BAB I PENDAHULUAN. dari perjuangan merebut kemerdekaan menjadi langkah baru bagi generasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. penulis mengenai distribusi raskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kemerdekaannya Bangsa Indonesia telah bercita-cita untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari serta berkelanjutan. Diantara kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 dan 34 mengamanatkan bahwa pemerintah

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Negara Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu faktor yang menentukan tingkatan kesejahteraan

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. dengan sektor pertanian karena merupakan sumber pangan pokok.

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi beras sebesar 113,7 kg/jiwa/tahun. Tingkat konsumsi tersebut jauh di

BAB I PENDAHULUAN. bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan berkelanjutan secara terus menerus.

D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN. medanseru.co

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangganya. Program raskin tersebut merupakan salah satu program

BAB I PENDAHULUAN. itu sesuai dengan aturan pokok dantata cara yang telah ditetapkan.

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN KEPALA DESA KABUARAN Jalan Wadaslintang Km 06 Desa Kabuaran Tlp

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS DISTRIBUSI BERAS MISKIN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN BATANG CENAKU KABUPATEN INDRAGIRI HULU

BAB I PENDAHULUAN. berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial,

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SIMPANG PASIR KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan internasional, yaitu : Universal Deklaration Of Human Right. (1948), Rome Deklaration on World Food Summit

BERPENDAPATAN RENDAH (RASKIN) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR : 16 TAHUN 2015 TANGGAL : 3 Maret BAB 1 PENDAHULUAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Raskin adalah hak masyarakat berpendapatan rendah yang. diberikan dan ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka mencukupi

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu Sumber Daya Manusia(SDM) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidak ada satu negara di muka bumi ini yang melewatkan pembangunan.

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan pakaian, dan lain sebagainya. Dalam kurun waktu beberapa tahun

PELAKSANAAN DISTRIBUSI DAN PENGENDALIAN PROGRAM RASKIN DI KELURAHAN SINGOTRUNAN KABUPATEN BANYUWANGI (INPRES NOMOR 1 TAHUN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kemiskinan merupakan penyakit sosial ekonomi terbesar yang

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 26 TAHUN No. 26, 2016 NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010

BERITA DAERAH KABUPATEN GAYO LUES. Nomor : 241 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR 8 TAHUN 2016

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011

PELAKSANAAN DAN PENYALURAN PROGRAM RASKIN (EXISTING)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / 5 TAHUN 2015

BUPATI SUKOHARJO TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BAB V SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONTROL PROGRAM RASKIN

10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan

TIM KAJIAN RASKIN LPPM IPB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

BAB IV ANALISIS TERHADAP DAMPAK NEGATIF PENYALURAN BERAS BERSUBSIDI KELUARGA SEJAHTERA (RASTRA) SECARA MERATA MENURUT HUKUM ISLAM

BAB III PENGAWASAN PELAKSANAAN PEMBAGIAN PROGRAM RASTA(BERAS UNTUK KELUARGA SEJAHTERA) DI DESA SUTORAGAN, KECAMATAN KEMIRI, KABUPATEN PURWOREJO

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT NOMOR 54 TAHUN 2014

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / /2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN R E N D A H DI KABUPATEN BATANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

1/11 PENDISTRIBUSIAN BERAS SEJAHTERA (RASTRA) DENGAN VERIKASI DATA WARGA MISKIN DI KELURAHAN KEMBARAN KULON KECAMATAN PURBALINGGA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOHOR: 5 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

penurunan, jumlah tersebut cukup besar dan masih rentan terhadap gejolak

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu atau keluarga berusaha memenuhi kebutuhannya dengan. menggunakan sumberdaya yang tersedia. Kebutuhan manusia dapat

BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa kebijakan atau program penanggulangan kemiskinan. itu sendiri sebagai manusia yang memiliki hak-hak dasar.

pelaksanaan dan pengawasan dengan mengedepankan peran serta masyarakat;

BAB I PENDAHULUAN I - 1

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG

2016, No d. bahwa agar pelaksanaan subsidi beras bagi masyarakat berpendapatan rendah terlaksana dengan teratur, perlu menetapkan Pedoman Umum

BAB I P E N D A H U L U A N

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sebagai terjemahan istilah society merupakan sekelompok

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 1 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 13 (Tiga Belas)

