BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperoleh modal. Bagi perusahaan go public, beberapa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat yang mempertemukan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini ditandai dengan adanya kesepakatan dalam bidang bisnis yaitu ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun luar perusahaan. Dari dalam perusahaan yaitu seperti modal

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. mediator untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terdaftar di pasar modal sebanyak 573 emiten. Jumlah tersebut mengalami

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan berupa return dan capital gain. Investasi adalah komitmen atas

BAB I PENDAHULUAN. kurang terpecaya, karena sinyal yang diberikan bersifat costly atau. investor percaya akan kondisi perusahaan di masa mendatang.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang sangat efektif untuk

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN STOCK SPLIT (Studi Kasus Perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun )

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market).

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana modal untuk

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham dapat dikatakan merupakan indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan. Sumber dana yang diperoleh berasal dari sumber dana intern dan

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya alternatif pendanaan khususnya kebutuhan jangka panjang suatu. pendanaan perusahaan akan semakin bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai corporate action. Corporate action adalah aktivitas emiten

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. oleh manajer untuk menginformasikan prestasi prospek perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan Nomor 13 dalam Standar

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pendapatan Nasional Per Kapita berinvestasi pada saham yang dapat memberikan penghasilan (return) yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. investor yaitu laba dan rugi. Setiap investor selalu berupaya mendapatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

BAB I PENDAHULUAN. Setiap informasi mengenai aktivitas perusahaan (emiten) dipasar Modal akan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi umumnya dilakukan oleh masyarakat untuk mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pengembalian yang akan diperoleh (expected return) untuk suatu periode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini mengidentifikasikan bahwa stock split merupakan alat yang. penting dalam praktik pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional

PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus,

BAB I PENDAHULUAN. mendaftarkan sahamnya di pasar modal atau berstatus ( go public ). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Menurut Husnan (2004) nilai

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. menawarkan saham perusahaan kepada publik atau biasa disebut go public.

BAB I LATAR BELAKANG. Indonesia, tempat perdagangan saham bagi perusahaan yang sudah go public dilakukan di Bursa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemajuan perekonomian suatu negara dapat dilihat dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Investor selalu mempertimbangkan berbagai informasi yang ada untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum membuat keputusan investasi saham pada perusahaan go public

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. invetasi keuangan jangka panjang seperti, saham, obligasi, instrumen-instrumen

BAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth para

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan para investor semakin

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi, alternatif investasi pun semakin beragam.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB II PENGUMUMAN REVERSE SPLIT DAN REAKSI PASAR. aktivitas perusahaan. Telah banyak corporate action di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Amelinda Timothea Winata & Rosita Suryaningsih 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk Indonesia menurut Badan Pusat Statistik Indonesia hampir

BAB I PENDAHULUAN. akan datang dan mampu melakukan perencanaan investasi yang efektif. Investasi merupakan komitmen sejumlah dana untuk tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat dimana para investor melakukan transaksi

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

I. PENDAHULUAN. indonesia yang mengalami peningkatan antara lain nilai Gross Domestic Product

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari banyaknya perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber,

ANALISIS PENGARUH INFORMASI PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham adalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal merupakan salah satu leading indicator dalam

BAB I PENDAHULUAN. perubahan berkali-kali. Dengan adanya perubahan UUP pemerintah bertujuan

kewajiban, apabila pemegang saham tidak ingin melakukan haknya maka ia dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Likuiditas (liquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha di Indonesia berkembang cukup baik, ini dapat dilihat dengan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT OPTIMAL RANGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMECAHAN SAHAM

I. PENDAHULUAN. tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dividen yang besarnya minimal sama dengan tingkat bunga deposito atau

BAB I PENDAHULUAN. baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun pihak swasta. (Darmaji dan

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang telah melakukan Initial Public Offering (IPO) harus memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modal merupakan hal yang penting bagi perusahaan dalam mengembangkan kegiatan operasionalnya. Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh modal. Bagi perusahaan go public, beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerbitkan surat hutang, menambahkan modal atau modal disetor dan menjual atau menerbitkan sahamnya kepada masyarakat umum melalui pasar modal. Dalam pasar modal, pihak yang kelebihan dana (investor) melakukan transaksi pembelian dengan pihak yang membutuhkan dana (perusahaan). Pasar modal digunakan untuk menjembatani tujuan investor dengan perusahaan. Tujuan utama dari pihak investor dalam penanaman modal pada saham adalah mengharapkan adanya return yang maksimal dari kegiatan investasinya. Return adalah hasil yang diperoleh investor dari kegiatan investasinya pada suatu sekuritas maupun portofolio dalam periode waktu tertentu. Return merupakan suatu hal yang penting karena return menjadi salah satu faktor yang mendorong investor dalam melakukan kegiatan investasi. Return yang tinggi tersebut juga memiliki tingkat risiko (risk) yang tinggi pula, sesuai dengan prinsip investasi yaitu high risk-high return. Dengan adanya return yang tinggi, investor juga semakin termotivasi untuk melakukan kegiatan investasi walaupun risiko yang ditanggungnya itu tinggi. 12

