Naskah ANGGARAN DASAR KKJIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Naskah ANGGARAN DASAR KKJIS"

Transkripsi

1 Naskah ANGGARAN DASAR KKJIS 1

2 ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN JAKARTA INTERNATIONAL SCHOOL (KKJIS) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKKAN DAN JANGKA WAKTU Pasal 1 1. Badan Usaha Koperasi ini bernama Koperasi Karyawan Jakarta International School dengan nama singkat : KKJIS dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut Koperasi. 2. Koperasi berkedudukkan di : Jakarta International School, JI. Terogong Raya No. 33 Cilandak. Kelurahan Cilandak Barat. Kotamadya Jakarta Selatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya. 3. Koperasi didirikan dalam jangka waktu tidak terbatas sesuai dengan tujuannya, terhitung mulai disahkan sebagai Badan Hukum. BAB II LANDASAN, AZAS DAN PRINSIP Pasal 2 1. Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar Koperasi berazaskan kekeluargaan. 3. Koperasi melaksanakan prinsip sebagai berikut: a Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. c. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masingmasing anggota. d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. e. Kemandirian. f. Pendidikan Perkoperasian. B A B III FUNGSI, PERAN, TUJUAN DAN USAHA Pasal 3 1. Koperasi berfungsi untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. 2. Koperasi berperan : a. Secara aktif dalam upaya mempertinggi kwalitas kehidupan manusia dan masyarakat. b. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan ketahanan perekonomian Nasional dan Koperasi sebagai soko gurunya. c. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian Nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. 3. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan Perekonornian Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat maju adil 2

3 dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar Untuk mencapal tujuannya, maka Koperasi menyelenggarakan usaha sebagal berikut: a. Menggiatkan anggota untuk menyimpan pada Koperasi secara tertib dan teratur. b. Menyelenggarakan kegiatan Simpan Pinjam uang kepada anggota dengan suku bunga yang layak. c. Menyelenggarakan usaha kredit barang-barang kebutuhan anggota. d. Menyediakan barang-barang kebutuhan anggota. e. Menyelenggarakan Usaha Perdagangan Umum. f. Menyelenggarakan Usaha dalam bidang jasa diantaranya pengurusan STNK untuk anggota dan Jakarta International School. g. Mengadakan kerjasama antar koperasi dengan, perusahaan swasta, BUMN/Pemerintah dalam bidang usaha saling menguntungkan. h. Meningkatkan pengetahuan anggota tentang Perkoperasian dan Ilmu Pengetahuan lainnya untuk mengembangkan usaha. Pasal 4 1. Disamping kegiatan simpan pinjam dimaksud dalam Pasal 3 ayat 4 butir b, maka khusus dalam hal pengelolaan unit simpan pinjam dilakukan secara terpisah dan unit usaha lainnya. 2. Dalam hal pengelola adalah perorangan, wajib memenuhi persyaratan, minimal: a. Tidak pemah melakukan tindakan tercela di bidang keuangan dan atau dihukum karena terbukti melakukan tindakan pidana di bidang keuangan. b. Memiliki akhlak dan moral yang baik. c. Memiliki keahilan dibidang keuangan atau pemah mengikuti pelatihan simpan pinjam atau magang dalam usaha simpan pinjam. 3. Dalam hal pengelola adalah Badan Usaha, wajib memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut: a. Memiliki kemampuan keuangan yang memadai. b. Memiliki tenaga menegerial yang berkualitas baik. 4. Dalam hal Pengurus secara Iangsung melakukan pengelolaan terhadap usaha simpan pinjam, maka berlaku ketentuan mengenai persyaratan pengelola sebagaimana dimaksud dalam ayat (2). 5. Dalam hal pengelola dilakukan oleh lebih dan 1 (satu) orang, maka: a. Sekurang kurangnya 50% dan jumlah pengelola wajib mempunyai keahlian di bidang keuangan atau pernah mengikuti pelatihan di bidang simpan pinjam atau magang dalam usaha simpan pinjam. b. Diatara pengelola tidak boleh mempunyai hubungan keluarga sampai derajat ke satu menurut garis lurus ke bawah maupun ke samping. B A B IV KEANGGOTAAN Pasal 5 1. Anggota Koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa. 2. Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipindah tangankan. 3. Yang dapat diterima menjadi anggota Koperasi ini adalah - Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi beberapa syarat sebagai berikut : a Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum (dewasa dan tidak berada dalam perwalian dan sebagainya). b. Bertempat tinggal : Di Jakarta dan sekltamya. c. Mata Pencaharian : Karyawan Jakarta International School. d. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 32 ayat (1) dan (3). 3

