BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

dokumen-dokumen yang mirip
MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

menjadi katalisator berbagai agenda ekonomi Cina dengan negara kawasan Indocina yang semuanya masuk dalam agenda kerja sama Cina-ASEAN.

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap

BAB V KESIMPULAN. Laut China Selatan sebagai perairan semi tertutup telah berstatus konflik. Konflik yang

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi kawasan disekitarnya. Kawasan Asia Tengah terdiri dari lima

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

MI STRATEGI

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

merupakan salah satu anomali mengingat beberapa prasyarat tidak terpenuhi di Kashgar. Kashgar merupakan prefektur kecil di bagian selatan Xinjiang,

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

dalam merespon serangkaian tindakan provokatif Korea Selatan dalam bentuk latihan gabungan dalam skala besar yang dilakukan secara rutin, dan

BAB V KESIMPULAN. baru dengan adanya terobosan Kebijakan Pembangunan Pangkalan Militer

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ternyata tidak membuat situasi perpolitikan

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan. dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

Keterangan Pers Presiden RI pada Acara Kunjungan Kenegaraan Presiden Amerika Serikat, Selasa, 09 November 2010

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat

BAB I PENDAHULUAN. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB V KESIMPULAN. wilayah, tindakan atas hak dan kewajiban yang dilakukan di laut baik itu oleh

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. menolak Islamophobia karena adanya citra buruk yang ditimbulkan oleh hard

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggabungan kekuatan melalui peningkatan hubungan bilateral merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap perkembangan penetapan hukum di dunia ini, dimana

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

Bidang: Politik Dalam Negeri dan Komunikasi

BAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut.

MATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI KERJASAMA INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB I PENDAHULUAN. II, di era 1950-an ialah Perdana Menteri Yoshida Shigeru. Ia dikenal karena

BAB V PENUTUP Kesimpulan

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

BAB II AWAL TERBENTUKNYA SHANGHAI COOPERATION ORGANIZATION. regional. Organisasi regional hanyalah salah satu dimensi dalam regionalisme 1.

Menerjang Arus Globalisasi ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan

tingkat kerapuhannya untuk terinfiltrasi pengaruh eksternal yang mempengaruhi penyelenggaraan pemerintahannya. Negara-negara Asia Tengah sendiri

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

AKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL. Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017

Serikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini.

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. Diplomasi Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek aspek politik. Dilihat dari faktor domestik, China melakukan peningkatan hubungan dengan Asia Tengah untuk mengatasi masalah mengenai konflik yang terjadi di wilayah perbatasan bagian baratnya yaitu di propinsi Xinjiang yang ditempati oleh kaum minoritasnya, suku Uyghur. Dalam usaha mengatasi situasi di Xinjiang China memerlukan bantuan secara aktif dari negara negara Asia Tengah melalui pendekatan pada para pemberontakan dengan cara mengakhiri bantuan militer maupun secara tindakan militer. Dalam segi ini, China beserta Rusia dan negara negara di Asia Tengah dan juga diuntungkan oleh kehadiran Amerika Serikat yang mempunyai tujuan yang sama yaitu memerangi pemberontakan militan Islam. China menyadari adanya keuntungan keuntungan secara geopolitik akibat meningkatnya hubungan dengan negara negara di Asia Tengah. Akibat adanya dominasi dan pengaruh yang kuat di Asia Tengah dapat menjadikan biaya yang lebih murah, lebih cepat dan lebih aman dalam penyaluran minyak yang berasal dari Timur Tengah tetapi juga berdampak positif pada kestabilisasian keamanan perbatasan di wilayah barat China apabila ditunjang oleh kemauan China untuk bernegosiasi dengan kaum pemberontak. Asia Tengah sebagai bagian dari wilayah Asia digunakan China sebagai usaha peningkatan dominasi politik maupun ekonomi sebagai mana yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Amerika Latin dan Amerika Selatan. Akibat Kehadiran China di Asia Tengah berakibat pula meningkatnya Rusia sebagai faktor penting di kawasan ini. Ambisi China untuk berperan dan mendapatkan posisi menjadi kekuatan yang lebih besar semakin terlihat. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kontrol China 106

