ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I NAMA,KEDUDUKAN,DAN JANGKA WAKTU. Pasal I

BAB I NAMA TEMPAT KEDUDUKAN. menjalankan kegiatan sebagai berikut: 1. Membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara para anggotanya.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

for discussion only rapin mudiardjo ANGGARAN DASAR KOPERASI NAMA DOMAIN INTERNET INDONESIA (INDONESIAN INTERNET DOMAIN NAME COOPERATION)

KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK. (1) Badan Usaha Koperasi ini bernama KOPERASI

KOPERASI. Published by : M Anang Firmansyah

Naskah ANGGARAN DASAR KKJIS

ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN YAMAHA INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR KOPERASI USAHA BERSAMA ALUMNI STMN CIAMIS. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN BISNIS INDONESIA MUKADIMAH

Definisi Koperasi adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG P E R K O P E R A S I A N

AD/ART KOPERASI PRAKTISI PENDINGIN INDONESIA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 BAB II LANDASAN, AZAS, TUJUAN PRINSIP. Pasal 2.

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI JASA LION GROUP (KKLG)

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

AKTA PENDIRIAN KOPERASI KONSUMEN... Nomor:.

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

PUSTAKA ELEKTRONIK YAYASAN ENAMGE UNTUK PRAKTISI MANAJEMEN S.D.M.

BAB I PENDIRIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no.

ANGGARAN RUMAH TANGGA. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

BAB II NAMA DAN KEDUDUKAN KOPERASI

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

AD/ART KOPERASI SEKOLAH RANCANGAN ANGGARAN DASAR KOPERASI GANESHA SMA NEGERI 1 BUKITKEMUNING

Anggaran Dasar Koperasi Swamedia Mitra Bangsa ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR (AD) KOPERASI RAJAWALI TEKNIK TANJUNGPURA (KOPERASI RATERA) BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR KOPERASI AKU MANDIRI

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN JEPARA

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BUKIT SERELO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Anggaran Dasar Koperasi ikatan Alumni SMP Negeri 1 Purwareja Klampok KOPAMA SATU ANGGARAN DASAR KOPERASI IKATAN ALUMNI SMP NEGERI 1 PURWAREDJA KLAMPOK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

AKTA PENDIRIAN. KOPERASI SIMPAN PINJAM... Nomor:.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)


LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 SERI E.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

Perda No. 6 / 2002 tentang Izin Pemakaian Tanah Pengairan atau Tanah Jalan Kabupaten Magelang.

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI MITRA SEJAHTERA JAKARTA. BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN DAERAH KERJA Pasal 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH CITRA MANDIRI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2002 NOMOR : 98 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK SLEMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL

Pasal 71. Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

ANGGARAN DASAR Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU Pasal 1 (1) Badan Usaha ini adalah koperasi Pekerja dan Pengusaha Media dengan nama Koperasi Media Indonesia Merdeka dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut Koperasi. (2) Koperasi berkedudukan di: Gedung Komite Nasional Masyarakat Indonesai (KNMI), Jalan Tebet Utara III no 7 Kelurahan Tebet - Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan - Provinsi DKI Jakarta (3) Koperasi didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas. BAB II DASAR, LANDASAN, ASAS DAN PRINSIP Pasal 2 (1) Koperasi berdasarkan Pancasila. (2) Koperasi berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945. (3) Koperasi berasaskan Kekeluargaan. (4) Koperasi melaksanakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. kemandirian; b. keanggotaan bersifat sukarela; c. pengelolaan dilakukan secara demokratis; d. pembagian balas jasa yang terbatas terhadap modal; e. Sisa Hasil Usaha dibagikan secara proporsional sesuai besarnya jasa usaha dari Anggota. (5) Dalam mengembangkan pengelolaan dan usahanya, maka Koperasi melaksanakan pula prinsip-prinsip koperasi sebagai berikut: a. pendidikan perkoperasian; b. kerjasama antar koperasi. BAB III FUNGSI, PERAN TUJUAN DAN USAHA Pasal 3 (1) Koperasi berfungsi untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemudahan ekonomi Anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. (2) Koperasi berperan: a. secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan anggota dan masyarakat; b. memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan ketahanan perekonomian nasional dan koperasi sebagai soko gurunya. (3) Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. (4) Untuk mencapai tujuannya, maka Koperasi menyelenggarakan usaha sebagai berikut: a. Melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan jurnalististik b. menggiatkan anggota untuk berperan aktif dalam usaha yang dilakukan oleh koperasi khususnya dlam hal media secara tertib dan teratur; c. menyelenggarakan kegiatan simpan pinjam kepada anggota dengan suku bunga yang layak; d. menyelenggarakan usaha pengadaan barang dan jasa untuk anggota; e. mengadakan kerjasama dengan pihak lain, dalam bidang usaha yang saling menguntungkan; f. meningkatkan pengetahuan anggota tentang perkoperasian dan pengembangan usaha. BAB IV KEANGGOTAAN Pasal 4 (1) Anggota Koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa. (2) Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipindahtangankan. (3) Keanggotaan Koperasi terdiri dari Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa. Persyaratan, hak dan kewajiban Anggota Luar Biasa diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