4 e. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan Peraturan-Peraturan Perkoperasian yang berlaku. 4. Setiap anggota koperasi mempunyai kewajiban : a Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Keputusan-Keputusan Rapat Anggota b. Membayar Simpanan Pokok, Simpanan Wajib dan Simpanan lainnya yang diputuskan oleh Rapat Anggota c. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi. d. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan azas kekeluargaan. e. Menanggung kerugian sesuai dengan ketentuan Pasal 36 ayat (1). 5. Setiap anggota koperasi mempunyai hak: a. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam Rapat Anggota. b. Memilih dan / atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau Badan Pengawas. c. Meminta diadakannya Rapat Anggota menurut ketentuan Pasal 8 ayat (2). d. Mengemukakan pendapat dan saran kepada Pengurus di luar Rapat Anggota baik diminta maupun tidak diminta. e. Mendapatkan pelayanan yang sama antara sesama anggota koperasi. f. Meminta keterangan mengenai perkembangan koperasi. g. Mendapatkan bagian SHU sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota terhadap koperasi. h. Mendapatkan bagian sisa hasil penyelesaian. 6. Keanggotaan Koperasi mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam Daftar Anggota. 7. Seseorang yang akan masuk menjadi anggota koperasi harus: a Mengajukan surat permintaan kepada Pengurus. b. Bilamana Pengurus menolak permintaan dimaksud pada huruf a, maka yang berkepentingan dapat meminta pertimbangan Rapat Anggota berikutnya. 8. Keanggotaan berakhlr, bilamana anggota: a Meninggal dunia. b. Minta berhenti atas permintaan sendiri. c. Diberhentikan oleh Pengurus karena tidak memenuhi lagi syarat keanggotaan. d. Diberhentikan oleh Pengurus karena tidak mengindahkan kewajiban sebagai anggota, atau berbuat sesuatu yang merugikan Koperasi. e. Berhenti atau diberhentikan dari Jakarta International School. 9. Berakhimya keanggotaan mulal berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam Buku Daftar Anggota. 10. Permintaan berhenti sebagai anggota harus diajukan secara tertulis kepada Pengurus. 11. Seseorang yang diberhentikan oleh pengurus dapat meminta pertimbangan dalam Rapat Anggota berikutnya. Pasal 6 1. Disamping anggota dimaksud dalam Pasal 5, Koperasi dapat menerima anggota luar biasa. 2. Keanggotaan luar biasa tidak dapat dipindah tangankan. 3. Yang dapat diterima menjadi anggota luar biasa adalah penduduk Indonesia yang memenuhi syarat sebagai berikut: a. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum (dewasa, tidak dalam perwalian dan sebagainya). b. Mata Pencaharian : Berbagai profesi yang usahanya mempunyai kepentingan ekonomi dengan pasal 3 ayat (4). c. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dan (3). d. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan peraturan-peraturan perkoperasian yang berlaku. 4

5 4. Setiap anggota luar biasa mempunyai kewajiban: a Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Keputusan-Keputusan Rapat Anggota b. Membayar Simpanan Pokok, Simpanan Wajib dan Simpanan lainnya yang diputuskan Rapat Anggota. c. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi. d. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan azas kekeluargaan. e. Menanggung kerugian sesuai dengan ketentuan Pasal Setiap anggota luar biasa mempunyai hak: a. Menghadiri dan menyatakan pendapat dalam Rapat Anggota. b. Mengemukakan pendapat dan saran kepada Pengurus di luar Rapat Anggota baik diminta maupun tidak diminta. c. Mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota. d. Meminta keterangan mengenai perkembangan Koperasi. e. Mendapat bagian SHU sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota terhadap Koperasi. f. Mendapatkan sisa hasil penyelesaian. 6. Keanggotaan luar biasa mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam Buku Daftar Anggota luar Biasa. 7. Seseorang yang akan masuk menjadi Anggota Luar Biasa harus: a Mangajukan surat permintaan kepada Pengurus. b. Bilamana Pengurus menolak permintaan dimaksud pada huruf a, maka yang berkepentingan dapat minta pertimbangan Rapat Anggota berikutnya. 8. Keanggotaan luar biasa berakhir, bilamana anggota luar biasa: a Meninggal dunia. b. Minta berhenti atas permintaan sendiri. c. Diberhentikan oleh Pengurus karena tidak memenuhi lagi syarat keanggotaan. d. Diberhentikan oleh Pengurus karena tidak mengindahkan kewajibannya sebagai anggota, atau berbuat sesuatu yang merugikan Koperasi. 9. Berakhirnya keanggotaan luar biasa mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan Daftar Anggota Luar Biasa. 10. Permintaan berhenti sebagai anggota luar biasa harus diajukan secara tertulis kepada Pengurus. 11. Seseorang yang diberhentikan oleh Pengurus dapat meminta pertimbangan dalam Rapat Anggota berikutnya. BAB V RAPAT ANGGOTA Pasal 7 1. Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi. 2. Rapat Anggota diselenggarakan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun yaitu Rapat Anggota Tahunan. 3. Rapat Anggota menetapkan : a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga b. Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha Koperasi; c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian Pengurus dan Pengawas; d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi, serta pengesahan laporan keuangan; e. Pengesahan pertanggungjawaban Pengurus dalam pelaksanaan tugasnya; f. Pembagian sisa hasil usaha; 5

6 g. Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran Koperasi. Pasal 8 1. Selain Rapat Anggota Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) menyelenggarakan Rapat Anggota luar Biasa apabila keadaannya mengharuskan segera yang wewenangnya ada pada Rapat Anggota. Seperti halnya ada kehendak Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga atau pembubaran KKJIS. 2. Rapat Anggota Luar Biasa dapat diselenggarakan atas kehendak: a. Pengurus. b. Pengawas. c. Atas permintaan tertulis dari minimal 1/10 jumlah anggota. Pasal 9 Pada dasarnya Rapat Anggota Tahunan sah bila dihadiri oleh lebih dari separuh jumlah anggota. Pasal 10 Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggung jawaban Pengurus serta Pengawas tentang pengelolaan Koperasi. Pasal 11 Hari, tanggal dan waktu juga tempat serta acara Rapat Anggota harus diberitahukan sekurang- kurangnya 7 hari terlebih dahulu kepada Anggota. Pasal Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk rnencapai mufakat. 2. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah maka pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak. 3. Khususnya terhadap Perubahan Anggaran Dasar Keputusan sah bila disetujui oleh lebih dari 3/4 anggota yang hadir. 4. Dalam hal dilakukan pemungutan suara, setiap anggota mempunyai satu hak suara. BAB VI PENGURUS Pasal Pengurus terdiri atas sekurang-kurangnya 3 orang. 2. Pengurus Koperasi, dalam hal ini Ketua, dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota. 3. Yang dipilih menjadi Pengurus ialah anggota yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Memenuhi sifat perilaku yang baik, di dalam maupun di luar Koperasi. b. Mempunyai wawasan yang luas, pengetahuan serta ketrampilan kerja yang baik. c. Pernah mengikuti pendidikan perkoperasian. d. Memiliki komitmen tinggi terhadap KKJIS. 4. Pengurus dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun. 5. Bilamana Pengurus, dalam hal ini Ketua berhenti, mengundurkan diri atau berhalangan tetap sebelum masa jabatannya berakhir maka Rapat Anggota Pengurus dan wakil Pengawas menunjuk Wakil Ketua sebagai Pelaksana Tugas Ketua sampai Rapat Anggota berikutnya dan disahkan menjadi Ketua dalam Rapat Anggota tersebut sampai akhir periode kepengurusan. 6 Bilamana seseorang anggota Pengurus berhenti, mengundurkan diri atau berhalangan tetap sebelum masa jabatannya berakhir, maka Rapat Anggota Pengurus Iainnya dapat mengangkat penggantinya, akan tetapi pengangkatan itu harus disahkan oleh Rapat Anggota berikutnya. 7. Pengurus yang masa jabatannya telah berakhir dapat dipilih kembali. 6