yang besar pada lahan lahan minyak dan gas di kawasan ini dan diikuti oleh besarnya investasi yang ditanamkan serta ketidakinginan China untuk membatasi pengaruhnya di kawasan Asia Tengah. Kemungkinan China untuk dapat menjadi aktor dominan masih mempunyai potensi yang tinggi. Perluasaan keinginan kontrol dari China bukan menjadi tidak mungkin dapat mempengaruhi kekuatan China di kawasan. Namun hal ini juga tergantung pada Amerika Serikat di masa yang akan datang. Bagaimanapun, Amerika Serikat akan terus meningkatkan investasi dan keinginannya di kawasan ini serta juga didukung oleh keamanan internal di China sendiri. Tujuan China di Asia Tengah adalah berusaha mempengaruhi dan mengontrol Asia Tengah pada batas keinginan China di masa lalu dimana China dapat menyediakan keamanan dan investasi dan China dapat menerima kestabilitasan politik dan pengaruh di kawasan ini. Hal ini dapat terlihat dengan keagresifan investasi, inisiatif China secara militer dan politik di Asia Tengah yang telah dimulai sejak awal kemerdekaan negara negara Asia Tengah pada tahun 1991. Maka dapat disimpulkan bahwa strategi China di Asia Tengah bukan untuk melakukan dominasi dengan cara yang negatif tetapi dengan mempengaruh negara negara d kawasan ini pada tingkatan yang mereka kehendaki secara sukarela atau karena berdasarkan kepentingan mereka karena menganggap China sebagai faktor utama di kawasan ini. Segala kegiatan yang dilakukan China untuk keamanan energi adalah merupakan respon China karena peningkatan kebutuhan akan sumber sumber energi luar negeri. Peralihan China yang bermula sebagai negara pengekspor minyak kini berubah menjadi negara pengimpor minyak. Hal ini adalah pokok perhatian yang besar bagi pemimpin pemimpin China bahwa negara yang berstatus sebagai negara pengimpor minyak adalah negara yang dapat dimanfaatkan oleh negara negara besar karena ketahanan energinya yang lemah. Amerika Serikat sebagai negara kuat di dunia dipersepsikan oleh China sebagai negara yang sangat merasa tertandingi oleh peningkatan kekuatan China. Sehingga China menganggap bahwa Amerika Serikat merupakan ancaman akan keamanan energi China. 107

Segala aktifitas yang dilakukan untuk keamanan energi China berdasarkan pada dua pemikiran, pertama bahwa keamanan energi ini adalah suatu langkah pertahanan guna meminimalisasikan kelemahan China akan suplai minyak China yang melibatkan kekuatan Amerika Serikat. Ketertarikan China akan pembangunan jalur pipa minyak di negara negara Asia Tengah menuju China merupakan bukti akan usaha China untuk mengamanankan penyaluran minyaknya dan menghindari kekuatan Amerika Serikat yang menguasai kontrol akan penyaluran minyak melalui jalur laut. Begitu pula dalam meningkatkan ekonomi, politik dan juga kemampuan militernya mempunyai hubungan erat akan negara negara penghasil minyak di Timur Tengah yang bertujuan untuk mengamankan akses penyaluran minyak dari kawasana dimana Amerika Serikat merupakan kekuatan militer yang dominan disana dan negara Timur Tengah merupakan negara tujuan utama impor minyak China. Dengan mengacu pada konsep pemikiran seperti yang di jelaskan pada bab I serta didukung oleh data data yang didapat maka dapat di lihat bahwa dalam perjalanannya China masuk ke Asia Tengah, China melakukan langkah langkah strategi yang digunakan untuk dapat mengontrol lingkungan internasionalnya dalam hal ini adalah Asia Tengah guna memenuhi kepentingan nasionalnya yaitu Keamanan Wilayah dan Energinya. Strategi yang digunakan meliputi strategi diplomasi baik secara bilateral maupun multilateral dengan negara negara di kawasan Asia Tengah. Disamping itu dalam aspek ekonomi guna pemenuhan keamanan energinya China melakukan strategi berupa investasi dalam ekplorasi sumber sumber minyak di Asia Tengah, pembangunan jalur pipa minyak dan gas yang melewati negara negara Asia Tengah menuju China serta melakukan dominasi perdagangan di kawasan tersebut. Investasi yang dilakukan oleh perusahaan China CNPCC di berbagai negara bertujuan untuk mendapatkan akses pijakan pada pasar minyak internasional yang dapat bersaing dengan perusahaan perusahaan minyak milik Amerika Serikat dan sekutu sekutunya. 108