(4) Anggota Biasa Koperasi adalah Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi beberapa syarat sebagai berikut: a. mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum (dewasa, tidak dalam perwalian dan sebagainya); b. bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. berkerja dan atau berusaha di bidang media baik cetak elektronik maupun online. d. telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib sebagaimana yang ditentukan; e. telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan peraturan-peraturan perkoperasian yang berlaku. (5) Setiap Anggota Biasa mempunyai kewajiban: a. mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan keputusan-keputusan Rapat Anggota; b. membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lainnya yang diputuskan oleh Rapat Anggota; c. berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi; d. mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan asas kekeluargaan; e. menanggung kerugian sesuai ketentuan. (6) Setiap Anggota Biasa mempunyai hak: a. menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam Rapat Anggota; b. memilih dan atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas; c. meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan; d. mengemukakan pendapat dan saran kepada pengurus di luar Rapat Anggota baik diminta maupun tidak diminta; e. mendapatkan pelayanan yang sama antara sesama Anggota; f. meminta keterangan mengenai perkembangan Koperasi; g. mendapatkan bagian Sisa Hasil Usaha sesuai dengan jasa usaha masingmasing anggota terhadap Koperasi; h. mendapatkan bagian sisa hasil penyelesaian. (7) Keanggotaan Koperasi mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam Buku Daftar Anggota. (8) Seseorang yang akan masuk menjadi Anggota Biasa Koperasi harus: a. mengajukan surat permintaan kepada pengurus; b. bilamana pengurus menolak permintaan dimaksud pada huruf a, maka yang berkepentingan dapat meminta pertimbangan Rapat Anggota berikutnya. Pasal 5 (1) Keanggotaan berakhir, bilamana anggota: a. meninggal dunia; b. mengajukan berhenti atas permintaan sendiri; c. diberhentikan oleh pengurus karena tidak lagi memenuhi syarat keanggotaan; d. diberhentikan oleh pengurus karena tidak mengindahkan kewajibannya sebagai Anggota, atau berbuat sesuatu yang merugikan Koperasi. (2) Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam Buku Daftar Anggota. (3) Permintaan berhenti sebagai Anggota harus diajukan secara tertulis kepada pengurus.

