BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam manajemen sumber daya manusia. Hal ini secara langsung maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu komponen penting dalam

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan suatu organisasi, khususnya di bidang bisnis. Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan generasi muda menjadi Sumber Daya Manusia yang tangguh

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN. karena elemen manusia dalam perusahaan sebagai perencana, pelaksana dan pengendali

BAB I PENDAHULUAN. karena di lembaga inilah setiap anggota masyarakat dapat mengikuti proses

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan kepuasan kerja guru. Kepuasan kerja (job satisfaction) guru merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurul Hakimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan kepuasan yang dirasakan seorang pekerja secara

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan melalui hubungan dengan rekan kerja. Oleh karena itu, hubungan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan. Kepuasan dalam menjalankan tugas merupakan aspek penting

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya sesuai dengan UU RI No. 20

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa komponen yang saling terkait. Adapun komponenkomponen

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, visi dan misi dari perusahaan. karyawan serta banyaknya karyawan yang mangkir dari pekerjaannya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perusahannya. Kendala tersebut dapat berupa faktor-faktor. memiliki strategi untuk menghadapi persaingan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama yang sangat

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju. peningkatan sumber daya manusia. Mulyasa (2011:3) mengemukakan:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan tenaga - tenaga terampil dan cerdas di dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi berbagai masalah sesuai dengan tuntunan zaman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. Isu sentral yang sering dijadikan kajian berkaitan dengan sumber daya

PERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **)

BABI. dengan keterampilan yang dimilikinya. Pendidikan yang berkualitas akan. penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas pula.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Unsur sumber daya manusia memegang peranan sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan dan peran serta masyarakat. organisasi, di antaranya sumberdaya manusia pegawai. Pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini adalah perusahaan jasa di bidang transportasi. Sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, sumber daya alam dan sumber-sumber ekonomi lainnya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya.

PERANAN MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA DOSEN DI KOTA BATAM. Mira Yona Dosen Tetap Prodi Manajemen Universitas Riau Kepulauan Batam

Perilaku Kepemimpinan Transpormasional Kepala SMA di Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN. ataupun sebuah perusahaan. Agar seluruh aktivitas perusahaan berjalan dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan harus mampu berproduksi secara efektif dan efisien untuk membangun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan. Profesi guru

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang memiliki prospek yang baik dan terus berkembang. Perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru memusatkan perhatianya kepada investasi sumber daya manusia yang dapat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian besar lainnya masih memprihatinkan. Peningkatan mutu pendidikan dewasa ini merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditundatunda lagi. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan terutama oleh keberadaan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, yang hanya dapat dihasilkan lewat pendidikan yang berkualitas pula. Organisasi yang baik dalam segi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan maupun sarana teknologi yang dimiliki, semuanya itu tidak akan bisa berjalan apabila tidak ada faktor manusia yang menggerakkannya. Seseorang pada umumnya mulai awal bekerja hanya untuk mendapatkan upah sebagai hasil jerih payahnya dan sebagai balas jasanya guna mencukupi kebutuhan pokoknya,

2 disamping itu juga perasaan takut menganggur. Perkembangan berikutnya di samping uang juga ada faktor lain yang memotivasi seseorang bekerja. Seseorang yang bekerja akan bersaing dengan orang lain dalam hal ini sesama pekerja untuk mendapatkan upah dan prestasi yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhannya yang selalu berkembang, kemudian seseorang juga menuntut hal-hal lain demi kepuasan kerjanya, antara lain di lingkungan kerja yang menyenangkan, yang meliputi kondisi lingkungan, hubungan dengan unsur pimpinan, keamanan, kenyamanan, serta hubungan dengan sesama pekerja. Kepuasan kerja (job satisfaction) guru merupakan sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia, karena secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi produktivitas kerja. Suatu gejala yang dapat membuat rusaknya kondisi organisasi sekolah adalah rendahnya kepuasan kerja guru di mana timbul gejala seperti kemangkiran, malas bekerja, banyaknya keluhan guru, rendahnya prestasi kerja, rendahnya kualitas pengajaran, indisipliner guru dan gejala negatif lainnya. Sebaliknya kepuasan yang tinggi dinginkan oleh kepala sekolah karena dapat dikaitkan dengan hasil positif yang mereka harapkan. Kepuasan kerja yang tinggi menandakan bahwa sebuah organisasi sekolah telah dikelola dengan baik dengan manajemen yang efektif. Kepuasan kerja yang tinggi menunjukkan kesesuaian antara harapan guru dengan imbalan yang disediakan oleh organisasi. Beberapa alasan mengapa kepuasan kerja guru dalam tugasnya sebagai pendidik perlu untuk dikaji lebih lanjut: pertama, guru memainkan peranan yang begitu besar di dalam sebuah negara. Tugas mereka bukan hanya sekedar