Dalam aspek politik, China melakukan langkah strategi melalui kerjasama Multipolar Regional yaitu dengan mendirikan Organisasi Regional bersama dengan negara negara di kawasan Asia Tengah dan Rusia yang di beri nama Shanghai Cooperation Organization (SCO) juga dengan melakukan strategi kemitraan dengan Rusia. Apabila kita benturkan konsep pemikiran strategis dengan konsep kerjasama regional maka sangat dekat kaitannya. Menurut Buzan, konsep regionalisme ini sebagai akumulasi dari masalah nasional masing masing negara yang menjadi tanggung jawab bersama sebagai pola hubungan di kawasan. SCO sebagai organisasi regional pada awalnya dimaksudkan sebagai wadah penyelesaian perselisihan diantara anggotanya yaitu mengenai keamanan perbatasan wilayah yang saling berkaitan satu sama lainnya. Akhirnya masalah tersebut dapat terselesaikan dengan dihasilkannya beberapa kesepakatan serta kejelasan batas wilayah masing masing negara. Organisasi ini pun dalam perkembangannya mampu untuk meningkatkan kerjasama antar negara anggota yang meliputi aspek ekonomi dimana China dan Rusia sebagai negara besar berusah membantu pembangunan infrastruktur negara negara Asia Tengah sebagai negara negara yang baru merdeka. Disamping itu pula, China juga memanfaatkan organisasi ini secara militer yaitu dengan melakukan latihan perang bersama. Hal ini merupakan langkah baru yang dilakukan China dimana baru pertama kalinya dalam sejarah China secara terbuka mau menunjukkan kekuatan militernya di luar wilayah teritorinya. Militer China pun mendukung program melawan terorisme yang disinyalir banyak bersarang di kawasan Asia Tengah serta Afghanistan. Sebenarnya aksi aksi militer China ini tidak terlepas dari usaha China untuk dapat membendung kekuatan separatisme di wilayahnya yaitu Xinjiang yang didukung oleh kekuatan luar yang berasal dari kelompok ekstrimis agama di Asia Tengah dan Afghanistan yang dikatakan sebagai kelompok terorisme. China telah banyak melakukan perbaikan infrastrukturnya secara cukup signifikan di semua wilayahnya termasuk juga di wilayah barat propinsi China 109

dimana adanya rekstrukturisasi dari Angkatan Darat dan Angkatan Udaranya dengan menggunakan teknologi tinggi dan dengan melakukan latihan operasi operasi pertempuran. Hal ini menujukkan bahwa China berusaha untuk menunjukkan kemampuannya kekuatannya menuju wilayah-wilayah yang berdampingan dan berbatasan dengan China, dalam hal ini adalah Asia Tengah. Kegiatan ini juga menunjukkan bahwa Asia Tengah merupakan kawasan yang dianggap penting oleh China baik itu dalam hal negara negara yang kaya akan sumber energinya dan juga sebagai landasan dimana kekuatan itu dapat difokuskan baik dari pertahanan sebelah barat maupun dari timur yang melawannya. Ketertarikan China akan daerah bagian baratnya juga merefleksikan akan adanya perhatian pada kemampuan kekuatan Amerika Serikat yang diproyeksikan disana. Dimana PLA saat itu hanya memfokuskan pda pertahahan disayap timurnya dari daaerah teritorinya. Saat ini China pun tidak bisa lengah akan pengawasn disayap baratnya sejak kehadiran Amerika Serikat tersebut. PLA harus menentang akan kekuatan darat dan udara Amerika Serikat tersebut. Selain itu militer China, PLA melakukan investasi baik dari transformasi penyerangan dan kemampuan pertahanannya. Hal ini dapat dikatakan bahwa secara ofensif, PLA berusaha mengejar kemampuan agar dapat mengimbangi militer Amerika Serikat sebagai negara besar dan negara yang berkuasa di kawasan. Kemampuan ini meliputi meningkatkan ISR, jangkauan ketelitian serangan amunisi, lebih banyak mobilitas formasi darat, peningkatan komunikasi dan perluasan logistik. Investasi PLA pada senjata balistik jarak pendek dan jarak tertentu adalah sebagai salah satu aspek strategi China untuk menghadapi proyeksi kemampuan kekuatan Amerika Serikat dalam menggunakan senjata jarak panjangnya sebagai penyerangan dasarnya. PLA juga mengkhawatirkan akan potensi pengaruh angkatan udara dan sistem pertahanan peluru kendalinya seperti Patriot, sistem perhahanan balistiknya dan pertahanan senjata di daerah tingginya. Untuk merenspon akan hal itu China 110