(4) Seseorang yang diberhentikan oleh pengurus dapat meminta pertimbangan dalam Rapat Anggota berikutnya. BAB V RAPAT ANGGOTA Pasal 6 (1) Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. (2) Rapat Anggota sah diselenggarakan apabila dihadiri lebih dari separuh jumlah anggota (3) Rapat Anggota diselenggarakan paling sedikit satu kali dalam setahun yang disebut sebagai Rapat Anggota Tahunan. (4) Rapat Anggota Tahunan diselenggarakan untuk membahas dan mengesahkan pertanggung-jawaban pengurus dan pelaksanaannya paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku lampau. Pasal 7 (1) Selain Rapat Anggota Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) koperasi dapat menyelenggarakan Rapat Anggota Luar Biasa apabila keadaannya mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada Rapat Anggota. (2) Rapat Anggota Luar Biasa dapat diselenggarakan atas kehendak: a. Pengurus; b. Pengawas; c. Anggota. Pasal 8 Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggungjawaban pengurus serta pengawas tentang pengelolaan koperasi. Pasal 9 Hari, tanggal, waktu dan tempat serta acara Rapat Anggota harus diberitahukan sekurang-kurang 7 (tujuh) hari terlebih dahulu kepada anggota. Pasal 10 (1) Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. (2) Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah maka pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak. (3) Dalam hal dilakukan pemungutan suara setiap anggota mempunyai hak satu suara. Pasal 11 (1) Untuk Perubahan Anggaran Dasar harus dilakukan berdasarkan Rapat Anggota Khusus. (2) Sahnya Quorum Rapat Anggota Khusus tersebut apabila dihadiri sekurangkurangnya 3/4 (tiga dari empat) jumlah anggota secara keseluruhan. (3) Sahnya keputusan perubahan Anggaran Dasar tersebut apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tiga dari empat) jumlah anggota yang hadir.

BAB VI P E N G U R U S Pasal 12 (1) Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota. (2) Pengurus yang dapat dipilih ialah anggota yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. memenuhi sifat perilaku yang baik, di dalam maupun di luar koperasi; b. mempunyai wawasan yang luas, pengetahuan serta ketrampilan kerja baik; c. berdedikasi dan loyalitas tinggi terhadap koperasi; d. diutamakan pernah mengikuti pendidikan perkoperasian, kewirausahaan atau sejenisnya. (3) Pengurus dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun. (4) Ketua Pengurus yang masa jabatannya telah lampau dapat dipilih kembali sebanyak-banyaknya 1 (satu) kali. (5) Bilamana seorang anggota pengurus berhenti sebelum masa jabatannya selesai, maka Rapat Anggota pengurus lainnya dapat mengangkat gantinya akan tetapi pengangkatan itu harus disahkan oleh Rapat Anggota berikutnya. Pasal 13 (1) Pengurus terdiri atas sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang. (2) Terhadap pihak ketiga maka yang berlaku sebagai anggota Pengurus hanyalah mereka yang tercatat di dalam Buku Daftar Pengurus. Pasal 14 (1) Pengurus bertugas untuk: a. mengelola Koperasi dan usahanya; b. melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama Koperasi; c. mewakili Koperasi di hadapan dan di luar pengadilan; d. menyelenggarakan dan memelihara buku daftar anggota, buku daftar pengurus dan buku-buku lainnya yang diperlukan; e. menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib dan teratur; f. menyelenggarakan Rapat Anggota; g. mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya; h. mengajukan laporan Rencana Kerja dan Rancangan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi. (2) Pengurus atas persetujuan Rapat Anggota dapat mengangkat Manajer dan Karyawan sebagai pengelola usaha Koperasi. (3) Tugas pokok masing-masing anggota pengurus ditetapkan dalam Rapat Anggota. Pasal 15 Anggota Pengurus dapat diberikan uang jasa menurut keputusan Rapat Anggota. Pasal 16 (1) Pengurus harus segera mengadakan catatan pada waktunya dalam Buku Daftar Anggota tentang masuk dan berhentinya anggota. (2) Pengurus harus segera mengadakan catatan pada waktunya tentang dimulai dan berhentinya jabatan pengurus.

