BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan prasarana transportasi terus mengalami perkembangan yang pesat,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan industri di Indonesia, mendorong

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan di dalam Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 pasal 3.

BAB I PENDAHULUAN. Kelelahan merupakan masalah yang umum dialami banyak orang. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada (1).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. terjadinya gangguan kesehatan seperti kelelahan kerja.

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

I. PENDAHULUAN. Masyarakat sangat bergantung dengan angkutan umum sebagai tranportasi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap kemajuan, Indonesia merupakan negara yang sangat

BAB 1 : PENDAHULUAN. depresi akan menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung.untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini kondisi jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Desain stasiun kerja akan berpengaruh pada sikap kerja yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat transportasi yang aman dan nyaman. Salah satu mode transportasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan meningkatnya transaksi perdagangan luar negeri. Transaksi

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. khusus guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 123

BAB I PENDAHULUAN. dalam seluruh aktifitas kehidupan manusia untuk meningkatkan taraf hidup. membentuk energi listrik (

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan berkeadilan. Sedangkan misinya yaitu meningkatkan derajat kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

Alat Transportasi Masa Lalu dan Masa Kini

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperhatikan manusia sebagai human center dari berbagai aspek. Kemajuan

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi akan terus bertambah seiring dengan semakin tingginya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,

MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu ilmu tentang mengantisipasi,

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan.

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun 2015 ini," ujar Andi G Wirson. Hal tersebut menandakan bahwa

BAB 6 HASIL PENELITIAN

TATA LETAK PABRIK. A. Lokasi Pabrik. Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara sedang berkembang banyak menghadapi permasalahan transportasi

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

I. PENDAHULUAN. oleh keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menjanjikan terutama di Pulau Bali. Karena Pulau Bali di kenal

HUBUNGAN SIKAP KERJA STATIS TERHADAP NYERI BAHU PADA PEKERJA MEMBATIK TULIS DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi yang menuntut produktivitas tinggi. Produktivitas dan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak pekerjaan yang dilakukan dengan. menjadi lebih dominan yang dialami oleh pekerja. Di sisi lain, ternyata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta

Kompilasi Data Transportasi, 2015

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN TRANSPORTASI PENERBANGAN KOMERSIAL

BAB I PENDAHULUAN. efisien, sehingga pesawat udara adalah pilihan yang tepat dalam transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat kuno sampai pada masyarakat modern saat ini. Aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek. Arus barang domestik dan internasional dalam era globalisasi dewasa ini

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Nita, Kecamatan Maumere,

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

Pesawat Polonia

BAB I PENDAHULUAN BAB II Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan yang luas maka modal transportasi udara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan keselamatan penerbangan merupakan hal yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR

Survei Bidang Transportasi, 2010

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari

Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana dan prasarana transportasi terus mengalami perkembangan yang pesat, hal ini mengakibatkan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan infrastruktur transportasi yang memadai. Untuk itu diperlukan sarana dan prasarana penunjang transportasi baik darat, laut maupun udara guna menjangkau sejumlah daerah untuk menunjang pertumbuhan di daerah tersebut. Salah satunya transportasi udara yang menjadi media transportasi paling berpengaruh pada saat ini karena lebih cepat dan efisien. Dalam pemenuhan sarana transportasi udara diperlukan sebuah bandara untuk mengatur jalannya transportasi udara tersebut. Untuk menjalankan operasional transportasi udara itu memerlukan kerjasama antar lintas sektor, salah satunya adalah para pekerja porter airlines yang ikut andil dalam menunjang kegiatan tersebut. Namun dalam pekerjaan mereka sehari hari para pekerja porter airlines ini tidak akan pernah terlepas dari berbagai macam kelelahan akibat kerja yang akan berpengaruh terhadap kehidupan mereka sehari - hari. Tenaga kerja Porter Airlines merupakan salah satu bagian dari masyarakat pekerja perlu mendapat perhatian karena proses kerja yang mereka lakukan banyak mengandung resiko terhadap kesehatan. Tenaga kerja porter airlines adalah semua tenaga kerja yang terdaftar pada pelabuhan setempat yang melakukan pekerjaan porter airlines di pelabuhan (KepMen,No 25). Pada umumnya pekerja tersebut menggunakan tubuh sebagai alat angkut seperti memikul,menjinjing maupun memanggul. Jarak angkut yang di tempuh dalam mengangkat tergantung dari lokasi awal barang ke tempat yang dituju. (1) 1

