RESPON FISIOLOGIS AYAM JANTAN TIPE MEDIUM DI KANDANG PANGGUNG DENGAN KEPADATAN BERBEDA

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein

II. TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kandang milik PT. Rama Jaya Lampung, Desa Jati

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk

PENGARUH KEPADATAN KANDANG TERHADAP PERFORMA PRODUKSI AYAM PETELUR FASE AWAL GROWER

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 02 April--23 April 2014, di

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu dari 12 Februari 29 Maret

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

RESPON FISIOLOGIS KAMBING BOERAWA JANTAN FASE PASCASAPIH DI DATARAN RENDAH DAN DATARAN TINGGI

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan baru

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

I. PENDAHULUAN. Broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang dapat memenuhi

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(3): , Agustus 2016

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk di Indonesia selalu menunjukkan peningkatan dari tahun ke

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

1. PENDAHULUAN. Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

II. TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan media transportasi yang membawa nutrisi dari saluran

I. PENDAHULUAN. populasi kambing di Provinsi Lampung pada tahun 2009 baru mencapai

EFFECT OF HOUSE TEMPERATURE ON PERFORMANCE OF BROILER IN STARTER PERIOD

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(3): , Agustus 2016

Pengaruh Jenis Alat Pemanas Kandang Indukan terhadap Performan Layer Periode Starter

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

II. TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah jenis ayam ras unggul hasil persilangan antara bangsa ayam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(3): , Agustus 2016 PERFORMA AYAM PEDAGING PADA SISTEM BROODING KONVENSIONAL DAN THERMOS

PENGARUH NAUNGAN TERHADAP RESPONS TERMOREGULASI DAN PRODUKTIVITAS KAMBING PERANAKAN ETTAWA

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DI PELIHARA PADA FLOCK SIZE YANG BERBEDA

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di kandang percobaan

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL LUAR HALAMAN SAMPUL DALAM LEMBAR PENGESAHAN

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANG DIBERI PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DALAM RANSUM

I. PENDAHULUAN. Sektor peternakan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Sumber daya

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN WARNA KERABANG TERHADAP KUALITAS INTERNAL TELUR AYAM RAS

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan protein hewani,

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh

Isroli, H. Pratikno, dan R. H. Listyorini Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

Gambar 3. Kondisi Kandang yang Digunakan pada Pemeliharaan Puyuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu, pada 12 Febuari--29 Maret 2012

THERMOREGULATION SYSTEM ON POULTRY

I. PENDAHULUAN. Lampung merupakan daerah yang berpotensi dalam pengembangan usaha

I PENDAHULUAN. Ternak itik mulai diminati oleh masyarakat terutama di Indonesia. Karena,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di unit kandang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Data Suhu Lingkungan Kandang pada Saat Pengambilan Data Tingkah Laku Suhu (ºC) Minggu

II. TINJAUAN PUSTAKA. jantan dengan kambing Peranakan Etawa betina (Cahyono, 1999). Kambing

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya wabah flu burung pada unggas, tidak mustahil untuk memenuhi kebutuhan

Jurnal Zootek ( Zootrek Journal ) Vol. 35 No. 2 : (Juli 2015) ISSN

The Effect of Various Types Litter Materials on Broiler Physiological Response of Finisher Phase in Closed House

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari April 2014, di peternakan

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Ayam Broiler Awal Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 2) Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya ABSTRACT

MATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Purbowati, 2009). Domba lokal jantan mempunyai tanduk yang kecil, sedangkan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September 17 Oktober 2012 di unit kandang

PENDAHULUAN. relatif singkat, hanya 4 sampai 6 minggu sudah bisa dipanen. Populasi ayam

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD

Sudjatinah, H.T. Astuti dan S. S. Maryuni Fakultas Peternakan Universitas Semarang, Semarang ABSTRAK

PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Konsumsi Ransum Ayam Broiler

RESPON FISIOLOGIS AYAM PETELUR FASE GROWER PADA KEPADATAN KANDANG YANG BERBEDA

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

EFEK LAMA WAKTU PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

THE EFFECT OF LIGHT COLOR ON FEED INTAKE, EGG PRODUCTION, AND FEED CONVERSION OF JAPANESE QUAIL (Coturnix-coturnix japonica) ABSTRACT

