UJI KORELASI NILAI TEKSTUR CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL DIGITAL DENGAN NILAI KEPADATAN MASSA TULANG. Abstract. Intisari

dokumen-dokumen yang mirip
VOL. IX Nomor 25 Maret 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENGENALAN POLA TRABEKULA MANDIBULA PADA RADIOGRAF PERIAPIKAL DIGITAL UNTUK DETEKSI DINI RISIKO OSTEOPOROSIS

Hubungan fraksi area trabekula anterior mandibula dengan kepadatan tulang lumbar spine untuk deteksi dini osteoporosis

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang. menjadi permasalah global di bidang kesehatan termasuk di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit silent epidemic, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambaran Kepadatan Tulang Wanita Menopause Pada Kelompok X di Bandung

BAB I PENDAHULUAN. mineral tulang disertai dengan perubahan mikroarsitektural tulang,

ABSTRAK KORELASI UMUR, JUMLAH ANAK, DAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL TERHADAP KEPADATAN MASSA TULANG PADA WANITA DEWASA

BAB II KEROPOS TULANG (OSTEOPOROSIS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ketetapan resmi terkini ISCD tahun 2013 (pasien anak-anak) Dibawah ini adalah ketetapan resmi ISCD yang telah diperbaruhi tahun 2013

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB OSTEOPOROSIS. Paulus Budi Santoso ( ) Pembimbing : David Gunawan T., dr

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

OSTEOPOROSIS DEFINISI

DIAGNOSIS OF OSTEOPOROSIS FROM DENTAL PANORAMIC RADIOGRAPHS CASE REPORT

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang pada tahap awal belum

PENGUKURAN DOSIS RADIASI PADA PASIEN PEMERIKSAAN PANORAMIK. Abdul Rahayuddin H INTISARI

Abstract. Osteoporosis merupakan penyakit yang tersembunyi (silent disease) tanpa adanya tanda-tanda

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknik radiografi yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi ada dua yaitu teknik intraoral dan ekstraoral.

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa remaja memberikan dampak pada masalah kesehatan. Salah satu

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK. Jimmy Wahyu Pembimbing: Aming Tohardi, dr. MS. Wawan Kustiawan, dr., SpRad., M. Kes., DFM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Radiografi baik intra maupun ekstra oral sangat banyak pemakaiannya

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis adalah penyakit pengeroposan tulang yang banyak diderita

BAB I PENDAHULUAN. dalam pencegahannya. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT

Perancangan Sistem Aplikasi Terhadap Penentuan Tulang Osteoporosis Pada Citra X-Ray Tulang Paha Dengan Thresholding Metode Otsu

NILAI DIAGNOSTIK OSTEOPOROSIS SELF-ASSESMENT TOOL FOR ASIANS

Osteoporosis, Konsumsi Susu, Jenis Kelamin, Umur, dan Daerah, Di DKI Jakarta, Jawa Barat,

Sensivisitas, spesifisitas dan akurasi pengukuran sudut antegonial pada radiografik panoramik penderita osteoporosis

SEGMENTASI CORTICAL BONE PADA CITRA DENTAL PANORAMIC RADIOGRAPH MENGGUNAKAN WATERSHED BERINTEGRASI DENGAN ACTIVE CONTOUR BERBASIS LEVEL SET

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Para ahli tulang Indonesia sepakat bahwa dengan meningkatnya harapan

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN

MANFAAT KEBIASAAN SENAM TERA PADA WANITA TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG DI DUSUN SOROBAYAN, GADINGSARI, SANDEN, BANTUL SKRIPSI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pembentukan tulang. Salah satu penyakit yang

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PULPITIS MENGGUNAKAN METODE WATERSHED

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

POSITRON, Vol. III, No. 2 (2013), Hal ISSN :

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

EFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI

BAB I. PENDAHULUAN. berhentinya siklus menstruasi disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami

numeric rating scale (NRS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang belum dapat diselesaikan oleh negara-negara maju. dan berkembang di dunia. Studi pada tahun 2013 dari Institute for