Return yang diperoleh investor dapat berupa dividen dan capital gain. Terdapat 2 istilah dalam return yaitu expected return dan actual return. Return yang diharapkan oleh investor disebut dengan expected return, sedangkan return yang terjadi sebenarnya disebut dengan actual/realized return. Selisih antara actual return dengan expected return disebut dengan abnormal return (Jogiyanto, 2010). Abnormal return terjadi saat return yang diharapkan investor berbeda dengan yang terjadi sebenarnya. Dalam menentukan kebijakan investasi, selain melihat pada return, investor juga melihat pada laba perusahaan. Bagi sisi investor, laba perusahaan digunakan sebagai ukuran dalam menilai return berupa dividend yang akan diterimanya jika ia memutuskan untuk membeli saham perusahaan. Semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan maka dividend yang akan dibagikan kepada pemegang saham cenderung akan naik juga. Selain itu, laba juga dapat digunakan investor dalam menilai kinerja dan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Bagi sisi perusahaan, laba merupakan suatu hal yang penting. Laba atau income adalah selisih antara pendapatan yang terjadi dengan beban yang diakui pada periode berjalan. Tujuan utama dari semua perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya adalah menghasilkan laba yang tinggi atau maksimal. Selain itu, laba juga dapat menjadi ukuran yang dipakai untuk mengevaluasi kinerja dari manajemen perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasionalnya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (Latifah, 2008). 13

Laba perusahaan dipengaruhi oleh seberapa besar pendapatan yang dapat diperoleh perusahaan dalam periode tertentu. Besarnya pendapatan perusahaan dapat dipengaruhi oleh tingkat permintaan produk dari konsumen. Hal tersebut bergantung pada pemilihan kebijakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Sebagai contoh, jika kebijakan yang dilakukan perusahaan dalam suatu periode dapat meningkatkan permintaan produk dari konsumen maka laba yang diperoleh perusahaan juga akan cenderung meningkat. Dalam menentukan kegiatan investasi, investor dihadapkan pada risiko. Adanya risiko menyebabkan investor membutuhkan informasi sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi memegang peranan yang penting terhadap transaksi perdagangan di pasar modal (Kurniawati, 2003). Adanya informasi diharapkan dapat mengurangi ketidakpastian yang terjadi sehingga keputusan yang diambil investor sesuai dengan tujuan yang diharapkannya. Informasi yang dapat mempengaruhi keputusan investor berupa informasi ekonomi dan informasi perusahaan. Informasi ekonomi adalah tingkat suku bunga, inflasi, kurs Rupiah, dan kebijakan pemerintah lainnya. Informasi perusahaan adalah data-data laporan keuangan dan corporate action. Corporate action adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan yang berpengaruh pada harga saham di pasar modal. Jenis-jenis corporate action adalah pembagian dividen kas (cash dividend), pembagian dividen saham (stock dividend), pemecahan saham (stock split), penggabungan saham 14

(reverse stock split), dan lain-lain. Investor perlu memperhatikan informasi mengenai coporate action dalam membuat keputusan terkait investasinya. Menurut Rohana, dkk (2003), pemecahan saham (stock split) merupakan peningkatan jumlah saham yang beredar. Kenaikan jumlah saham yang beredar juga diikuti dengan penurunan nilai nominal saham, sesuai dengan rasio perbandingannya. Sebagai contoh, perusahaan melakukan stock split dengan ratio 1:3, ini artinya setiap satu lembar saham perusahaan dipecah menjadi tiga lembar saham dengan nilai nominal dibagi tiga. Aktivitas stock split ini tidak berakibat pada perubahan (kenaikan atau penurunan) ekuitas dari perusahaan maupun pada nilai investasi bagi pemegang saham. Kebijakan stock split ini dilakukan saat harga saham di pasar terlalu tinggi. Menurut Kieso, dkk (2011b) apabila harga suatu saham semakin tinggi maka kemungkinan saham tersebut dapat dibeli oleh masyarakat semakin kecil. Perusahaan melakukan kebijakan stock split karena manajemen perusahaan meyakini adanya manfaat dari kebijakan tersebut. Manfaatnya adalah menurunkan harga saham perusahaan yang terlalu tinggi sehingga dapat meningkatkan daya beli investor, terutama investor kecil. Harga saham yang cenderung lebih murah akan lebih terjangkau oleh investor kecil. Investor akan membeli saham karena mengharapkan adanya return saham yang tinggi. Hal ini akan menimbulkan peningkatan pada permintaan saham sehingga saham tersebut menjadi lebih liquid. Likuiditas diukur berdasarkan banyaknya frekuensi transaksi atas saham. 15