3 memberikan pelajaran seperti yang terkandung di dalam garis besar pengajaran dalam kurikulum formal, malah meliputi seluruh aspek kehidupan yang lain mungkin tidak tercantum dalam mata pelajaran secara nyata, tetapi meliputi pelajaran-pelajaran yang terkandung dalam kurikulum yang tersembunyi dalam sistem pendidikan negara. Kemajuan suatu bangsa punya kaitan erat dengan pendidikan. Pendidikan disini bukan sekedar sebagai media (perantara) dalam menyampaikan kebudayaan dari generasi ke generasi, melainkan suatu proses yang diharapkan akan dapat mengubah dan mengembangkan kehidupan berbangsa yang baik. Bagi suatu bangsa yang sedang membangun terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang kian canggih. Semakin akurat para guru melaksanakan fungsinya, semakin terjamin, tercipta, dan terbinanya kesiapan dan keandalan sebagai manusia pembangunan. Oleh karena itu peningkatan kepuasan kerja yang diperoleh para guru akan mendorong guru untuk melaksanakan fungsinya sebaik mungkin. Kedua, adanya fenomena mengenai penurunan kinerja guru, hal ini dapat terlihat dari guru yang mangkir dari tugas, guru yang mengajar saja tapi fungsi mendidiknya berkurang. Sebagaimana pernah disinggung oleh Menteri Pendidikan Nasional: Akhir-akhir ini jumlah tenaga guru semakin sedikit, sebaliknya jumlah pengajar terus membengkak. Menurut Menteri Pendidikan Nasional dalam sambutan pelantikan rektor Universitas Surabaya (Unesa) di Surabaya mengatakan : Indonesia saat ini minus tenaga guru, yang banyak adalah tenaga pengajar. Dia bekerja per jam, dan setiap jam minta bayaran.

4 Guru, menurut Menteri, lebih dari sekedar pengajar. Guru merupakan pusat teladan dan panutan. Guru punya pengaruh terhadap siswanya. Apa yang dilontarkan tersebut bisa disebabkan oleh rendahnya kepuasan kerja guru sehingga guru tidak lagi menghayati peranannya sebagai seorang pendidik. Ketiga, peningkatkan mutu pendidikan secara formal aspek guru mempunyai peranan penting dalam mewujudkannya, disamping aspek lainnya seperti sarana/prasarana, kurikulum, siswa, manajemen, dan pengadaan buku. Guru merupakan kunci keberhasilan pendidikan, sebab inti dari kegiatan pendidikan adalah belajar mengajar yang memerlukan peran dari guru di dalamnya. Salah satu hal yang patut dipertimbangkan adalah bagaimana upaya untuk meningkatkan kualitas guru adalah dengan cara meningkatkan kepuasan kerjanya, sebab dengan kepuasan guru yang meningkat maka guru akan berusaha untuk meningkatkan profesi dan mutunya dengan demikian diharapkan keberhasilan pendidikan akan tercapai. Kepuasan kerja guru itu bisa dilaksanakan dengan beberapa cara diantaranya adalah organisasi dapat membuat disiplin kerja yang berpihak pada kesejahteraan guru, terbuka dan menekankan pada prestasi, bisa pula kepuasan ditingkatkan menggunakan faktor motivasi terutama motivasi berprestasi guru, karena tugas guru menyangkut dengan keberhasilan siswa yang merupakan keberhasilan pendidikan. Keempat, otonomi daerah yang menumbuhkan kesadaran pentingnya pembangunan kualitas SDM di masyarakat adalah menjadi tugas Pemkab/Pemkot dan Depdiknas. Depdiknas berupaya menghasilkan SDM unggul yang dapat