7 Pasal 14 Terhadap pihak ketiga maka yang berlaku sebagai anggota Pengurus hanyalah mereka yang dicatat selaku itu dalam Daftar Pengurus. Pengurus bertugas untuk: a. Mengelola Koperasi dan Usahanya. Pasal 15 b. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama Koperasi. c. Mewakili Koperasi dihadapan dan di luar Pengadilan. d. Menyelenggarakan dan memelihara Daftar Anggota, Daftar Pengurus dokumen-dokumen lainnya yang diperlukan. e. Menyelenggarakan Pembukuan keuangan dan menginventarisir secara tertib dan teratur. f. Menyelenggarakan Rapat Anggota. g. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugasnya. h. Mengajukan rancangan Rencana Kerja dan rancangan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi. Pasat Pengurus tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan uang jasa menurut keputusan Rapat Anggota 2. Pengurus berhak menerima bagian Sisa Hasil Usaha sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota. Pasal Pengurus harus segera mengadakan catatan pada waktunya dalam daftar anggota tentang masuk dan berhentinya anggota koperasi. 2. Pengurus harus segera mengadakan catatan pada waktunya tentang dimulai dan berhenti jabatan Pengurus. 3. Pengurus harus berusaha agar anggota mengetahui akibat pencatatan dalam Daftar Anggota. 4. Setiap anggota Pengurus harus memberikan bantuan kepada Pengawas dan Pemeriksa yang diberi tugas untuk itu guna melaksanakan tugasnya, dan Ia diwajibkan untuk memberikan keterangan yang dipertukan serta memperlihatkan segala buku warkat, persediaan barang alat perlengkapan/ inventaris dan uang yang ada pada Koperasl. 5. Tiap anggota Pengurus harus berusaha agar pengawasan dan atau pemeriksaan sebagaimana tersebut dalam pasal 22 ayat (5) dan (6) tidak dihambat baik disengaja atau tidak disengaja oleh anggota Pengurus, Manager dan Karyawan. Pasal Pengurus diwajibkan agar setiap kejadian penting dicatat sebagaimana mestinya. 2. Pengurus wajib memberitahukan pada anggota tiap kejadian penting yang mempengaruhi jalannya Koperasi. Pasal Pengurus diwajibkan berusaha agar segala laporan pemeriksaan Koperasi dapat diketahui setiap anggota Pengawas dan Pemerintah. 2. Pengurus dlwajibkan berusaha supaya ketentuan dalarn Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Khusus dan Keputusan Rapat Anggota Iainnya diketahui dan dipahami. 3. Pengurus diwajibkan untuk memelihara kerukunan diantara para anggota dan mencegah menyebabkan timbulnya perselisihan paham. 4. Perselisihan yang timbul karena hanya menyangkut kepentingan Koperasi atau dalam hubungannya 7

8 sebagal anggota harus diselesaikan oleh Pengurus dengan jalan damai tanpa memihak salah satu pihak. 5. Pengurus harus melaksanakan segala ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Khusus dan Keputusan Rapat Anggota. Pasal Pengurus menanggung kerugian yang diderita Koperasi sebagai akibat kelalaiannya dalam melaksanakan tugas kewajibannya. 2. Jika kelalaian itu mengenai sesuatu yang termasuk pekerjaan beberapa orang anggota Pengurus maka karena itu mereka bersama menanggung kerugian tadi seluruhnya, akan tetapi anggota Pengurus bebas dari tanggungannya jika ia dapat membuktikan bahwa kerugian tadi bukan karena kesalahannya serta ia teiah berusaha dengan segera dan secukupnya untuk mencegah kelalaian tadi. Pasal 21 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Pengurus berwenang untuk: a. mengangkat dan memberhentikan staff pengurus, b. mengangkat dan memberhentikan manajer dan karyawan, c. menggunakan fasilitas, sarana maupun dana yang tersedia sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota. B A B VII PENGAWAS Pasal Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota. 2. Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota. 3. Yang dapat dipilih menjadi Pengawas adalah anggota yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut a. Mempunyal sifat dan perilaku yang baik, di dalam maupun di luar Koperasi. b. Mempunyai wawasan yang Iuas, pengetahuan serta keterampllan yang baik terutama dibidang pengawasan. c. Pernah mengikuti pendidikan perkoperasian atau mempunyai pengetahuan tentang perkoperasian. d. Memiliki komitmen tinggi terhadap KKJIS. 4 Pengawas dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun. 5 Bilamana Pengawas berhenti, mengundurkan diri atau berhalangan tetap sebelum masa jabatannya berakhir maka salah seorang pendamping Pengawas otomatis menjadi Pelaksana Tugas Pengawas sampai Rapat Anggota berikutnya dan disahkan menjadi Pengawas dalam Rapat Anggota tersebut sampai akhir periode kepengurusan. 6. Pengawas bertugas untuk: a. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan Koperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali. b. Membuat laporan tertutis tentang hasil pengawasannya dan disampaikan kepada Pengurus dengan tembusan kepada Pemerintah. 7. Untuk kepentingan Koperasi, Rapat Anggota dapat meminta jasa audit pada Akuntan Publik atau Koperasi Jasa Audit. Pasal 23 Pengawas tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan uang jasa sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota. 8