HUBUNGAN STRES DAN BIOKIMIA NUTRISI PADA TERNAK OLEH : NOVI MAYASARI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAD PADJADJARAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di

PENDAHULUAN. yang berkembang pesat saat ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2014)

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

PENGARUH RANSUM DENGAN KADAR SERAT KASAR BERBEDA TERHADAP ORGAN DALAM AYAM JANTAN TIPE MEDIUM UMUR 8 MINGGU

PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan broiler merupakan suatu alternatif dalam menjawab tantangan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): , Mei 2016 KONDISI FISIOLOGIS ITIK MOJOSARI BETINA YANG DIBERI RANSUM BERBEDA

Irawati Bachari, Iskandar Sembiring, dan Dedi Suranta Tarigan. Departemen Perternakan Fakultas Pertanian USU

Transkripsi:

RESPON FISIOLOGIS AYAM JANTAN TIPE MEDIUM DI KANDANG PANGGUNG DENGAN KEPADATAN BERBEDA Tri Yunike a, Sri Suharyati b, dan Khaira Nova b a The Student of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture Lampung University b The Lecture of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture Lampung University Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture Lampung University Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 ABSTRACT This study was conducted from February to March 2011, in the chicken coop belonging to PT. Rama Jaya Lampung in the village of Jati Baru, Tanjung Bintang subdistrict, South Lampung regency. The chicken is a rooster who used a medium type strain MB 502. This study used a completely randomized design (CRD), consisting of three treatments, with as many replications six times, namely R1: 16 tail cage density m -2, R2: 19 tail cage density m -2, and R3: density tail enclosure 22 m -2. The resulting data were analyzed with analysis of variance,at the 5% significance level. Data obtained from the results of this study indicate that the density of the cage 16, 19, and 22 tail m -2 had no significant effect (P>0,05) on respiratory rate, rectal temperature and the temperature of the medium shank type rooster. The average value of respiratory frequency rooster different types of medium density is the density of the tail enclosure 16 m -2 (R1) of 52,67 beats/min, the tail cage density 19 m -2 (R2) of 52,60 times/min, and cage density tail 22 m -2 (R3) of 53,80 beats/min, the average value of rectal temperature rooster type of medium in a different cage density is the density of the tail enclosure 16 m -2 (R1) of 39,85ºC, the tail cage density 19 m -2 (R2) of 39,85ºC, and the density of the tail enclosure 22 m -2 (R3) of 39,86ºC, and the average value of the temperature of the medium shank type rooster coop at different densities, namely the tail cage density 16 m -2 (R1) of 37,69ºC, the density tail enclosure 19 m -2 (R2) of 37,67ºC, and the tail cage density 22 m -2 (R3) at 37,67ºC. PENDAHULUAN Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein hewani yang dibutuhkan bagi hidup, tumbuh dan kembang manusia. Daging, telur, dan susu adalah bahan pangan sumber protein hewani yang dibutuhkan dan berfungsi sebagai faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan serta menjaga tingkat kecerdasan dan produktivitas manusia. Ayam merupakan salah satu jenis ternak yang cukup digemari masyarakat. Masyarakat semakin menyadari arti penting ternak ayam terutama daging ayam, karena selain harganya yang relatif murah jika dibandingkan dengan ternak lain, daging ayam juga mudah didapat dan memiliki kadar protein tinggi. Salah satu ayam yang dapat menjadi alternatif sumber daging untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah ayam jantan tipe medium. Ayam jantan tipe medium merupakan hasil sampingan usaha penetasan ayam petelur yang tidak diharapkan karena hanya ayam betina yang dipasarkan untuk dimanfaatkan produksi telurnya. Keuntungan dari pemeliharaan ayam jantan tipe medium dibandingkan dengan broiler antara lain harga doc-nya jauh lebih murah, kadar lemaknya lebih rendah, rasanya hampir sama seperti rasa daging ayam kampung sehingga banyak konsumen yang menyukai, serta hasilnya mudah dipasarkan karena dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Ayam jantan mempunyai bentuk badan dan kadar lemak yang rendah menyerupai ayam kampung, sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang mempunyai kebiasaan lebih menyukai ayam yang kadar lemaknya rendah seperti ayam kampung (Darma,1982 dan Riyanti, 1995). Menurut Daryanti (1982), persentase lemak ayam jantan Harco umur enam minggu 56