melakukan penelitian akan beragam tindakan balasan termasuk manuver senjata, pemikat dn senjata hipersonik. Secara pertahanan, program PLA bertujuan untuk mengekspoitasi kelemahan sistem kekuatan dan cara cara operasi militer Amerika Serikat. PLA dapat mengetahui informasi dan jaringan jaringan yang merupakan kunci dari peperangan intensitas tinggi di masa depan. Sehingga salah satu modernisasi yang dilakukan PLA adalah menigkatkan alat alat guna melawan kemampuan C4ISR Amerika Serikat. Inteligen Amerika Serikat telah mengidentifikasi akan adanya program program China yang berusaha untuk melemahkan C4ISR. Mereka melakukannya dengan memperluas dan meningkatkan pertahanan udara. Program lain untuk menahan sistem ISR Amerika Serikat yaitu dengan menggunakan senjata anti peluru karena PLA mengetahui keemampuan serang yang tepat Amerika Serikat sehingga PLA meningkatkan GPS sebagai program prioritas PLA. Namun usaha China untuk dapat tampil sebagai aktor dominan dikawasan ini mendapat tantangan dengan masuknya Amerika Serikat di Asia Tengah setelah terjadi peristiwa 9/11, 2001. Saat itu China juga tidak mempunyai kemampuan yang cukup untuk dapat menanamkan posisinya karena ketegangan di kawasan itu yaitu sebelum kontrol Amerika Serikat di Afghanistan. Disamping Amerika Serikat dan China memelihara akan peningkatan kekuatan bersenjata yang diproyeksikan di Asia Tengah, Akan lebih baik apabila kedua negara punmampu meningkatkan hubungan baik melalui kegiatan kerjasama bilateral maupun multilateral. Keberadaan Amerika di kawasan Asia Tengah jangan hanya dipandang sebagai ancaman bagi China. Keberadaan Amerika Serikat di kawasan Asia tersebut juga berdampak positif akan pendukung kestabilitasan keamanan di wilayah perbatasan bagian barat China. Dimana telah diketahui bahwa wilayah perbatasan barat China adalah faktor penting sebagai jalur keamanan energi China. China dapat memanfaatkan kehadiran Amerika Serikat untuk menghalau kegiatan Islam radikal yang selama ini sebagai sumber ketidakstabilitasan China di wiayah perbatasan baratnya. 111

Dari Uraian diatas kemudian bisa disimpulkan bahwa kerjasama adalah sebagai faktor penting guna mencapai kepentingan kepentingan suatu negara dengan negara lain. Masalah keamanan wilayah dan energi memang telah menjadi peningkatan hubungan antara China dan Asia Tengah, dimana hubungan antar negara dapat dilihat dari konteks yang lebih besar yang tidak bisa dilepaskan dari konteks strategi, politik dan juga ekonomi. Keamanan energi merupakan masalah kolektif dan harus dipecahkan oleh tiap negara dalam kerangka kerjasama dan bukan jalan konfrontasi. Pengaruh hubungan dari kebijakan keamanan energi China dengan negara lain dipengaruhi oleh tingkat kepentingan strategi, politik dan ekonomi masing masing negara pada China. Dapat disimpulkan bahwa China masih memilih langkah dengan melakukan kerjasama sebagai jalan yang ditempuh dalam melakukan hubungan dengan negara lain begitupula dalam melakukan hubungan dengan negara kekuatan besar seperti Amerika. 112