5 menjawab tantangan pembangunan, dan kualitas SDM akan dirasakan bagi keberlangsungannya pembangunan daerah. Keberhasilan otonomi daerah mempersyaratkan tersedianya SDM unggul untuk menggali dan mengembangkan potensi daerahnya. Dalam hubungannya dengan kepuasan kerja, tidak lepas dari kompensasi yang diberikan terhadap guru. Pemerintah menaruh perhatian dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 40 ayat 1 yang berbunyi: pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh : 1. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai 2. Penghargaan sesuai tugas dan prestasi kerja 3. Pembinaan karier sesuai dengan pengembangan kualitas 4. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan atas hasil kekayaan intelektual. 5. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, fasilitas untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh banyak faktor dan salah satu diantaranya adalah lingkungan kerja. Kondisi lingkungan kerja yang menyenangkan, seseorang akan mendapatkan suatu ketenangan kerja dalam bekerja sehingga secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kepuasan kerjanya, di mana apabila seorang unsur pimpinan berusaha memperhatikan dan memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut diatas yaitu menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan, diharapkan akan menimbulkan suatu kepuasan kerja bagi para pekerjanya atau dalam penelitian ini guru kelas. Dorongan seseorang untuk bekerja dipengaruhi adanya kebutuhan yang harus dipenuhi dan tingkat kebutuhan yang berbeda pada setiap guru, sehingga dapat terjadi perbedaan motivasi dan disiplin kerja dalam berprestasi. Kondisi

6 yang ada saat ini pada guru SMA Negeri Sub Rayon 2 Kabupaten Purworejo dijumpai masih adanya guru sering datang terlambat masuk kerja, adanya sebagian guru tidak datang ke sekolah karena tidak ada jam mengajar, bersikap pasif terhadap pekerjaan, tidak tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaannya, dan masih ada sebagian guru meninggalkan tugas pada jam mengajar tanpa keterangan yang sah. Kondisi tersebut merupakan permasalahan bagi unsur pimpinan untuk memberikan motivasi dan disiplin bagi guru, agar dapat melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Perlu menciptakan suatu kondisi yang dapat memberikan kepuasan kerja guru, mengingat bahwa motivasi dan disiplin kerja guru SMA Negeri Sub Rayon 2 belum optimal dalam mencapai kinerja yang diharapkan, misalnya: keterlambatan masuk kerja, tidak adanya pemberian penghargaan bagi guru yang berprestasi, mengakibatkan pekerjaan tidak memenuhi target, dan sering terlambat selesai. Berawal dari kondisi ketidak sempurnaan manusia, tempat kesalahan dan kekhilafan, maka setiap organisasi perlu memiliki berbagai ketentuan tentang disiplin kerja guru, yang harus ditaati oleh para guru, kondisi yang seharusnya terjadi pada SMA Negeri Sub Rayon 2 Purworejo yang memiliki cukup potensi untuk dapat bekerja secara optimal dengan meningkatkan disiplin kerja guru agar dapat menjawab tantangan reformasi dan memberikan kontribusi terhadap tugas pokok dan fungsi SMA Negeri Sub Rayon 2 Purworejo secara lebih optimal. Konsekuensi logis dari tuntutan-tuntutan tersebut maka unsur pimpinan harus selalu melakukan pembinaan dan pengembangan guru secara terpadu dan

7 berkelanjutan, agar guru dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan teknologi dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Gambaran tersebut nampak begitu besar dan berat beban unsur pimpinan untuk meningkatkan disiplin kerja guru dalam menghadapi masa depan. Kondisi tersebut perlu dirumuskan secara lebih rinci tentang usaha-usaha yang harus dilakukan guna melakukan pembinaan kinerja guru, supaya gurubersedia bekerja sesuai dengan ketentuan disiplin guru, maka SMA Negeri Sub Rayon 2 Purworejo melalui unsur pimpinannya harus berusaha dengan memberikan motivasi kepada para guru dengan baik. Suatu pendekatan yang dilakukan oleh unsur pimpinan dalam organisasi dalam rangka penyatupaduan orang-orang ke dalam situasi kerja tertentu melalui kepemimpinan partisipatif, komunikasi persuasif dan pemberian motivasi, secara tepat dan terus menerus sehingga guru mampu bekerja dengan penuh semangat kerja sama dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja, disiplin kerja, serta menumbuhkan kepuasan kerja baik kepuasan ekonomis, psikologis dan sosial. Melihat kenyataan di atas, SMA Negeri Sub Rayon 2 Purworejo sudah saatnya meningkatkan unsur pimpinan untuk dapat lebih banyak memberikan kesempatan kepada guru dalam mengembangkan sumber daya manusia agar lebih berprestasi dalam melaksanakan tugas pelayanan, terlebih lagi dalam rangka otonomi daerah. Berdasarkan kajian diatas, kiranya perlu dirumuskan secara mendalam, usaha-usaha secara terpadu dan berkesinambungan melalui kontribusi kompensasi, disiplin kerja, dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri Sub Rayon 2 Purworejo.