adalah 2,36 %, sedangkan jantan Dekalb 3,39 %. Performans ayam jantan tipe medium dapat ditingkatkan melalui pemeliharaan yang baik dengan kepadatan yang sesuai. Tingkat kepadatan kandang dapat memengaruhi kenyamanan ayam dalam kandang dan memengaruhi pertumbuhannya. Disamping itu, kepadatan kandang yang tinggi dapat pula menyebabkan mortalitas karena terjadinya kanibalisme pada ayam sebagai akibat dari peningkatan suhu di dalam kandang seiring dengan tingginya kepadatan kandang. Suhu yang tinggi dapat mengganggu fungsi fisiologis dari organorgan pernapasan dan peredaran darah, hal ini dapat memengaruhi tingkat konsumsi ransum, air minum, konversi ransum, dan pertumbuhan ternak. MATERI DAN METODE Bahan penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam jantan tipe medium umur satu hari (DOC) sampai umur 7 minggu sebanyak 342 ekor dengan strain MB 502. Ayam dipelihara secara komersial pada petak kandang sistem panggung dengan kepadatan kandang masing-masing terdiri dari 16, 19, dan 22 ekor m -2. Alat penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : kandang panggung yang menggunakan sekat kandang berukuran 1 m x 1 m sebanyak 18 petak, tempat ransum, tempat air minum, timbangan dengan kapasitas 2 kg dan 10 kg, thermohigrometer, lampu pemanas, thermometer digital, perlengkapan kandang (sapu, ember, sprayer, dan bak air), alat tulis, dan counter number. Metode penelitian Metode yang digunakan adalah secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas tiga perlakuan tingkat kepadatan kandang yaitu: R1: kepadatan kandang 16 ekor m -2, R2: kepadatan kandang 19 ekor m -2, R3: kepadatan kandang 22 ekor m -2. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam pada taraf nyata 5%. HASILDAN PEMBAHASAN 1. Pengaruh terhadap Frekensi Pernapasan Rata-rata frekuensi pernapasan ayam jantan tipe medium pada kepadatan yang 52,67 kali/menit, pada kepadatan kandang 19 ekor mˉ² (R2) sebesar 52,60 kali/menit, dan pada kepadatan kandang 22 ekor mˉ² (R3) sebesar 53,80 kali/menit. Rata-rata frekuensi pernapasan ayam jantan tipe medium dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata frekuensi pernapasan ayam jantan tipe medium -------------- (kali/menit)------------- 55,60 53,20 55,20 51,60 56,00 54,00 52,80 48,00 54,00 51,60 52,00 52,00 52,40 53,60 48,00 52,00 52,80 59,60 Jumlah 316,00 315,60 322,80 Rata-rata 52,67 52,60 53,80 perlakuan kepadatan kandang tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap frekuensi pernapasan ayam jantan tipe medium. Hal ini menunjukkan bahwa kepadatan kandang tidak memengaruhi frekuensi pernapasan pada pemeliharaan ayam jantan tipe medium yang dipelihara pada kandang panggungdengan kepadatan kandang 16 ekor mˉ², kepadatan kandang 19 ekor mˉ², dan kepadatan kandang 22 ekor mˉ². Tidak berbedanya frekuensi pernapasan ayam jantan tipe medium pada ketiga kepadatan kandang yang berbeda ini diduga karena pada kandang panggung sirkulasi udara sangat lancar, udara segar juga mudah masuk melalui lantai kandang yang bercelah selain dapat masuk juga melalui dinding kandang. Sirkulasi udara yang lancar menyebabkan suhu udara di dalam kandang 57