(3) Pengurus harus berusaha agar anggota mengetahui akibat pencatatan dalam Buku Daftar Anggota. (4) Setiap anggota pengurus harus memberikan bantuan kepada pengawas yang diberi tugas untuk itu guna melaksanakan tugasnya. Dan ia diwajibkan untuk memberikan keterangan yang diperlukan serta memperlihatkan segala buku warkat, persediaan barang, alat-alat perlengkapan/ inventaris dan uang yang ada pada koperasi. (5) Tiap anggota pengurus harus berusaha agar pengawasan dan atau pemeriksaan tidak dihambat baik disengaja atau tidak disengaja oleh anggota Pengurus, Manajer maupun Karyawan. Pasal 17 (1) Pengurus diwajibkan agar setiap kejadian penting dicatat sebagaimana mestinya. (2) Pengurus wajib memberitahukan pada anggota tiap kejadian penting yang mempengaruhi jalannya Koperasi. Pasal 18 (1) Pengurus wajib memberikan laporan kepada pemerintah tentang keadaan serta perkembangan organisasi dan usaha koperasi sekurang-kurangnya tiga bulan sekali. (2) Pengurus diwajibkan berusaha agar segala laporan pemeriksaan koperasi dapat diketahui oleh Anggota, Pengawas dan Pemerintah. (3) Pengurus diwajibkan berusaha supaya ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Khusus dan Keputusan Rapat Anggota lainnya diketahui dan dipahami oleh Anggota. (4) Pengurus diwajibkan untuk memelihara kerukunan di antara para anggota dan mencegah hal yang menyebabkan timbulnya perselisihan faham. (5) Perselisihan yang timbul karena hanya menyangkut kepentingan koperasi atau dalam hubungannya sebagai anggota harus diselesaikan oleh pengurus dengan jalan damai tanpa memihak salah satu pihak. (6) Pengurus harus melaksanakan segala ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Khusus dan Keputusan Rapat Anggota. Pasal 19 (1) Pengurus menanggung kerugian yang diderita koperasi sebagai akibat kelalaiannya dalam melaksanakan tugas kewajibannya. (2) Jika kelalaian itu mengenai sesuatu yang termasuk pekerjaan beberapa orang anggota pengurus, maka karena itu mereka bersama menanggung kerugian tadi untuk seluruhnya akan tetapi anggota pengurus bebas dari tanggungngannya jika ia dapat membuktikan bahwa kerugian tadi bukan karena kesalahannya serta ia telah berusaha dengan segera dan secukupnya mencegah kelalaian tadi. Pasal 20 (1) Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya pengurus berwenang untuk menggunakan fasilitas, sarana maupun dana yang tersedia sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. (2) Pengurus berhak menerima imbalan jasa sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. (3) Pengurus berhak menerima bagian Sisa Hasil Usaha sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

BAB VII P E N G A W A S Pasal 21 (1) Pengawas dapat dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota. (2) Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota. (3) Pengawas yang dipilih adalah anggota yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. mempunyai sifat dan perilaku yang baik di dalam dan di luar koperasi; b. mempunyai wawasan yang luas, pengetahuan serta ketrampilan yang baik terutama di bidang pengawasan; c. pernah mengikuti pendidikan perkoperasian, kewirausahaan atau pelatihan yang sejenis. (4) Pengawas dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun. (5) Pengawas bertugas untuk: a. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi sekurang-kurang 3 (tiga) bulan sekali; b. membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan dan disampaikan kepada pengurus dengan tembusan kepada pemerintah. (6) Untuk kepentingan Koperasi, Pengawas dapat meminta jasa audit pada Akuntan Publik. Pasal 22 Pengawas dapat diberikan uang jasa sesuai dengan keputusan Rapat Anggota Pasal 23 (1) Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya Pengawas berwenang untuk menggunakan fasilitas, sarana dan dana yang tersedia sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota. (2) Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya pengawas berwenang untuk meneliti segala catatan, berkas, barang- barang, uang serta bukti-bukti lainnya yang ada pada Koperasi. (3) Pengawas berhak menerima bagian Sisa Hasil Usaha sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Pasal 24 Terhadap pihak ketiga, maka mereka yang melakukan pengawasan dan atau pemeriksaaan atas koperasi dan juga Dewan Penasehat diharuskan merahasiakan segala sesuatu tentang keadaan koperasi yang didapatkannya dalam melaksanakan tugasnya. BAB VIII PENGELOLAAN KOPERASI Pasal 25 (1) Pengelola Koperasi diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus berdasarkan Keputusan Rapat Pleno Pengurus dan Pengawas. (2) Tugas, wewenang, tanggung jawab, gaji serta pendapatan lainnya atas Pengelola Koperasi ditetapkan dalam suatu kontrak kerja.