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA

Patogenesis dan Metabolisme Osteoporosis pada Manula

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Karakteristik kasus menopause..., Herdiana Christanty Sihombing, FKM UI, 2009

Segmentasi Tulang Kortikal pada Citra Dental Panoramic Radiograph

KARAKTERISASI SQUAMOUS CELL CARCINOMA PADA RAHANG BAWAH DENGAN METODE PENGENALAN POLA PADA CITRA RADIOGRAF PANORAMIK DIGITAL

KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI KONVENSIONAL

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Minat dan kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut semakin

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Deteksi Penyakit Tulang Osteopenia dan Osteoporosis Menggunakan Metode Threshold Otsu

ANALISIS KERAPATAN TRABECULAR BONE BERBASIS GRAPH BERBOBOT PADA CITRA PANORAMA GIGI UNTUK IDENTIFIKASI OSTEOPOROSIS

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL

LATIHAN FISIK DAN OSTEOPOROSIS PADA WANITA POSTMENOPAUSE. Ni Made Sri Dewi Lestari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2006).Insidensi LLA di Indonesia 2,5-4 kasus baru per anak sehingga

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN NILAI LEMAK VISERAL. (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Undip) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH

HUBUNGAN ASUPAN MAGNESIUM DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI PENDERITA ANEMIA DI SUKOHARJO SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penurunan massa tulang dan penurunan mikro -arsitektur yang menyebabkan

PENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

ABSTRAK. Kata kunci: tingkat sosial ekonomi, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, indeks karies anak

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017

PENENTUAN DENSITAS CITRA X RAY TULANG TANGAN DENGAN METODE FRAKTAL BERBASIS ANALISIS FOURIER

ABSTRAK GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA WANITA MENOPAUSE

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. SURAT PERNYATAAN... iii. SURAT PERSETUJUAN PERBAIKAN... iv

HALAMAN PENGESAHAN KTI HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN GRADE HISTOLOGI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

ANALISIS UPTAKE TIROID MENGGUNAKAN TEKNIK ROI (REGION OF INTEREST) PADA PASIEN HIPERTIROID

BAB V KESIMPULAN. Diajukan pada Laporan Akhir Kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA FK-UGM Yogyakarta 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

Sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi pengukuran mental indeks pada radiografi panoramik wanita pascamenopause.

ABSTRAK HUBUNGAN DAN UJI VALIDITAS PENILAIAN STATUS GIZI METODE BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN BROCA

SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI ABSTRAK

BAB 4 METODE PENELITIAN. status gizi antropometri. Pengumpulan data dilakukan di TK-PAUD Alhidayah dan Pos PAUD

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS

LATIHAN, NUTRISI DAN TULANG SEHAT

BAB 5 HASIL Osteoporosis. Proporsi kasus osteoporosis dan osteoporosis berat terlihat pada gambar. berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4

UJI KORELASI HASIL EVALUASI USABILITY DAN HASIL EVALUASI ACCESSIBILITY

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.

BAB I PENDAHULUAN. tepat menghasilkan kualitas gambar intraoral yang dapat dijadikan untuk. sebelumnya (Farman & Kolsom, 2014).

Transkripsi:

UJI KORELASI NILAI TEKSTUR CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL DIGITAL DENGAN NILAI KEPADATAN MASSA TULANG Sri Lestari Prodi Teknik Elektro Fakultas Sains & Teknologi Universitas Respati Yogyakarta Jl. Laksda Adisucipto km 6,3 Depok Sleman Yogyakarta 55281 E-mail : lestari2411@gmail.com Abstract Research has been conducted to determine the correlation between the texture of the mandible trabecular bone mass density values. There are 18 post-menopausal women as subjects in this study. From each subject's image of periapical radiograph taken in the anterior mandible, and DEXA scans performed on the femoral neck (hip) and spine. The purpose of this study was to determine the relationship between the texture parameter values i.e. run percentage (RP) with a value of mandible trabecular bone mass density DEXA measurement results. Correlation test was conducted to determine the relationship of texture parameter values run percentage (RP) with a value of mandibular trabecular bone density DEXA measurement results as an indicator of osteoporosis. Results of correlation test showed that there is a negative correlation between the value of the parameter RP with bone mass density values in the hip and positively correlated between the value of RP with bone mass density in the spine strength of the correlation is very weak and not statistically significant ( p > 0,05 ). Keywords : Radiography, periapical, BMD, texture, run length Intisari Telah dilakukan penelitian untuk menentukan korelasi antara tekstur trabekula mandibula dengan nilai densitas massa tulang. Terdapat 18 wanita post-menopause sebagai subyek dalam penelitian ini. Dari masing-masing subyek diambil citra radiograf periapikal di mandibula anterior, dan dilakukan scan DEXA pada tulang pangkal paha (hip) dan tulang belakang (spine). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara nilai parameter tekstur run precentage (RP) trabekula mandibula dengan nilai densitas massa tulang hasil pengukuran DEXA. Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan nilai parameter tekstur run precentage (RP) trabekula mandibula dengan nilai densitas massa tulang hasil pengukuran DEXA sebagai indikator osteoporosis. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif antara nilai parameter RP dengan nilai densitas massa tulang pada pangkal paha (hip) dan berkorelasi positif antara nilai RP dengan densitas massa tulang pada tulang belakang (spine) kekuatan korelasi sangat lemah dan tidak signifikan secara statistik (p > 0,05). Kata Kunci : Radiografi, periapikal, BMD, tekstur, run length A. PENDAHULUAN Osteoporosis adalah suatu penyakit skeletal sistemik yang dicirikan oleh penurunan massa tulang, perubahan arsitektur tulang dan memberikan konsekuensi klinis berupa rentan terhadap

fraktur (patah tulang) dengan trauma yang ringan atau tanpa trauma. Pada umumnya, fraktur terjadi pada tulang yang memiliki banyak trabekula, yaitu pergelangan tangan (wrist), tulang belakang (spine), dan pangkal paha (femur) (Adams, 2008). Hasil analisa data risiko Osteoporosis pada tahun 2005 dengan jumlah sampel 65.727 orang yang dilakukan oleh Puslitbang Gizi Departemen Kesehatan RI dan sebuah perusahaan nutrisi dengan metode pemeriksaan DMT (densitas massa tulang) menunjukkan bahwa 2 dari 5 penduduk Indonesia memiliki risiko untuk terkena osteoporosis. Salah satu dari program pengendalian osteoporosis oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI adalah penemuan dan tatalaksana kasus (termasuk deteksi dini osteoporosis). Tujuan dari program ini adalah untuk pelaksanaan deteksi dini pada kelompok masyarakat beresiko osteoporosis, sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat osteoporosis (Kemenkes RI, 2008). Sementara itu, beberapa penelitian di bidang kedokteran gigi membuktikan bahwa terjadinya osteoporosis pada tulang paha dan tulang belakang, akan diindikasikan juga dengan osteoporosis pada tulang rahang. Pemeriksaan bone mineral density (BMD) pada kelompok yang beresiko tinggi merupakan upaya penting untuk mengurangi prevalensi osteoporosis di Indonesia (Priyana, 2007). Dual Energy X-Ray Arbsorptiometry (DEXA) merupakan metode pemeriksaan BMD yang dijadikan standar baku emas oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) (Blake dan Fogelman, 2007). Hasil pengukuran densitas massa tulang menggunakan teknik DEXA adalah nilai BMD dan T-score yang mencerminkan kepadatan tulang berdasarkan kandungan mineral dalam tulang. Menururt D Elia et al (2009). Perbedaan antara korteks dan trabekula tidak dapat ditunjukkan melalui hasil DEXA, oleh karena itu diperlukan metode yang dapat mencerminkan mikroarsitektur tulang sebagai indikator kualitas tulang selain densitas massa tulang. Radiografi periapikal merupakan salah satu teknik radiografi dental yang mencitrakan empat hingga lima gigi geligi dan daerah apikalnya (Whaites, 2007). Secara radiografis, ciri tekstur merupakan salah satu informasi penting untuk mengetahui arsitektur tulang, termasuk didalamnya adalah tulang rahang bawah (mandibula). Terdapat berbagai metode untuk ekstraksi informasi tekstur dari suatu citra, salah satunya adalah metode run length. B. KERANGKA TEORITIK Tulang adalah organ yang dinamis dan terus melakukan pemodelan kembali (remodel) di dalam dirinya selama hidup. Faktor yang berperan dalam modulasi proses remodelling ini meliputi sistem hormon dan faktor parakrin lokal seperti gravitasi, aktivitas fisik, dan pembebanan. Sel-sel yang bekerja dalam proses remodelling meliputi osteoblas sebagai sel-sel pembentuk tulang dan osteoklas sebagai sel-sel penghancur tulang (Simon, 2007). Sebuah citra radiograf dapat merefleksikan kepadatan massa tulang, histologi, dan morfologi bagian skeletal yang diperiksa. Prinsip deteksi osteoporosis adalah peningkatan