masih nyaman yaitu rata-rata 26,39ºC, suhu tersebut masih bisa ditolerir oleh ayam meskipun kepadatan kandangnya berbedabeda. Menurut Yousef (1985), zona temperatur kenyamanan (comfort zone) pada ayam adalah 13--27ºC. Keadaan ini menyebabkan kondisi fisiologis ayam relatif aman dalam mengurangi cekaman yang berasal dari temperatur kandang yang tinggi. Hal ini memudahkan ayam untuk melepaskan panas tubuhnya ke udara sehingga mengurangi cekaman panas yang menimbulkan peningkatan frekuensi pernapasan sebagai upaya evaporasi dan perpindahan panas tubuh ayam ke lingkungannya. Rata-rata frekuensi pernapasan ayam jantan tipe medium pada kepadatan kandang 16 ekor mˉ² (R1) sebesar 52,67 kali/menit, pada kepadatan kandang 19 ekor mˉ² (R2) sebesar 52,60 kali/menit, dan pada 53,80 kali/menit. Hasil penelitian terhadap rata-rata frekuensi pernapasan ayam jantan tipe medium ini lebih tinggi dibandingkan dengan pendapat Sturkie (1979) menyatakan rata-rata frekuensi pernapasan ayam istirahat 17--27 kali/menit pada suhu 21ºC. Hal ini disebabkan oleh rata-rata suhu pada saat penelitian lebih tinggi yaitu 26,39ºC sehingga menyebabkan frekuensi pernapasan juga lebih tinggi. 2. Pengaruh terhadap Suhu Rektal Rata-rata suhu rektal ayam jantan tipe medium pada kepadatan kandang yang 39,85ºC, pada kepadatan kandang 19 ekor mˉ² (R2) sebesar 39,85ºC, dan pada 39,86ºC. bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap suhu rektal ayam jantan tipe medium. Suhu rektal ayam jantan tipe medium pada kepadatan kandang 16, 19 dan 22 ekor mˉ² yang tidak berpengaruh nyata disebabkan oleh konstruksi kandang panggung dengan lantai yang bercelah sehingga pertukaran udara bersih dan kotor menjadi lancar. Hal ini membuat ayam merasa nyaman dan tidak membuat panas yang dterima oleh ayam pada kepadatan kandang yang berbeda sampai menimbulkan gangguan fungsional terhadap peredaran darah yang diedarkan ke daerah rektal dan seluruh permukaan kulit, sehingga temperatur tubuh yang diukur melalui suhu rektalpun tidak berpengaruh nyata. Rata-rata suhu rektal ayam jantan tipe medium dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata suhu rektal ayam jantan tipe medium ----------------(ºC)------------------- 39,89 39,84 39,93 39,61 39,86 39,91 39,71 39,72 39,81 39,72 39,98 39,83 40,30 39,80 40,02 39,85 39,88 39,64 Jumlah 239,08 239,08 239,14 Rata-rata 39,85 39,85 39,86 Menurut Nesheim et al. (1979), mekanisme yang kompleks terjadi sebagai upaya unggas menjaga kestabilan suhu tubuh. Pembuangan panas tubuh unggas melalui sensible heat losses (nonevaporative) dan insensible heat losses (evaporative). Sensible heat losses terdiri dari radiasi, konveksi, dan konduksi panas dari permukaan tubuh, merupakan pembuangan panas utama pada ayam jika suhu lingkungan dibawah 80ºF (26,7ºC). Di atas suhu 80ºF (26,7ºC) pembuangan panas pada unggas juga dilakukan melalui evaporasi (panting). Suhu tubuh berkaitan dengan tekanan atau stres, latihan, dan suhu sekitarnya. Apabila terjadi peningkatan suhu tubuh melebihi kisaran optimal, biasanya diikuti peningkatan frekuensi napas dan denyut jantung (Ronoharjo dan Sutedjo, 1984). Bligh (1985), menyatakan bahwa saat isyarat diterima oleh darah ke rektal dan seluruh permukaan kulit, sehingga berdampak pada naiknya suhu tubuh ayam. Ayam yang dipelihara selama penelitian kemungkinan tidak mendapatkan tekanan atau stres yang berarti sehingga tidak memengaruhi naiknya suhu rektal. Menurut Yousef (1985), temperatur kenyamanan (comfort zone) pada ayam adalah 13 --27ºC. Menurut Frandson (1993), suhu rektal normal 40,6--43,0ºC 58

3. Pengaruh perlakuan terhadap suhu shank Rata-rata suhu shank ayam jantan tipe medium pada kepadatan kandang yang 37,69 ºC, pada kepadatan kandang 19 ekor mˉ² (R2) sebesar 37,67 ºC, dan pada 37,67 ºC. Rata-rata suhu shank ayam jantan tipe medium dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rata-rata suhu shank ayam jantan tipe medium ----------------(ºC)-------------- 37,93 37,84 37,65 37,54 37,82 37,92 37,97 37,68 37,33 37,77 37,63 37,28 38,37 37,87 37,96 37,54 37,18 37,88 Jumlah 226,12 226,02 226,02 Rata-rata 37,69 37,67 37,67 bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap suhu shank ayam jantan tipe medium. Hal ini menunjukkan bahwa kepadatan kandang tidak memengaruhi suhu shank ayam jantan tipe medium di kandang panggung. Suhu shank ayam jantan tipe medium pada kepadatan berbeda yang relatif sama diduga karena pada kandang panggung sirkulasi udara sangat lancar, udara segar juga masuk melalui lantai kandang yang bercelah disamping masuk juga melalui dinding kandang, sehingga pertukaran udara bersih dan udara kotor menjadi lancar. Hal ini membuat ayam merasa nyaman dan tidak membuat panas yang deterima oleh ayam pada kepadatan kandang yang berbeda sampai menimbulkan gangguan fisiologis terhadap peredaran darah yang diedarkan ke daerah shank dan seluruh permukaan kulit, sehingga temperatur tubuh di ukur melalui suhu shank pun tidak berpengaruh nyata. Rata-rata suhu shank pada penelitian ini 37,67ºC berada di bawah rata-rata suhu shank pada penelitian Zhou dan Yamamoto (1997). Pada penelitian Zhou dan Yamamoto rata-rata suhu shank sebesar 41,0ºC pada suhu rata-rata lingkungan 32ºC. Shank atau kaki pada ayam jantan tipe medium merupakan bagian tubuh ayam jantan tipe medium yang berhubungan langsung dengan lantai kandang. Aliran panas dari tubuh ayam jantan tipe medium mengalir secara konduksi terhadap lantai kandang. Perpindahan panas secara konduksi ini terjadi karena ayam jantan tipe medium yang mempunyai suhu tubuh tinggi akan berpindah ke lantai kandang yang bersuhu rendah. Perpindahan panas ini dapat mempercepat pengurangan panas tubuh sehingga suhu tubuh ayam jantan tipe medium akan cepat turun. Panas dari lingkungan kandang terutama lantai akan berpengaruh langsung terhadap tubuh ayam jantan tipe medium secara keseluruhan termasuk bagian shank dengan kondisi demikian yang ayam jantan tipe medium tidak mampu beradaptasi akan lebih panas suhu tubuhnya termasuk suhu shank. Perpindahan suhu shank pada kandang panggung terjadi secara konduksi, apabila temperatur lingkungan dingin, maka produksi panas akan digunakan untuk menjaga agar temperatur tubuh tidak menurun. Pada kandang panggung terdapat celah-celah, udara dapat masuk melalui celah-celah tersebut, sehingga suhu shank rendah dan ayam tidak mengalami stres. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kepadatan kandang 16, 19, dan 22 ekor mˉ² pada kandang panggung tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap frekuensi pernapasan, suhu rektal, dan suhu shank. DAFTAR PUSTAKA Bligh, 1985. Thermal physiology:. In: M. K, Yousef. Stress Physiologis in Livestock. Vol. III. CRC Press. Florida. Darma. 1982. Tanggapan Ayam Jantan Pedaging terhadap Mutu Ransum Awal Pertumbuhan. Karya Ilmiah. Institut Pertanian Bogor. Daryanti. 1982. Perbandingan Komposisi Tubuh Ayam Jantan Petelur Dekalb dan Harco dengan Ayam Jantan Broiler Karya Ilmiah. Institut Pertanian Bogor. Nesheim, M.C.,R.E.Austic and L.E. Card. 1979. Poultry Production. 12 Edition. Lea and Febiger. Philadelphia. 59

Medium. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Peternakan. Balai Penelitian Ternak. Ciawi. Bogor. Sturkie, P. D. 1979. Avian Physiology. 4 th ed. Springer Verlag. New York. Yousef, M. K. 1985. Stress Physiology in Livestock Basic Principles. Vol 1. CRC Press Inc. Boca Raton. Florida. Zhou, W. T. and S. Yamamoto. 1997. Effect Of Environmental Temperature and Beat Production Due To Food Intake On Abdominal Temperature, Shank Skin Temperature and Respiration Rate Of Broiler. J. Poult. Sci 107:114. 60