Harga saham perusahaan dapat berbeda antara sebelum dan sesudah stock split. Sebelum stock split, harga saham tinggi sehingga perusahaan melakukan kebijakan stock split untuk menurunkan harga. Lalu setelah pengumuman stock split sebagian besar harga saham akan kembali naik secara perlahan. Kenaikan harga saham ini dapat disebabkan karena adanya permintaan yang tinggi dari investor. Namun kebijakan stock split tidak selalu menunjukkan kenaikan harga saham setelah pengumuman karena terdapat kemungkinan bahwa harga saham akan naik, turun maupun stabil. Adanya perbedaan harga saham tersebut akan mempengaruhi actual return saham melalui perubahan capital gain, sehingga dapat menimbulkan perbedaan selisih antara expected return dengan actual return yang disebut dengan abnormal return (Rusliati dan Farida, 2010). Pada penelitian Rusliati dan Farida (2010), diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Saat perusahaan melakukan kebijakan stock split, saham perusahaan menjadi lebih liquid dimana penjualan saham meningkat di pasar. Semakin banyak penjualan saham maka akan terjadi peningkatan pendanaan perusahaan. Dengan dana yang meningkat itu, perusahaan dapat lebih mengembangkan kegiatan operasionalnya. Salah satu caranya adalah dengan membeli aset baru sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksinya. Meningkatnya kapasitas produksi membuat kemungkinan perusahaan untuk melakukan penjualan menjadi lebih besar dari sebelumnya sehingga laba yang dihasilkan perusahaan pun akan meningkat. Dalam penelitian Margasari, dkk 16

(2010), dinyatakan bahwa stock split berpengaruh pada laba bersih perusahaan (earning after tax). Corporate action yang lain adalah reverse stock split. Penggabungan saham (reverse stock split) berkebalikan dengan kebijakan stock split. Peristiwa reverse stock split belum banyak terjadi di Indonesia. Terbukti dengan hanya terdapat 32 peristiwa reverse stock split dalam tahun 2001-2007 di Bursa Efek Indonesia (www.ksei.co.id). Reverse stock split merupakan suatu aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk menggabungkan jumlah saham yang beredar dan meningkatkan nilai nominal saham sesuai dengan rasio perbandingannya. Kebijakan ini dilakukan perusahaan ketika harga saham dinilai terlalu rendah dan jumlah saham yang beredar sangat banyak. Menurut West dan Brouilette (1970) yang dikutip oleh Ratmawati (2007), aktivitas reverse stock split bertujuan untuk memperbaiki image perusahaan bagi para pemegang saham yang membuat pasar merespon baik atas tindakan reverse stock split. Perusahaan melakukan reverse stock split juga untuk membuat sahamnya menjadi lebih liquid. Harga saham yang terlalu rendah akan membuat saham tersebut kurang aktif diperdagangkan dan mengakibatkan jumlah lembar saham yang beredar terlalu banyak sehingga tingkat likuiditas saham rendah (Ratmawati, 2007). Pengumuman reverse stock split terkadang dianggap sebagai sinyal negatif oleh investor karena perusahaan dinilai kurang percaya diri dalam meningkatkan harga sahamnya di masa mendatang. Oleh karena itu, investor 17

memberikan reaksi yang negatif pula dengan menjual saham sehingga menyebabkan harga saham merosot karena banyaknya penawaran dibandingkan dengan permintaan. Namun, investor juga bisa bereaksi positif yaitu dengan membeli saham tersebut karena mengharapkan keuntungan dari aktivitas reverse stock split. Hal ini dapat menyebabkan harga saham dan volume perdagangan saham meningkat. Aktivitas reverse stock split diharapkan akan membuat saham menjadi lebih liquid dari sebelumnya sehingga akan terdapat perbedaan harga saham sebelum dan sesudah reverse stock split. Perubahan harga pasar saham akan berpengaruh juga pada actual return saham melalui perubahan capital gain, sehingga dapat menimbulkan perbedaan abnormal return. Dalam penelitian Savitri dan Martani (2006), dinyatakan bahwa terdapat abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah reverse stock split. Adanya perbedaan reaksi investor atas kebijakan reverse stock split juga dapat berpengaruh pada kegiatan pendanaan perusahaan. Jika pasar bereaksi positif, maka perusahaan juga memperoleh pengaruh yang positif yaitu penjualan saham dan pendanaan perusahaan meningkat. Pendanaan yang meningkat akan membuat perusahaan lebih mengembangkan kegiatan operasionalnya sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan setelah dilakukan kebijakan reverse stock split. Sebaliknya, jika pasar bereaksi negatif maka perusahaan juga akan memperoleh pengaruh yang negatif yaitu penjualan saham dan pendanaan perusahaan menurun. Oleh karena itu, akan terdapat perbedaan laba perusahaan sebelum dan sesudah reverse stock split. 18