2 Dalam Undang-Undang RI No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dikatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujuan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Salah satu gejala gangguan kesehatan pada pekerja yang timbul akibat pekerjaan adalah kelelahan. (2) Kelelahan adalah suatu mekanime perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat, namun kelelahan tersebut dapat juga beresiko bila tidak ada penanganan secara lanjut. Resiko dari kelelahan kerja tersebut diantaranya adalah terjadi stress akibat kerja, penyakit akibat kerja dan terjadi kecelakaan akibat kerja. (3) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementrian Tenaga Kerja Jepang terhadap 12.000 perusahaan yang melibatkan sekitar 16.000 pekerja di negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa ditemukan 65% pekerja mengeluhkan kelelahan fisik akibat kerja rutin, 28% mengeluhkan kelelahan mental dan sekitar 7% pekerja mengeluh stress berat dan merasa tersisihkan. 4 Miranti (2008) mengutarakan hasil penelitian yang dilakukan pada salah satu perusahaan di Indonesia tahun 2008 khususnya pada bagian produksi mengatakan rata-rata pekerja mengalami kelelahan dengan mengalami gejala sakit di kepala, nyeri di punggung, pening dan kekakuan di bahu. (5) Di Indonesia permasalahan kelelahan kerja termasuk masalah kesehatan nasional. Dari hasil penelitian di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Surabaya tahun 2011 menunjukkan bahwa dari 47 tenaga kerja sebagian besar mengalami tingkat kelelahan sedang sebanyak 27 orang (57,4%) dan 20 orang (42,6%) mengalami tingkat kelelahan ringan. Dari hasil analisa data terdapat hubungan antar faktor individu dengan perasaan kelelahan kerja. Dari penelitian ini sebagian besar tenaga

3 kerja berusia >30 tahun (80,9%), dengan tingkat pendidikan SMA (74,5%), menikah (91,5%), masa kerja >10 tahun (66,0%), status gizi gemuk (53,2%) mengalami tingkat kelelahan sedang. (6) Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwasanya ada beberapa faktor yang beruhubugan dengan terjadinya kelelahan pada pekerja dibagian produksi. Hasil penelitian yang dilakukan Paulina (2008) pada bagian produksi menunjukkan adanya hubungan antara tekanan panas, umur dan masa kerja dengan kelelahan kerja. Hasil penelitian yang dilakukan Muftia (2008) pada bagian produksi menunjukkan adanya hubungan antara tingkat kebisingan dengan kelelahan kerja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kimberly (2009) pada pekerja pabrik bagian produksi menunjukkan adanya hubungan antara shift kerja dengan kelelahan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Eraliesa (2008) menunjukkan adanya hubungan antara status perkawinan dan status gizi dengan kelelahan kerja. (7) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fandrik E mengenai Hubungan Faktor Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Porter Airlines Di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008 diketahui 61,5% pekerja mengalami kelelahan kerja tinggi dimana ada hubungan yang signifikan antara umur, status perkawinan, status gizi dan masa kerja dengan kelelahan kerja, dan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kelelahan kerja. (4) Kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh Moch Noval mengenai Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan pada Pekerja Diproses Produksi Kantong Semen PBD PT Indocement Tunggal Prakarsa TBK Citeureuo Bogor Tahun 2010 diketahui 61,4% pekerja mengalami kelelahan kerja dimana ada hubungan yang signifikan antara kebisingan, status perkawinan, dan shift kerja

4 dengan kelelahan kerja, dan tidak ada hubungan yang signifikan antara tekanan panas, umur, masa kerja, dan kebiasaan merokok dan status gizi dengan kelelahan kerja. (5) Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu kerja sehari maksimum adalah 8 jam kerja dan sebaliknya adalah waktu istirahat (untuk kehidupan keluarga dan sosial kemasyarakatan). Memperpanjang waktu kerja lebih dari itu hanya akan menurunkan efisiensi kerja, meningkatkan kelelahan, kecelakaan dan penyakit akibat kerja. (8) Bandara Internasional Minangkabau mulai beroperasi pada tahun 2005 dan dikelola oleh beberapa perusahaan yaitu PT. Angkasa Pura II dan PT. Gapura Angkasa. PT. Angkasa Pura II merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia yang bergerak dibidang transportasi udara yang menangani aktivitas sehari hari dari bandara salah satunya yaitu bagian pengiriman barang atau kargo sedangkan PT. Gapura Angkasa khusus menangani barang barang penumpang untuk airlines yang memakai jasa bandara. Perusahaan terbagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian kepegawaian, kargo, personalia, operasional, administrasi dan maintenance. Pada bagian gudang kargo inilah terdapat pekerja porter airlines yang disebut porter dan bertugas memindahkan barang. Meskipun sebagian pekerjaan sudah menggunakan mesin, namun lebih dominan pekerjaan yang dilakukan secara manual seperti, memindahkan barang ke mobil pengangkutan, mengangkat barang ke mesin detektor, mendorong hand pallet, memindahkan barang dari hand pallet ke pesawat, dan kegiatan manual lainnya yang dapat menimbulkan kelelahan kerja yang signifikan. Berdasarkan survei awal yang dilakukan terhadap pekerja porter airlines di Bandara Internasional Minangkabau, sebagian besar pekerjaan dilakukan dengan cara manual handling. Pekerjaan dilakukan dengan memindahkan barang dari