9 Pasal Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya Pengawas berwenang untuk menggunakan fasilitas, sarana maupun dana yang tersedia sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota. 2. Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya Pengawas berwenang untuk meneliti segala catatan, berkas, barang-barang, uang serta bukti-bukti Iainnya yang ada pada Koperasi. Pasal Apabila pengelolaan Koperasi dilakukan secara profesional dengan mengangkat Direksi atau Manager maka unsur Pengawas dapat ditiadakan atau diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan keputusan melalui Rapat Anggota dengan demikian fungsi Pengawasan menjadi tugas dan tanggung jawab Pengurus. 2. Terhadap pihak ketiga maka mereka yang melakukan pengawasan dan/atau pemeriksaan atas Koperasi dan juga Dewan Penasehat diharuskan merahasiakan segala sesuatu yang didapatkan dalam melakukan tugasnya. B A B VIII MANAGER DAN KARYAWAN Pasal Manager dan Karyawan diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus 2. Tugas, wewenang, tanggung jawab, gaji serta pendapatan Iainnya atas Manager dan karyawan ditetapkan dalam suatu kontrak kerja. BAB IX DEWAN PENASEHAT Pasal Untuk kepentingan Koperasi, Rapat Anggota dapat mengangkat Dewan Penasehat. 2. Rapat Anggota dapat mengangkat orang bukan anggota. yang mempunyai keahlian sesual dengan kepentingan koperasi untuk menjadi Dewan Penasehat. 3. Anggota Dewan Penasehat tidak menerima gaji akan tetapi dapat diberi uang jasa sesuai denga Keputusan Rapat Anggota. 4. Anggota-anggota Dewan Penasehat yang diangkat bukan dari anggota tidak mempunyai hak suara dalam Rapat Anggota maupun Rapat Pengurus. 5. Dewan Penasehat dapat memberi saran atau pendapat kepada Pengurus untuk kemajuan Koperasi baik diminta maupun tidak diminta. BAB X PEMBUKUAN KOPERASI Pasal Tahun buku Koperasi mulai dan tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. 2. Koperasi wajib menyelenggarakan pembukuan tentang Badan Usahanya. 3. Koperasi wajib pada setiap tutup tahun buku mengadakan perhitungan laba/rugi. 9

10 BAB XI KEADAAN KOPERASI TIDAK DIRAHASIAKAN Pasal 29 Pada waktu kantor dibuka maka Pengurus harus memberi kesempatan kepada: a. Setiap orang untuk menelaah Akte Pendirian dan Akte Perubahan tanpa biaya, dan untuk mendapatkan salinannya atau petikannya dengan membayar ongkos menyalin seperlunya. b. Setiap anggota dan Pejabat Instansi yang berwenang untuk menelaah buku, catatan - catatan dan Perhitungan keuangan serta laporan pemeriksaan tanpa biaya, dan untuk mendapatkan salinannya atau petikannya dengan membayar ongkos menyalin seperlunya. B A B XII MODAL BADAN USAHA KOPERASI Pasal Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. 2. Modal Sendiri dapat berasal dari: a. Simpanan Pokok. b. Simpanan wajib. b. Dana Cadangan c. Hibah 3. Modal pinjaman dapat berasal dari: a. Anggota. b. Koperasi lain. c. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. d. Penerbitan Obligasi dan surat hutang lainnya. e. Sumber lainnya yang sah. Pasal 31 Selain modal sebagai dimaksud dalam Pasal 30 Koperasi dapat pula melakukan pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan. BAB XIII SIMPANAN ANGGOTA Pasal Setiap anggota harus menyimpan atas namanya pada Koperasi, Simpanan Pokok sejumlah Rp.5.000,- (Iima ribu rupiah). 2. Simpanan Pokok harus dibayar satu kali melalui pemotongan gaji. 3. Setiap anggota harus menyimpan atas namanya pada Koperasi Simpanan Wajib yang jumlahnya ditetapkan dalam Rapat Anggota. 4. Pada waktu keanggotaan diakhiri, Simpanan Pokok dan Simpanan wajib merupakan suatu tagihan atas Koperasi sebesar jumlahnya secara kumulatif, jika perlu dikurangi dengan bagian tanggungan kerugian. 5. Setiap anggota digiatkan untuk menyimpan dalam bentuk/jenis Iainnya atas dasar Keputusan Rapat Anggota. 10