8 B. Identifikasi Masalah 1. Terdapat cukup banyak faktor yang dimungkinkan mempengaruhi kepuasan kerja guru seperti sarana prasarana pendidikan, siswa, kurikulum, motivasi, manajemen pengembangan sumber daya manusia (guru), Kompensasi, iklim organisasi. 2. Kepuasan kerja guru memberikan sumbangan terhadap terciptanya kinerja guru. Kepuasan kerja atau ketidak puasan kerja timbul karena faktor-faktor yang bersifat materi maupun non materi. 3. Kepala sekolah dalam melaksanakan tugas kepemimpinan ada yang sudah memiliki kemampuan mengamalkan fungsi-fungsi manajemen sementara yang lain belum. 4. Lingkungan kerja di sekolah belum kondusif dan motivasi kerja yang masih kurang dari para guru. C. Pembatasan Masalah Karena keterbatasan peneliti dalam hal waktu, tenaga dan biaya, serta untuk menjaga agar penelitian lebih terarah dan fokus, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagi berikut: 1. Adanya kompensasi yang kurang mencukupi sehingga membuat kurang maksimalnya guru dalam bekerja.

9 2. Disiplin kerja yang rendah mengakibatkan kurangnya pembelajaran yang optimal dan mengakibatkan ketidakpuasan guru dalam bekerja 3. Lingkungan kerja yang kurang kondusif mengakibatkan ketidakpuasan guru dalam bekerja. 4. Kepuasan kerja guru akan dititik beratkan pada masalah sikap guru yang positif maupun negatif, didasarkan oleh cara pandang (persepsi) guru yang bersangkutan terhadap pekerjaannya sebagai pengajar dan pelaksana pendidikan di sekolah. 5. Kurangnya motivasi bekerja para guru sehingga mengakibatkan mutu pembelajaran yang rendah. D. Rumusan Masalah 1. Apakah terdapat kontribusi kompensasi, disiplin kerja, dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri Sub Rayon 2 Purworejo? 2. Apakah terdapat kontribusi kompensasi terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri Sub Rayon 2 Purworejo? 3. Apakah terdapat kontribusi disiplin kerja terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri Sub Rayon 2 Purworejo? 4. Apakah terdapat kontribusi lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri Sub Rayon 2 Purworejo?

10 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis dan menguji kontribusi kompensasi, disiplin kerja, dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri Sub Rayon 2 Purworejo. 2. Untuk menganalisis dan menguji kontribusi kompensasi terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri Sub Rayon 2 Purworejo. 3. Untuk menganalisis dan menguji kontribusi disiplin kerja terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri Sub Rayon 2 Purworejo. 4. Untuk menganalisis dan menguji kontribusi lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri Sub Rayon 2 Purworejo. F. Manfaat Penelitian Jika tujuan penelitian ini tercapai, maka hasil penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan pendidikan, baik secara teoritis maupun praktis. 1. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan teori-teori tentang kontribusi kompensasi, disiplin kerja, dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja guru. 2. Secara praktis a. Bagi Dinas, penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pengelola pendidikan di Purworejo pada umumnya, juga pada jajaran Dinas

11 Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo untuk dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam memberikan pembinaan kepada kepala sekolah dan guru-guru lain. b. Bagi sekolah, maupun kepala sekolah untuk meningkatkan atau mengembangkan kontribusi kompensasi, disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja guru sehingga bisa meningkatkan mutu dan profesionalitas guru dalam pembelajaran. c. Guru-guru SMA Negeri Sub Rayon 2 Purworejo untuk meningkatkan mutu dan profesionalitas guru dalam pembelajaran.