(3) Khusus dalam hal pengelolaan unit Usaha Simpan Pinjam, dilaksanakan terpisah dari unit usaha lainnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah, Nomor 9, Tahun 1995, tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Kredit Simpan Pinjam oleh Koperasi. (4) Modal tetap awal pendirian unit Usaha Simpan Pinjam minimal Rp 15.000.000,00 (lima Belas Juta Rupiah) berasal dari bagian modal Koperasi yang tetap, yang ditetapkan pada unit Usaha Simpan Pinjam tersebut tidak dapat diambil kembali oleh Pengurus Koperasi selama unit Usaha Simpan Pinjam melakukan kegiatan usaha. (5) Dalam hal Pengelola adalah perorangan, wajib memenuhi persyaratan minimal: a. tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang keuangandan/atau dihukum, karena terbukti melakukan Tindak Pidana di bidang keuangan; b. memiliki budi pekerti yang baik; c. mempunyai keahlian di bidang keuangan atau pernah mengikuti pelatihan Simpan Pinjam atau magang dalam usaha Simpan Pinjam. (6) Dalam hal Pengelola adalah Badan Usaha, wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. memiliki kemampuan keuangan yang memadai; b. memiliki tenaga manajerial yang berkualitas baik. (7) Dalam hal Pengurus secara langsung melakukan pengelolaan terhadap unit Usaha, maka berlaku ketentuan mengenai persyaratan Pengelola sebagaimana dimaksud dalam ayat (2). (8) Dalam hal pengelolaan dilakukan oleh lebih dari 1 (satu) orang, maka: a. paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah Pengelola wajib mempunyai keahlian di bidang keuangan atau pernah mengikuti pelatihan di bidang simpan pinjam atau magang dalam Usaha Simpan Pinjam; b. Di antara Pengelola tidak boleh mempunyai hubungan keluarga sampai derajat kesatu, menurut garis lurus ke bawah maupun ke samping. BAB IX DEWAN PENASEHAT Pasal 26 (1) Untuk kepentingan Koperasi, Rapat Anggota dapat mengangkat Dewan Penasehat. (2) Rapat anggota dapat mengangkat orang bukan anggota yang mempunyai keahlian sesuai dengan kepentingan koperasi untuk menjadi Dewan Penasehat. (3) Anggota Dewan Penasehat tidak menerima gaji, akan tetapi akan diberikan uang jasa sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. (4) Anggota-anggota Dewan Penasehat tidak mempunyai hak suara dalam Rapat Anggota maupun Rapat Pengurus. (5) Dewan Penasehat dapat memberikan saran atau pendapat kepada pengurus untuk kemajuan Koperasi baik diminta maupun tidak diminta. BAB X PEMBUKUAN KOPERASI Pasal 27 (1) Tahun Buku Koperasi mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember. (2) Koperasi wajib menyelenggarakan pembukuan tentang badan usahanya. (3) Koperasi wajib pada setiap tutup tahun buku mengadakan perhitungan laba/rugi.