11 Pasal Uang simpanan Pokok dan simpanan wajib tidak dapat diminta kembali selama anggota belum berhenti sebagai anggota. 2. Uang simpanan dalam bentuk/atau jenis Iainnya selain Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib dapat diminta kembali sesuai dengan perjanjian. Pasal 34 Apabila keanggotaan berakhir menurut Pasal 5 ayat (8) dan Pasal 6 ayat (8) maka uang simpanan pokok dan simpanan wajib setelah dipotong dengan bagian tanggungan kerugian yang ditetapkan dikembalikan kepada yang berhak dengan segera dan selambat-iambatnya satu bulan kemudian. B A B XIV SISA HASIL USAHA Pasal Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. 2. Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan masing-masing anggota terhadap koperasi, serta digunakan untuk dana pendidikan, dana pengurus/pengawas, dana karyawan, dana sosial serta dana pembangunan daerah kerja berdasarkan Keputusan Rapat Anggota, yang selanjutnya akan diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga. 3. Besarya pemupukan dana cadangan ditetapkan datam Rapat Anggota. B A B XV TANGGUNGAN ANGGOTA Pasal Bilamana Koperasi dibubarkan dan pada penyelesaiannya temyata bahwa kekayaan koperasi tidak mencukupi untuk melunasi segala perjanjian dan kewajibannya, maka sekalian anggota diwajibkan menanggung kerugian masing-masing terbatas pada simpanan pokok dan simpanan wajib yang seharusnya telah disetor oleh anggota yang bersangkutan pada koperasi, serta modal penyertaan yang dimilikinya. 2. Kerugian yang diderita oleh Koperasi pada akhir suatu tahun buku ditutup dengan uang cadangan. 3. Bilamana kerugian tersebut dalam ayat (2) tidak dapat dipenuhi maka Rapat Anggota dapat memutuskan untuk membebankan bagian kerugian yang belum terpenuhi ditutup atau diperhitungkan dengan SHU tahuntahun yang akan datang. B A B XVI PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN Pasal 37 Pembubaran Koperasi dapat dilakukan berdasarkan: a. Keputusan Rapat Anggota Iuar biasa. b. Keputusan Pemerintah. Pasal Dengan memperhatikan Pasal 7 dan Pasal 8 Anggaran Dasar ini, maka Rapat Anggota Luar Biasa dapat 11

12 mengambil keputusan untuk membubarkan koperasi. 2. Keputusan Pembubaran Koperasi dimaksud diberitahukan kepada kreditor. 3. Selama pemberitahuan Keputusan Pembubaran Koperasi belum diterima oleh kreditor, maka pembubaran koperasi belum berlaku baginya. Pasal 39 Keputusan pembubaran Koperasi oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf (b) dilakukan apabila : a. Terdapat bukti-bukti bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi Undang -Undang Perkoperasian. b. Kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum/atau kesusilaan. c. Kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan. Pasal 40 Untuk kepentingan kreditor dan para anggota koperasi, terhadap pembubaran koperasi dilakukan penyelesaian pembubaran yang selanjutnya disebut PENYELESAIAN. Pasal Penyelesaian dilakukan oleh Penyelesai Pembubaran yang selanjutnya disebut PENYELESAI. 2. Untuk penyelesaian berdasarkan Keputusan Rapat Anggota penyelesai ditunjuk oieh rapat Anggota, dan bertanggung jawab kepada kuasa Rapat Anggota. 3. Untuk penyelesaian berdasarkan Keputusan Pemerintah, penyelesai ditunjuk oleh Pemerintah dan bertanggung jawab kepada Pemerintah. 4. Selama dalam proses penyelesaian, Koperasi tersebut tetap ada dengan sebutan KOPERASI DALAM PENYELESAIAN. Pasal 42 Penyelesai mempunyal hak, wewenang dan kewajiban: 1. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama Koperasi Dalam Penyelesaian. 2. Mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan. 3. Memanggil anggota dan bekas anggota tertentu, Pengurus serta Pengawas baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama. 4. Memperoleh, memeriksa dan menggunakan catatan-catatan serta arsip koperasi. 5. Menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembayaran yang didahulukan dan hutang lainnya. 6. Menggunakan sisa kekayaan koperasi untuk menyelesaikan sisa kewajlban koperasi. 7. Membagikan sisa hasil penyelesalan kepada anggota. 8. Membuat berita acara penyelesaian. B A B XVII PEMBINAAN Pasal Pemerintah menciptakan dan mengembangkan iklim serta kondisi yang mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan koperasi. 2. Pemerintah memberikan bimbingan, kemudahan dan perlindungan kepada Koperasi. 12

13 B A B XVIII SANKSI SANKSI Pasal Setiap anggota yang melanggar Pasal 5 ayat (4) huruf b dan c dikenakan sanksi sebagai berikut : a. Tidak membayar simpanan wajib dan simpanan Iainnya sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota, dikenakan sanksi secara bertahap dari peringatan pertama, kedua dan ketiga, skorsing dan pemberhentian dengan hormat. b. Tidak berpartisipasi dalam kegiatan usaha selama satu tahun buku, dikenakan sanksi secara bertahap mulai dari peringatan, skorsing dan pemberhentian dengan hormat. c. Tidak melaksanakan kewajiban dalam transaksi usaha, dikenakan sanksi secara bertahap mulai dari peringatan, skorsing dan pemberhentian tidak dengan hormat. 2. Rapat Anggota dapat memutuskan untuk memberhentikan Pengurus yang tidak melaksanakan Pasal 15, PasaI 17, Pasal 18 dan Pasal 19 Anggaran Dasar ini. 3. Rapat Anggota dapat memutuskan untuk memberhentikan Pengawas yang tidak rnelaksanakan pasal 22 ayat (5) Anggaran Dasar ini. 4. Sanksi-sanksi yang tersebut dalam Pasal 44 ayat 1 butir a, b dan c tidak menutup kemungkinan adanya penuntutan oleh Koperasi sesuai dengan hukum yang berlaku. 5. Sanksi-sanksi yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur kemudian didalam Anggaran Rumah Tangga. B A B XIX ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS Pasal 45 Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Khusus, yang memuat pelaksanaan dari pada ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar dan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar ini. B A B XX DAFTAR NAMA-NAMA PENDIRI Pasal 46 Koperasi Karyawan Jakarta International School didirikan oleh : 1. Nama : M. Oerip Somadihardja Nama Kecil : Alamat : Jalan Al Barkah II No. 2, Cilandak. Jakarta Selatan Jabatan : Personnel Manager JIS 2. Nama : Rully Derana Soripada Nama Kecil : Alamat : Jalan Kalibata Indah No. 9, Kelurahan Pejaten. Jakarta Selatan Jabatan : Bus Manager JIS 3. Nama : Evaristus Biko Nama Kecil : Alamat : Kemanggisan Grogol RT 019/RW 08 No. 9, Kelurahan Palmerah Barat. Jakarta Barat Jabatan : Student Registration Clerk JIS 4. Nama : Baskoro Probonegoro Nama Kecil : Alamat : Jalan Abuserin No. 31, Cilandak. Jakarta Selatan Jabatan : Assistant Bookkeeper JIS 13