radiolusens, perubahan mikrostruktur tulang yang meliputi pembentukan banyak lubang trabekula, penipisan korteks yang pada akhirnya berakibat pada perubahan morfologi tulang, yaitu perubahan bentuk dan fraktur (Jergas, 2008). Adapun Gambar 1 merupakan deskripsi pola trabekula untuk tulang normal dan tulang yang mengalami osteoporosis. a Gambar 1. Tulang trabekula pada (a) tulang normal dan (b) tulang yang mengalami osteoporosis (Sumber: National Osteoporosis Foundation, 2008) DEXA merupakan teknik radiografi yang dijadikan standard baku emas pengukuran BMD (kepadatan tulang) untuk diagnosa osteoporosis. Adapun klasifikasi osteoporosis berdasarkan nilai T-score menurut world health organization (WHO) disajikan dalam Tabel 1. Gambar 2 menunjukkan skema dan perangkat DEXA yang menjadi gold standard untuk pemeriksaan osteoporosis. B Tabel 1. Definisi WHO mengenai osteoporosis dan osteopenia untuk interpretasi spine, hip, dan lengan hasil DEXA (sumber: Blake & Fogelman sit Kanis et al, 2007) Diagnosis T-Score Normal T -1,0 Osteopenia -2,5 < T < -1,0 Osteoporosis T -2,5 Osteoporosis berat -2,5 disertai fraktur karena penurunan kekuatan tulang

a Gambar 2. (a) skema perangkat DEXA dan (b) perangkat DEXA (Sumber: www.wikibooks.org). b Tekstur merupakan fungsi variasi gray level secara spasial, dimana terjadi pengulangan elemen-elemen tekstur dasar (texel). Run gray level adalah suatu set titik-titik pada citra yang berturutan dan berhubungan yang mempunyai nilai gray level sama. Matriks GLRL p(i,j) menyatakan berapa kali dalam satu citra muncul run dengan panjang l, dalam arah yang ditentukan, terdiri dari titik-titik dengan gray level g. (Indriyani et al, 2007; Nailon, 2010). Nilai s adalah jumlah total run dalam citra. Parameter Run percentage (RP) adalah rasio dari jumlah total run terhadap jumlah total run yang mungkin jika semua run memiliki panjang sama dengan 1. Nilai RP terendah dicapai ketika citra dengan struktur mendekati linear. M N N RP p( i, j) / n r( j) / n i 1 j 1 j 1 Parameter RP di definisikan oleh r(j), yaitu jumlah total run dengan panjang j untuk semua nilai keabuan yang mungkin. Adapun formula RP dirumuskan dalam persamaan 2.6. (2.6) C. BAHAN DAN METODE Adapun bahan adalah radiograf periapikal yang memenuhi quality assurance dan hasil pemeriksaan densitas massa tulang menggunakan DEXA untuk ke-18 subyek. Subyek adalah wanita postmenopause yang tidak menderita penyakit metabolik dan tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi metabolisme tulang.