Secara teori, stock split dan reverse stock split hanya berdampak langsung kepada jumlah saham beredar dan nilai nominal saham namun tidak berdampak kepada nilai investasi dari pemegang saham. Menurut Sutrisno (2000), terdapat dua pandangan utama mengenai stock split. Pertama, stock split hanya merupakan perubahan yang bersifat kosmetik. Kedua, stock split dapat mempengaruhi keuntungan pemegang saham, risiko saham dan sinyal yang diberikan pasar. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas stock split dan reverse stock split untuk mengetahui pengaruhnya terhadap abnormal return dan laba perusahaan. Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian Savitri dan Martani (2006). Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu: 1. Variabel penelitian Pada penelitian Savitri dan Martani (2006), variabel penelitiannya adalah return saham dan volume. Sedangkan dalam penelitian ini, variabel penelitiannya adalah abnormal return dan laba perusahaan. Hal ini dilakukan karena pada penelitian sebelumnya, volume tidak memiliki perbedaan antara sebelum dan sesudah reverse stock split. Penelitian ini menggunakan variabel laba perusahaan berdasarkan referensi dari penelitian Margasari, dkk (2010). 19

2. Periode penelitian Periode waktu yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah tahun 2001-2005, namun dalam penelitian ini periode waktunya ditambahkan yaitu tahun 2001-2011. 3. Event window Dalam penelitian ini, menggunakan event window yang lebih panjang yaitu 15 hari sebelum dan 15 hari sesudah pengumuman dimana pada penelitian sebelumnya menggunakan event window 10 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman. Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka dilakukan sebuah penelitian dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan return saham dan laba perusahaan sebelum dan sesudah aktivitas stock split dan reverse stock split yang dituangkan dalam penelitian yang berjudul ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN LABA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT ATAU REVERSE STOCK SPLIT. B. Batasan Masalah Penelitian ini fokus kepada perbedaan abnormal return dan laba perusahaan sebelum dan sesudah aktivitas stock split atau reverse stock split. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang pernah melakukan kebijakan stock split atau reverse stock split selama 20

tahun 2001-2011. Variablel laba perusahaan diukur menggunakan laba bersih perusahaan (net income). C. Rumusan Masalah Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: 1. Apakah abnormal return memiliki perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah stock split? 2. Apakah laba perusahaan memiliki perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah stock split? 3. Apakah abnormal return memiliki perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah reverse stock split? 4. Apakah laba perusahaan memiliki perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah reverse stock split? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari dilakukannya penelitian ini yaitu: 1. Memperoleh bukti empiris mengenai perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah stock split. 2. Memperoleh bukti empiris mengenai perbedaan laba perusahaan yang signifikan sebelum dan sesudah stock split. 3. Memperoleh bukti empiris mengenai perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah reverse stock split. 21

4. Memperoleh bukti empiris mengenai perbedaan laba perusahaan yang signifikan sebelum dan sesudah reverse stock split. E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, yaitu: 1. Bagi perusahaan/emiten Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi, masukan, dan bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan perusahaan untuk melakukan stock split dan reverse stock split. 2. Bagi investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan bahan referensi dalam pengambilan keputusan terkait dengan investasinya pada saham perusahaan yang melakukan kebijakan stock split dan reverse stock split dilihat dari tingkat signifikan perbedaan abnormal return dan laba perusahaan. 3. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai kondisi dalam pasar modal Indonesia dengan adanya kebijakan perusahaan dalam melakukan stock split dan reverse stock split mengenai perbedaan abnormal return dan laba perusahaan. 22

4. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang ingin mendalami dan meneliti mengenai perbedaan abnormal return dan laba perusahaan sebelum dan sesudah stock split dan reverse stock split. F. Sistematika Penulisan Pembahasan dalam skripsi ini akan dibagi menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Telaah Literatur Bab ini berisi dasar-dasar teori mengenai pasar modal, saham, stock split, reverse stock split, abnormal return dan laba, serta perumusan hipotesis. Bab III Metodologi Penelitian Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis. 23

Bab IV Analisis dan Pembahasan Bab ini berisi tentang deskripsi penelitian yang diperoleh dari pengolahan data-data yang telah dikumpulkan, pengujian, analisis hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian serta saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya. 24