14 5. Nama : Benny Helling Nama Kecil : Alamat : Jalan Terogong Raya - Cilandak. Jakarta Selatan Jabatan : Maintenance Officer JIS Atas kuasa rapat pembentukan pada tanggal 5 Januari 1984 dengan ini menyatakan mendirikan Perkumpulan Koperasi yang Anggaran Dasar seperti tersebut di atas. 14

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA ANGGARAN DASAR Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU Pasal 1 (1) Badan Usaha ini adalah koperasi Pekerja dan Pengusaha Media dengan nama Koperasi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I NAMA,KEDUDUKAN,DAN JANGKA WAKTU. Pasal I

ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I NAMA,KEDUDUKAN,DAN JANGKA WAKTU. Pasal I ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I NAMA,KEDUDUKAN,DAN JANGKA WAKTU Pasal I 1) Badan Usaha Koperasi ini bernama Koperasi Multi Usaha Pefindo dengan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 116, 1992 (PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warganegara. Kesejahteraan. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

BAB I NAMA TEMPAT KEDUDUKAN. menjalankan kegiatan sebagai berikut: 1. Membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara para anggotanya.

BAB I NAMA TEMPAT KEDUDUKAN. menjalankan kegiatan sebagai berikut: 1. Membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara para anggotanya. BAB I NAMA TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Badan Usaha ini bernama Kelompok Simpan Pinjam Warga Sejahtera dengan nama singkatan KSPWS KSPWS berkedudukan hukum di Rt 2/11 Desa Cijujung Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Lebih terperinci

KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK. (1) Badan Usaha Koperasi ini bernama KOPERASI

KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK. (1) Badan Usaha Koperasi ini bernama KOPERASI ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ------ ---- ---- ---- ---PERUBAHAN ANGGARAN DASAR---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -- KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK MANDIRI----

Lebih terperinci

KOPERASI. Published by : M Anang Firmansyah

KOPERASI. Published by : M Anang Firmansyah KOPERASI Published by : M Anang Firmansyah I.Pengertian : Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

for discussion only rapin mudiardjo ANGGARAN DASAR KOPERASI NAMA DOMAIN INTERNET INDONESIA (INDONESIAN INTERNET DOMAIN NAME COOPERATION)

for discussion only rapin mudiardjo ANGGARAN DASAR KOPERASI NAMA DOMAIN INTERNET INDONESIA (INDONESIAN INTERNET DOMAIN NAME COOPERATION) ANGGARAN DASAR KOPERASI NAMA DOMAIN INTERNET INDONESIA (INDONESIAN INTERNET DOMAIN NAME COOPERATION) 1 DAFTAR ISI BAB I : NAMA TEMPAT KEDUDUKAN BAB II : LANDASAN ASAS DAN PRINSIP KOPERASI BAB III : FUNGSI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI

ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Koperasi ini bernama KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut KOPERASI.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa Koperasi,baik

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI USAHA BERSAMA ALUMNI STMN CIAMIS. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

ANGGARAN DASAR KOPERASI USAHA BERSAMA ALUMNI STMN CIAMIS. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 ANGGARAN DASAR KOPERASI USAHA BERSAMA ALUMNI STMN CIAMIS BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Koperasi ini bernama Koperasi Usaha Bersama Alumni STMN Ciamis dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan

Lebih terperinci

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN YAMAHA INDONESIA

ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN YAMAHA INDONESIA ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN YAMAHA INDONESIA Sekretariat : Jl. Rawa Gelam I No. 5 Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta Timur 13930 1 AKTA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN YAMAHA INDONESIA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -----BAB I ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ----

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG P E R K O P E R A S I A N

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG P E R K O P E R A S I A N UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG P E R K O P E R A S I A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN BISNIS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN BISNIS INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN BISNIS INDONESIA MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Karyawan PT Jurnalindo Aksara Grafika, dengan penuh kesadaran, ikhlas serta didorong oleh semangat berkoperasi

Lebih terperinci

BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN ---------------------------- BAB I ---------------------------- ------------------ NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN ------------------ --------------------------- Pasal 1 --------------------------- (1) Koperasi

Lebih terperinci

Naskah. Keterangan: Text yang berwarna biru merupakan revisi Pokja pada tanggal 7 Februari 2015

Naskah. Keterangan: Text yang berwarna biru merupakan revisi Pokja pada tanggal 7 Februari 2015 Naskah Keterangan: Text yang berwarna biru merupakan revisi Pokja pada tanggal 7 Februari 2015 Daftar Isi halaman Bab I : Nama, tempat kedudukan dan jangak waktu 1 Bab II : Landasan, azas dan prinsip 1

Lebih terperinci

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas). KOPERASI.. Nomor : 12 Pada hari ini, Kamis, tanggal 10-09-2015 (sepuluh September dua ribu lima belas). Pukul 16.00 (enam belas titik kosong-kosong) Waktu Indonesia Bagian Barat. ------- - Hadir dihadapan

Lebih terperinci

Definisi Koperasi adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Definisi Koperasi adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. AD/ART KOPERASI: MENGENAL KOPERASI DI INDONESIA Definisi Koperasi adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. UU No. 12 tahun 1967 tentang Pokok - Pokok Perkoperasian, Koperasi

Lebih terperinci

PUSTAKA ELEKTRONIK YAYASAN ENAMGE UNTUK PRAKTISI MANAJEMEN S.D.M.