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2016

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG

PEDOMAN UMUM RASKIN 2014

WALIKOTA BANJARMASIN

SKRIPSI OLEH : BOB SAHRIZAL NIM

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan tipe kualitatif. Moleong (2011:6)

SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA APEL BERSAMA DALAM RANGKA 17-AN TANGGAL 17 PEBRUARI 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia lebih mengacu kepada keadaan berupa kekurangan hal-hal yang berkaitan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan merupakan hasil perjuangan bangsa Indonesia oleh generasi terdahulu. Namun bukan berarti perjuangan berakhir di titik ini saja, karena akhir dari perjuangan merebut kemerdekaan menjadi langkah baru bagi generasi selanjutnya untuk mempertahankan serta mengisi kemerdekaan dengan pembangunan di segala bidang kehidupan yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagai suatu keutuhan, dimana pembangunan ini dilakukan untuk saling melengkapi dengan dinamika proses pembangunan ekonomi. Sebagai upaya untuk memenuhi kondisi kehidupan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan hak asasi manusia, pemenuhan kebutuhan dapat dirumuskan secara berjenjang. Hal itu didasarkan pada asumsi bahwa kondisi kehidupan akan semakain sejahtera apabila semakin banyak kebutuhan yang dapat terpenuhi. Dalam hal ini kebutuhan yang dimaksudkan adalah kebutuhan fisik dan kebutuhan non fisik. Dalam jenjang yang paling rendah agar seseorang dapat hidup sesuai harkat dan martabat manusia adalah apabila terpenuhinya kebutuhan pokok. Dengan demikian, prioritas utama dalam pembangunan sosial semestinya diberikan kepada kelompok masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya. 1

Peningkatan Kesejahteraan Rakyat menjadi prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang meliputi 5 (lima) sasaran pokok yaitu pengurangan kemiskinan dan pengangguran, pengurangan kesenjangan antar wilayah, peningkatan khualitas manusia, perbaikan mutu lingkungan hidup, dan pengelolaan sumberdaya alam serta peningkatan infrastruktur. Dalam implementasinya, prioritas utama pembangunan nasional diberikan kepada pemeliharaan kesejahteraan rakyat, penataan kelembagaan dan pelaksanaan Sistem Perlindungan Sosial. Sasaran yang hendak dicapai melalui prioritas ini antara lain adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat miskin, sehingga angka kemiskinan dapat diturunkan manjadi 10,5% - 11,5% pada tahun 2012. Program Raskin, sebagai salah satu Program Penanggulangan Kemiskinan Klutser 1 (Pedoman Umum Penyaluran Raskin 2012), yang termasuk program bantuan sosial berbasis kekeluargaan yang sudah berjalan secara rutin sejak tahun 1998. Melalui program ini pemerintah memberikan bantuan kepada masyarakat miskin untuk mendapatkan hak atas pangan. Program raskin tergolong program nasional. Program ini melibatkan berbagai pihak baik vertikal maupun horizontal. Secara horizontal semua sektor terkait memiliki tanggungjawab dan wewenang sesuai dengan tupoksinya masingmasing dalam pelaksanaan Program Raskin. Secara vertical Program Raskin bukan Program Pemerintah Pusat Semata, akan tetapi juga Pemerintah Daerah memiliki tanggungjawab secara proporsional. Dalam hal ini Pemerintah Pusat berperan dalam membuat kebijakan nasional, sedangkan pelaksanaan dan 2

penyalurannya sangat tergantung pada peran Pemerintah Daerah. Pemerintah pusat memberikan subsidi pembelian beras yang dilaksanakan oleh Perum Bulog untuk disalurkan sampai Titik Distribusi (TD). Untuk selanjutnya Pemerintah Daerah menyampaikan beras tersebut kepada RTS-PM dengan 6 (enam) tepat (Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Waktu, Tepat Harga dan Tepat Administrasi). Efektifitas program program distribusi raskin dapat ditingkatkan melalui koordinasi antar instansi/lembaga dari tingkat pusat maupun daerah. Adapun yang menjadi tujuan dan sasaran program raskin adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Program raskin adalah mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran melalui Pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. 2. Sasaran Program Raskin adalah berkurangnya beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) berdasarkan data Badan Pusat Statisktik (BPS), melalui pendistribusian beras bersubsidi sebanyak 15 Kg per RTS selama 12 bulan dengan harga tebus Rp. 1,600,- per kg di titik distribusi (tempat yang disepakati). Berbagai aspek strategis dalam tahapan pelaksanaan distribusi raskin, serta pihak mana yang bertanggung jawab diformulasikan dalam suatu pedoman yang disebut Pedoman Umum (Pedum) distribusi raskin 2012. Pedoman ini merupakan acuan makro dalam pelaksanaan program raskin secara nasional sehingga setiap pihak yang terkait sudah jelas tugas dan fungsinya. 3

Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu memiliki langkah-langkah guna mengurangi angka kemiskinan yang terjadi di Kecamatan Batang Cenaku khususnya Desa Bukit Lipai yaitu dengan cara melakukan program distribusi raskin yang ditujukan kepada sejumlah rumah tangga miskin yang ada di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku. Menurut Badan Pusat Statistik, Kabupaten Indragiri Hulu memiliki jumlah rumah tangga miskin yang cukup besar yaitu 23.584 KK yang sebagian terdapat pada Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku. Angka tersebut menunjukkan adanya tingkat kemiskinan di daerah tersebut, sehingga dibutuhkan pendistribusian raskin yang sepadan serta mampu memenuhi kebutuhan masyarakat rumah tangga miskin. Untuk mengetahui data distribusi raskin yang ada di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku dalam beberapa tahun terahir berdasarkan jumlah dusun yang ada di Desa Bukit Lipai, maka dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.1 : Distribusi Raskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Cenaku Tahun 2010-2012. Tahun Bulan Dusun 2010 2011 2012 Kg Kg Kg Januari - Juni Dusun I 2.948 2.634 2.634 Dusun II 1.885 1.686 1.686 Dusun III 1.267 1.137 1.137 Dusun IV 1.379 1.214 1.214 Dusun V 1.521 1.329 1.329 Jumlah 9.000 8.000 8.000 Juli - Desember Dusun I 2.294 2.310 1.645 Dusun II 1.465 1.480 1.056 Dusun III 984 997 712 Dusun IV 1.073 1.054 755 Dusun V 1.184 1.159 832 Jumlah 7.000 7.000 5.000 Total Jumlah 16.000 15.000 13.000 Sumber : Kantor Desa Bukit Lipai Tahun 2010-2012. Batang 4

Dari uraian Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa proses distribusi raskin dari titik distribusi (TD) sampai kepada titik bagi (TB) atau desa dan RTS -PM yang dilakukan selama enam bulan sekali dalam satu tahun. Jumlah raskin yang diterima oleh desa dibagikan melalui tiap-tiap dusun dengan jumlah tertentu untuk disalurkan kepada rumah tangga miskin yang ada di Desa Bukit Lipai. Proses pelaksanaan distribusi raskin dilakukan melalui pendataan terhadap jumlah keseluruhan masyarakat maupun jumlah masyarakat miskin yang ada di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku. Untuk mengetahui perbandingan jumlah keseluruhan penduduk dengan jumlah kepala keluarga masyarakat miskin yang ada di Desa Bukit Lipai maka dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.2 : Perbandingan Jumlah Penduduk dengan Jumlah Kepala No Dusun Keluarga Masyarakat Miskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku Tahun 2010-2012. Jumlah Penduduk 2010 2011 2012 Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah KK Penduduk KK Penduduk Miskin Miskin Jumlah KK Miskin 1 Dusun I 620 310 622 306 625 306 2 Dusun II 655 198 657 196 661 196 3 Dusun III 590 133 592 132 594 132 4 Dusun IV 602 145 603 140 607 140 5 Dusun V 528 160 529 154 534 154 Jumlah 2.995 946 3.003 928 3.021 928 Sumber : Kantor Desa Bukit Tahun 2010-2012. Dari Tabel 1.2 diketahui bahwa dari tahun 2010-2012 jumlah keseluruhan penduduk lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah rumah tangga miskin. Hal ini terlihat dari tingkat kenaikan jumlah penduduk secara keseluruhan dari tahun 2010-2012 yang mengalami kenaikan secara drastis sedangkan jumlah penduduk rumah tangga miskin mengalami penurunan yang signifikan. 5

Hasil pendataan terhadap jumlah keseluruhan penduduk dan jumlah keseluruhan kepala keluarga miskin merupakan langkah penting dalam melakukan proses distribusi raskin. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar jumlah tingkat persentase kepala keluarga miskin yang akan menerima raskin, sehingga dapat mempermudah proses pendistribusian raskin di Desa Bukit Lipai. Untuk mengetahui jumlah persentase kepala keluarga masyarakat miskin yang ada di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku, maka dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.3 : Jumlah dan Persentase Kepala Keluarga Masyarakat Miskin Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku Tahun 2010-2012. Kepala Keluarga Miskin No Dusun 2010 2011 2012 Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1 Dusun I 310 32,77% 306 32,97% 306 32,97% 2 Dusun II 198 20,93% 196 21,12% 196 21,12% 3 Dusun III 133 14,06% 132 14,23% 132 14,22% 4 Dusun IV 145 15,33% 140 15,09% 140 15,09% 5 Dusun V 160 16,91% 154 16,59% 154 16,59% Jumlah 946 100% 928 100% 928 100% Sumber : Kantor Desa Bukit Lipai Tahun 2010-2012. Dari Tabel 1.3 diketahui bahwa jumlah penduduk rumah tangga miskin yang mencapai tingkat tertinggi yaitu pada tahun 2010 meskipun dari segi persentase masih tergolong rendah. Namun secara keseluruhan angka kemiskinan pada kepala keluarga miskin yang ada di Desa Bukit Lipai masih tergolong tinggi. Data jumlah kepala keluarga miskin tersebut merupakan hasil mudes dimana setiap masyarakat yang ingin medapat raskin adalah tergolong sebagai masyarakat miskin. 6

Berdasarkan Pra Survey yang penulis lakukan pada Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku, terdapat beberapa gejala-gejala yang berkaitan dengan proses distribusi raskin untuk masyarakat miskin yang sangat mendukung untuk diadakannya suatu rencana penelitian yaitu : 1. Tidak tepatnya sasaran program distribusi raskin untuk masyarakat miskin. 2. Kurang jelasnya prosedur tentang masyarakat yang berhak menerima raskin sehingga banyak masyarakat yang ikut serta dalam penerimaan raskin yang tidak tergolong pada kriteria masyarakat miskin. 3. Pelaksanaan distribusi raskin tidak sesuai dengan tujuan yang terdapat pada pedoman umum raskin. Penyimpangan yang sering terjadi yaitu tidak tepatnya waktu pendistribusian raskin serta jumlah beras yang diperoleh rumah tangga miskin sehingga menimbulkan hambatan dalam proses peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat miskin. Program pendistribusian raskin yang efektif sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama pada kalangan masyarakat miskin yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok baik kebutuhan pangan, sandang, ataupun papan. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian program pembangunan nasional ini dengan judul Analisis Distribusi Beras Miskin Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin di Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu (Studi Kasus Desa Bukit Lipai). 7

1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang penulis kemukakan adalah : 1. Bagaimana proses distribusi raskin dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku Kabupateen Indragiri Hulu? 2. Bagaimana mekanisme distribusi raskin dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian a. Untuk menganalisis distribusi raskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu. b. Untuk mengetahui mekanisme distribusi raskin dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu. 1.3.2. Manfaat Penelitian a. Dari Segi Akademis Untuk memberikan input atau masukan dalam rangka pengembangan ilmu-ilmu sosial khususnya Ilmu Administrasi Negara. b. Dari Segi Praktis 8

- Memberikan masukan kepada Kepala Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu. - Hasil penelitian ini diharapkan sebagai dasar bagi penelitipeneliti selanjutnya yang sejenis. - Sebagai proses pembelajaran bagi penulis untuk mengetahui ilmu-ilmu tentang Distribusi Raskin Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin Secara Mendalam. 1.4. Sistematika Penulisan Adapun pokok-pokok yang dibahas pada masing-masing bab adalah : BAB I : PENDAHULUAN Pada pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TELAAH PUSTAKA Pada bab ini penulis memasukkan teori-teori yang menjadi landasan pembahasan yang telah diteliti, defenisi konsep, dan defenisi operasional. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini menguraikan waktu dan lokasi penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sample, teknik pengumpulan data dan analisa data. 9

BAB IV : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Pada bab ini berisikan tentang objek yang akan diteliti dan tempat dimana akan dilakukan penelitian, seperti lokasi penelitian, dan karakteristik. BAB V : ANALISA DATA Pada bab ini akan membahas hasil dari penelitian tentang distribusian beras miskin dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu. BAB VI : PENUTUP Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan serta kritik dan saran yang membangun bagi peneliti agar dapat menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang. 10