PERANCANGAN DENTAL CHAIR PORTABLE UNTUK MENUNJANG AKTIVITAS DOKTER GIGI DILAPANGAN YANG BERBASIS ERGONOMIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

SMART DENT S PRO: SOLUSI TEPAT SNELLI DOKTER GIGI HEBAT

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

Tujuan penggunaan antropometri pemakai :

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor Based on Anthropometry

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

REDESAIN BONCENGAN ANAK PADA SEPEDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. tulang belakang (Benjamin W. Niebel, 2003). Serge Simoneau, dkk (1996)

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD.

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA

Analisa Ergonomi Fasilitas Duduk Ruang Kuliah Bagi Pengguna dengan Kelebihan Berat Badan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

ANALISIS SERTA USULAN PERBAIKAN FASILITAS FISIK DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (Studi kasus di Mini Market 5001 Mart Cabang Cimahi)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERANCANGAN ULANG ALAT PERONTOK PADI YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KEBERSIHAN PADI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan kerja bagi tubuh dalam aspek ergonomi (Windi, Rasmidar Samad 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merugikan terhadap kesehatan pekerja ( Naiem, 2010).

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

DESAIN STASIUN KERJA

RANCANG ULANG KURSI TAMAN DENGAN EVALUASI ERGONOMI - ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

PERBAIKAN RANCANGAN PERALATAN DAN FASILITAS KERJA PEMBUATAN GELAMAI (Studi Kasus : Usaha Galamai X)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

BAB I PENDAHULUAN. baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan,

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

GANGGUAN FISIK MAHASISW A SELAMA BEKERJA DENGAN KOMPUTER (STUDI KASUS : MAHASISW A GUNADARMA)

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

RANCANG BANGUN ULANG MEJA DAN KURSI BELAJAR UNTUK USIA PRA SEKOLAH BERDASARKAN DATA ANTROPOMETRI PADA TK RAUDHATUL ATFAL PONTIANAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan Buah dan Penimbangan Tonase TBS (Tandan Buah Segar) di PT.Sahabat Mewah dan Makmur

MODUL PRAKTIKUM KAJIAN PUSTAKA ANTROPOMETRI & ERGONOMI FASILITAS DUDUK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

Hubungan Antara Keergonomisan Meja dan Kursi dengan Kinerja Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien RS PKU Aisyiyah Boyolali

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

PERANCANGAN MEJA KURSI ERGONOMIS PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

PENERAPAN METODE KANSEI ENGINEERING DAN ANTHROPOMETRI PADA PEMILIHAN DESAIN FASILITAS RUANGAN WARNET

USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z

PERBAIKAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (STUDI KASUS INDUSTRI RUMAH TANGGA SEPATU CIBADUYUT: CV GERUND)

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

Furnitur Ergonomis untuk Siswa Sekolah Dasar Usia 6-10 Tahun

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

Perancangan Kursi dan Meja Laptop yang Ergonomis di Universitas Katolik Parahyangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V HASIL DAN ANALISA

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dan menjamur penggunaannya terutama perkantoran. Penggunaan personal computer (PC) secara global saat ini terus

Transkripsi:

PERANCANGAN DENTAL CHAIR PORTABLE UNTUK MENUNJANG AKTIVITAS DOKTER GIGI DILAPANGAN YANG BERBASIS ERGONOMIS La Ode Abriaman 1, Intan Kumala Sari 2, Devi Dwipriastuti 3, Nuzulia Khoiriyah 4 Fakultas Teknologi Industri Unissula 1 Laodeabriaman7@gmail.com Fakultas Kedokteran Gigi Unissula 2 Fakultas Kedokteran Gigi Unissula 3 Dosen Pembimbing Unissula 4 Abstrak Dental chair merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas dokter gigi ketika memberikan pelayanan kesehatan pada pasien. Dental chair yang selama ini ada merupakan dental chair yang didesain khusus untuk penggunaan di lokasi yang permanen seperti di poliklinik atau rumah sakit. Padahal aktivitas pelayanan kesehatan oleh dokter gigi tidak hanya dilakukan di dalam ruangan saja terkadang aktivitas tersebut dilakukan di luar ruangan seperti pada saat melakukan kegiatan bakti social. Oleh karena itu, dokter gigi memerlukan dental chair yang sifatnya portable. Dental chair portable yang selama ini ada, masih memiliki beberapa kekurangan, seperti tempat kumur, lampu, sandaran punggung dan sandaran tangan yang tidak ergonomis, dudukan yang keras. Padahal aktivitas pelayanan kesehatan gigi membutuhkan waktu yang cukup lama. Jika dental chair tidak ergonomis, maka akan menimbulkan ketidak nyamanan pada dokter gigi dan pasien yang berujung pada kelelahan dini. Oleh karena itu, perlu dibuat dental chair portable yang ergonomis agar pasien dan dokter gigi nyaman dalam beraktivitas. Perancangan dental chair portable (dentcha pro) yang penulis lakukan mengikuti prinsip-prinsip ergonomis (antrophometry), ukuran dentcha pro mengikuti ukuran dental chair yang ada di rumah sakit yang sudah dinyatakan ergonomis. Perbaikan yang penulis telah lakukan yaitu pengaturan pencahayaan lampu pada dentcha pro yang membutuhkan sinar terang namun tidak menyilaukan, pengaturan kemiringan sudut untuk sandaran punggung, penambahan sandaran tangan bagi pasien, penambahan busa pada dentcha pro, pengaturan ketinggian meja kumur bagi pasien yang sifatnya adjustable. Kata kunci: dental chair, ergonomis, potable, perancangan 1. Pendahuluan Dental chair adalah kursi kerja yang merupakan pusat dari segala aktivitas yang dilakukan oleh dokter gigi kepada pasien dengan desain yang dapat menyangga tubuh sesuai dengan anatomi tubuh manusia. (Phinney, 2013). Dental chair memiliki komponen yang sangat kompleks karena disertai dengan kompressor, lampu kerja, meja alat, dental unit, dan lain-lain. Alat ini biasanya terdapat di ruang praktik dokter gigi. Saking kompleksnya, alat ini tidak dapat dibawa kemanapun, misalnya ke tempat bakti sosial. Bentuk bakti sosial ini dapat berupa penyuluhan dan pemeriksaan gigi dan mulut. Kegiatan bakti sosial yang diadakan berupa pemeriksaan gigi dan mulut bagi para pasien dengan tindakan tertentu seperti eksodonsi, scaling, dan restorasi. Akan tetapi, prinsip ergonomi sering ditinggalkan dikarenakan keterbatasan dari alat, baik alat yang digunakan untuk melakukan tindakan maupun kursi yang menunjang pekerjaan dari operator. Kenyamanan merupakan faktor utama yang ditinggalkan, baik operator maupun pasien akan mengalami ketidaknyamana ketika dihadapkan dengan pemakaian kursi atau bangku konvensional yang selama ini masih digunakan oleh kebanyakan operator dalam pelaksanaan bakti sosial. Ketidaknyamanan ini juga dapat berpengaruh buruk terhadap postur tubuh dari operator saat pengerjaan pasien, hal ini dapat menyebabkan masalah muskuloskeletal. Menurut Abduljabbar (2000) WHO tahun 2003 melaporkan gangguan muskuloskeletal adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak terjadi dan diperkirakan mencapai 60% dari semua penyakit akibat kerja. Gangguan muskuloskletal merupakan masalah sistem muskuloskeletal yang signifikan di tempat kerja yang mempengaruhi kesehatan, produktivitas, karir dari populasi pekerja. Dokter 902

gigi di asumsikan memiliki gerakan yang statik, awkward,repetitive saat bekerja dan membutuhkan lebih dari 50% otot tubuhnya untuk berkontraksi. Sehingga prevalensi gangguan muskuloskeletal pada dokter gigi berkisar antara 63-93% (Rabiei dkk, 2012).Posisi dudukan pasien yang tidak sesuai juga dapat menyulitkan operator untuk melakukan tindakan, operator sering melakukan tindakan klinik pada pasien dengan posisi janggal dikarenakan penggunaan alat yang kurang kompetibel untuk posisi pasien. Pekerjaan operator juga dapat terganggu, posisi pasien yang tidak stabil dan sesuai dengan semestinya dapat mengganggu konsentrasi dari operator dalam melakukan tindakan, operator akan cenderung akan berfokus pada pasien dari pada pada pekerjaannya. Bila dilihat dari segi pasien, ketidaknyamanan merupakan suatu kondisi yang pastinya terjadi walaupun tentunya tidak berlangsung lama. Posisiduduk dan leher yang tidak sesuai dapan menyebabkan ketegangan otot, seperti yng diketahui sebelumnya, pada saat bakti sosial pasien akan didudukan pada kursi konvensional sementar bagian leher akan disanggah oleh asisten operator, posisi seperti ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan untuk pasien, selain itu operator juga akansulit untuk melakukan tindakan. Oleh karena itu, pelaksana membuat sebuah inovasi baru berupa Dencha-Pro sebagai dental chair portable yang ringan, nyaman dan aman. Sehingga mudah dibawa kemanapun, pasien merasa nyaman, dan dengan tetap menerapkan prinsip ergonomi, diharapkan Dencha-Pro ini dapat meminimalkan risiko muskuloskeletal disorder operator dan pasien. 2. Metode Pada penelitian dental chair portable ini menggunakan metode kuantitatif, dimana pada metode ini cenderung menggunakan pengukuran objektif terhadap sesuatu yang akan diteliti. Karena penelitian ini menggunakan metode kuantitatif maka peneliti akan menggunakan kuesioner untuk meneliti tingkat kepentingan dental chair portable terhadap kerja dokter gigi saat melakukan bakti social kebersihan gigi dan mulut. 2.1 Metode Pengumpulan Data Untuk menghasilkan dental chair portable yang ergonomis, maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah peninjauan lapangan dan penyebaran kuesioner. Adapun langkah-langkah pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Melakukan penyebaran kuesioner yang berisi pertanyaan terhadap pasien dokter gigi di rumah sakit untuk mengetahui nyaman atau tidaknya pasien saat menggunakan dental chair dengan jumlah kuesioner 30 lembar. 2. Dental chair yang ada di rumah sakit akan dijadikan rujukan ukuran dental chair portable jika hasil kuesioner menyatakan >80% dental chair nyaman, jika kuesioner <80% menyatakan nyaman, maka rujukan ukuran yang digunakan adalah antropometry tubuh manusia menurut nurmianto pada tahun 1991. Adapun posisi-posisi yang akan diukur kenyamanannya adalah posisi sandran kaki, posisi dudukan, posisi sandaran punggung, posisi sandaran tangan, dan posisi kepala. 3. Melakukan penyebaran kuesioner ke dua ditujukan untuk mahasiswa kedokteran gigi atau dokter gigi yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepentingan fitur yang diajukan oleh peneliti pada dental chair saat bakti sosial. Adapun fitur yang diajukan adalah: lampu, sandaran punggung adjustable, mini wastafel, kran air otomatis, mikromotor, dan meja peralatan. 2.2 Metode Analisis Data Untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan maka penulis melakukan perhitungan kuesioner yaitu kuesioner yang dibagikan kepada pengguna dental chair dan kuesioner kepada dokter gigi dan mahasiswa kedokteran gigi yang akan menggunakan dental chair portable. Dari hasil pengumpulan data telah dikumpulkan sebanyak 30 responden pengguna dental chair, dan 30 responden. Kuesioner yang diajukan pada pengguna dental chair berisi tentang pertanyaan apa kah posisi-posisi pada dental chair sudah nyaman, jika belum nyaman maka akan dilakukan perbaikan pada dental chair portable. Adapun posisi-posisi yang dimaksud adalah posisi sandran kaki, posisi dudukan, posisi sandaran punggung, posisi sandaran tangan, dan posisi kepala. Dan pada data kuesioner yang diajukan pada dokter gigi dan mahasiswa kedokteran gigi menunjukan apakah fitur yang diajukan penulis untuk ergonic dental chair portable diliai sangat penting atau tidak penting, jika penting maka fitur tersebut akan digunakan pada dental chair portable dan jika tidak penting maka fitur akan dihilangkan. Adapun fitur yang diajukan seperti: lampu, sandaran punggung adjustable, mini wastafel, kran air otomatis, mikromotor, dan meja peralatan. Pengukuran kuesioner yang tingkat kepentingan fitur dental chair portable menggunakan skala likert. 903

3. Hasil dan Pembahasan Setelah melakukan perhitungan terhadap kuesioner pengguna dental chair dirumah sakit didapatkan hasil bahwa pada posisi sandaran kaki, posisi duduk, sandaran punggung, dinyatakan nyaman sehingga ukuran dental chair dengan tipe Anthos A5 dapat digunakan sebagai patokan ukuran dental chair portable, namun pada posisi sandaran tangan dan posisi kepala dinyatakan tidak nyaman oleh responden sehingga posisi ini akan menggunakan antropometry tubuh manusia menurut nurmianto pada tahun 1991. Pada kuesioner yang dibagikan kepada dokter gigi dan mahasiswa dokter gigi menyatakan bahwa lampu, sandaran punggung adjustable, mini wastafel, kran air otomatis, mikromotor, dan meja peralatan sangat penting ditambahkan pada dental chair portable. 3.1 Tabel Table table dibawah ini merupakan rujukan ukuran pembuatan dental chair portable. Table1. Ukuran standar dental chair tipe anthos A5 No Ukuran/deskripsi Dimensi (cm) 1 Panjang panjang total 180 2 Tinggi total adj 3 Tinggi tempat duduk dari tanah adj 4 Tinggi sandaran dari tanah adj 5 Tinggi kursi adj 6 Tinggi sandaran dari tempat duduk adj 7 Lebar 45 8 Lebar tempat duduk 45 9 Lebar sandaran 45 10 Lebar sandaran kaki 45 11 Lebar sandaran kepala 20 12 Lebar lipatan 45 13 Panjang tempat duduk 50 14 Panjang sandaran kaki 60 15 Panjang sandaran punggung 50 16 Panjang sandaran kepala 20 Sumber: Rumah Sakit Islam Sultan agung semarang : 2014 Adj = adjustable atau ukuran berubah ubah. Tabel 2. data antropometry manusia No Dimensi tubuh Persentil 1 Tinggi tubuh posisi berdiri tegak 5% 50% 95% 146,6 159,7 173,2 2 Tinggi lutut 42,8 48,4 54,4 3 Tinggi bahu pada 50,1 56,1 62,1 posisi duduk 4 Jarak pantat ke lutut 48,8 54,1 59 5 Lebar bahu 34,2 40,4 46,6 6 Lebar panggul 29,1 33,8 39,2 7 Tinggi siku pada posisi 17,5 23 28,3 duduk 8 Jarak dari siku ke ujung jari 37,4 42,4 47,3 9 Tebal paha 11,5 14 16,5 Sumber: antropometry menurut nurmianto pada tahun 1991. Tabel-tabel dibawah ini merupakan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan. Tabel 3. Kuesioner Untuk Pengguna Dental Chair No posisi Tingkat kenyamanan nyaman nyaman 1 Posisi sandaran kaki 2 Posisi dudukan 3 Posisi sandaran punggung 4 Posisi sandaran tangan 5 Posisi kepala 1 = tidak nyaman 2 = nyaman Tabel 4. Kuesioner Dokter Gigi Dan Mahasiswa Kedokteran Gigi No Fitur dental chair Tingkat kepentingan portable 1 2 3 4 5 1. lampu 2. mini wastafel 3. pompa air otomatis 4. Sandaran punggung adjustable atau bisa naik-turun 5. Mikromotor untuk pengeboran gigi 6 Meja peralatan 1 = sangat tidak penting 2 = tidak penting 3 = cukup penting 4 = penting 5 = sangat penting Tabel tabel dibawah ini menunjukan hasil pengolahan data. 904

Tabel 5. Rekapitulasi Data Kuesioner Pengguna Dental Chair No posisi Tingkat kenyamanan jumlah 1 Posisi sandaran kaki nyaman 24 nyaman 6 2 Posisi dudukan nyaman 27 nyaman 3 3 Posisi sandaran punggung 4 Posisi sandaran tangan nyaman 25 nyaman 5 nyaman 21 nyaman 9 5 Posisi kepala nyaman 15 nyaman 15 Tabel 6. Hasil persentase kenyamanan dental chair No posisi pernyataan persentase keterangan 3 = cukup penting 4 = penting 5 = sangat penting Tabel 8. Persentase tingkat kepentingan fitur dental chair portable Tingkat kepentingan Total pertanyaan 1 2 3 4 5 p1 0% 20% 10% 0% 70% 100% p2 0% 0% 13,3% 26,7% 60% 100% p3 0% 0% 6,7% 23,3% 70% 100% p4 3,3% 0% 6,7% 10% 80% 100% p5 0% 3,3% 3,3% 10% 83,4% 100% p6 3,3% 0% 6,7% 16,7% 73,3% 100% 1 Posisi sandaran kaki 2 Posisi dudukan 3 Posisi sandaran punggung 4 Posisi sandaran tangan 5 Posisi kepala nyaman 80% Diterima nyaman 20% nyaman 90% Diterima nyaman 10% nyaman 83% Diterima nyaman 17% nyaman 70% Ditolak nyaman 30% nyaman 50% Ditolak nyaman 50% 3.2 Gambar Gambar kegiatan dokter gigi dan mahasiswa dokter gigi saat berada di rumah sakit dan di luar rumah sakit. Tabel 7. Rekapitulasi Data Dokter Gigi Dan Mahasiswa Kedokteran Gigi Tingkat kepentingan jumlah pertanyaan 1 2 3 4 5 p1 0 6 3 0 21 30 p2 0 0 4 8 18 30 p3 0 0 2 7 21 30 p4 1 0 2 3 24 30 p5 0 1 1 3 25 30 p6 1 0 2 5 22 30 P1 = lampu P2 = mini wastfel P3 = pompa air otomatis P4 = sandaran punggung adjustable P5 = mikromotor untuk pengeboran gigi P6 = meja peralatan 1 = sangat tidak penting 2 = tidak penting Gambar 1. Dental Chair Dengan Tipe Anthos A5 Gambar 2. Pemeriksaan Gigi Dan Mulut Di Rumah Sakit 905