PUSTAKA ELEKTRONIK YAYASAN ENAMGE UNTUK PRAKTISI MANAJEMEN S.D.M. PUSTAKA ELEKTRONIK YAYASAN ENAMGE UNTUK PRAKTISI MANAJEMEN S.D.M. UU 25/1992 ttg PERKOPERASIAN Acuan Informasi Tanpa Tuntutan Dikinikan: 11 Juni 2004 IP Umum Rekrutmen K-3 PP-KKB-PK-Konvensi TK Wanita

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2012 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA K O P E R A S I IKBA (Ikatan Keluarga Besar Alumni) SMP N V Padang Angkatan Tahun 1983 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI Alumni SMPN V Padang Angkatan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI JASA LION GROUP (KKLG)

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI JASA LION GROUP (KKLG) ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI JASA LION GROUP (KKLG) BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Koperasi ini bernama Koperasi Karyawan Lion Group yang disingkat dengan "KKLG.", dan selanjutnya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

AD/ART KOPERASI PRAKTISI PENDINGIN INDONESIA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 BAB II LANDASAN, AZAS, TUJUAN PRINSIP. Pasal 2.

AD/ART KOPERASI PRAKTISI PENDINGIN INDONESIA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 BAB II LANDASAN, AZAS, TUJUAN PRINSIP. Pasal 2. AD/ART KOPERASI PRAKTISI PENDINGIN INDONESIA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Koperasi ini bernama Koperasi Praktisi Pendingin Indonesia yang disingkat dengan "KOPPI", dan selanjutnya dalam Anggaran

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI Pendirian koperasi didasarkan oleh keinginan dari beberapa orang yang bersepakat bergabung, mengelola kegiatan dan kepentingan

Lebih terperinci

AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:.

AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:. AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:. Pada hari ini Tanggal ( ) Pukul ( )Waktu Indonesia Bagian. Berhadapan dengan saya,, Sarjana Hukum, Notaris, dengan dihadiri oleh saksi yang saya kenal dan akan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengembangan

Lebih terperinci

BAB II NAMA DAN KEDUDUKAN KOPERASI

BAB II NAMA DAN KEDUDUKAN KOPERASI Anggaran Rumah Tangga Koperasi Agro Kencana 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga memuat peraturan pelaksanaan ketentuanketentuan yang tercantum di dalam Anggaran Dasar (AD. Pasal 45). Pasal

Lebih terperinci

AKTA PENDIRIAN KOPERASI KONSUMEN... Nomor:.

AKTA PENDIRIAN KOPERASI KONSUMEN... Nomor:. AKTA PENDIRIAN KOPERASI KONSUMEN... Nomor:. Pada hari ini Tanggal ( ) Pukul - ( )Waktu Indonesia Bagian ------ Berhadapan dengan saya,, Sarjana Hukum, Notaris,--- dengan dihadiri oleh saksi yang saya kenal

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2002 TAHUN : 2002 NOMOR : 28 S E R I : D PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Anggaran Dasar Koperasi Swamedia Mitra Bangsa ANGGARAN DASAR

Anggaran Dasar Koperasi Swamedia Mitra Bangsa ANGGARAN DASAR ANGGARAN DASAR 2017 1 ANGGARAN DASAR KOPERASI SWAMEDIA MITRA BANGSA BAB I PENDIRIAN Bagian Kesatu - NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1 1. Koperasi ini bernama : KOPERASI SWAMEDIA MITRA BANGSA disingkat

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi merupakan wadah usaha bersama yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengatur

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI MITRA SEJAHTERA JAKARTA. BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN DAERAH KERJA Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI MITRA SEJAHTERA JAKARTA. BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN DAERAH KERJA Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI MITRA SEJAHTERA JAKARTA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN DAERAH KERJA Pasal 1 1. Koperasi ini bernama Koperasi Karyawan PT. Bank Central Asia Mitra Sejahtera Jakarta disingkat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang Mengingat : : a. bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no. LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no. PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 1996 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR BERMARTABAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undangundang

Lebih terperinci

BAB I PENDIRIAN

BAB I PENDIRIAN ------------------------------BAB I----------------------------- ----------------------------PENDIRIAN--------------------------- --------------------------Bagian Kesatu------------------------- --------------------

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AGRO SELAPARANG KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON 2 NOMOR 35 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI DI

Lebih terperinci

BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU

BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU ANGGARAN DASAR BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU Pasal 1 1. Badan Usaha ini bernama Primer Koperasi IDI dengan nama singkat PRIMKOP-IDI dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut Koperasi.

Lebih terperinci

AD/ART KOPERASI SEKOLAH RANCANGAN ANGGARAN DASAR KOPERASI GANESHA SMA NEGERI 1 BUKITKEMUNING

AD/ART KOPERASI SEKOLAH RANCANGAN ANGGARAN DASAR KOPERASI GANESHA SMA NEGERI 1 BUKITKEMUNING AD/ART KOPERASI SEKOLAH RANCANGAN ANGGARAN DASAR KOPERASI GANESHA SMA NEGERI 1 BUKITKEMUNING BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN JANGKA WAKTU Pasal 1 Nama dan Tempat kedudukan 1. Koperasi ini adalah Koperasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa air merupakan kebutuhan yang vital

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 40-2007 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 13, 1995 ( Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3587) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) KOPERASI RAJAWALI TEKNIK TANJUNGPURA (KOPERASI RATERA) BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR (AD) KOPERASI RAJAWALI TEKNIK TANJUNGPURA (KOPERASI RATERA) BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR (AD) KOPERASI RAJAWALI TEKNIK TANJUNGPURA (KOPERASI RATERA) BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN 1. Koperasi ini bernama KOPERASI ALUMNI FAKULTAS TEKNIK UNTAN yang diberi nama KOPERASI RAJAWALI

Lebih terperinci

AKTA PENDIRIAN. KOPERASI SIMPAN PINJAM... Nomor:.