BAB XI KEADAAN KOPERASI TIDAK DIRAHASIAKAN Pasal 28 Pada waktu kantor dibuka maka pengurus harus memberi kesempatan kepada: a. setiap orang untuk menelaah Akta Pendirian dan Akta Perubahan Anggaran Dasar tanpa biaya dan untuk mendapatkan salinannya dengan membayar ongkos menyalin seperlunya; b. setiap anggota dan Pejabat Instansi yang berwenang untuk menelaah buku, catatancatatan dan perhitungan keuangan serta laporan pemeriksaan tanpa biaya. Untuk mendapatkan salinan atau petikannya dengan membayar ongkos menyalin seperlunya. BAB XII MODAL BADAN USAHA KOPERASI Pasal 29 (1) Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. (2) Modal sendiri dapat berasal dari: a. Simpanan Pokok; b. Simpanan Wajib; c. Simpanan Sukarela; d. Simpanan Khusus; e. Dana Cadangan; f. Hibah. (3) Modal pinjaman dapat berasal dari: a. Anggota; b. koperasi lain; c. bank dan lembaga keuangan lainnya; d. penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; e. sumber lainnya yang sah. Pasal 30 Selain modal sebagai yang dimaksud dalam Pasal 29, koperasi dapat pula melakukan pemupukan modal berasal dari modal penyertaan BAB XIII SIMPANAN ANGGOTA Pasal 31 (1) Setiap Anggota harus menyimpan Simpanan Pokok atas namanya sendiri pada koperasi, yaitu sebesar Rp 500.000,00 (Lima Ratus Ribu Rupiah). (2) Uang Simpanan Pokok dapat dibayarkan sekaligus atau angsuran 5 (lima) kali selama 5 (lima) bulan. (3) Setiap Anggota menyimpan atas namanya pada Koperasi, simpanan wajib yang jumlahnya ditetapkan dalam Rapat Anggota.

(4) Setiap Anggota digiatkan untuk menyimpan dalam bentuk jenis lainnya atas dasar keputusan Rapat Anggota. Pasal 32 (1) Uang Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib tidak dapat diminta kembali selama Anggota belum berhenti sebagai anggota. (2) Uang Simpanan dalam bentuk jenis lainnya, selain Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib dapat diminta kembali sesuai dengan keputusan Rapat Anggota atau menurut perjanjian Pasal 33 Apabila keanggotaan berakhir menurut Pasal 5 ayat (1) maka uang simpanan anggota setelah dipotong dengan bagian tanggungan kerugian yang ditetapkan, dikembalikan kepada yang berhak menerimanya dengan segera dan selambat-lambatnya satu bulan kemudian. BAB XIV SISA HASIL USAHA Pasal 34 (1) Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan yang diperoleh dalam 1 (satu) satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. (2) Sisa Hasil Usaha sebagaimana ayat (1) dibagi untuk: a. Dana Sosial; b. Dana Cadangan; c. Anggota (sesuai dengan transaksi usaha dan partisipasi modal); d. Dana Pendidikan; e. Pengawas; f. Pengurus. (3) Besarnya bagian masing-masing seperti dalam ayat (2) akan diputuskan oleh Rapat Anggota. BAB XV TANGGUNGAN ANGGOTA Pasal 35 (1) Bilamana koperasi dibubarkan dan pada penyelesaian ternyata bahwa kekayaan koperasi tidak mencukupi untuk melunasi segala perjanjian dan kewajibannya, maka sekalian anggota diwajibkan menanggung kerugian itu masing-masing sebatas pada simpanan pokok dan simpanan wajib yang seharusnya telah disetorkan oleh anggota yang bersangkutan pada koperasi serta modal penyertaan yang dimilikinya. (2) Kerugian yang diderita oleh koperasi pada akhir tahun buku ditutup dengan Dana Cadangan. (3) Bilamana kerugian tersebut dalam ayat (2) tidak dapat dipenuhi maka Rapat Anggota dapat memutuskan untuk membebankan bagian kerugian yang belum terpenuhi ditutup atau diperhitungkan dengan Sisa Hasil Usaha tahun-tahun yang akan datang.