Gambar 3. Pemeriksaan Gigi Dan Mulut Saat Melakukan Bakti Sosial Atau Di Luar Rumah Sakit sebesar 0%, maka fitur mini wastafel diterima. 3. Fitur pompa air otomatis memiliki persentase sangat penting sebesar 70% > penting sebesar 23,3%, cukup penting sebesar 6,7%, tidak penting sebesar 0%, sangat tidak penting sebesar 0%, maka fitur pompa air otomatis diterima. 4. Fitur sandaran punggung adjustable memilik persentase sangat penting sebesar 80% > penting sebesar 10%, cukup penting sebesar 6,7%, tidak penting sebesar 0%, sangat tidak penting sebesar 3,3%, maka fitur sandaran punggung adjustable diterima. 5. Fitur mikromotor untuk pengeboran gigi memiliki presentase sangat penting sebesar 83,4% > penting sebesar 10%, cukup penting sebesar 3,3%, tidak penting sebesar 3,3%, sangat tidak penting sebesar 0%, maka fitur mikromotor untuk pengeboran gigi diterima. 6. Fitur meja peralatan memiliki persentase sangat penting sebesar 73,3% > penting sebesar 16,7%, cukup penting sebesar 6,7%, tidak penting sebesar 0%, sangat tidak penting sebesar 3,3%, maka fitur meja peralatan diterima. Gambar 4. Pemeriksaan Gigi Dan Mulut Saat Melakukan Bakti Sosial Atau Di Luar Rumah Sakit 4. Kesimpulan Kesimpulan penggunaan ukuran dental chair portable: 1. Untuk pertanyaan 1,2, dan 3 menyatakan dimensi yang digunakan Anthos A5 dapat diterima sebagai rujukan dimensi ergonomic dental chair portable. 2. Untuk pernyataan 4 dan 5 yaitu posisi kepala menyatakan dimensi yang digunakan oleh dental chair tipe Anthos A5 tidak diterima/ditolak, dalam hal ini dimensi posisi sandaran tangan dan posisi kepala tidak dapat dijadikan rujukan sebagai dimensi kepala ergonomic dental chair atau menggunakan ukuran antropometry menurut nurmianto pada tahun 1991. Kesimpulan pada fitur dental chair : 1. fitur lampu memiliki persentase sangat penting sebesar 70% > penting sebesar 0%, cukup penting sebesar 10%, tidak penting sebesar 20%, sangat tidak penting sebesar 0% maka fitur lampu diterima. 2. Fitur mini wastafel memiliki persentase sangat penting sebesar 60% > penting sebesar 26,7%, cukup penting sebesar 13,3%, tidak penting sebesar 0%, sangat tidak penting Ucapan Terima Kasih Bagian ini menuliskan ucapan terima kasih pada: 1. Tuhan yang maha esa karena selalu memberikan kesehatan dan kemudahan saat melakukan penelitian ini. 2. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan dukungan kepada kami 3. DIKTI yang telah membantu dengan memberikan dana hibah sehingga kami dapat melakukan penelitian ini tanpa kesulitan dana 4. Kepada universitas Islam Sultan Agung semarang yang memberi dukungan dalam melakukan penelitian ini. 5. Nuzulia Khoiriyah ST., MT. Selaku dosen pembimbing yang membimbing kami dalam melakukan penelitian ini. 6. Serta teman-teman tim Robotik Unissula yang selalu memberi dorongan Daftar Pustaka Abduljabbra, Tariq Abdullah. 2000. Musculoskeletal Disorder among Dentist in Saudi Arabia. Pakistan Oral & Dental Journal Vol. 28 No.1 page 135-143 Harrington, J. M. 2003. Buku Saku Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC Helmi, Zairin Noor. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika Hurst, Kenneth S. 1999. Engineering Design Principles. England: Elsevier 906

Panero, Julius. 1979. Human Diemntion and Interior Space. United States: Whitney Library of Design Pheasant, S. 1986. Body Space: Anthopometry, Ergonomic, and Design. London: Taylor and Francis Phinney, Donna J. Halstead, Judy H.Dental Assisting: Comprehensice Approach. 2012. London Rabiei, Maryam, dkk. 2012. Gangguan muskuloskeletal in Dentist. International Journal Occupational Hygiene Vol. 4 No.1 page 26-40 www.iea.cc/whats/ 907