AKTA PENDIRIAN. KOPERASI SIMPAN PINJAM... Nomor:. AKTA PENDIRIAN KOPERASI SIMPAN PINJAM... Nomor:. Pada hari ini Tanggal ( )------- Pukul ( )Waktu Indonesia Bagian ------ Berhadapan dengan saya,, Sarjana Hukum,------- Notaris, dengan dihadiri oleh saksi

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Sumber: LN 1995/13; TLN NO. 3587 Tentang: PERSEROAN TERBATAS Indeks: PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 7 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 7 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 7 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI AKU MANDIRI

ANGGARAN DASAR KOPERASI AKU MANDIRI ANGGARAN DASAR KOPERASI AKU MANDIRI ---------------------------- BAB I --------------------------- -------------------------- PENDIRIAN ------------------------- ------------------------ Bagian Kesatu

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH CITRA MANDIRI JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH CITRA MANDIRI JAWA TENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH CITRA MANDIRI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perlu diusahakan terlaksananya program umum Pemerintah dibidang ekonomi sebagaimana

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN JEPARA

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN JEPARA SALINAN BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

Anggaran Dasar Koperasi ikatan Alumni SMP Negeri 1 Purwareja Klampok KOPAMA SATU ANGGARAN DASAR KOPERASI IKATAN ALUMNI SMP NEGERI 1 PURWAREDJA KLAMPOK

Anggaran Dasar Koperasi ikatan Alumni SMP Negeri 1 Purwareja Klampok KOPAMA SATU ANGGARAN DASAR KOPERASI IKATAN ALUMNI SMP NEGERI 1 PURWAREDJA KLAMPOK Anggaran Dasar Koperasi ikatan Alumni SMP Negeri 1 Purwareja Klampok KOPAMA SATU Akta Nomor : Tanggal : Notaris : ANGGARAN DASAR KOPERASI IKATAN ALUMNI SMP NEGERI 1 PURWAREDJA KLAMPOK KOPAMA SATU BAB I

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR SELAPARANG KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Yogyakarta, 1 Mei 1982. LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 1982 Seri C -------------------------------------------------------------- PERATURAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI

PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI 7 Lampiran : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor : 10/Per/M.KUKM/XII/2011 Tentang : Pedoman Penyelenggaraan Rapat Anggota Koperasi PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA

Lebih terperinci

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BUKIT SERELO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BUKIT SERELO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BUKIT SERELO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAHAT, Menimbang : a. bahwa untuk pemantapan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa Koperasi,baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 9 2009 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH MINYAK DAN GAS BUMI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

ANGGARAN RUMAH TANGGA. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA ANGGARAN RUMAH TANGGA Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA BAB I U S A H A Pasal 1 (1) Dalam bidang ideal Koperasi memberikan tuntunan bimbingan penerangan dan pendidikan kepada anggotanya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2002 NOMOR : 98 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2002 NOMOR : 98 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2002 NOMOR : 98 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Perda No. 6 / 2002 tentang Izin Pemakaian Tanah Pengairan atau Tanah Jalan Kabupaten Magelang.

Perda No. 6 / 2002 tentang Izin Pemakaian Tanah Pengairan atau Tanah Jalan Kabupaten Magelang. Perda No. 6 / 2002 tentang Izin Pemakaian Tanah Pengairan atau Tanah Jalan Kabupaten Magelang. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang : a. Bahwa dengan diberlakukannya,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN BELITUNG TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN BELITUNG TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO 1 PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BADAN KREDIT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 24 2011 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2009 T E N T A N G PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa dengan semakin

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 SERI E.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 SERI E.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 SERI E.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT DI KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut: Overview Koperasi 1 Pendahuluan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (1) menyatakan perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasan pasal 33 ayat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 01 TAHUN 2014 T E N T A N G PERUSAHAAN DAERAH PANRANNUANGKU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 01 TAHUN 2014 T E N T A N G PERUSAHAAN DAERAH PANRANNUANGKU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 01 TAHUN 2014 T E N T A N G PERUSAHAAN DAERAH PANRANNUANGKU BUPATI TAKALAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 01 TAHUN 2014 T E N T A N G PERUSAHAAN DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK SLEMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI

ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI Masjid Darussalam Jl. Boulevard Utama No. 1 Kota Wisata Cibubur Gunung Putri - Bogor BAB I NAMA TEMPAT DAN KEDUDUKAN Pasal 1 (1) Koperasi ini bernama Koperasi

Lebih terperinci

Koperasi. By :

Koperasi. By : Koperasi By : dhoni.yusra@indonusa.ac.id Dasar Hukum Landasan Yuridis ada Pasal 33 Ayat 1 UUD 1945 : Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Pengaturan pertama diatur dalam UU

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Perda No. 14/1998 tentang Pendirian Perusahaan Aneka Usaha Pertambangan Bahan Galian Gol. C Kab.Magelang.

Perda No. 14/1998 tentang Pendirian Perusahaan Aneka Usaha Pertambangan Bahan Galian Gol. C Kab.Magelang. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 14 TAHUN 1998 T E N T A N G PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KABUPATEN BULUNGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KABUPATEN BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEGAL, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN TOJO UNA-UNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOJO

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 9 TAHUN 2007 TENT ANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO,

Lebih terperinci

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1969;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1969; PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 5 TAHUN 2003 (5/2003) TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR JOGJA KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR KABUPATEN TEMANGGUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR KABUPATEN TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG. Menimbang : a. bahwa Perusahaan Daerah Air Minum

Lebih terperinci

Anggaran Dasar KBMT Darussalam

Anggaran Dasar KBMT Darussalam Anggaran Dasar KBMT Darussalam ANGGARAN DASAR KOPERASI BAITUL MAL WAT TAMWIL DARUSSALAM BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN (1) Koperasi ini bernama Koperasi Baitul Mal Wat Tamwil Darussalam dengan nama singkat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR BERSIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa dalam upaya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci