar permainan softball dengan baik. Posisi tubuh yang masih kaku dan arah pandangan serta posisi kaki untuk melangkah masih belum tepat. Selain hal tersebut juga disebabkan kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah sehingga KKM untuk materi softball belum tercapai. Sementara itu KKM yang ditetapkan oleh sekolah adalah 77 untuk materi softball. Dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh penulis pada hari Rabu, 17 Februari 2016 dengan Guru pendidikan jasmani Bapak Agus Simarmata,S.Pd, diperoleh data yaitu dari segi hasil belajar siswa yang masih rendah baik itu dari aspek afektif, aspek kognitif maupun aspek psikomotor. Dari 40 Siswa yang tuntas, dalam materi memukul bola softball sebanyak 11 orang (27,5%) dan yang tidak tuntas sebanyak 29 orang (72,5%). Hasil belajar dikatakan tuntas apabila berada pada kategori 75% sampai 100%, sesuai dengan indikator hasil belajar yang ditetapkan. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa belum tuntas adalah: (a) posisi badan dan tangan ketika melakukan teknik dasar memukul masih kurang, (b) banyak siswa yang minat belajarnya kurang terhadap mata pelajaran pendidikan jasmani khususnya pada materi teknik dasar memukul bola softball, (c) siswa tidak dilibatkan ketika guru memberikan teori dan praktek mengenai materi teknik dasar memukul bola softball. (d) siswa masih kaku dalam melakukan gerakan teknik dasar memukul

5 bola softball (e) minimnya bantuan sarana prasarana di sekolah menyebabkan banyak siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya variasi dalam gaya mengajar yang lain. Sehingga mengakibatkan proses belajar mengajar hanya diperankan oleh guru itu sendiri. Disamping itu peserta didik merasa jenuh mengikuti pelajaran karena tidak melibatkan siswa berinteraksi dalam kegiatan hasil belajar mengajar tetapi sepenuhnya dikuasai oleh guru. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui peningkatan kualitas pembelajaran, diantaranya dengan memilih metode pembelajaran yang tepat. Pembelajaran bisa dikatakan mencapai tujuan apabila terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri peserta didik, baik yang meliputi pengetahuan, sikap dan terutama keterampilan. Untuk mencapainya suatu tujuan pendidikan guru memegang peranan yang sangat penting. Guru harus mampu menggunakan strategi dan metode pembelajaran sesuai dengan keadaan siswa, selain itu juga harus didukung oleh penguasaan materi yang baik. Di samping itu kurangnya penghargaan yang diberikan kepada siswa membuat siswa kurang termotivasi untuk belajar lebih baik lagi. Akibatnya tujuan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan tidak dapat tercapai dengan baik. Rendahnya kualitas pendidikan jasmani dapat disebabkan karena keterbatasan kemampuan guru dalam menyampaikan pembelajaran dan memilih metode pembelajaran yang tepat. Selain dari segi pemilihan metode pembelajaran oleh guru, kreatifitas dan motivasi siswa juga harus di tingkatkan. Seiring dengan adanya perubahan

6 kurikulum dan pengembangan metode pembelajaran yang tepat, maka dari itu diperlukan adaptasi dan kreatifitas baru oleh seorang guru dan siswa dalam melakukan proses belajar mengajar (PBM). Untuk membantu siswa dalam proses belajar mengajar maka diperlukan metode pembelajaran yang menarik untuk memperlancar adanya stimulus dan respon pada siswa. Namun hal itu belum dapat terpenuhi, karena berdasarkan pengamatan peneliti di kelas XI SMA Negeri 11 Medan, khususnya pada mata pelajaran materi teknik dasar memukul bola softball masih perlu ditingkatkan lagi. Untuk itu perlu dipilih suatu metode pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilan, proses belajar dan keterampilan sosial pada pelaksanaan pembelajaran di lapangan. Salah satu metode yang ingin peneliti terapkan adalah Metode Demonstrasi. Metode Demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu petunjuk untuk melakukan sesuatu. Berdasarkan latarbelakang tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Teknik Dasar Memukul Dalam Permainan Softball Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 11 Medan T.A 2016/2017. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang ditemukan dapat diidentifikasi yaitu:

7 1) Pelaksanaan belajar mengajar pendidikan jasmani dalam pelajaran Softball pada siswa kelas XI SMA NEGEI 11 MEDAN masih belum efektif untuk meningkatkan hasil belajar. 2) Cara mengajar guru berpengaruh terhadap hasil belajar Softball kususnya pada teknik dasar memukul dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas XI SMA NEGEI 11 MEDAN T.A 2016/2017; 3.)Keterlibatan Guru dalam menyampaikan materi masih bersifat konvensional, kurang inovasi dan metode dan penerapan model pembelajaran belum maksimal. 4.) Kurangnya keterlibatan siswa dalam mengikuti teori dan praktek dalam melakukan teknik dasar memukul bola softball, berimplikasi terhadap hasil belajar siswa dan ketuntasan yang dicapai hanya 25%. 5) Sarana prasarana yang kurang mendukung dari sekolah menjadi salah satu penyebab siswa masih kurang mampu dalam melakukan gerakan memukul. C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah yang peneliti uraikan diatas, maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu Penerapan gaya mengajar demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar pukulan dalam permainan softball terhadap kelas XI SMA Negeri 11 Medan.

8 D. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Apakah gaya mengajar demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar softball khususnya pada teknik dasar memukul pada siswa kelas XI IPA-2 SMA Negeri 11 Medan. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas penelitian ini memiliki tujuan yang akan ditetapkan,yaitu Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Memukul Dalam Permainan Softball Melalui Penerapan Gaya Mengajar Demonstrasi Pada Siswa Kelas XI IPA-2 di SMA Negeri 11 Medan. F.Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi beberapa pihak, yaitu: 1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pengetahuan bagi siswa terhadap materi softball dan menjadi referensi bagi penulis-penulis yang lain 2. Sebagai sumbangan pemikiran dan masukkan terhadap sekolah untuk menggunakan metode pembelajaran yang lebih tepat dengan kebutuhan siswa dalam belajar. 3. Siswa dapat mempraktekkan teknik dasar memukul bola softball dengan mahir dan sebagai langkah awal untuk menjadi atlet softball