BAB XVI PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN Pasal 36 Pembubaran koperasi dapat dilakukan berdasarkan: a. keputusan Rapat Anggota; b. keputusan Pemerintah. Pasal 37 (1) Dengan memperhatikan Pasal 6 dan Pasal 7 maka Rapat Anggota Luar Biasa dapat mengambil keputusan untuk membubarkan koperasi. (2) Keputusan pembubaran koperasi dimaksud diberitahukan kepada kreditor. (3) Selama pemberitahuan keputusan pembubaran koperasi belum diterima oleh kreditor, maka pembubaran koperasi belum berlaku baginya. Pasal 38 Keputusan pembubaran koperasi oleh pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf (b) dilakukan apabila: a. terdapat bukti-bukti bahwa koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan Undang-Undang Koperasi; b. kegiatan bertentangan dengan ketertiban umum atau kesusilaan; c. kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan. Pasal 39 Untuk kepentingan kreditor dan para anggota koperasi, terhadap pembubaran koperasi dilakukan penyelesaian pembubaran yang selanjutnya disebut penyelesaian. Pasal 40 (1) Penyelesaian dilakukan oleh penyelesaian pembubaran yang selanjutnya disebut penyelesaian (2) Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan Rapat Anggota penyelesaian di tunjuk oleh Rapat Anggota, dan bertanggung jawab kepada kuasa Rapat Anggota (3) Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan Pemerintah, penyelesaian di tunjuk oleh Pemerintah bertanggung jawab kepada Pemerintah (4) Selama dalam proses penyelesaian, Koperasi tersebut tetap ada dengan sebutan "Koperasi dan Penyelesaian" Pasal 41 Penyelesaian mempunyai hak, wewenang dan kewajiban sebagai berikut: a. melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama "Koperasi dalam Penyelesaian"; b. mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan; c. memanggil Anggota dan bekas anggota tertentu, Pengurus serta Pengawas baik sendiri-sendiri maupun sama-sama; d. memperoleh, memeriksa dan menggunakan catatan-catatan serta arsip Koperasi; e. menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembayaran yang didahulukan dari hutang lainnya;

f. menggunakan sisa kekayaan koperasi untuk menyelesaikan sisa kewajiban koperasi; g. membagi sisa hasil penyelesaian kepada anggota. BAB XVII P E M B I N A A N Pasal 42 (1) Pemerintah menciptakan dan mengembangkan iklim serta kondisi yang mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan Koperasi (2) Pemerintah memberikan bimbingan, kemudahan dan perlindungan kepada Koperasi. BAB XVIII SANKSI - SANKSI Pasal 43 (1) Setiap anggota yang melanggar Pasal 4 ayat (5) huruf b dan c dikenakan sanksi sebagai berikut: a. tidak membayar simpanan wajib dan simpanan lainnya sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota, dikenakan sanksi secara bertahap dari peringatan pertama, kedua dan ketiga, skorsing dan pemberhentian dengan hormat; b. tidak berpartisipasi dalam kegiatan usaha selama satu tahun buku, dikenakan sanksi secara bertahap mulai dari peringatan, skorsing dan pemberhentian dengan hormat; c. tidak melaksanakan kewajiban dalam transaksi usaha, dikenakan sanksi secara bertahap mulai dari peringatan, skorsing dan pemberhentian dengan tidak hormat. (2) Rapat Anggota dapat memutuskan untuk memberhentikan Pengurus yang tidak melaksanakan Pasal 14 ayat (1) dan (2), Pasal 16, Pasal 17 dan Pasal 18. (3) Rapat Anggota dapat memutuskan untuk memberhentikan Pengawas yang tidak melaksanakan Pasal 21 ayat (5). (4) Sanksi-sanksi yang tersebut dalam ayat (2) dan (3) tidak menutup kemungkinan adanya penuntutan oleh Koperasi sesuai dengan hukum yang berlaku. BAB XIX ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS Pasal 44 Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Khusus, yang memuat pelaksanaan dari pada ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar dan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar ini. Pasal 45 Anggaran Dasar ini disahkan oleh Rapat Anggota Pembentukan Koperasi yang dilaksanakan di Jakarta pada hari Jum at tanggal enam bulan Juli tahun Dua Ribu Dua Belas.

BAB XX PENUTUP Pasal 46 Akta ini ditandatangani oleh kami yang diberi kuasa oleh Rapat Anggota Khusus pada hari Jum at tanggal 6 Juli 2012 di Jakarta. 1. 2. 3. 4...........