5 pesawat dengan menggunakan forklift, setelah barang sampai di luar pesawat pekerjaan dilanjutkan dengan mengangkat barang dengan troli atau hand pallet kemudian dipindahkan ke atas kendaraan. Dari survei tersebut didapatkan juga kesimpulan berupa rata-rata dari setiap shift kerja pada unit kargo ini mempunyai jam kerja ±12 jam per harinya ditambah lembur dengan ketentuan selama 3 hari kerja dan 1 hari libur dan bekerja secara terus menerus termasuk hari libur nasional kecuali cuti yang diajukan oleh pekerja. Selain itu jumlah barang yang diangkat tiap kedatangan pesawat minimal 2 ton yang dilakukan secara bertahap. Dengan demikian, dapat dilihat kelelahan kerja yang dialami oleh pekerja porter airlines tergolong besar. Selain itu, pengulangan gerakan dan tidak adanya jadwal istirahat yang teratur diakibatkan penerbangan yang padat dapat mengakibatkan kelelahan kerja yang cukup berat. Selain wawancara peneliti juga melakukan observasi untuk melihat beban kerja saat bekerja. Hasil observasi yang dilakukan menunjukkan rata-rata pekerja memiliki aktivitas kerja tinggi yang berisiko terhadap penurunan kerja fisik akibat kelelahan dikarenakan jam kerja yang tinggi dan beban kerja yang besar. Hal ini dikarenakan semakin besar beban kerja yang harus diselesaikan maka semakin besar pula dampak kelelahan kerja yang ditimbulkan. Kemudian dari hasil wawancara kepada kepala bagian kargo, pengawas dan bagian operasional didapatkan bahwa semua pekerja pernah mengeluhkan kelelahan akibat kerja. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor yang menyebabkan kelelahan pada pekerja porter airlines Bandara Internasional Minangkabau tahun 2013.

6 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang disebutkan pada latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah: Apa saja Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Porter Airlines Di Bandara Internasional Minangkabau Tahun 2013 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Porter Airlines Di Bandara Internasional Minangkabau Tahun 2013. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya distribusi frekuensi kelelahan kerja pada pekerja Porter Airlines Bandara Internasional Minangkabau. 2. Diketahuinya distribusi frekuensi beban kerja pada pekerja Porter Airlines Bandara Internasional Minangkabau. 3. Diketahuinya distribusi frekuensi umur pada pekerja Porter Airlines Bandara Internasional Minangkabau. 4. Diketahuinya distribusi frekuensi masa kerja pada pekerja Porter Airlines Bandara Internasional Minangkabau. 5. Diketahuinya distribusi frekuensi kebiasaan merokok pada pekerja Porter Airlines Bandara Internasional Minangkabau. 6. Diketahuinya distribusi frekuensi status perkawinan pada pekerja Porter Airlines Bandara Internasional Minangkabau. 7. Diketahuinya hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja Porter Airlines Bandara Internasional Minangkabau.

7 8. Diketahuinya hubungan umur dengan kelelahan kerja pada pekerja Porter Airlines Bandara Internasional Minangkabau. 9. Diketahuinya hubungan masa kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja Porter Airlines Bandara Internasional Minangkabau. 10. Diketahuinya hubungan kebiasaan merokok dengan kelelahan kerja pada pekerja Porter Airlines Bandara Internasional Minangkabau. 11. Diketahuinya hubungan status perkawinan dengan kelelahan kerja pada pekerja Porter Airlines Bandara Internasional Minangkabau. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya bidang kesehatan dan keselamatan kerja. Bidang kesehatan dan keselamatan kerja yang dikaji berkaitan dengan kelelahan di lingkungan kerja, khususnya mengenai faktor yang menyebabkan kelelahan kerja serta akibat kelelahan kerja yang mungkin ditimbulkan. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan kondisi lingkungan kerja yang sesuai dengan syarat kesehatan. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk memperoleh data mengenai beberapa kondisi kelelahan kerja dann faktor penyebabnya yang dialami oleh pekerja Porter Airlines di Bandara Internasional Minangkabau Tahun 2013. Selain itu pekerja dapat meningkatkan kemampuan untuk melakukan pengendalian kelelahan kerja yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja dengan mempertimbangkan faktor - faktor yang mempengaruhinya guna mencegah terjadinya keluhan kelelahan kerja akut.

8 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini berkaitan dengan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Porter Airlines Di Bandara Internasional Minangkabau Tahun 2013. Pelaksanaan penelitian berlokasi di Bandara Internasional Minangkabau. Penelitian dilakukan pada pada bulan November 2013 - Januari 2014 dengan objek penelitian adalah pekerja Porter Airlines di Bandara Internasional Minangkabau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi faktor risiko yang mempengaruhi kelelahan kerja yang dialami oleh pekerja. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Analisis data yang digunakan adalah analisis data univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi suatu variabel dan bivariat mengetahui hubungan antar variabel. Penelitian ini menggunakan data primer melalui wawancara secara langsung kepada para pekerja dengan menggunakan kuesioner dan melakukan observasi lapangan serta menggunakan data sekunder yang didapatkan dari Bandara Internasional Minangkabau untuk kelengkapan hasil penelitian yang lebih akurat.