b a Gambar 3. Seleksi ROI pada citra radiograf periapikal. (a) area persegi kecil adalah region of interest (ROI) yang dipilih di regio anterior, (b) hasil seleksi ROI Seleksi region of interest (ROI) 128 piksel x 128 piksel dari citra radiograf periapikal ditunjukkan dalam Gambar 3. Matriks gray level ditransformasi ke dalam matriks gray level run length. Ekstraksi tekstur menggunakan Matlab 2010a, yang meliputi 1(satu) parameter, yaitu RP. Uji korelasi dilakukan terhadap RP dengan nilai BMD dan T-score menggunakan software SPSS 15.0. Uji korelasi Pearson dilakukan jika data yang diuji terdistribusi normal (p>0,05), sedangkan uji korelasi Spearman dilakukan jika distribusi data tidak normal (p<0,05). D. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilaksanakan setelah memperoleh keterangan kelaikan etik penelitian dari Fakultas Kedokteran Gigi UGM. Subyek telah menandatangani informed consent. Adapun hasil DEXA untuk nilai BMD dan hasil ekstraksi parameter tekstur citra radiograf periapikal digital, disajikan dalam Tabel 2. Uji korelasi Pearson dilakukan terhadap nilai RP dengan BMD hip dan lumbar spine. Tabel 3 adalah tabel yang menunjukkan hasil uji korelasi Pearson. Berdasarkan uji korelasi pada Tabel 2. diperoleh informasi bahwa parameter RP memiliki korelasi negatif dengan kekuatan korelasi sangat lemah dengan nilai BMD hip. BMD hip merupakan nilai kepadatan massa tulang pada pangkal paha. Korelasi bernilai negatif menunjukkan bahawa nilai parameter RP berbanding terbalik dengan nilai BMD pada pangkal paha. Dengan kekuatan korelasi r = 0,033, maka korelasi tersebut tidak signifikan secara statistik (p > 0,05). BMD spine memiliki korelasi yang lemah dengan RP (r = 0,289) dan tidak signifikan secara statistik (p > 0,05). BMD spine merupakan nilai kepadatan massa tulang pada tulang belakang (lumbar spine). Adapun hubungan antara nilai parameter RP dengan BMD hip dan BMD spine ditunjukkan dalam Gambar 4 dan Gambar 5.

Parameter Run percentage (RP) adalah rasio dari jumlah total run terhadap jumlah total run yang mungkin jika semua run memiliki panjang sama dengan 1. Nilai RP terendah dicapai ketika citra dengan struktur mendekati linear. Pada tulang pangkal paha, semakin tinggi nilai BMD maka semakin rendah RP. Sebaliknya, pada tulang belakang semakin tinggi nilai BMD maka semakin tinggi pula nilai RP. Semakin tinggi nilai BMD, maka kepadatan tulang juga semakin tinggi. Nilai BMD diinterpretasikan dengan pola trabekula. Semakin menurun nilai BMD maka semakin renggang pula kepadatan pola trabekula yang dapat ditunjukkan pada radiograf. Menurut Bonnick (2004), persentase trabekula pada spine (66%) lebih tinggi daripada persentase trabekula di femoral neck (25%), sehingga tekstur trabekula pada mandibula berkorelasi lebih kuat dengan densitas massa tulang di spine. Tabel 2. Nilai BMD hip, BMD lumbar spine, dan parameter run precentage No. BMDH BMDL RP 1 0,759 1,144 0,0767 2 0,756 0,927 0,048 3 0,824 1,186 0,0845 4 0,882 0,843 0,0728 5 0,663 0,959 0,0856 6 0,837 0,953 0,0696 7 0,984 1,053 0,0686 8 0,913 0,853 0,0711 9 0,76 0,859 0,0569 10 1,008 1,212 0,0837 11 0,523 1,321 0,0842 12 0,878 1,126 0,0664 13 0,352 0,763 0,0743 14 0,751 1,118 0,0912 15 0,797 0,795 0,1083 16 0,66 0,874 0,0485 17 0,912 0,912 0,0543 18 0,671 0,84 0,0617 Table 3. Hasil uji korelasi Pearson parameter RP dengan BMD RP BMD hip r -0,033 p 0,898 BMD spine r 0,289 p 0,246

RP RP Vol. IX Nomor 25 Maret 2014 - Jurnal Teknologi Informasi ISSN : 1907-2430 0.12 0.1 0.08 Grafik RP terhadap BMD lumbar spine 0.06 0.04 0.02 0 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 BMDL Gambar 4. Grafik hubungan antara nilai RP dengan nilai BMD lumbar spine Grafik RP terhadap nilai BMD hip 0.12 0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 0 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 BMDH Gambar 5. Grafik hubungan antara nilai RP dengan nilai BMD hip Dalam penelitian ini seleksi ROI hanya dilakukan pada satu tempat saja pada citra periapikal. Minimalnya ROI yang digunakan memungkinkan hasil korelasi yang lemah antara nilai RP dengan nilai BMD, mengingat aktivitas pembebanan adalah slah satu gaya mekanika yang dialami oleh tulang, termasuk tulang pada mandibula. E. KESIMPULAN Parameter tekstur run precentage berkorelasi terbalik dan berkekuatan sangat lemah dengan BMD hip (r = - 0,033) dan berkorelasi searah lemah dengan BMD lumbar spine (r = 0,289). Namun korelasi RP dengan BMD hip dan lumbar spine tidak signifikan secara statistik (p > 0,05).

F. DAFTAR PUSTAKA Adams, J.E., 2008. Dual-Energy X-Ray Absorptiometry. In Baert, A.L., Brady, L.W., Heilmann, H.P., Knauth, M., Molls, M., Nieder, C., and Sartor, K. (eds), Medical Radiology. Diagnostic Imaging and Radiation Oncology, pp.105-124. Spinger, Heidelberg. Blake, G.M., dan Fogelman I, 2007. The role of DXA bone density scans in the diagnosis and treatment of osteoporosis. Postgrad Med J. 2007; 83:509-517, dalam Kanis, J.A., Borgstrom, F., Johnell, O., et al. 2005. Cost-effectiveness of the treatment of osteoporosis: an international perspective. Osteoporos Int 16: 15-25. D Elia, G., Caracchini, G., Cavalli, L., dan Innocenti, P., 2009. Bone fragility and imaging techniques. Clinical Cases in Mineral and Bone Metabolism 6:234-246. Indriyani, M., Santoso, I., dan Chirstyono, Y., 2007. Analisis tekstur Menggunakan Metode Run Length. Makalah seminar tugas akhir, UNDIP Semarang. Jergas, M., 2008. Radiology of osteoporosis. In Baert, A.L., Brady, L.W., Heilmann, H.P., Knauth, M., Molls, M., Nieder, C., dan Sartor, K. (eds), Medical Radiology. Diagnostic Imaging and Radiation Oncology, pp.77-104. Spinger, Heidelberg. Kemenkes RI, 2008. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1142/Menkes/SK/XII/2008 tentang Pedoman Pengendalian Osteoporosis. Nailon, W.H., 2010. Texture Analysis methods for Medical Image Characterisation. In-teh, Croatia. Simon, L.S., 2007. Osteoporosis.Rheum Dis Clin N Am 33: 149-176. Whaites, E. 2007. Essential of Dental Radiography and Radiology. 4th edition. Churchill Livingstone elsevier, London.